BUFFER MINERAL
Rezeki Sirait
D24160075
Kelompok 5/Senin Siang
Latar Belakang
Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh makhluk hidup yang
mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, misalnya
natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral
mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan,
tembaga, zink, kobalt dan fluor (Almatsier 2009). Selain itu ada sebuah istilah lain
yang disebut trace element’s, yaitu mineral yang dalam keadaan alami berjumlah
sangat sedikit, misalnya barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium,
timah, bismuth, gallium, silikon dan arsen.
Mineral berperan penting dalam proses fisiologis ternak, baik untuk
pertumbuhan maupun pemeliharaan kesehatan. Mineral merupakan suatu zat
organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di
alam, mineral merupakan unsur penting pada tanah, bebatuan, air, dan udara.
Sedangkan pada tubuh makhluk hidup sendiri mineral merupakan salah satu
komponen penyusun tubuh. 4-5% berat badan kita terdiri atas mineral, sekitar
50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas
mineral lain. Tubuh memerlukan mineral dari luar karena fungsinya yang penting
untuk kelangsungan proses metabolisme. Mineral tidak dapat dibuat di dalam
tubuh hewan, sehingga harus disediakan dalam ransum baik dalam hijauan,
konsentrat, maupun pakan suplemen.
Buffer merupakan sistem cairan yang cenderung dapat mempertahankan
pH walaupun terjadi sedikit penambahan larutan asam atau basa.Larutan buffer
biasnya terbuat dari asam lemah dengan basa konjugasinya.Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika memilih buffer, yaitu pH optimum serta sifat-sifat
biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai dampak terhadap sistem
biologis, aktivitas enzim, substrate, atau kofaktor (Almatsier 2009). Mineral
dibutuhkan ternak untuk berbagai fungsi, seperti pembentukan tulang dan gigi,
pembekuan protein darah atau susu, bagian dari enzim dan protein, regulasi asam
basa dan tekanan osmosis cairan di dalam tubuh, permeabilitas membran, kontrol
replikasi dan diferensiasi sel, dan lain sebagainya. Pemberian ransum atau pakan
pada ternak harus memperhatikan kandungan dan kualitas mineralnya. Kurangnya
konsumsi mineral secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit defisiensi
mineral yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan ternak, begitu juga konsumsi
yang berlebih dapat menyebabkan ternak terkena penyakit.
Ruminansia memiliki empat bagian pada peurt, yaitu rumen, reticulum,
omasum, dan abomasum.Pada ruminansia terdapat sistem buffer yaitu pada rumen
untuk menjaga agar pH tetap stabil ketika terjadi fermentasi dan menghasilkan
asam.Sistem buffer tersebut digunakan untuk menjaga mikroorganisme rumen
agar tetap hidup.Pakan yang berkualitas kurang baik seperti rumput lapang dan
jerami, harus menjadi produk daging.Hal ini tidak lepas dari kondisi dan peran
mikroba rumen yang sangat penting dalam pencernaan pakan.Informasi tentang
karakteristik cairan rumen sangat bermanfaat dalam manajemen pemberian pakan.
Pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, akan memberikan
jaminan terhadap kelangsungan hidup ternak, khususnya apabila ternak tersebut
dipelihara di luar habitat aslinya.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Mineral
Menurut Arifin (2008) unsur mineral adalah salah satu komponen yang
sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein dan
vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berbagai unsur
anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua
mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial.
Mineral esensial adalah mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-
unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro
dan mineral mikro.Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ
di dalam tubuh.Mineral mikro, yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat
kecil.Mineral nonesensial adalah mineral yang peranannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil.Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan, disamping mengakibatkan keracunan, mineral juga dapat
menyebabkan penyakit defisiensi.
Buffer
Besi (Fe)
Menurut King (2006) zat besi dalam tubuh berperan penting dalam
berbagai reaksi biokimia, antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Sel ini
sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh.Menurut
Arifin (2008) besi di dalam tubuh berasal dari tiga sumber, yaitu hasil perusakan
sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan di dalam tubuh, dan hasil
penyerapan pada saluran pencernaan.Defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi
besi.Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia, sebagian
anemia gizi ini adalah anemia gizi besi.Penyebab anemia gizi besi terutama
karena makanan yang dimakan kurang mengandung besi, disamping itu pada
wanita karena kehilangan darah saat haid maupun persalinan (Almatsier 2001).
Tembaga (Cu)
Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928, ketika
ditemukan bahwa anemia hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi keduanya
ada di dalam tubuh dalam jumlah cukup. Tembaga memegang peranan dalam
mencegah anemia dengan cara (a) membantu absorpsi besi; (b) merangsang
sintesis hemoglobin; (c) melepas simpanan besi dari feritin dalam hati. Fungsi
utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim.Enzim-enzim
mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan
reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen (Almatsier 2001).
Kalsium
Mg
Klor (Cl)
Klor diperoleh dari garam dapur, daging, susu, dan telur. Fungsi Cl adalah
memelihara keseimbangan elektrolit dalam sel, menyusun enzim HCl dalam
lambung memelihara tekanan osmosis dalam darah dan sel tubuh> kekurangan Cl
akan mengakibatkan pertumbuhan rambut terganggu serta menimbulkan kelelahan
dikarenakan terjadinya hambatan metabolisme pada lambung (Almatsier 2001).
Bahan
Bahan yang digunakan adalah DCP 25%, NaOHCO3 (Soda Kue) 15%,
CaCo3 12%, Mgo 28%, mineral makro (CaCo3, CaHPo4, NaHCO3, CaHPO4,
Nacl, dan Mgo), mineral mikro (Feso4, Mnso4, Cuso4, ZnSo4, KIo3, Coso4, dan
Nacl).
Metode
Pembuatan mineral mikro
Premixing 1 yaitu FeSo4 ditimbang sebanyak 2.49 gr dan dicampurkan
dengan ½ garam dari kebutuhan mikro sebanyak 12.7 gr. Setelah itu premixing 2
yaitu masukkan 25 ml aquades dan tambahakan mineral mikro yang belum
dicampur (Mnso4 1.23 gr, CuSo4 0.39 gr, ZnSo4 0.45 gr, KIO3 0.009 gr, CoSo4
0.003 gr) dan ditambahkan sisa garam sebelumnya sebanyak 25.428 gr kemudian
masukkan ke dalam oven selama 72 jam. Lalu premixing 3 dicampurkan
premixing 1 dan premixing 2.
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Produk buffer mineral yang telah dibuat mengandung mineral makro dan
mikro yang telah dihitung kadar buffer mineralnya dengan perhitungan dan rumus
yang telah ditentukan. Buffer mineral dapat digunakan sebagai mineral penyangga
ph rumen dan sekaligus sebagai sumber mineral untuk ternak. Pada umumnya,
mineral terdiri dari dua jenis yaitu: mineral makro yang keberadaanya dibutuhkan
dengan kadar yang lebih tinggi dalam pakan. Mineral mikro adalah mineral yang
dbutuhkan jumlahnya sedikit dalam pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN