Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Akhir Pada
Program Diploma III
Oleh :
LARASATY DERIASMEI
Nomor Induk : 201117984
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA BOGA
PENDAHULUAN
Di era globalisasi dan modern ini inovasi serta teknologi semakin berkembang
pesat, banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang kian meningkat dari tahun ke
menimbulkan beban pekerjaan serta tuntutan kerja yang semakin tinggi. Hal ini
menyebabkan rutinitas yang padat serta rasa penat dan jenuh akibat pekerjaan sehari
hari yang mendorong timbulnya kebutuhan akan aktifitas wisata. Kondisi ini
“Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”.
para penyedia jasa dalam berbagai bidang pariwisata berusaha menyediakan beragam
fasilitas yang memuaskan bagi para konsumen. Banyaknya jumlah permintaan pasar
membuat para pelaku bisnis khususnya di bidang usaha makanan semakin giat untuk
membuat produk yang berkualitas, kreatif, serta berinovasi. Salah satu penyedia jasa
1
2
utama yang sangat dibutuhkan dalam bidang pariwisata adalah restoran yang
(Power dan Barrows :2006:64) menyatakan definisi restoran yakni : “the terms come
from French word restaurant, meaning “restorer of energy” the terms was used as
early as the mid 1700 to describe public place that offered soup and bread. Today
any public place that specializes in the sale of prepare food for consumption on or off
berasal dari kata Perancis, restaurant yang artinya “ memperbaiki energi”. Kata ini
digunakan pada pertengahan tahun 1700 untuk tempat umum yang menyediakan sup
dan roti. Sekarang setiap tempat umum yang menjual makanan untuk dikonsumsi
dilengkapi dengan dapur yang berfungsi sebagai tempat pengolahan makanan dan
minuman untuk dikonsumsi para tamu di restoran tersebut. Dapur merupakan suatu
tempat khusus yang dilengkapi dengan peralatan khusus untuk mengolah serta
memproduksi makanan, dari bahan mentah menjadi makanan yang siap dikonsumsi.
Bagian-bagian dapur perlu dibuat sedemikian rupa agar dapat berfungsi dengan baik
serta meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan cara bekerja secara
Bekerja di dapur memiliki resiko munculnya cedera ringan bahkan hingga cedera
serius. Alat memasak yang panas, banyaknya peralatan dapur yang tajam dan
berbahaya yang diletakan di sembarang tempat dan tidak teratur, dapat mengancam
kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera, terdapat lima faktor berurutan, yaitu :
manajemen, sumber penyebab dasar, tanda tanda (resiko), kontak, dan kerugian“
kesehatan kerja. Praktek di bawah standar atau unsafe acts dan kondisi di bawah
standar atau unsafe conditions merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan, dan
place duty of care requires employers to provide their employeers with a safe place to
4
work. This includes training and supervision of staff in safe work practice, provision
of safety equipment where needed, proper first aid treatment as required.” Maksud
dari kutipan ini, tempat kerja sudah seharusnya menyediakan karyawan tempat yang
kerja aman, serta peralatan penujang keselamatan kerja pertama yang tepat
dibutuhkan.
atau pengusaha bertanggung jawab terhadap semua aktifitas usahanya termasuk aspek
Adapun arti dari pernyataan diatas adalah bahwa perusahaan atau pemilik
usaha harus menyediakan tempat yang aman untuk bekerja termasuk diantaranya
pertolongan pertama serta keselamatan yang tepat dan sesuai apabila diperlukan.
Salah satu tujuan keselamatan kerja menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970
dengan sistem proteksi dan pencegahan kebakaran (fire protection systems) dalam
kondisi dan keselamatan karyawan itu sendiri saat operasional kerja berlangsung,
5
yang mencakup keamanan dari ruang kerja, bangunan, peralatan, serta fasilitas-
fasilitas lainnya.
karyawan, maka suatu ruang kerja dalam hal ini dapur haruslah memiliki standar
desain serta kondisi dapur yang ideal bagi operasional. Seperti yang dicantumkan
harus memiliki :
1. Konstruksi bangunan
Kondisi dapur dapat dikatakan ideal jika jarak antar sections serta
penempatan peralatan kerja efisien, luas dapur yang disesuaikan dengan
kapasitas jumlah tamu restoran, serta adanya alur kerja yang baik.
2. Lantai
Lantai terbuat dari bahan yang tidak mudah licin
3. Dinding
Dinding mudah dicuci, dibersihkan serta tidak ada celah atau retak.
4. Ventilasi
Harus memiliki jendela, pintu dan lubang udara ataupun exhaust untuk
sirkulasi udara segar dan menjaga lingkungan kerja agar sehat.
5. Pencahayaan
Pencahayaan dan penerangan haruslah mencukupi ruang kerja.
6. Pembuangan
Sistem pembuangan harus dibagi ke dalam 4 kategori yaitu : Sisa
makanan, lemak, sampah anorganik, sampah organik.
7. Pembagian dapur
Setiap dapur harus dibagi ke dalam 4 wilayah yaitu : persiapan ( mise
enplace), pengolahan (cooking process), penyajian (serving),
pembersihan (cleaning)
8. Perkakas memasak
Perkakas memasak harus sesuai dengan kondisi dapur,berfungsi dengan
baik, dan harus selalu dijaga dan dibersihkan.
9. Peralatan memasak
6
TABEL 1
RESTAURANT BANDUNG
1 Terpeleset 33
2 Luka bakar 8
4 Patah Tulang 0
5 Terkilir 3
6 Keram Otot 2
orang mengalami terpeleset saat bekerja sebanyak lebih dari 6 kali dalam 6 bulan
terakhir, 3 orang mengalami 2 kali, dan tiga orang lainnya mengalami 1 kali. Adapun
penyebab utama yakni ruang gerak yang terbatas karena dapur yang sempit, lantai
yang licin serta terlalu banyak equipment yang diletakan tidak teratur. Jika dibiarkan
lebih lanjut hal tersebut sangatlah berbahaya dan bahkan dapat mengancam
keselamatan karyawan sendiri. Untuk itu sudah seharusnya karyawan serta pemilik
usaha lebih meningkatkan kesadaran serta peduli terhadap aspek dan keselamatan
kerja.
Berdasarkan hasil dan temuan data diatas, penulis sangatlah tertarik untuk
mengkaji serta mengetahui lebih dalam menegenai prosedur keselamatan kerja yang
terjadi di dapur restoran tersebut serta menuliskan hasil laporan penelitian dalam
suatu bentuk karya ilmiah tugas akhir dengan judul “KESELAMATAN KERJA
BANDUNG”
B. Identifikasi Masalah
Keselamatan kerja karyawan merupakan satu hal yang utama dalam industri
kerja juga berpengaruh pada efisiensi kerja, untuk itu sudah sepantasnya pemilik dan
Penyebab kecelakaan kerja menurut Rejeki (2015:158) yakni “Ada tiga utama
keselamatan kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik. ”
kasus yang lebih fatal, korban jiwa, juga dapat mengganggu proses operasional
berikut :
Bandung?
1. Tujuan Formal
Diploma III pada program studi Manajemen Tata Boga di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional.
1. Metode Penelitian.
dan kejadian yang ada pada masa sekarang”. Dengan metode ini penulis
a) Observasi
bahwa adanya hal-hal yang tidak sesuai seperti kondisi dapur yang tidak
b) Wawancara
verbal.”
c) Studi Pustaka
penelitian”.
ini.
d) Kuesioner
1. Lokasi Penelitian.
Fax. 022-2038829
2. Waktu Penelitian
TINJAUAN UMUM
yang cukup memiliki nama yang terkenal dalam penjualan menu steak unggulan
di kota Bandung, didirikan pada awal bulan januari 1979 oleh bapak Ernawan
yang sama. Pada awal mulanya Suis Butcher merupakan toko pemasok daging
sapi lokal di kota Bandung. Bentuk fisik dari toko daging segar ini berupa rumah
Nama SUIS sendiri merupakan singkatan dari Sapi Unggulan Indonesia yang
mana pihak dari Suis Butcher mempunyai visi untuk meningkatkan penjualan
Bandung.
13
14
Hal ini berlanjut sampai 1983, karena pada tahun tersebut persaingan di
pada tahun 1984 dari Bapak Ernawan kepada Bapak Jonni B.S Nugroho sebagai
pemilik yang baru dari Suis Butcher Restaurant Bandung. Nama perusahaan pun
Pada periode dari tahun 1984 sampai tahun 1990 Suis Butcher bekerjasama
penyedia jasa supplier supermarket. Pada Tahun 1990 sampai dengan tahun
1994 persaingan bisnis toko penyedia daging segar mulai berkembang pesat
dengan didirikan Toko Setiabudhi Market, Windy, dan Merlin di sepanjang jalan
Setiabudhi.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap omset penjualan daging di Suis Butcher
tahun 1994 Suis Butcher Restaurant memutuskan untuk membuka restoran yang
Luas tempat usaha ini adalah 415 m dengan luas bangunan 252 m dengan
Bandung yang terletak di jalan Riau, jalan Dago, dan jalan Gatot Subroto
15
Bandung. Selain itu Suis Butcher juga membuka kantor pusat yang berada di
sangat baik dan positif. Menu varian dari Suis Butcher Restaurant banyak
diminati oleh berbagai kalangan usia, terutama remaja serta kalangan menengah .
usaha 415 m2 dan luas bangunan sebesar 252 m2 ini adalah sebagai berikut:
a. 1 buah ruang restoran dengan kapasitas 130 tempat duduk terbagi menjadi
30 meja
b. 1 buah ruang pengolahan makanan (kitchen)
c. 1 buah ruang Butcher Counter
d. 1 buah ruang pengolahan daging (butcher)
e. 3 buah kantor administrasi
f. 1 buah general store
g. 1 buah ruang pencucian peralatan makan (dishwaser)
h. 1 buah walk-in Refrigerator (chiller)
i. 1 buah walk-in Freezer
j. 1 buah ruang Pantry
k. 1 buah ruang Musholla
l. 1 buah ruang istirahat karyawan dan locker
m. Ruang toilet
n. Lahan parkir yang berkapasitas sampai dengan 8 kendaraan roda empat.
16
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang penting bagi
berlokasi di Dr. Setiabudhi No. 174 Bandung serta memiliki akses yang strategis
karena dekat kawasan universitas, dan hotel. Selain itu Jalan Setiabudhi
merupakan akses satu-satunya yang pasti akan dilewati wisatawan yang ingin
Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari lokasi tempat usaha di
Pariwisata Bandung)
dengan jalan raya serta pusat keramaian seperti Ciwalk dan Parijs Van Java
3. Lokasi Usaha di lewati oleh wisatawan baik dari Bandung ataupun luar
serta wisata alam seperti Ciater, Floating Market, The Ranch, Dusun Bambu,
dsb.
17
yang tersedia dengan harga yang relatif terjangkau serta kualitas yang cukup baik.
tersedia snack, soup, salad, variasi masakan Barat, dessert, dan aneka minuman
seperti :
a. Western Menu:
1. Grill Steaks:
Egg, Sirloin Steak, T-Bone Steak, Lamb Chop, Chicken Steak, dan Mix
Grill.
2. Suis Specialties:
Menu terbaik dari Suis Butcher yang menggunakan bahan daging sapi dan
ayam seperti: Rib Barbeque, Beef Cordon Bleu, Beef Schnitzel, Beef
3. Suis Fish:
Menu varian ikan yakni: Dori Fish Meunierre, Salmon Darne, dan Fish „n
Chips. Selain itu Suis Butcher juga menawarkan menu Chef’s Suggestion
Salmon Fillet.
18
b. Beverages
healthy juice dan mocktail seperti Mojito, fruit punch dan lemon squash.
agar lebih efisien seperti yang diungkapkan oleh Sukoco ( 2007 : 14 ), yaitu : “
efisiensi yang dapat membantu fungsi kerja mereka, membantu perkembangan proses
dan prosedur kerja yang efektif, dan membantu mengkoordinasi beberapa aktivitas.”
fungsi kerja karyawan agar lebih terorganisir dan tepat sasaran dalam melakukan
pekerjaan dengan efektif sesuai dengan tanggung jawabnya masing masing. adanya
struktur organisasi yang terencana membuat para anggota perusahaan di Suis Butcher
Restaurant Setiabudhi Bandung dapat memahami tugas masing masing secara jelas
sesuai dengan kemampuan yan dimiliki agar operasional berjalan dengan lancar dan
efisien. Pada halaman berikut diperlihatkan gambar struktur organisasi dari Suis
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI SUIS BUTCHER RESTAURANT
SETIABUDHI BANDUNG
OPERATIONAL
MANAGER
dishwasher waiter
server
cleaning
service
security
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab pada setiap bagian di Food and
1. Operational Manager
2. CDP
3. Cook
b. Memproduksi makanan
4. Dish Washer
operasional
5. Food Checker
6. Senior Captain
7. Captain
8. Waiter
a. Melayani tamu
e. Mengantarkan makanan
9. Bartender
a. Membuat minuman
10. Cashier
b. Membuat laporan
c. Mengatur keuangan
22
12. Accounting
13. Strorekeeper
14. Security
Adanya struktur organisasi, serta latar belakang dari karyawan yang tepat,
(2004:1) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik.”. Data pengalaman kerja yang
cukup, keterampilan yang sesuai dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan juga
karyawan di Suis Butcher Restaurant Setiabudhi Bandung dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini.
23
TABEL 2
PENGALAMAN
RENTANG
JUMLAH KERJA PADA
NO JABATAN UMUR
KARYAWAN POSISI YANG
MINIMAL
SAMA
PENDIDIKAN KET.
Operational
1 Manager 1 S1 Hospitality 8 tahun 45 tahun -
2 HR Manager 1 D-3 Hospitality 4 tahun 29 tahun -
3 CDP 3 SMA 2 tahun 20 - 30 tahun -
Senior
4 Captain 1 D-3 Hospitality 2 tahun 21 - 30 tahun -
6 Storekeeper 2 SMA 1 tahun 18 - 25 tahun -
7 Cook 7 SMA 1 tahun 18 - 25 tahun -
8 Food Checker 2 D-3 Hospitality 1 tahun 20 - 30 tahun -
9 Captain 2 D-1 hospitality 1 tahun 20 - 30 tahun -
24 tahun
10 Cashier 2 SMA 1 tahun ke atas -
11 Waiter 15 SMA 1 tahun 18 - 25 tahun -
12 Bartender 2 SMA 1 tahun 18 - 25 tahun -
13 Dish Washer 4 - - 18 - 25 tahun -
Cleaning Out
14 Services - - - - Source
15 Security 4 - - 21 - 30 tahun -
Sumber: Personal Manager Suis Butcher Bandung, 2016
Adapun waktu operasional atau shift pada Suis Butcher Restaurant Setiabudhi
Bandung buka dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 23.00. Dalam operasional
a) Morning Shift dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 WIB.
b) Afternoon shift dari jam 12.00 sampai dengan jam 20.00 WIB.
24
c) Split Shift dari jam 10.00 sampai dengan jam 16.00 WIB, kemudian dari jam
Diperlukan lingkungan dapur yang aman, nyaman serta ideal untuk meminialisir
kerja.
Suatu kondisi dapur yang baik juga harus memperhitungkan faktor keamanan
dan efektifitas pekerjaan di dapur. Apabila dapur dalam kondisi yang baik, alur
kerja atau kitchen flow berjalan dengan lancar maka kegiatan operasional dapur
Selain itu fasilitas yang sudah tersedia di dapur haruslah dirawat serta dijaga
dengan baik demi kelangsungan operasional restoran. Aspek fisik dari kondisi
dapur merupakan hal yang paling mendasar dan harus diperhatikan agar dapur
berjalan efisien dan aman. Untuk itu dalam pembuatan dapur yang ideal
rasio aspek kesehatan dan keselamatan kerja diperhitungkan sebelum tempat kerja
selesai dibuat,seperti: pada tahap desain dan tata letak dari peralatan, proses
memperhatikan aspek kesehatan, desain serta tata letak dari peralatan di tempat
25
Pihak perusahaan harus menyediakan dapur yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan agar kegiatan operasional di dapur berjalan dengan lancar, aman,
1. Konstruksi bangunan
2. Lantai
3. Dinding
Pelapis dinding harus tahan terhadap lemak, air dan partikel makanan.
4. Ventilasi
Harus memiliki jendela, pintu dan lubang udara untuk pertukaran udara
segar dan menjaga lingkungan kerja agar sehat. Apabila tidak bisa
5. Pencahayaan
6. Pembuangan
- Sisa makanan
- Lemak
- Sampah anorganik
- Sampah organik
7. Pembagian dapur
- Persiapan
- Pengolahan
- Penyajian
- Pembersihan
8. Perkakas memasak
produk yang dijual. Setiap kondisi perkakas dapur harus selalu dalam
9. Peralatan memasak
diperlukan.
komersial haruslah memenuhi aturan mengenai sarana dan prasarana yang telah
ditetapkan agar seluruh kegiatan operasional di dapur Suis Butcher dapat berjalan
Menurut hasil observasi dari yang penulis lakukan di Suis Butcher Restaurant
ukurannya terlalu sempit dengan penempatan equipment yang relatif banyak seperti
chiller, freezer, dan lemari penyimpanan tidak teratur sehingga pergerakan pegawai
28
dapur atau kitchen flow di dalam kitchen sangat sulit dan seringnya terjadi tabrakan
Selain itu penulis menemukan bahwa kondisi lantai dapur banyak yang
berlubang, hilang, retak dan licin menyebabkan rawannya terpeleset, tersandung dan
terjadi kecelakaan kerja . salah satu faktor utama yakni tidak seluruh karyawan dapur
kerja di dapur yang lengkap seperti sepatu keselamatan (safety shoes) yang tepat
Adapun pencahayaan dapur yang redup dan gelap pada bagian dapur depan yang
disebabkan terhalang masuk nya cahaya oleh beberapa equipment seperti reach in
chiller, lemari penyimpan, serta langit langit dapur yang rendah juga mengakibatkan
operasional kerja berjalan lambat dan tidak maksimal. Selain itu, di dapur Suis
pembuangannya pun terbilang kurang baik karena drainase yang kerapkali tersumbat
kerja yang disediakan oleh perusahaan sendiri sudah cukup baik. Yakni dengan
tersedianya kotak p3k dan 4 buah fire extinguisher di dalam dapur. Berikut adalah
deskripsi kondisi keadaan dapur menurut karyawan berdasarkan hasil observasi yang
penulis peroleh dari juru masak Suis Butcher Restaurant Setiabudhi Bandung
29
TABEL 3
N=10
5 Apakah keadaan 5 5
ventilasi bangunan baik? 50% 50%
Apakah keadaan
7 5 5
pembagian dapur di
50% 50%
dalam bangunan efisien ?
8 Apakah tersedia rambu 3 7
rambu dapur ? 30% 70%
Apakah keadaan
9 peralatan penunjang 8 2
keselamatan yang 80%
tersedia lengkap? 20%
Apakah keadaan alur
10 3 7 70%
kerja dapur (kitchen
30%
flow) sudah baik ?
Sumber : hasil olah data Juni 2016
30
serta keadaan lantai yang berbahaya sepeti berlubang, licin dan terdapat beberapa
bagian yang hilang juga arus kerja yang buruk menyebabkan rawan terjadinya
kecelakaan kerja.
Dapur merupakan tempat kerja yang memiliki berbagai macam resiko tinggi
terjadinya kecelakaan kerja. Berbagai macam kecelakaan serta cedera di dapur yang
seringkali terjadi dan dialami para karyawan seperti terpeleset, terkilir, luka bakar,
mengatakan bahwa “ The Most Common type of injuries and their causes in the
kitchen include :
1. Lacerations
These are caused by improper use of knives, slicers,choppers,broken ware
or glass
2. Power Driven Equipment
When used improperly, belenders, mixers, slicers, grinders, or buffalo
choppers can cause accident
31
1. Luka sayatan
pecahan dari kaca dan gelas yang biasanya terdapat dalam tempat cuci piring
4. Luka bakar
Hal yang paling sering serta wajar terjadi dalam kecelakaan kerja di dapur
yakni luka bakar, mulai dari luka bakar ringan hingga luka bakar parah yang
Seringnya terjadi jatuh di dalam dapur umumnya disebabkan oleh lantai yang
bahaya dari lantai berminyak dan basah akan semakin buruk apabila terjadi
6. Kebakaran
Sebagian besar dapur memiliki potensi kebakaran yang cukup tinggi karena
lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis di Suis Butcher
Restaurant Setiabudhi Bandung penulis menemukan beberapa hal tidak sesuai dengan
pencahayaan di ruang kerja, serta kondisi lantai yang licin, berminyak, berlubang,
ketidaknyamanan ruang kerja dapur. Salah satu karyawan pernah terpeleset karena
lantai yang licin dan berminyak saat operasional dapur sedang sibuk, hal ini
piring dan tersayat di bagian mulut sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit oleh
pihak restoran.
agar melindungi karyawan dari resiko bahaya serta hal yang tidak di inginkan yang
terjadi pada saat operasional kerja di dapur .Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
oleh Akerlof (2005:183) yaitu : “ Without safety equipment all workers in hazardous
industry have a probability accident” .Maksud dari pernyataan tersebut yakni bahwa
tanpa tersedianya peralatan keselamatan kerja yang memadai, karyawan lebih rawan
diri tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja Bab X pasal 14 ayat b dan c mengenai kewajiban pengurus
pada tempat tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
cuma cuma di lokasi kerja dalam hal ini dapur guna melindungi karyawan dari
Adapun salah satu contoh alat perlindungan diri berupa seragam kerja yang
(2007:50)
adalah::
terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, dapat dicuci atau
sekali pakai.
35
Haruslah terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, tebal tapi
sisi pada bagian dada dan lengan panjang yang mana berfungsi sebagai
pelindung.
4. Celemek ( apron)
Untuk kenyamanan, celana harus terbuat dari bahan katun dan tidak
keselamatan
6. Sepatu ( shoes)
dan melindungi jari jari kaki. Bagian alas kaki harus lah memiliki sol
Bandung, penulis melakukan pengamatan kepada karyawan dapur dan berikut adalah
hasilnya :
TABEL 4
peralatan keselamatan yang tersedia sudah cukup baik, namun untuk personal
grooming karyawan dapur masih harus ditingkatkan lagi, seperti penggunaan safety
Selain pentingnya seragam serta perlengkapan diri yang lengkap dan sesuai
(kitchen grooming) dari karyawan, suatu perusahaan juga harus menyediakan alat
pencegah kecelakaan kerja di lokasi kerja . Sesuai dengan pernyataan dari Melandez
(2005:19) : “ every business has to comply with general industry standards, which
37
cover things like safety exit, ventilation, hazardous materials, personal protective
equipment like googles and gloves, sanitation, first aid and fire safety”
Dapat dipahami dari kutipan diatas bahwa “ setiap bisnis atau perusahaan harus
memiliki peraturan standar perusahaan pada umumnya yang mana juga termasuk
tersedianya jalur keluar yang aman, ventilasi udara yang baik, alat pencegah bahaya,
alat pelindung keamanan seperti kacamata debu, sarung tangan, kotak p3k, serta
Seperti yang diungkapkan oleh Hunter (2007:10) “ Safety sign are used in the
kitchen and surroundings area to help identify hazards, obligatory actions and
Shiells dan Jones (2014:314) menyatakan bahwa “ every kitchen should have a
variety of extinguisher options available along with fire alert systems and
yakni setiap dapur harus lah menyediakan berbagai macam pilihan jenis alat
pemadam api yang dilengkapi dengan sistem alarm pendeteksi api serta
perlengkapan pelindung.
are divided into 3 classifications, this will able to use the right material to
extinguish a fire.
kebakaran:
atau buih pemadam atau dapat juga menggunakan bubuk baking soda
untuk pemadaman
3. Kelas C : api yang disebabkan oleh arus listrik yang konslet , gunakan
c) Kotak p3k
Tersedianya kotak p3k safety kit sebagai peralatan keselamatan kerja juga
merupakan salah satu hal utama yang mana berfungsi untuk mengobati serta
equipped with a complete first-aid kit ,municipal regulations may specify the
exact contents of the kit. Be sure that the kit is conveniently located and well
persediaan.
Kerja
Selain tersedianya kondisi tempat kerja yang aman dan peralatan keselamatan
kerja yang lengkap, salah satu faktor yang cukup penting yakni pengetahuan
keselamatan kerja yang baik di tempat kerja dari perusahaan untuk menghindari hal
hal yang tidak diinginkan. Stokes (1982:363) menyatakan “accident prevention and
safety education are standard procedures in institution and industrial plans. These
40
programs should be applied in food service so that occupational hazards in them can
hal ini haruslah diterapkan pada industri pelayanan makanan sehingga resiko dalam
Sesuai dengan pernyataan ( National Institute for the Food Service Industry
dalam buku berjudul food service sanitation (1985:213) yang menjelaskan bahwa “
Accidents are the products of numbers of factors. They may begin with unsafe
physical conditions and the determining factor in most accidents in human error”
Dapat dipahami bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh berbagai macam faktor
. hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak aman serta kebanyakan
(2015:156) “ Kondisi dari mental pekerja serta kesadaran tentang keselamatan kerja
terhadap keselamatan kurang,dll serta kondisi fisik perkerja seperti kesehatan yang
tidak memenuhi syarat, mata rabun dan lainnya “ juga merupakan beberapa penyebab
pengetahuan serta pelatihan prosedur keselamatan kerja yang baik bagi karyawan .
41
adalah :
a. Menetapkan kebijakan K3
b. Memastikan sistem manajemen k3 diterapkan
c. Menunjuk wakil manajemen
d. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk sistem manajemen k3
e. Menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
f. Menetapkan dan memelihara program k3
g. Memberikan dukungan bagi level manajemen dalam aktivitas k3
h. Menyediakan informasi k3 bagi pekerja
i. Memastikan pekerja mendapatkan pelatihan,disertifikasi jika dipersyaratkan.
j. Memastikan alat pelindung personnel yang digunakan sesuai dan dalam
kondisi yang baik
k. Melakukan evaluasi kinerja k3 level manajemen
l. Menyediakan perangkat bagi pertolongan pertama pada kecelakaan (p3k)
Berikut tabel yang menunjukan pengetahuan juru masak dapur terhadap prosedur
TABEL 5
N=10
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan juru masak dapur Suis Butcher
Restaurant Setiabudhi Bandung diatas, pengetahuan karyawan terhadap kebijakan
prosedur keselamatan kerja cukup baik namun pihak manajemen harus lebih
meningkatkan kelengkapan alat pelindung bagi karyawan .
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Bandung
sebenarnya sudah cukup baik dengan adanya pemisahan ruang kerja di dapur seperti
ada nya dapur utama yang terletak di bagian depan ( semi- open kitchen), bagian
belakang. Penempatan dapur utama di bagian depan sudah cukup baik karena Suis
Butcher Restaurant merupakan Steakhouse yang mana dalam operasional sehari hari
menggunakan griller sehingga sistem exhaust dan sirkulasi udara lepas harus
Namun keadaan ruangan kerja pada bagian dapur utama haruslah ditijnjau lebih
lanjut oleh pihak manajemen, sebab ruangan dapur utama yang bersekat dan
ukurannya yang terlalu kecil sangatlah berbahaya untuk operasional dapur apalagi
mengingat Suis Butcher sebagai restoran yang memproduksi produk makanan cukup
banyak dalam operasional sehari hari. Ruangan kerja yang sangat sempit dengan
penyimpanan yang tidak sesuai membuat arus kerja di dapur atau kitchen flow tidak
efisien dan membahayakan karyawan, selain itu cahaya yang masuk pun terhalang
43
44
dilakukan penulis menemukan bahwa kondisi lantai dapur ada beberapa yang hilang
Adapun jalan lorong penghubung dari dapur utama menuju dish washer dan
butchering sudah cukup sempit ditambah dengan penempatan gallon gallon air
mineral yang disimpan di dekat arus jalan sehingga membahayakan karyawan dapur
saat bekerja terutama pada saat jam jam sibuk saat operasional.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis peroleh pada tabel 3 (tiga) halaman
29, sebesar 7 orang atau 70% dari responden karyawan dapur Suis Butcher Setiabudhi
Bandung menjawab bahwa kondisi lantai dapur yang cukup berbahaya merupakan
tersandung. Adapun 3 orang lainnya atau sekitar 30% menjawab keadaan lantai
dapur tidak terlalu berbahaya. Berdasarkan hasil olahan data tersebut penulis
menganalisa bahwa kondisi lantai yang buruk (berlubang, ada bagian yang hilang dan
pecah, tidak adanya wet floor sign dalam dapur, dan licin ) harus secepatnya
operasional dapur.
Adapun penyebab lainnya kecelakaan di dapur yakni alur kerja dapur atau
kitchen flow yang dinilai oleh staff sendiri tidak efisien, sebanyak 7 orang atau 70 %
dari responden menyatakan alur kerja belum cukup baik disebabkan oleh sempitnya
ruang kerja terutama bagian dapur depan serta lorong penghubung adapun sisanya
sebanyak 3 orang atau 30% menyatakan kitchen flow cukup baik. Berdasar temuan di
45
lokasi penulis menemukan bahwa penempatan equipment yang tidak teratur dalam
ruang kerja yang sempit menyebabkan sulitnya arus pergerakan karyawan dalam
operasional khususnya jam sibuk dan hectic menyebabkan resiko kecelakaan kerja
tinggi.
Selain itu dari hasil wawancara sebanyak 7 orang staff atau 70% mengatakan
tidak tersedianya rambu rambu dapur yang jelas di tempat kerja, Penulis telah
peralatan memasak yang berbahaya serta wet floor sign di area lantai dapur yang licin
pencahayaan dapur kurang baik dan 4 orang lainnya atau sebesar 40% mengatakan
pencahayaan dapur harus lebih ditingkatkan lagi khususnya bagian hot kitchen
dapur,serta sistem pembuangan masih dikatakan biasa saja dan tidak cukup
mengganggu, hal ini berdasarkan 5 orang staff atau 50% mengatakan bahwa ventilasi
serta sistem pembuangan belum cukup baik sedangkan sisanya sebesar 50%
ventilasi sudah cukup baik adapun untuk drainase, karyawan dapur haruslah lebih
mencegah tergenangnya air yang menyebabkan licinnya lantai dan terjadi resiko
terpeleset.
dinilai masih baik oleh karyawan yakni sebesar 80% dari 8 karyawan , sedangkan 2
orang sisanya atau sebanyak 20% mengatakan kurang setuju. Penulis melakukan
observasi mengenai kontruksi bangunan dan keadaan dinding yang masih baik (tidak
ditemukan kelapukan atau kerusakan) namun untuk bagian hot kitchen serta lorong
peralatan keselamatan di lokasi kerja sedangkan 2 orang lainnya atau sebesar 20%
pengecekan dan menemukan bahwa fire extinguisher atau alat pemadam api terdapat
Bandung
hal yang utama untuk penanggulangan apabila terjadi kondisi yang darurat karena itu
lengkap seperti seragam chef jacket yang baik, penggunaan penutup kepala,
penggunaan apron, serta penggunaan safety shoes yang tepat merupakan hal yang
penting. Penggunaan self grooming yang tidak tepat dapat menimbulkan resiko
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan seperti yang tercantum dalam
tabel 4(empat) halaman 36 penulis mendapat data bahwa pemakaian chef jacket
meski seragam berlengan pendek dan penggunaan penutup kepala sudah cukup
bagus, namun untuk penggunaan neck tie, apron, dan safety shoes belum cukup
bebas biasa sedangkan karyawan yang lainnya terlihat memakai sepatu boot karet
serta sandal yang mana sangat membahayakan untuk operasional di dalam dapur yang
mana keadaan lantai relatif licin dan berlubang. Sedangkan untuk penggunaan apron
meski perusahaan telah memberikan apron terlihat beberapa karyawan dapur lalai
memakai seperti bagian butchering .untuk neck tie perusahaan tidak memberikan
tidak mengikuti standar grooming yang sesuai akan diberikan sanksi oleh perusahaan
Mengenai kelengkapan dari fasilitas pelindung diri yang tersedia di dapur Suis
peringatan dapur yang jelas yang dipasang di dapur Suis Butcher Restaurant
perusahaan menyediakan fasilitas lainnya yakni empat buah fire extinguisher atau
pemadam api di dapur, serta kotak p3k. Berdasarkan data yang penulis peroleh,
mengenai keselamatan kerja seperti cara penggunaan pemadam api serta langkah
langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan kerja.
Sayang nya pelatihan serta peraturan tersebut hanya dilakukan secara lisan saja, tidak
diberikan secara tertulis kepada karyawan dapur. Adapun mengenai kelengkapan isi
betadine,band aid, obat obatan, serta plester pengikat perban namun ketika penulis
melakukan pengecekan perban dan band aid sedang habis dan belum di stok ulang .
Kerja.
Prosedur keselamatan kerja yang baik dan jelas haruslah diberikan oleh
mencegah serta menghindari resiko terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan
oleh pengetahuan serta latar belakang karyawan yang berbeda beda sehingga
kemungkinan beberapa dari karyawan belum mengetahui atau paham betul mengenai
Prosedur keselamatan kerja yang baik memerlukan keterlibatan aktif dari semua
pihak dengan memberikan peluang yang luas bagi staff untuk memberikan masukan
Pada tabel 5 (lima) halaman 42 dari data yang diperoleh mengenai tanggapan
atau 100% mengetahui adanya penetapan kebijakan tertulis mengenai K3 kerja dari
pihak manajemen, hal ini disebabkan karena standar prosedur kerja diberikan saat
terjadi kecelakaan kerja terhadap karyawan. Namun kebijakan mengenai K3 ini tidak
manajemen.
Adapun sebanyak 7 orang atau 70% menyatakan penyediaan tempat kerja (dapur)
yang diberikan oleh manajemen sudah cukup aman dan sehat bagi pegawai. Sisanya
sebanyak 3 orang atau 30% tidak merasa aman di tempat kerja. Berdasar analisa yang
dilakukan oleh penulis penyediaan ruang kerja sudah cukup baik namun sebaiknya
penempatan equipment harus lebih teratur dan tertata dengan baik, di ruang kerja
Sebanyak 7 orang atau 70% karyawan dapur mengakui bahwa pihak manajemen
program K3 sudah maksimal. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis peroleh dari
Sebanyak 8 orang atau 80% responden karyawan dapur setuju bahwa pihak
pegawai, sedangkan 2 orang lainnya atau sebanyak 20% dari responden merasa
bahwa penyediaan informasi yang ditetapkan oleh manajemen harus lebih baik lagi.
Berdasar hasil observasi yang diperoleh oleh penulis di lokasi informasi yang
tempat kerja seperti tanda perhatian (cautions) sehingga informasi yang diberikan
orang atau 100% dari karyawan dapur mengaku mendapatkan pelatihan sebanyak
setahun sekali mengenai penggunaan alat pemadam api, penggunaan alat p3k dan
karyawan dapur hanya berupa lisan saja alangkah lebih baik apabila manajemen
memberikan pelatihan tertulis agar karyawan dapur lebih memahami serta mengingat
Sebanyak 10 orang atau 100 % dari responden karyawan dapur mengakui bahwa
di tempat kerja. Penulis mengobservasi dengan melakukan cek ulang dan menemukan
bahwa tersedianya alat pertolongan pertama seperti tersedianya kotak p3k, serta alat
pemadam api di 4 titik lokasi kerja. Namun sayangnya terkadang pihak manajemen
kurang tanggap apabila persediaan band aid dan perban habis. Padahal kelengkapan
p3k secara berkala haruslah di cek demi perlindungan karyawan di tempat kerja .
diberikan oleh manajemen sudah cukup lengkap sedangkan sisanya sebanyak 4 orang
seharusnya lebih baik lagi dalam memberikan alat pelindung keselamatan bagi
karyawan dapur seperti penggunaan safety shoes, dan seragam chef jacket lengan
panjang bagi karyawan hot kitchen. Selain itu penulis menemukan bahwa kotak p3k
seringkali kehabisan stok band-aid serta perban . sudah seharusnya manajemen lebih
bagi pegawai.
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tinjauan serta analisa bab II dan bab III yang sudah
berikut ini :
karyawan dapur yang telah diambil yakni: kondisi lantai yang licin, rusak
chiller, freezer, deep fry, yang tidak teratur di ruang kerja yang sempit
menyebabkan pencahayaan yang masuk tidak optimal serta alur kerja atau
hanya beberapa staff saja yang memakai apron, serta seragam kitchen
52
53
atau alat pemadam api serta kotak p3k,namun pihak manajemen harus
lebih memperhatikan lagi ketersediaan stok p3k seperti band aid , perban
dll. Pengecekan dan pengisian ulang harus dilakukan secara berkala demi
terbilang cukup baik hal ini dikarenakan pihak manajemen Suis Butcher
B. Saran
adalah :
secara berkala, (baiknya setahun sekali) dan ditulis dalam log book.
waktu dan biaya untuk perbaikan. Selain itu karyawan pun harus aktif
kecelakaan kerja seperti kejatuhan benda berat atau benda panas, adapun
untuk kotak p3k harus lebih ditingkatkan lagi dengan adanya pengecekan
berkala untuk stok band aid dan perban yang kerapkali habis dan lupa
diisi serta adanya penambahan burn relief spray atau bio placenton untuk
pampang dengan jelas secara tertulis di area kerja yang berfungsi sebagai
55
pengingat serta aturan yang berlaku di ruang kerja dapur. Apabila ada
4. Dalam segi aspek keselamatan kerja akan lebih baik jika pihak
manajemen merencanakan
khususnya di bagian hot kitchen, ruang kerja yang sempit pun sebaiknya
bagi karyawan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Chesser, Jerald W., Noel C. Cullen. 2004. The World of Culinary Supervision,
Jasa Boga.
Melendez, Savero. 2005. How to Start A Human Resources Business : From Your
New Hampsire US
Rejeki, Sri . 2015 . Sanitasi Hygine dan K3 .Bandung. Penerbit Rekayasa Sains
Powers, Tom & Barrows, Clayton W. 2006. Introduction to The Hospitality Industry
Sixth Edition. US
Shiells, Matt,. Jones. 2014. The Hotels Standards Compedium First Edition.
Suardi, Rudi .2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .Penerbit
PPM
Surabaya. Erlangga.
Sundjana, Nana. 2004. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
The Culinary Institute of America. 2011. The Professional Chef 8th Edition . Willey
Publishing.