Anda di halaman 1dari 36

DOKUMEN TEKNIS

DOKUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN
PEMBANGUNAN FASILITAS
PELABUHAN LAUT DAMA
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan


ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada
peningkatan intensitas transportasinya. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi dengan tingkat prioritas tinggi harus dilaksanakan pemerintah, agar
pelayanannya dapat terjangkau sampai ke semua wilayah khususnya wilayah yang
terpencil dan terisolir dengan tingkat aksebilitas transportasinya sangat rendah.
Transportasi laut merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi nasional yang
memegang peranan penting dan strategis dalam mobilitas penumpang, barang, dan jasa
di dalam negeri. Disamping itu sebagai urat nadi kehidupan bidang ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan serta sebagai sarana untuk meningkatkan dan
memeratakan kesejahteraan masyarakat mengingat indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara.
Sehubungan dengan peranan tersebut, sudah selayaknya apabila bangsa Indonesia
memiliki sarana dan prasarana transportasi laut yang tangguh dan potensial agar
peranannya dapat berfungsi secara optimal.

Pelabuhan laut sebagai salah satu prasarana kunci untuk pengelolaan dan
pemanfaatan potensi suatu kawasan berperan penting dalam pengembangan ekonomi
suatu wilayah. Strategi pengembangan ekonomi Provinsi Maluku Utara seperti kegiatan
budidaya unggulan antara lain pertanian, pertambangan dan kelautan harus didukung
dengan sistem jaringan transportasi laut dan dimanfaatkan secara optimal sehingga
mampu meningkatkan pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan daya dukung
serta daya tampung lingkungan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 meyebutkan bahwa Setiap


usaha dan/atau kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
Amdal ataupun UKL_UPL. Dan Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang usaha dan/atau kegiatan yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL wajib membuat
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Olehnya itu, setiap kegiatan
pelabuhan laut yang telah melaksanakan kegiatannya wajib membuat dokumen
pengelolaan lingkungan hidup tersebut karena diprakirakan dapat menimbulkan dampak
lingkungan baik positif maupun negatif. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang
diarahkan pada upaya untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif agar manfaat yang diperoleh dari kegiatan
pembangunan tersebut dapat dioptimalkan dan berkelanjutan.
1.2. Landasan Hukum

 Undang-undang :

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok


Agraria.

b) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber Daya Alam


Hayati dan Ekosistemnya.

c) Undang-undang No. 26 Tahun 1985 tentang jalan.

d) Undang-undang No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

e) Undang- undang RI No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan pengelolaan


Lingkungan Hidup.

f) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan otonomi Daerah.

g) Undang-undangNomor 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Daerah.

 Peraturan Pemerintah :

a) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Kegiatan Instansi Vertikal


Daerah.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai

c) Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pencemaran Udara.

d) Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional.

e) Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahu 2000 Tentang KewenanganPemerintah


dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi.

f) Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan


Pengendalian Pencemaran Air.

g) Peraturan pemeruntah 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

 Keputusan Presiden :

a) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentag Pengelolaan Kawasan


Lindung

b) Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990 tentang Pengadaan Tanah Bagi


Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
 Peraturan Menteri :

a) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis Mengenai Dampak
lingkungan Hidup

b) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen


lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.
c) Peraturan Menteri Negara No 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan.

 Keputusan Menteri :

a) Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.3 tahun


1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkatan Kebisingan

c) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup N0.08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan


Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup

1.3. Lokasi Pekerjaan

Usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Dama terletak


di Desa Dama Kecamatan Loloda Kepulauan Kabupaten Halmahera Utara.

1.4. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan Tujuan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan


Pelabuhan Laut Dama adalah: (1) Merumuskan tindakan pengelolaan dampak yang
mungkin timbul dan upaya pemantauannya untuk menilai keberhasilan upaya
pengelolaan yang telah dilakukan; (2) Memberikan informasi kepada instansi dan
masyarakat tentang pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagai akibat
kegiatan yang telah dilaksanakan; (3) Melaksanakan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku sebagai wujud upaya menunjang konsep Pengembangan yang
berwawasan lingkungan; (4) Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup, yang
diprakirakan akan terkena dampak akibat pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Laut Dama; (5) Mengidentifikasikan kegiatan yang diprakirakan berpotensi
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup; (6) Menyusun dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (DPLH) sebagai pedoman dalam melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan dampak penting terhadap lingkungan hidup baik bersifat
positif maupun negatif berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan ;dan (7) Memberikan
rekomendasi mengenai hal-hal yang harus diperhatikan guna mengoptimalkan dampak
penting kegiatan terhadap lingkungan hidup dan saran tindak dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup

1.5. Hasil yang Diharapkan

Secara singkat kebutuhan teknis dalam Kegiatan Pembangunan Fasilitas


Pelabuhan Laut Dama Di Desa Dama Kecamatan Loloda Kepulauan Kabupaten
Halmahera Utara Tahun Anggaran 2005 ini yaitu terciptanya suatu cara penanganan
dampak lingkungan dari kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut baik
konstruksi maupun operasi. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif dari kegiatan.

1.6. Batasan Kegiatan

Pembuatan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Pembangunan


Fasilitas Pelabuhan Laut Di Desa Dama Kecamatan Loloda Kepulauan Kabupaten
Halmahera Utara memakan waktu kurang lebih 60 hari kalender sejak di keluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
II. PENGALAMAN PERUSAHAAN

Data Pengalaman Perusahaan yang sama/ sejenis dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Bidang /Sub Lokasi Alamat dan BA Serah
Pekerjaan bidang Nama Telepon Nomor dan Tanggal Nilai (Rp) Kontrak Terima
Pekerjaan (PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Nasrun Jl. Sultan 01/WPK-
Dokumen AMDAL n Loloda Utara Abdullah, Babullah No.9 YALHI/12/2010
Rencana Lingkungan Kabupaten SE.,SH Kota Ternate Tanggal 3 Januari RP. 3 Maret 2011 3 Maret
Pertambangan Halmahera Utara 2011 400.000.000.- 2011
Pasir Besi PT.
Wirabudi Putra
Perkasa
2. Pekerjaan Pengawasa Kecamatan Obi Budiman Mutiara Taman 01/PTAM-
Pembuatan n Lingkun Selatan, Damanik Palem Blok C2/26 YALHI/XII/2011
Laporan Eksplorasi, Gan Halmahera Cengkareng Tanggal 5 Desember
Feasibility study Selatan Jakarta Barat 2011 RP. 4 Maret 2011 4 Maret
dan dokumen 700.000.000.- 2011
AMDAL Rencana
Pertambangan
Logam Nikel PT.
Anugerah Multico

3. Penyusunan Pengawasa Desa Misolwoyo Burhanud Gedung DAPEN 01/PT.ADHITA-


Dokumen UKL-UPL n Kecamatan Maba din Lt.2 Jl. YALHI/02/2011
Usaha dan atau Lingkungan Kota Kabupaten Djaelani TB.Simatupang Tanggal 18 Februari
kegiatan Halmahera Timur No.1 Jakarta 2011 Rp. 3 April 2011 3 April 2011
Pembangunan Selatan 12530 300.000.000.-
Pelabuhan Khusus Tlp. (021)7812635
PT. Adhita Nickel
Indonesia
4. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Maba, Tadjudin Menara Batavia
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Bidang /Sub Lokasi Alamat dan BA Serah
Pekerjaan bidang Nama Telepon Nomor dan Tanggal Nilai (Rp) Kontrak Terima
Pekerjaan (PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dokumen AMDAL n Kabupaten Hidajat Lt.6 Jl. K.H Mas
Pertambangan Bijih Lingkungan Halmahera Timur Mansyur KAV.126,
Nikel PT. Jakarta 10220 Rp.725.000.000. 1 Januari 1 Januari
MakmurJaya Tlp. - 2012 2012
Lestari (021)57930294
5. Penyusunan Pengawasa Desa Buli Asal Tadjudin Menara Batavia
Dokumen AMDAL n Kecamatan Maba, Hidajat Lt.6 Jl. K.H Mas
Penambangan Bijih Lingkungan Desa Cemara Mansyur KAV.126,
Nikel PT.Jaya Abadi Jaya Kec. Wasile, Jakarta 10220 Rp.500.000.000. 20 Juli 2012 20 Juli
Semesta dan Desa Wasile Tlp. - 2012
dan Fayaul Kec. (021)57930294
Wasile Selatan
Kabupaten
Halmahera Timur
6. Pekerjaan Pengawasa Kecamatan Iwan Jl. Jendral 01/PT.IBM-
Penyusunan n Loloda Utara, Abidin Sudirman KAV.22- YALHI/07/2012
Laporan Lingkungan Kabupaten 23 Jakarta 12920 Tanggal 25 Juli 2012
Eksplorasi,Fesibility Halmahera Utara Rp. 25 Oktober 25 Oktober
Study dan 1.100.000.000.- 2012 2012
Penyusunan
AMDAL Rencana
Pertambangan
Pasir Besi PT.
Indonesia Bina
Mineral
7. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Franciscu Plaza B II Menara 015/ENVD/SPK-
Dokumen AMDAL n Loloda s Costan 2 Lt.30 Jl. M.H AMDAL/BWL-
Budidaya Tanaman Lingkungan Kepulauan, Thamrin KAV.22 YALHI/VII/2012
Singkong Dengan Galela Utara, dan Jakarta 10350 Tanggal 11 Juli 2012 Rp. 11 11
Pabrik Pengolahan Galela Barat 512.126.500.- Desember Desember
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Bidang /Sub Lokasi Alamat dan BA Serah
Pekerjaan bidang Nama Telepon Nomor dan Tanggal Nilai (Rp) Kontrak Terima
Pekerjaan (PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gaplek dan Tapioka 2012 2012
PT. Buana
Wiralestarimas
8. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Weda Abd. Jl. Pemuda No.69 001/PT.PPS-
Dokumen AMDAL n Utara, Kabupaten Halim Kelurahan Sangaji YALHI/I/2013 Tanggal
Rencana Lingkungan Halmahera Amrudani, Kota Ternate 3 Januari 2013
Pertambangan Tengah SE Maluku Utara Rp.550.000.000. 3 April 2013 3 April 2013
Logam Nikel PT. -
Putra Prima
Sejahtera
9. Penyusunan Pengawasa Blok Dama, Hartono Wisma Nugrah 01/PT.DEWIRINJANI-
Dokumen AMDAL n Kecamatan Sudi Sentana Jl. Jend. YALHI-10/10/2013
Rencana Lingkungan Loloda Sudirman KAV. 7- Tanggal 30 Oktober
Pertambangan Kepulauan, 8 Jakarta 10220 2013 Rp.600.000.000. 30 Januari 30 Januari
Mineral Logam Kabupaten - 2014 2014
Mangan PT. Dewi Halmahera Utara
Rinjani
10. Penyusunan Pengawasa Kabupaten Bae Jl. Raya 01/PT.MUF-
Dokumen UKL-UPL n Halmahera Byuong Panambuang PTLBI/09/2014
Rencana Lingkungan Selatan Sun Kecamatan Bacan Tanggal 25
Penambahan Selatan September 2014 Rp.70.000.000.- 25 25
Kapasitas Produksi Kabupaten November November
Kegiatan Halmahera 2014 2014
Pengolahan dan Selatan
Pembekuan Ikan
PT. Maluku Utara
Fisher
11. Penyusunan Pengawasa Desa Lelilef Antonius Jl. Sunter Permai Tanggal 5 Desember
Dokkumen AMDAL n Kabupaten Sugiharto Raya, Rukan 2014
Rencana Lingkungan Halmahera nirwana Sunter
Pengolahan dan Tengah Asri III, Blok J1 Rp. 5 Februari 5 Februari
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Bidang /Sub Lokasi Alamat dan BA Serah
Pekerjaan bidang Nama Telepon Nomor dan Tanggal Nilai (Rp) Kontrak Terima
Pekerjaan (PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemurnian Mineral No.1, Sunter 541.000.000.- 2015 2015
Logam Nikel PT. Jakarta Utara.
Teka Mining
Resources
12. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Maba Musafar Gedung Aneka Tanggal 6 April 2015 Rp. 6 April 2015 6 April 2015
Dokumen AMDAL n dan Kecamatan Ahmad Tambang Jalan 850.000.000,-
Rencana Lingkungan Kota Maba Letjen TB
Pengolahan dan Simatupang No.
Pemurnian Mineral 1, Tanjung Barat
Logam Nikel PT. Jakarta Selatan.
ANTAM NiTERRA
HALTIM
III. PEMAHAMAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli
yang diusulkan dalam pekerjaan ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan
sejenis khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan “Penyusunan Dokumen DPLH
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Dama”.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference (TOR) ini secara umum telah
memberikan gambaran yang cukup memadai kepada konsultan sebagai pegangan
dalam memahami pekerjaan “Penyusunan Dokumen DPLH Kegiatan Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut Dama”. Namun demikian konsultan memandang perlu untuk
menyampaikan hal-hal yang diuraikan di bawah ini. Beberapa catatan yang diberikan
Konsultan di bawah ini bersifat usulan dari Pihak Konsultan, apabila Konsultan dipercaya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.

Setelah mempelajari dan meneliti isi Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan
dapat memahami dan mengerti arah dari pelaksanaan pekerjaan ini, selanjutnya
konsultan menyusun langkah-langkah tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan asas, tepat mutu, waktu, efektif dan efisien dan
tepat sasaran.

Sebagai tindak lanjut atas pemahaman konsultan terhadap KAK selanjutnya


konsultan menanggapi beberapa hal yang tertuang dalam KAK dan memberikan
rekomendasi guna mendukung keberhasilan pekerjaan.

3.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang

a. Sesuai Kerangka Acuan Kerja

Dalam hal pelaksanaan pembuatan dokumen pengelolaan lingkungan hidup,


maka tanggung jawab pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo,
sangat terkait dalam menetapkan kebijakan mutu serta menetapkan sasaran mutu.
Dalam mengantisipasi hal tersebut, maka sangatlah penting pengawasan pelaksanaan
pekerjaan pada setiap tahapan untuk menjamin keberhasilan dan mutu pekerjaan.
Terkait dengan kegiatan ini, maka digunakan jasa konsultansi lingkungan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan dokumen pengelolaan lingkungan,


konsultan terikat pada metode dan standar yang berlaku dalam lingkungan Kementerian
Perhubungan secara khusus dan secara umum pada metode dan standar yang diakui di
Indonesia.
Pada Satuan Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo akan
melakukan kegiatan penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Dama.

Berdasarkan Uraian di atas konsultan dapat memahami dengan baik yang


menjadi gambaran umum pada pekerjaan ini.

b. Tanggapan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) mengenai Latar Belakang menurut
Kami sudah cukup jelas dan mudah dimengerti.

III.2. Tanggapan Terhadap Tujuan dan Sasaran

Secara umum konsultan telah memahami maksud dan tujuan penyusunan


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut
Dama ini yaitu :

1) Mengelola dan memantau dampak lingkungan dari kegiatan Pembangunan


Fasilitas Pelabuhan Laut Dama sesuai dengan tahapan kegiatan.

2) Mewujudkan Kegiatan pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk


mencegah atau menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positif agar manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan tersebut dapat
dioptimalkan dan berkelanjutan.

Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini, maka konsultan lingkungan terlibat


dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan kegiatan, mulai dari kegiatan konstruksi,
dan operasional sesuai isi perjanjian kontrak. Oleh karenanya, diperlukan layanan jasa
terpadu dengan sasaran pelaksanaan proyek sesuai dengan spesifikasi lingkungan yang
telah ditetapkan dan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat, dipandang dari segi
mutu, waktu, dan biaya.

III.3. Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan

Secara Umum Konsultan telah memahami Pelaksanaan kegiatan ini di


Pelabuhan Laut Dama, yang secara Administratif berada di Desa Dama Kecamatan
Loloda Kepulauan Kabupaten Halmahera Utara.

III.4. Tanggapan Terhadap Sumber Pendanaan

Secara Umum Konsultan telah memahami sumber pendanaan ini berasal dari
DIPA Tahun Anggaran 2015, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo. Biaya
tersebut sudah termasuk biaya pajak-pajak yang berlaku.
III.5. Tanggapan Terhadap Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

Menurut hemat kami sudah cukup jelas dan dimengerti mengenai Nama dan
Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen, yang dalam hal ini adalah Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo.

III.6. Tanggapan Terhadap Lingkup Kegiatan

Menurut Hemat Kami Kerangka acuan kerja Telah menjabarkan Cukup Jelas dan
dimengerti tentang lingkup kegiatan pekerjaan ini. lingkup kegiatan tersebut adalah:

1) Tahap Survei Lapangan dan Pengambilan sampel

2) Pengujian Laboratorium

3) Penyusunan Dokumen

4) Rapat Koordinasi dan Penilaian Dokumen

Dari lingkup Kegiatan diatas merupakan pekerjaan yang dilakukan secara


sekuen secara bertahap satu dengan lainnya. Masing-masing item dalam ruang lingkup
tersebut mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya.

Berikut ini adalah lingkup Kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) :

1) Pendahuluan yang memuat latar belakang kegiatan, aturan dan kebijakan yang
berhubungan dengan kegiatan;

2) Deskripsi Kegiatan, Metodologi dan Jadwal Kegatan serta tenaga ahli yang
diperlukan untuk melaksanakan studi, pada prinsipnya, isi kerangka acuan kerja
ini adalah pemahaman penyusun studi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
di dalam kegiatan proyek dan yang akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.

III.7. Tanggapan Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan

Secara Umum Konsultan telah memahami Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan


dengan menggunakan sistem Kontrak, yaitu kontrak pengadaan jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan, dengan waktu pelaksanaan selama 2 (dua) bulan kalender, sejak
dikeluarkan SPMK.

III.8. Tanggapan Terhadap Personil Pelaksana

Secara umum informasi mengenai personil yang diperlukan pekerjaan ini telah
dijelaskan secara rinci dalam KAK, yaitu: Ahli Sipil, Ahli Geofisik/Kimia, Ahli Perikanan
dan Kelautan, Ahli Sosial Ekonomi Budaya, serta Ahli Kesehatan Masyarakat/Kesehatan
Lingkungan. Tim ahli didukung oleh asisten/pembantu tim ahli untuk mendukung segala
bentuk kerja di lapangan yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dalam
pengumpulan data untuk menunjang kelancaran kegiatan ini.

III.9. Tanggapan Terhadap Pelaporan

Secara Umum Konsultan telah memahami tentang keluaran yang diharapkan


dari Kegiatan ini yang meliputi :

1) Laporan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup dibuat sebanyak 20 buku.

2) Semua Laporan disampaikan kepada pemerkasa dan serahkan dalam bentuk


CD/soft copy.

Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) didasarkan pada


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 14 Tahun 2010 tentang Dokumen
lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau
kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.

IV. APRESIASI DAN INOVASI

Indonesia memiliki garis pantai yang luas. Kekuatan inilah yang merupakan
potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia sebagai negara maritim.
Strategi pengembangan ekonomi seperti kegiatan budidaya unggulan (pertanian,
pertambangan dan kelautan) yang didukung dengan sistem jaringan transportasi laut
meliputi tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.

Dampak positif yang diprakirakan terjadi dari adanya kegiatan kepelabuhanan


antara lain peningkatan pendapatan serta adanya kesempatan kerja dan berusaha yang
bersumber dari kegiatan bongkar muat barang/penumpang. Sedangkan dampak negatif
yang berpotensi timbul dari kegiatan di atas antara lain adalah penurunan kualitas udara
dan air, kebisingan, perubahan pola arus dan garis pantai, gangguan biota perairan,
serta keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk menanggapi berbagai dampak terhadap lingkungan yang timbul dari


kegiatan ini, maka dilakukan penanganan melalui beberapa pendekatan antara lain
pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi budaya, dan pendekatan institusional.
Hal ini secara keseluruhan dibahas pada Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH) pelabuhan laut Dama.

Selain itu, Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang


sangat penting agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat sasaran dan mutu
yang terjamin. Mutu pekerjaan ini merupakan cara pengendalian proses mutu untuk
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Dama. Rencana mutu ini digunakan untuk memonitor pekerjaan agar
sesuai dengan kontrak. Maksudnya agar dalam pelaksanaannya dapat dihindari
terjadinya ketidaksesuaian, sehingga dapat diperoleh produk yang dapat memenuhi
sasaran yang diinginkan oleh pemberi pekerjaan.

Maksud Rencana Mutu pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Mutu Produk
Pekerjaan dan Mutu Proses Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan
rencana mutu pekerjaan adalah untuk memantapkan tingkat mutu produk maupun
proses produksi melalui proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam.

Dengan demikian pada akhirnya akan memperoleh jaminan mutu/kemajuan


mencapai tingkat mutu proses pembuatan maupun produk disain mencapai sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan atau disepakati bersama.Sasaran rencana mutu
pekerjaan adalah untuk memperoleh desain pengaman pantai yang efektif dan efisien.

V. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Untuk menyusun studi DPLH suatu kegiatan, metode penelitian yang perlu
dilakukan adalah metode baku yang dikenal di dalam lingkungan ilmiah, pada garis
besarnya, metode tersebut terdiri dari tiga aspek lingkungan yang itu aspek fisika,dan
kimiawi, biologi dan sosial ekonomi dan budaya. Satu aspek lainnya yang juga akan
diteliti yaitu aspek kesehatan masyarakat. Uraian berikut ini menyangkut ketiga aspek
tersebut dan garis besar metodologi penelitian yang akan dilakukan.

1. Iklim

Data iklim berupa data sekunder dikumpulkan dari stasiun Galela Kabupaten
Halmahera Utara. Pada studi ini, data iklim yang dianalisis adalah curah hujan, hari
hujan, temperatur udara, kelembaban udara, evaporasi serta arah dan kecepatan angin.
Data tersebut digunakan untuk menentukan tipe iklim dan untuk melihat perubahan
kondisi iklim yang disebabkan oleh adanya rencana pembangunan Perkebunan
budidaya tanaman singkong di Kabupaten Halmahera Utara. Metode analisis data iklim
dilakukan dengan cara deskriptif dengan bantuan tabel dan grafik. Parameter, sumber
data dan metoda analisis data disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 1. Metode Analisis Data Iklim

Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Sumber Data
Lingkungan
Curah hujan mm Grafik BMG
Hari hujan hari Grafik BMG
Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Sumber Data
Lingkungan
Temperatur udara ºC Grafik BMG
Kelembaban udara % Grafik BMG
Evaporasi mm Grafik BMG
Kecepatan Angin Km/jam Windrose BMG
Arah Angin Derajat Windrose BMG

2. Kualitas Udara dan Kebisingan

Pengumpulan data komponen kualitas udara dilakukan melalui pengambilan


sampel di lapangan dengan menggunakan “air pump sampler”, dan selanjutnya
dianalisis di laboratorium. Parameter kualitas udara yang akan diamati meliputi
kandungan partikel/debu dan gas-gas di udara (CO, NO 2 dan SO2), sedang parameter
bising diukur dengan menggunakan “Sound Level Meter”. Data tersebut digunakan
untuk melihat perubahan kualitas udara selama pelaksanaan kegiatan pembangunan
Perkebunan budidaya tanaman singkong di Kabupaten Halmahera Utara. Data hasil
pengukuran kualitas udara selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu udara ambien
nasional Hasil pengukuran laboratorium Kualitas udara berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor: 41 Tahun 1999, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan dengan
Peruntukan Kawasan Tambang Kebisingan : 70 dBA. Dan berdasarkan Kepmen Negera
KLH RI Nomor.:KEP – 50/MENLH/XI/ 1996.

Tabel 2. Metode Analisis Kualitas Udara

Komponen/Parameter
No Satuan Metode Analisis Alat
Lingkungan

mg/m3 Grafimetrik Hivol sample/


1. Total debu/Partikel
Grafimetri
Spectrophoto-
2. Karbon Monoksida (CO) ppm Spectrophoto-meter
metric

Spectrophoto-
3. Nitrogen Dioksida (NO2) ppm Spectrophoto-meter
metric

Spectrophoto-
4. Sulfur Dioksida (SO2) ppm Spectrophoto-meter
metric

5. Bising dBA Tekanan Bunyi Sound Level Meter


3. Penggunaan Lahan

Data penggunaan lahan berupa data sekunder dan data primer dikumpulkan
melalui pengamatan langsung di lapangan. Parameter penggunaan lahan yang ditelaah
meliputi jenis, luas, sebaran dan tipe penggunaan lahan. Informasi penggunaan lahan
selain ditelusuri melalui data lapangan, juga dengan interpretasi melalaui peta. Metode
analisis data penggunaan lahan ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Metode Analisis Data Penggunaan Lahan

Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Alat
Lingkungan

Jenis dan sebaran ha, % Interprestasi Peta Tata Manua


penggunaan lahan Guna Lahan l

4. Fisiografi dan Geomorfologi

Gambaran fisiografi lokasi studi dan sekitarnya yang meliputi bentang lahan serta
panjang dan kemiringan lereng akan dikumpulkan melalui interprestasi peta rupa bumi
yang diperoleh dari Badan Koordinasi survey dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL). Data geologi dan geomorfologi yang meliputi batuan induk, sebaran
struktur geologi serta morfologi wilayah akan diperoleh melalui hasil interpretasi peta
geologi dan peta land sistem yang akan ditelusuri di kantor Direktorat Geologi atau
Instansi lain yang terkait. Parameter geologi dan Geomorfologi diguinakan dalam
menelaah perkembangan tanah, perilaku hidrologi serta berbagai aspek yang berkaitan
dengan stabilitas wilayah.

5. Hidro-Oseanografi

Penelitian aspek hirologi dilakukan pada lokasi kegiatan dan sekitarnya berupa
pengukuran debit saluran/sungai. Dilakukan pula pendugaan debit maksimum yang
potensial terjadi dalam beberapa kala ulang. Parameter hidrologi pantai yang akan
dianalisis adalah pola arus dan ombak, serta sedimentasi dan erosi. Data Pasang surut
diharapkan akan diperoleh dari pelabuhan setempat dan konstanta harmonik pasang
surut akan dilakukan adminiralti. Pola arus akan dihitung berdasarkan data angin dan
interpretasi peta peraiaran (BAKOSURTANAL). Kecenderungan proses erosi dan
sedimentasi pada tebing pantai akan diamati pada beberapa segmen pantai dan muara
sungai. Kelandaian pantai akan dianalisis dengan peta perairan.
Tabel 4. Metode Pengukuran Hidro-Oseanografi

6. Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan dan


pengambilan contoh air untuk dianalisis sebagian parameter kualitas air di laboratorium.
Parameter yang diamati meliputi parameter fisik dan kimia air. Titik pengambilan contoh
air untuk keperluan pengukuran parameter kualitas air ditetapkan berdasarkan pada
anggapan bahwa titik tersebut merupakan lokasi pengaliran air yang berasal dari
tangkapan air di sekitar tapak proyek dan dari kegiatan lainnya yang ada di sekitar
proyek.Hasil laboratorium kualitas air minum masyarakat di bandingkan baku mutu
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:907/MENKES/SK/VII/2002,
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan. Hasil laboratorium kualitas air Laut di
bandingkan dengan baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : Kep-51/MENKLH/2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Sedangkan untuk
Hasil laboratorium kualitas air sungai di bandingkan dengan baku mutu lingkungan
berdasarkan Keputusan Peraturan Pemerintah Nomor : 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air. Metode analisis dan alat
yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Metode Analisis Kualitas Air

Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat


A. Fisik
o
1. Suhu C Pemuaian Termometer
2. Kekeruhan NTU Turbidimetrik Turbidimeter
3. Padatan Terlarut mg/l TDS metrik TDS meter
4. Padatan Tersuspensi mg/l Turbidimetrik/ Neflometer/
Gravimetrik Timbangan
5. Warna Pt-Co Kolorimetrik Colorimeter
6. Daya Hantar Listrik mhos/cm Konduktometrik Konduktimeter
B. Kimia
1. pH - Potensiometrik PH meter
2. Alkalinitas total mg/l eq Titrasi Alat Titrasi
3. NH3 mg/l Spektrofotometrik Spektrofotometer
4. NO2 mg/l Spektrofotometrik Spektrofotometer
Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
5. NO3 mg/l Spektrofotometrik Spektrofotometer
6. P-total, PO4 mg/l Spektrofotometrik Spektrofotometer
7. DO mg/l Modifikasi Winkler Alat Titrasi
8. BOD5 mg/l Modifikasi Winkler Alat Titrasi
9. COD mg/l Titrimetri Alat Titrasi

7. Kondisi Tanah

Pengumpulan data tanah dilakukan melalui pengamatan lapangan dan


pengambilan contoh tanah di lapangan yang selanjutnya dianalisis di dilaboratorium
tanah. Metode analisis yang digunakan untuk parameter-parameter tersebut, disajikan
pada Tabel berikut.
Tabel 6. Metode Analisis Parameter Fisik Tanah

No Parameter Satuan Metode Analisis


1 Tekstur - Hygrometer
2 BD - Gravimetri
3 Permeabilitas cm/jam Permeameter
4 Porositas % Permeameter

8. Erosi dan Sedimentasi

Pengamatan erosi dilakukan berdasarkan metode pengamatan visual di


lapangan. Untuk menentukan tingkat erosi tanah maka akan dikumpulkan data curah
hujan, tingkat kemiringan lahan, kemantapan agregat/sifat fisik tanah dan penutupan
lahan. Data sifat fisik dan kimia tanah yang tersedia akan digunakan untuk mengevaluasi
kriteria sifat tanah. Metode untuk menghitung laju erosi tanah digunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) Wischmeier dan Smith (1978).

A = R.K.L.S.C.P

dimana :

A = jumlah tanah tererosi (ton/ha/tahun)

R = faktor erosivitas curah hujan = EI30

K = faktor erodibilitas tanah lihat tabel (Arsyad, 2010)

L = faktor panjang lereng (m)

S = faktor kecuraman lereng (%)

C = faktor vegetasi penutup tanah (Tabel 7) dan


P = faktor perlakuan konservasi tanah (Tabel 8).

Tabel 7. Pedoman Untuk Faktor C

No. Macam Penggunaan Nilai Faktor C


1. Tanah terbuka tanpa tanaman 1,0
2. Sawah irigasi 0,01
3. Sawah tadah hujan 0,05
4. Tanaman tegalan 0,7
5. Pertanian ladang berpindah (shifting cultivation) 0,4
6. Karet (penutupan lahan tidak baik) 0,8
7. Kelapa sawit (penutupan lahan tidak baik) 0,5
8. Hutan alam
primer, banyak serasah 0,001
primer, sedikit serasah 0,005
9. Hutan produksi
tebang habis 0,5
tebang pilih 0,2
10. Belukar / rumput 0,3
11. Kebun campuran 0,2
Sumber : Hamer, 1981.

Tabel 8. Pedoman Untuk Faktor P

No. Macam Tindakan Konservasi Nilai Faktor P


1. Teras bangku (bench terraces)
Kualitas rendah 0,35
Kualitas sedang 0,15
Kualitas tinggi 0,04
2. Teras tradisional 0,40
3. Parit-parit pengaman (hillside tranches) 0,30
4. Penanaman menurut kontur
Lereng 0-8% 0,50
Lereng 9-20% 0,75
Lereng > 20% 0,90
5. Penghutanan kembali dengan tanaman penutup 0,30
Sumber : Hamer, 1981.

LS

dimana :

LS = (panjang lereng) (lereng)

x = panjang lereng (m); dan

s = kemiringan lereng (%).

Nilai K dihitung dengan rumus berikut (Hamer, 1981)

K = [ 2,713 M1,14 (10-4) (12-a) + 3,25 (b-2) + 2,5 (c-3)] /100


dimana :
K = erodibilitas tanah

M = (% debu + % pasir sangat halus) (100 - % liat)

(debu = 0,002-0,05 mm; liat = <0,002 mm; pasir sangat

halus = 0,05-0,1 mm)

a = % bahan organik

b = kode struktur tanah :

1 = butir sangat halus;

2 = butir halus;

3 = butir sedang – kasar; dan

4 = balok, plat atau masif;

c = kode permeabilitas :

1 = > 50 cm/jam;

2 = 16,1 – 50,0 cm/jam;

3 = 5,1 – 16,0 cm/jam;

4 = 1,6 – 5,0 cm/jam;

5 = 0,2 – 1,59 cm/jam; dan

6 = < 0,2 cm/jam.

Nilai R (erosivitas hujan) dihitung dengan rumus (Bols, 1978) dalam Asryad
(2010) berikut:

EI30 = 6,119 (RAIN)1,21. (DAYS)-0,47. (MA x P)0,53

dimana :
EI30 = Erosivitas bulanan;

RAIN = Rata-rata presipitasi bulanan (cm);

DAYS = Rata-rata total hujan hari/bulan; dan

MA x P = Rata-rata presipitasi maksimum selama 24 jam/bulan (mm).

Data jumlah tanah yang tererosi (ton/ha/tahun) terlebih dulu diinterpretasikan ke


dalam indeks bahaya erosi (Erosion Hazard Index), IBE, dengan cara berikut :
Erosi potensial (ton/ha/tahun) A
IBE = --------------------------------------------- = ----
Erosi yang ditolerir (ton/ha/tahun) T

Nilai T untuk tanah-tanah di Indonesia disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 9. Nilai T untuk Tanah-Tanah di Indonesia

Nilai T
No. Sifat tanah dan Substratum
(cm/tahun)
1. Tanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas batuan 0,0
2. Tanah sangat dangkal di atas batuan telah lapuk (unconsolidated) 0,4
3. Tanah dangkal (25-50 cm) di atas bahan telah melapuk 0,8
4. Tanah dengan kedalaman sedang (50-90 cm) di atas bahan telah
melapuk 1,2
5. Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah kedap air di
atas substrata yang telah melapuk 1,4
6. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang berpermeabilitas
lambat, di atas substrata telah melapuk 1,6
7. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah berpermeabilitas
sedang di atas substrata telah telah melapuk 2,0
8. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah permeabel di atas
substrata yang telah lapuk 2,5
Sumber : Arsyad, 1989

Untuk memperkirakan kerusakan tanah akibat erosi, akan digunakan kriteria dari Dirjen
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Departemen Kehutanan dan Perkebunan Tabel 10.

Tabel 10.
Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi

Kelas Erosi
Solum Tanah (cm)
I II III IV V
Erosi ton/ha/tahun
< 15 15-60 60-180 180-480 > 480
SR R S B SB
Dalam (> 90 cm)
(0) (I) (II) (III) (IV)
R S B SB SB
Sedang (60-90 cm)
(I) (II) (III) (IV) (IV)
S B SB SB SB
Dangkal (30-60 cm)
(II) (III) (IV) (IV) (IV)
B SB SB SB SB
Sangat Dangkal (< 30 cm)
(III) (IV) (IV) (IV) (IV)
Sumber : Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Depaertemen Kehutanan dan Perkebunan.

Keterangan :

(0) SR : Sangat ringan (II) S : Sedang (IV) SB : Sangat berat


(I) R : Ringan (III) B : Berat
 AnalisisTingkat Bahaya Erosi

Tingkat bahaya erosi dianalisis menggunakan persamaan CP max sebagai


berikut:

CP max = T/RKLS

yang mana: CP max = Tingkat bahaya erosi; T = nilai-T atau tingkat erosi yang di ijinkan
dan RKLS = besarnya erosi potensial yang terjadi.

Kemudian dibuat klasifikasi tingkat bahaya erosi dan rekomendasi teknik


pengendalian sebagai berikut:

Tabel 11.
Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi
Penutupan Lahan yang Di
Kategori Resiko Nilai Indeks
rekomendasikan
Sangat Tinggi >10,01 Hanya hutan (FR)
Tinggi 4,01 – 10,0 Padang rumput (GR)+FR
Sedang 1,01 – 4,0 Tanaman tahunan (PC)+GR+FR
Tanam semusim dengan praktek
pengelolaan khusus* (CS)
+PC+GR+FR : Tanaman semusim
Rendah <1,0
dengan pengelolaan konvensional
(CC)+CS +PC+GR+FR termasuk
pemukiman dan lain-lain
Sumber: Hammer,1981 dalam Arsyad 2010.

 Analisis Laju Sedimentasi

Sedimen terkait erat dengan erosi. Erosi menyebabkan atau menghasilkan


sedimen. Dalam penelitian ini dihitung hasil sedimen dari nilai total erosi (yang telah
dihitung di atas) dan rasio penghantaran sedimen (sediment delivery ratio), dengan
persamaan berikut:

A = Sy/SDR

Sy = A x SDR

dimana:

A (mm/th atau ton/th) = nilai erosi

Sy (mm/th atau ton/th) = hasil sedimen di DAS

SDR = rasio penghantaran sedimen


Nilai SDR untuk ukuran DAS yang berbeda disajikan pada Tabel 12 sedangkan
klasifikasi tingkat sedimentasi dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 12. Hubungan antara luas DAS/Kawasan dan SDR

Luas DAS/Kawasan
SDR (%)
km2 Ha
0,05 5 0,580
0,10 10 0,520
0,50 50 0,390
1,00 100 0,350
5,00 500 0,250
10,00 1.000 0,220
50,00 5.000 0,153
100,00 10.000 0,127
500,00 50.000 0,079
1000,00 100.000 0,059
Sumber: Sk. No. 346/Menhut-V/2005 (Kriteria Penetapan Urutan Proritas DAS)

Tabel 13. Klasifikasi tingkat sedimentasi

Sedimentasi(ton/ha/thn) Kategori Skor


<2 Baik 1
2–5 Sedang 2
>5 Buruk 3
Sumber: Ditjen RLPS (2009)

 Penetapan Koefisien Aliran Permukaan

Koefisien aliran permukaan rata-rata tahunan (Cd) diestimasi dengan


menggunakan tiga variabel fisiografis/permeabilitas (Cp), lereng (Ca) penggunaan lahan
(Cv) dan sebuah parameter yang menentukan kondisi-kondisi iklim pada daerah lokal.
Komponen-komponen fisiografis diperoleh dari peta tematik, dimana nilai paremeter
yang terlibat dibagi ke dalam empat kelas koefisien tertentu (Farina 1990).

Kondisi iklim sering kali merupakan variabel yang rumit sehingga untuk keperluan
tersebut digunakan persamaan Thornthwaite (1948).

Langkah-langkah penggunaan metode Kannessey yaitu:

a. Data Indeks Kekeringan dihitung menggunakan persamaan Thornthwaite


formula.

AI = [P/(T + 10) + 12 p/t]/2


yang mana P = Presipitasi rata-rata Tahunan selama 10 tahun (mm); T = Suhu
rata-rata tahunan selama 10 tahun (C 0); p = Presipitasi rata-rata dari bulan yang
paling kering (mm); t = Suhu rata-rata dari bulan yang paling kering (C0).

b. Selanjutnya menentukan kelas kategori koefisien relatif untuk masing-masing


variabel Kannessey berdasarkan nilai Al (nilai indek kekeringan) yang diperoleh
dari hasil perhitungan.

c. Mengkalkulasi koefisien aliran permukaan (Cd) rata-rata tahunan berdasarkan


persamaan:

Cd = Cp + Ca + Cv

yang mana Cp = Konstribusi Permeabilitas; Ca = Konstribusi Lereng; Cv =


Konstribusi Penggunaan Lahan.

d. Menghitung Nilai Cd aktual pada setiap unit lahan yaitu dengan menggunakan
persamaan:

Koefisien Cp, Ca, dan Cv dihitung berdasarkan persamaan :

n
Cp, Ca & Cv =   xP
i 1
1 1

Cp = Koefisien permeabilitas; 1 = Koefisien relatif untuk masing-masing


variabel pada kelas tertentu (berdasarkan nilai tabel); P 1 = luas rata-rata
pada kelas tertentu.

Tabel 14. Nilai Koefisien Relatif Untuk Komponen Yang Digunakan Dalam Menghitung
Cd Pada Metode Kennessey

Faktor Koefisien Relatif Indek Kekeringan


AI<25 25<AI<40 AI>40
Permeabilitas
Sangat Lambat 0,21 0,26 0,3
Lambat 0,16 0,21 0,25
Sedang 0,12 0,16 0,20
Baik 0,06 0,08 0,10
Sangat Baik 0,03 0,04 0,05
Kemiringan Lereng
>35% 0,22 0,26 0,30
10%-35% 0,12 0,16 0,20
3,5%-10% 0,01 0,03 0,05
<3,5% - 0,01 0,03
Penutupan Lahan
Tanpa Penutup 0,26 0,28 0,30
Tanaman 0,17 0,21 0,25
Kebun Campuran 0,07 0,11 0,15
Faktor Koefisien Relatif Indek Kekeringan
Hutan 0,03 0,04 0,05
Sumber: ENEA, 2001.

Tabel 15. Klasifikasi koefisien limpasan (C) tahunan


No Nilai C Kelas Skor
1 < 0,25 Baik 1
2 0,25 – 0,50 Sedang 2
3 0,51 – 1,0 Jelek 3
Sumber: Ditjen RLPS (2009)

Tabel 16. Metoda Analisa Parameter Sifat Tanah


No Parameter yang akan diperiksa Metoda Analisa
Sifat Fisik
1 Jenis tanah Peta tanah dan cek lapang
2 Kedalaman efektif, warna, tekstur, Pengamatan lapang
struktur, porositas, lapisan kedap,
konsentrasi perakaran
3 Tekstur: Uji pipet
Lanau (%)
Pasir halus (%)
Pasir kasar (%)
4 Permeabilitas (cm/jam)
5 Erosi (ton/Ha) USLE
Sifat Kimia
6 pH H2O (1:2,5)
7 pH KCl 1N (1:2,5)
8 C organik (%) Walkley and Black
9 N total (%) Kjeldahl
10 P potensial (%) (HCl 25%)
11 K potensial (%) (HCl 25%)
12 P2O5 tersedia Bray 1
13 Basa yang dapat dipertukarkan: Ekstrak Ammonium asetat pH 7,0
Kalium (me/100 g)
Natrium (me/100 g)
Kalsium (me/100 g)
Magnesium (me/100 g)
14 Aluminium dapat ditukar (me/100 g) KCl 1N
15 Kapasitas tukar kation (me/100 g) Ammonium asetat pH 7,0
16 Potensi pembentukan asam NAG test
Sumber : Penuntun Analisa Tanah, Lembaga Penelitian Tanah Bogor, 2013

9. Biota Perairan

Pengamatan terhadap biota perairan dilakukan pada badan air di sekitar tapak
proyek. Jenis biota perairan yang diamati meliputi plankton, benthos dan nekton serta
tumbuhan air. Parameter plankton dan benthos yang diamati adalah komposisi jenis,
kelimpahan jenis, kenekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis, sedang
parameter nekton dan tumbuhan air yang diamati hanya kekayaan jenisnya.
Pengamatan plankton dilakukan pada titik-titik sampling dengan mengambil
contoh air secara komposit kemudian disaring dengan jaring plankton Nomor 25. Contoh
plankton diawetkan dengan formalin 4 % yang selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Contoh benthos akan diambil dari dasar perairan dengan alat Eickman-Dredge
selanjutnya disaring dengan menggunakan ayakan mesh size 1mm dan 2 mm. Contoh
benthos dipisahkan dari lumpur dan diawetkan dengan formalin 10 % selanjutnya
diamati di laboratorium dengan menggunakan mikroskop binokuler. Informasi tentang
jenis ikan akan ditelusuri melalui pengamatan langsung serta wawancara dengan
masyarakat setempat.

Tabel 17.
Metode Pengambilan Data Biota Perairan
Metode Pengambilan
Komponen Lingkungan Alat
Data
a. Ikan (Komposisi, Pengamatan &
Sampling,Identifikasi
jenis) Wawancara
Jaring Plankton No. 25
b. Plankton *) Sampling,Identifikasi
Mikroskop Binokuler
Eickman Drage dan
c. Benthos *) Sampling,Identifikasi Saringan 1mm dan 2
mm
d. Tanaman Air Sampling,Identifikasi Visual
Catatan: *) parameter yang diamati adalah kelimpahan jenis, keanekaragaman, keseragaman, dan
dominansi.

Perhitungan kelimpahan plankton dilakukan dengan menggunakan alat


Sedgwick rafter Counter (SRC) dan dianalisis dengan persamaan:

T   B  V   1 
N       
 L  P   v   A 

dengan :

N = Jumlah jasad penyusun (sel/ml)

L = Jumlah kotak SRC dalam satu lapang pandang

T = Jumlah kotak SRC

B = Jumlah Jasad yang terlihat

P = Jumlah kotak SRC yang diamati

V = Volume sample dalam botol/hasil saringan

v = Volume sample dalam SRC


A = Volume air yang disaring

Indeks keragaman dihitung dengan persamaan:

n
ni n 
H'    ( ) Log 2  i 
i 1 N N

dengan: ni = Jumlah individu jenis ke-i


N = Jumlah individu seluruh jenis (ni)
H' = Indeks Shannon-Wiener

Indeks keseragaman dihitung dengan persamaan:

H'
E
H max

dengan:

H’ = Indeks keragaman
Hmax = log S/ log2
S = Jumlah spesies dalam komunitas

Indeks dominansi dihitung dengan persamaan:

n 2
ni
D
i 1 N

Dimana simbol D menyatakan Indeks Shimpson.

10. Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Proyek secara potensialakanmengakibatkan perubahan mendasar pada


komponen lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya sehingga menimbulkan
dampak besar dan penting. Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya yang
dikaji merupakan penjabaran dari isu pokok dan mengacu kepada keputusan kepala
BAPEDAL Nomor : KEP.299/11/1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek sosial.

Analisis harus dilaksanakan sedemikian rupa,sehingga dampak besar dan


penting yang timbul tidak menyebar secara merata dan memiliki karakteristik yang
berbeda berdasarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Karakteritik yang berbeda
berdasarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Karakteristik dampak tersebut yang
dijadikan sebagai lokasi pengambilan sampel sosial ekonomi dan budaya sebagai
berikut.

Lokasi studi distratifikasi berdasarkan karakteristik sebaran dampak sosial


ekonomi dan heterogenitas dan homogenitas populasi dilokasi studi. Secara komulatif
jumlah sampel (responden yang diambil sebesar 50 orang). Pengumpulan data sosial
ekonomi dan sosial budaya. Dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kesehatan
masyrakat dan kesehatan lingkungan.Jenis data terdiri atas data primer dan data
sekunder. Sumber data primer dikumpulkan langsung dari responden. Data sekunder
ditelusuri pada kantor kelurahan. kecamatan serta instansi/dinas terkait. Keperluan data
sekunder adalah untuk memperoleh gambaran rona lingkungan awal dan digunakan
dalam kajian keadaan dan prediksi serta evaluasi dampak aspek sosial ekonomi dan
sosial budaya dari segenap kegiatan yang direncanakan.

Pengumpulam data primer dengan menrapkan metode wawancara dengan


menggunakan daftar pertanyaan (wawancara terstruktur). Selain itu, dilakukan juga
wawancara mendalam terhadap tokoh tokoh masyarakat yag dianggap mengetahui
kondisi masyarakat setempat, aparat pemerintah (Camat, Lurah,dan staf) dan instansi
dinas terkait, serta penggunaan metode – metode pertisipasi khususnya pada
masyarakat yang terkena dampak.

11. Kesehatan Masyarakat

Data kesehatan masyakatakan dilakukan dengan melakukan wawancara


terhadap responden yang terpilih yang dilakukan pada waktu dan responden yang sama
dengan pengumpulan data sosial ekonomi dan budaya. Adapun data jenis penyakit
utama yang umum dijumpai di lokasi studi akan dikumpulkan memalui puskesmas dan
dinas kesehatan yang terdapat di lokasi studi.
VI. Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan Perusahaan

Tabel 18. Fasilitas Perusahaan

Jenis Kapasitas atau Status


Tahun Kondisi Lokasi
No. Fasilitas/Peralatan/ Jumlah Output pada saat Merk dan Tipe Kepemilikan/
Pembuatan (%) Sekarang
Perlengkapan ini Dukungan Sewa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a Meja 10 Baik Orbitren 2012 90 % PT. LBI Milik
b Kursi 1 (set) Baik Ukir Jepara 2009 85 % PT. LBI Milik
- Kursi 17 Baik Malvin 2012 80 % PT. LBI Milik
c Printer (A4) 2 Baik DCP-J140W 2013 90 % PT. LBI Milik
- Printer (A4) 4 Baik Brother MFC-J200 2015 100 % PT. LBI Milik
- Printer (A4) 2 Baik Brother MFC-J140 W 2013 100 % PT. LBI Milik
- Printer (A3) 1 Baik Brother MFC-J3520 2013 100 % PT. LBI Milik
- Printer (A3) 2 Baik Epson T.100 2014 100 % PT. LBI Milik
d PC 2 Baik AMD/LG 2009 75 % PT. LBI Milik
e Laptop (12 inc) 3 Baik Lenovo 2012 90 % PT. LBI Milik
- Laptop (12 Inc) 1 Baik Dell 4050 2013 90 % PT. LBI Milik
- Laptop (12 Inc) 2 Baik Sonny Vaio 2010 90 % PT. LBI Milik
f Projector 1 Baik Benq 2013 90 % PT. LBI Milik
g. Air Condiotioner (AC) 4 Baik LG-1/2 pk 2009/10/13 80 % PT. LBI Milik
- Air Condiotioner (AC 1 Baik LG-1 pk 204 100% PT. LBI Milik
VII. DATA PERSONIL
Untuk melaksanakan Studi Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pelabuhan Laut Dama, diperlukan tenaga ahli untuk menyusun dokumen DPLH
dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sama atau hampir sama
dengan kegiatan yang akan di lakukan. Tim penyusun terdiri dari 1 (satu) orang Ketua
Tim yang berpengalaman di bidang lingkungan serta beberapa tenaga ahli sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan peyusunan Dokumen Pengelolaan


Hidup (DPLH), terdiri dari : Ahli Sipil, Ahli Geofisik/Kimia, Ahli Perikanan dan Kelautan,
Ahli Sosial Ekonomi Budaya, serta Ahli Kesehatan Masyarakat/Kesehatan Lingkungan.
Tim ahli didukung oleh asisten/pembantu tim ahli untuk mendukung segala bentuk kerja
di lapangan yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dalam pengumpulan data
untuk menunjang kelancaran kegiatan ini.

VIII. RENCANA KERJA

Rincian tahapan Penyusunan rencana kerja yang tercakup dalam pekerjaan yang
dilakukan, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Persiapan Administrasi

2) Penyusunan Bagan Organisasi Pekerjaan

3) Pembuatan Jadwal Waktu Pelaksanaan

4) Penyusunan Rencana Mutu Kontrak

Tingkat keberhasilan suatu pekerjaan tidak hanya tergantung atas kemampuan


dari para Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor perencanaan (kerja) akan
memegang peranan kunci yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan hasil
yang akan dicapai. Dengan adanya rencana kerja diharapkan tidak ada kerancuan dan
tumpang tindih pelaksanaan kegiatan, sehingga dukungan dari masing-masing personil
akan memberikan hasil yang optimal. Mengingat pentingnya rencana kerja ini, Ketua Tim
akan memimpin langsung untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah
yang berkaitan dengan:

1) Jadwal pelaksanaan survei lapangan, pengambilan sampel, dan penyusunan


laporan

2) Jadwal penugasan masing-masing personil

3) Uraian tugas dari masing-masing personil

4) Hubungan kerja antar personil maupun dengan proyek


5) Hubungan kerja dengan pihak terkait

6) Peralatan yang akan dibutuhkan

7) Dukungan pendanaan

A. Persiapan Administrasi

Pekerjaan Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal setelah


menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)/Kontrak. Persiapan administrasi tersebut
meliputi:

a) Administrsi surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan


pekerjaan, persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan
sesegera mungkin sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan
berikutnya.

b) Persiapan Administrasi ini harus dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik


yang berpengalaman dalam menangani pekerjaan ini, sehingga diharapkan
dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu.

c) Semua Masalah administrasi tersebut selalu dibawah pengawasan Ketua Tim


yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.

B. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan

Organisasi pelaksanaan kegiatan dimaksudkan agar semua pelaksanaan


pekerjaan dapat berjalan dengan baik karena telah terdifinisi masing-masing tugas,
wewenang dan tanggung jawab antara semua pihak yang terkait.

IX. TENAGA AHLI

A. Daftar & Kualifikasi Tenaga Ahli

Daftar dan kualifikasi tenaga ahli Penyusunan Dokumen Pengelolaan


Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Dama yaitu :

Tabel 19. Daftar dan Kualifikasi Tenaga Ahli

No. Nama Tgl/bln/thn lahir Profesi/Keahlian Ijasah/Sertifikat


1. Team Leader
2. Ahli Sipil
3. Donny Rosalvino, ST 15 April 1985 Ahli Geofisik/Kimia Sarjana Teknik
Pertambangan
Universitas
Veteran RI
Makassar
4 Herman A. Musa, S.Pi 9 September Ahli Perikanan dan Sarjana
Perikanan
No. Nama Tgl/bln/thn lahir Profesi/Keahlian Ijasah/Sertifikat
1990 Kelautan Fakultas
Perikanan dan
Ilmu Kelautan
Universitas
Khairun Ternate
5. Susmitha H. Barmawi, SE 24 Januari 1992 Ahli Sosial Ekonomi Sarjana Sarjana
Budaya Sosial
Universitas
Muhammadiyah
Maluku Utara
6. Irma Tusin, SKM 16 Juli 1986 Ahli Kesehatan Sarjana
Masyarakat Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Muhammadiyah
Maluku Utara

B. Tugas dan Tanggung Jawab

1. Ketua Tim

Ketua Tim mempunyai tugas:

a. Menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

b. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan Pemda dan instansi


terkait lainnya.

c. Membantu dalam manajemen keproyekan terutama yang berkaitan dengan


aspek administrasi dan keuangan.

d. Memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

e. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

2. Ahli Sipil

a. Memantau dan mempelajari jenis konstruksi yang dilaksanakan

b. Mengambil data transportasi.

c. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

3. Ahli Geofisik/Kimia

a. Memantau dan menganalisis data iklim yang diperoleh dari Badan Meterologi
dan Geofisika setempat.

b. Mengambil data kualitas air, baik airlaut, airtanah, maupun air badan air.

c. Mengirimkan sampel air ke laboratorium untuk diuji.


a. Mengambil data kualitas udara dan kebisingan

b. Membandingkan hasil pengujian dengan Baku Mutu yang berlaku.

c. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

4. Ahli Perikanan dan Kelautan

a. Memantau data pasang surut daerah penelitian

b. Membandingkan dengan data sekunder Oseanografi daerah setempat

c. Mengambil dan menganalisis data biota perairan di daerah penelitian.

d. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

5. Ahli Sosial Ekonomi Budaya

a. Mengambil data primer masyarakat/pekerja setempat

b. Menganalisa hasil wawancara

c. Memperoleh data sekunder masyarakat setempat

d. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

6. Ahli Kesehatan Masyarakat

a. Mengambil data primer masyarakat/pekerja setempat

b. Menganalisa hasil wawancara

c. Membantu dalam menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan


Hidup (DPLH)

C. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Jadwal Penugasan tenaga ahli disajikan pada Lampiran 3

X. Sistem Pelaporan

Pelaporan kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan laut dilakukan dalam 4


(empat) tahapan, yaitu:

 Laporan Pendahuluan, berisi rencana kerja yang meliputi pendekatan dan


metodologi yang digunakan, jadwal dan organisasi pelaksanaan serta berbagai hal
yang menyangkut persiapan pekerjaan.

 Laporan Tengah (Interim Report), yaitu berisi rangkuman kegiatan awal yang
menyangkut pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif.
 Rancangan Laporan Akhir (Final Report Draft), yaitu berisi laporan lengkap tentang
seluruh hasil pekerjaan berupa bentuk atau model berikut dengan rekomendasi
tindak lanjut yang diusulkan. Laporan Akhir akan meliputi:

1) Laporan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup dibuat sebanyak 20 rangkap.

2) Semua Laporan disampaikan kepada pemerkasa dan serahkan dalam bentuk


CD/soft Copy.Laporan Akhir (Final Report), pembangunan fasilitas Pelabuhan
Laut Dama.

 Setiap kegiatan diskusi / pembahasan pada tahap pelaporan dibutuhkan buku draft .

XI. PENUTUP

Demikian penyusunan dokumen teknis untuk Penyusunan Dokumen


Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut di Desa
Dama Kecamatan Loloda Kepulauan Kabupaten Halmamera Utara.
LAMPIRAN 1. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KE-1 BULAN KE-2


NO DESKRIPSI PEKERJAAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Survei Lapangan
3. Pengambilan Sampel
4. Pengujian Laboratorium
5. Penyusunan Laporan
6. Penjilidan Laporan
7. Rapat Koordinasi dan Penilaian
Dokumen
LAMPIRAN 2. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Rencana penugasan dan alokasi tenaga ahli disusun berdasarkan kualifikasi dan
pengalaman untuk setiap bidang pekerjaan. Alokasi menurut waktu dalam jadwal dan
bobot kerja bagian personil menjadi bahan masukan dalam penyusunan perincian biaya
langsung personil (remuneration) maupun biaya langsung non personil (direct
reimbursable cost) dalam pelaksanaan pekerjaan serta penyusunan organisasi
Konsultan Pelaksana.

Alokasi waktu yang direncanakan bagi penyelesaian pekerjaan penyusunan


kajian ini adalah 60 hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Adapun jadwal penugasan personil Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Tabel. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli & Tenaga Pendukung

BULAN KET.
NO. PERSONIL
I II
A TEAM LEADER 1orgx2bln
B TENAGA AHLI
1 Ahli Sipil 1orgx2bln
2 Ahli Geofisik/Kimia 1orgx2bln
3 Ahli Kelautan & Perikanan 1orgx2bln
4 Ahli Sosial ekonomi budaya 1orgx2bln
5 Ahli Kesehatan Masyarakat/
1orgx2bln
Kesehatan Lingkungan
C TENAGA PENDUKUNG
1 Sekretaris Proyek 1orgx2bln
2 Operator Komputer 1orgx2bln

Anda mungkin juga menyukai