DOKUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN
PEMBANGUNAN FASILITAS
PELABUHAN LAUT DAMA
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelabuhan laut sebagai salah satu prasarana kunci untuk pengelolaan dan
pemanfaatan potensi suatu kawasan berperan penting dalam pengembangan ekonomi
suatu wilayah. Strategi pengembangan ekonomi Provinsi Maluku Utara seperti kegiatan
budidaya unggulan antara lain pertanian, pertambangan dan kelautan harus didukung
dengan sistem jaringan transportasi laut dan dimanfaatkan secara optimal sehingga
mampu meningkatkan pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan daya dukung
serta daya tampung lingkungan.
Undang-undang :
Peraturan Pemerintah :
Keputusan Presiden :
a) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis Mengenai Dampak
lingkungan Hidup
Keputusan Menteri :
b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkatan Kebisingan
Data Pengalaman Perusahaan yang sama/ sejenis dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Bidang /Sub Lokasi Alamat dan BA Serah
Pekerjaan bidang Nama Telepon Nomor dan Tanggal Nilai (Rp) Kontrak Terima
Pekerjaan (PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Penyusunan Pengawasa Kecamatan Nasrun Jl. Sultan 01/WPK-
Dokumen AMDAL n Loloda Utara Abdullah, Babullah No.9 YALHI/12/2010
Rencana Lingkungan Kabupaten SE.,SH Kota Ternate Tanggal 3 Januari RP. 3 Maret 2011 3 Maret
Pertambangan Halmahera Utara 2011 400.000.000.- 2011
Pasir Besi PT.
Wirabudi Putra
Perkasa
2. Pekerjaan Pengawasa Kecamatan Obi Budiman Mutiara Taman 01/PTAM-
Pembuatan n Lingkun Selatan, Damanik Palem Blok C2/26 YALHI/XII/2011
Laporan Eksplorasi, Gan Halmahera Cengkareng Tanggal 5 Desember
Feasibility study Selatan Jakarta Barat 2011 RP. 4 Maret 2011 4 Maret
dan dokumen 700.000.000.- 2011
AMDAL Rencana
Pertambangan
Logam Nikel PT.
Anugerah Multico
Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli
yang diusulkan dalam pekerjaan ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan
sejenis khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan “Penyusunan Dokumen DPLH
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Dama”.
Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference (TOR) ini secara umum telah
memberikan gambaran yang cukup memadai kepada konsultan sebagai pegangan
dalam memahami pekerjaan “Penyusunan Dokumen DPLH Kegiatan Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut Dama”. Namun demikian konsultan memandang perlu untuk
menyampaikan hal-hal yang diuraikan di bawah ini. Beberapa catatan yang diberikan
Konsultan di bawah ini bersifat usulan dari Pihak Konsultan, apabila Konsultan dipercaya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Setelah mempelajari dan meneliti isi Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan
dapat memahami dan mengerti arah dari pelaksanaan pekerjaan ini, selanjutnya
konsultan menyusun langkah-langkah tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan asas, tepat mutu, waktu, efektif dan efisien dan
tepat sasaran.
b. Tanggapan
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) mengenai Latar Belakang menurut
Kami sudah cukup jelas dan mudah dimengerti.
Secara Umum Konsultan telah memahami sumber pendanaan ini berasal dari
DIPA Tahun Anggaran 2015, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo. Biaya
tersebut sudah termasuk biaya pajak-pajak yang berlaku.
III.5. Tanggapan Terhadap Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
Menurut hemat kami sudah cukup jelas dan dimengerti mengenai Nama dan
Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen, yang dalam hal ini adalah Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo.
Menurut Hemat Kami Kerangka acuan kerja Telah menjabarkan Cukup Jelas dan
dimengerti tentang lingkup kegiatan pekerjaan ini. lingkup kegiatan tersebut adalah:
2) Pengujian Laboratorium
3) Penyusunan Dokumen
Berikut ini adalah lingkup Kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) :
1) Pendahuluan yang memuat latar belakang kegiatan, aturan dan kebijakan yang
berhubungan dengan kegiatan;
2) Deskripsi Kegiatan, Metodologi dan Jadwal Kegatan serta tenaga ahli yang
diperlukan untuk melaksanakan studi, pada prinsipnya, isi kerangka acuan kerja
ini adalah pemahaman penyusun studi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
di dalam kegiatan proyek dan yang akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.
Secara umum informasi mengenai personil yang diperlukan pekerjaan ini telah
dijelaskan secara rinci dalam KAK, yaitu: Ahli Sipil, Ahli Geofisik/Kimia, Ahli Perikanan
dan Kelautan, Ahli Sosial Ekonomi Budaya, serta Ahli Kesehatan Masyarakat/Kesehatan
Lingkungan. Tim ahli didukung oleh asisten/pembantu tim ahli untuk mendukung segala
bentuk kerja di lapangan yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dalam
pengumpulan data untuk menunjang kelancaran kegiatan ini.
Indonesia memiliki garis pantai yang luas. Kekuatan inilah yang merupakan
potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia sebagai negara maritim.
Strategi pengembangan ekonomi seperti kegiatan budidaya unggulan (pertanian,
pertambangan dan kelautan) yang didukung dengan sistem jaringan transportasi laut
meliputi tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
Maksud Rencana Mutu pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Mutu Produk
Pekerjaan dan Mutu Proses Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan
rencana mutu pekerjaan adalah untuk memantapkan tingkat mutu produk maupun
proses produksi melalui proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam.
Untuk menyusun studi DPLH suatu kegiatan, metode penelitian yang perlu
dilakukan adalah metode baku yang dikenal di dalam lingkungan ilmiah, pada garis
besarnya, metode tersebut terdiri dari tiga aspek lingkungan yang itu aspek fisika,dan
kimiawi, biologi dan sosial ekonomi dan budaya. Satu aspek lainnya yang juga akan
diteliti yaitu aspek kesehatan masyarakat. Uraian berikut ini menyangkut ketiga aspek
tersebut dan garis besar metodologi penelitian yang akan dilakukan.
1. Iklim
Data iklim berupa data sekunder dikumpulkan dari stasiun Galela Kabupaten
Halmahera Utara. Pada studi ini, data iklim yang dianalisis adalah curah hujan, hari
hujan, temperatur udara, kelembaban udara, evaporasi serta arah dan kecepatan angin.
Data tersebut digunakan untuk menentukan tipe iklim dan untuk melihat perubahan
kondisi iklim yang disebabkan oleh adanya rencana pembangunan Perkebunan
budidaya tanaman singkong di Kabupaten Halmahera Utara. Metode analisis data iklim
dilakukan dengan cara deskriptif dengan bantuan tabel dan grafik. Parameter, sumber
data dan metoda analisis data disajikan pada Tabel berikut.
Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Sumber Data
Lingkungan
Curah hujan mm Grafik BMG
Hari hujan hari Grafik BMG
Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Sumber Data
Lingkungan
Temperatur udara ºC Grafik BMG
Kelembaban udara % Grafik BMG
Evaporasi mm Grafik BMG
Kecepatan Angin Km/jam Windrose BMG
Arah Angin Derajat Windrose BMG
Komponen/Parameter
No Satuan Metode Analisis Alat
Lingkungan
Spectrophoto-
3. Nitrogen Dioksida (NO2) ppm Spectrophoto-meter
metric
Spectrophoto-
4. Sulfur Dioksida (SO2) ppm Spectrophoto-meter
metric
Data penggunaan lahan berupa data sekunder dan data primer dikumpulkan
melalui pengamatan langsung di lapangan. Parameter penggunaan lahan yang ditelaah
meliputi jenis, luas, sebaran dan tipe penggunaan lahan. Informasi penggunaan lahan
selain ditelusuri melalui data lapangan, juga dengan interpretasi melalaui peta. Metode
analisis data penggunaan lahan ditunjukkan pada tabel berikut.
Komponen/Parameter
Satuan Metode Analisis Data Alat
Lingkungan
Gambaran fisiografi lokasi studi dan sekitarnya yang meliputi bentang lahan serta
panjang dan kemiringan lereng akan dikumpulkan melalui interprestasi peta rupa bumi
yang diperoleh dari Badan Koordinasi survey dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL). Data geologi dan geomorfologi yang meliputi batuan induk, sebaran
struktur geologi serta morfologi wilayah akan diperoleh melalui hasil interpretasi peta
geologi dan peta land sistem yang akan ditelusuri di kantor Direktorat Geologi atau
Instansi lain yang terkait. Parameter geologi dan Geomorfologi diguinakan dalam
menelaah perkembangan tanah, perilaku hidrologi serta berbagai aspek yang berkaitan
dengan stabilitas wilayah.
5. Hidro-Oseanografi
Penelitian aspek hirologi dilakukan pada lokasi kegiatan dan sekitarnya berupa
pengukuran debit saluran/sungai. Dilakukan pula pendugaan debit maksimum yang
potensial terjadi dalam beberapa kala ulang. Parameter hidrologi pantai yang akan
dianalisis adalah pola arus dan ombak, serta sedimentasi dan erosi. Data Pasang surut
diharapkan akan diperoleh dari pelabuhan setempat dan konstanta harmonik pasang
surut akan dilakukan adminiralti. Pola arus akan dihitung berdasarkan data angin dan
interpretasi peta peraiaran (BAKOSURTANAL). Kecenderungan proses erosi dan
sedimentasi pada tebing pantai akan diamati pada beberapa segmen pantai dan muara
sungai. Kelandaian pantai akan dianalisis dengan peta perairan.
Tabel 4. Metode Pengukuran Hidro-Oseanografi
6. Kualitas Air
7. Kondisi Tanah
A = R.K.L.S.C.P
dimana :
LS
dimana :
a = % bahan organik
2 = butir halus;
c = kode permeabilitas :
1 = > 50 cm/jam;
Nilai R (erosivitas hujan) dihitung dengan rumus (Bols, 1978) dalam Asryad
(2010) berikut:
dimana :
EI30 = Erosivitas bulanan;
Nilai T
No. Sifat tanah dan Substratum
(cm/tahun)
1. Tanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas batuan 0,0
2. Tanah sangat dangkal di atas batuan telah lapuk (unconsolidated) 0,4
3. Tanah dangkal (25-50 cm) di atas bahan telah melapuk 0,8
4. Tanah dengan kedalaman sedang (50-90 cm) di atas bahan telah
melapuk 1,2
5. Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah kedap air di
atas substrata yang telah melapuk 1,4
6. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang berpermeabilitas
lambat, di atas substrata telah melapuk 1,6
7. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah berpermeabilitas
sedang di atas substrata telah telah melapuk 2,0
8. Tanah yang dalam dengan lapisan bawah permeabel di atas
substrata yang telah lapuk 2,5
Sumber : Arsyad, 1989
Untuk memperkirakan kerusakan tanah akibat erosi, akan digunakan kriteria dari Dirjen
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Departemen Kehutanan dan Perkebunan Tabel 10.
Tabel 10.
Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi
Kelas Erosi
Solum Tanah (cm)
I II III IV V
Erosi ton/ha/tahun
< 15 15-60 60-180 180-480 > 480
SR R S B SB
Dalam (> 90 cm)
(0) (I) (II) (III) (IV)
R S B SB SB
Sedang (60-90 cm)
(I) (II) (III) (IV) (IV)
S B SB SB SB
Dangkal (30-60 cm)
(II) (III) (IV) (IV) (IV)
B SB SB SB SB
Sangat Dangkal (< 30 cm)
(III) (IV) (IV) (IV) (IV)
Sumber : Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Depaertemen Kehutanan dan Perkebunan.
Keterangan :
CP max = T/RKLS
yang mana: CP max = Tingkat bahaya erosi; T = nilai-T atau tingkat erosi yang di ijinkan
dan RKLS = besarnya erosi potensial yang terjadi.
Tabel 11.
Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi
Penutupan Lahan yang Di
Kategori Resiko Nilai Indeks
rekomendasikan
Sangat Tinggi >10,01 Hanya hutan (FR)
Tinggi 4,01 – 10,0 Padang rumput (GR)+FR
Sedang 1,01 – 4,0 Tanaman tahunan (PC)+GR+FR
Tanam semusim dengan praktek
pengelolaan khusus* (CS)
+PC+GR+FR : Tanaman semusim
Rendah <1,0
dengan pengelolaan konvensional
(CC)+CS +PC+GR+FR termasuk
pemukiman dan lain-lain
Sumber: Hammer,1981 dalam Arsyad 2010.
A = Sy/SDR
Sy = A x SDR
dimana:
Luas DAS/Kawasan
SDR (%)
km2 Ha
0,05 5 0,580
0,10 10 0,520
0,50 50 0,390
1,00 100 0,350
5,00 500 0,250
10,00 1.000 0,220
50,00 5.000 0,153
100,00 10.000 0,127
500,00 50.000 0,079
1000,00 100.000 0,059
Sumber: Sk. No. 346/Menhut-V/2005 (Kriteria Penetapan Urutan Proritas DAS)
Kondisi iklim sering kali merupakan variabel yang rumit sehingga untuk keperluan
tersebut digunakan persamaan Thornthwaite (1948).
Cd = Cp + Ca + Cv
d. Menghitung Nilai Cd aktual pada setiap unit lahan yaitu dengan menggunakan
persamaan:
n
Cp, Ca & Cv = xP
i 1
1 1
Tabel 14. Nilai Koefisien Relatif Untuk Komponen Yang Digunakan Dalam Menghitung
Cd Pada Metode Kennessey
9. Biota Perairan
Pengamatan terhadap biota perairan dilakukan pada badan air di sekitar tapak
proyek. Jenis biota perairan yang diamati meliputi plankton, benthos dan nekton serta
tumbuhan air. Parameter plankton dan benthos yang diamati adalah komposisi jenis,
kelimpahan jenis, kenekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis, sedang
parameter nekton dan tumbuhan air yang diamati hanya kekayaan jenisnya.
Pengamatan plankton dilakukan pada titik-titik sampling dengan mengambil
contoh air secara komposit kemudian disaring dengan jaring plankton Nomor 25. Contoh
plankton diawetkan dengan formalin 4 % yang selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Contoh benthos akan diambil dari dasar perairan dengan alat Eickman-Dredge
selanjutnya disaring dengan menggunakan ayakan mesh size 1mm dan 2 mm. Contoh
benthos dipisahkan dari lumpur dan diawetkan dengan formalin 10 % selanjutnya
diamati di laboratorium dengan menggunakan mikroskop binokuler. Informasi tentang
jenis ikan akan ditelusuri melalui pengamatan langsung serta wawancara dengan
masyarakat setempat.
Tabel 17.
Metode Pengambilan Data Biota Perairan
Metode Pengambilan
Komponen Lingkungan Alat
Data
a. Ikan (Komposisi, Pengamatan &
Sampling,Identifikasi
jenis) Wawancara
Jaring Plankton No. 25
b. Plankton *) Sampling,Identifikasi
Mikroskop Binokuler
Eickman Drage dan
c. Benthos *) Sampling,Identifikasi Saringan 1mm dan 2
mm
d. Tanaman Air Sampling,Identifikasi Visual
Catatan: *) parameter yang diamati adalah kelimpahan jenis, keanekaragaman, keseragaman, dan
dominansi.
T B V 1
N
L P v A
dengan :
n
ni n
H' ( ) Log 2 i
i 1 N N
H'
E
H max
dengan:
H’ = Indeks keragaman
Hmax = log S/ log2
S = Jumlah spesies dalam komunitas
n 2
ni
D
i 1 N
Rincian tahapan Penyusunan rencana kerja yang tercakup dalam pekerjaan yang
dilakukan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Persiapan Administrasi
7) Dukungan pendanaan
A. Persiapan Administrasi
1. Ketua Tim
2. Ahli Sipil
3. Ahli Geofisik/Kimia
a. Memantau dan menganalisis data iklim yang diperoleh dari Badan Meterologi
dan Geofisika setempat.
b. Mengambil data kualitas air, baik airlaut, airtanah, maupun air badan air.
X. Sistem Pelaporan
Laporan Tengah (Interim Report), yaitu berisi rangkuman kegiatan awal yang
menyangkut pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rancangan Laporan Akhir (Final Report Draft), yaitu berisi laporan lengkap tentang
seluruh hasil pekerjaan berupa bentuk atau model berikut dengan rekomendasi
tindak lanjut yang diusulkan. Laporan Akhir akan meliputi:
Setiap kegiatan diskusi / pembahasan pada tahap pelaporan dibutuhkan buku draft .
XI. PENUTUP
Rencana penugasan dan alokasi tenaga ahli disusun berdasarkan kualifikasi dan
pengalaman untuk setiap bidang pekerjaan. Alokasi menurut waktu dalam jadwal dan
bobot kerja bagian personil menjadi bahan masukan dalam penyusunan perincian biaya
langsung personil (remuneration) maupun biaya langsung non personil (direct
reimbursable cost) dalam pelaksanaan pekerjaan serta penyusunan organisasi
Konsultan Pelaksana.
BULAN KET.
NO. PERSONIL
I II
A TEAM LEADER 1orgx2bln
B TENAGA AHLI
1 Ahli Sipil 1orgx2bln
2 Ahli Geofisik/Kimia 1orgx2bln
3 Ahli Kelautan & Perikanan 1orgx2bln
4 Ahli Sosial ekonomi budaya 1orgx2bln
5 Ahli Kesehatan Masyarakat/
1orgx2bln
Kesehatan Lingkungan
C TENAGA PENDUKUNG
1 Sekretaris Proyek 1orgx2bln
2 Operator Komputer 1orgx2bln