MAKALAH Manajemen Pengolahan Bahan Makanan
MAKALAH Manajemen Pengolahan Bahan Makanan
A. Defenisi
Bahan pangan olahan adalah bahan makanan segar dan kering yang mengalami
pengolahan untuk mempertahankan mutu gizi maupun organoleptik. Pangan olahan
adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan
atau tanpa bahan tambahan (PP No. 28/2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan).
Pengolahan makanan yaitu membuat bahan makanan yang mentah menjadi
matang melalui proses pemanasan. Secara definisi pengolahan makanan dapat diartikan
sebagai sebuah proses panas pada makanan sehingga menjadi lebih enak, mudah
dikunyah dan mengubah bentuk dan penampilan dari bahan makanan itu, serta
mematikan bakteri yang merugikan kesehatan.
Pengolahan makanan merupakan salah satu proses penerapan panas dari bahan
mentah menjadi matang dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar dengan tujuan
tertentu. Oleh karena itu, proses memasak hanya berlangsung selama panas mengenai
bahan makanan. Untuk mengolah sebuah mengolah makanan sesuai dengan tujuannya,
dikenal beberapa teknik mengolah makanan.
1
proses pengolahan makanan yang dapat mempercepat serta menurunkan kandungan gizi.
Sedangkan proses yang menghambat penurunan kandungan zat gizi adalah pendinginan
dan pembekuan.
B. Metode Pengolahan
a. Teknik Boilling
2
Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya
kembali dalam cairan supaya tidak memengaruhi mutu makanan.
b. Teknik Poaching
Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan
makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam
menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Temperatur yang digunakan
sekitar 160-180˚F atau 71-82˚C. Untuk melakukan poaching, perlu
memperhatikan syarat berikut ini :
Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 85˚C – 95˚C.
Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
Makanan harus tertutup dari cairan.
Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
c. Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan
sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan
api kecil secara perlahan- lahan.
Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut :
Teknik merebus dalam cairan yang sedikit.
Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3
Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising
pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam
seluruhnya.
Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu
masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk
sambil dibolak – balik.
Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan
dalam oven.
d. Metode Stewing
Stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih
dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api
sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan
kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung.
Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena
dalam daging dan sayur sudah terkandung garam.
Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya
hilang.
Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.
4
Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada
ikan mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.
e. Metode Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih.
Bahan makanan diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas
akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk
melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat berikut :
Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih
dan mengeluarkan uap.
Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus
Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air
langsung.
Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang
dikukus akan beraroma hangus.
Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat.
f. Metode Simmering
Simmering (merebus dengan api kecil) Teknik simmering ini adalah
teknik memasak bahan makanan dengan sauce atau bahan cair lainnya yang
dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama,
dimana dipermukaannya muncul gelembung – gelembung kecil. Temperatur
panas sekitar 185 - 205˚F atau 85 - 96˚C.
g. Metode Blanching
Blanhcing adalah memasak makanan dengan cepat. Blanching biasanya
dilakukan dengan air panas tetapi bisa juga dengan menggunakan minyak panas.
Makanan yang telah di-blanching harus disiram dengan air dingin, untuk
menghentikan proses pemasakan lebih lanjut. Tujuan blanching adalah
membuang kulit atau bagian luar yang tidak perlukan, memudahkan membuang
5
kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih
kental, membunuh atau menghentikan reaksi enzim makanan.
Terdapat 4 (empat) style deep fat frying yang popular, yaitu cara Perancis,
Inggris, Orly, dan menggoreng polos.
6
Mencelupkan dalam putih telur, kemudian dalam tepung panir (bread
crum).
Kemudian, goreng didalam minyak yang banyak dan panas.
2. Shallow Frying
Shallow Frying teknik memasak bahan makanan dalam jumlah kecil dengan
menggunakan sedikit lemak dalam wajan datar dengan temperatur antara 150-170
derajat Celcius. Bahan makanan yang dimasak dengan shallow frying harus dalam
ukuran kecil, lunak dan memiliki kualitas yang baik. Untuk melakukan teknik ini,
perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
7
Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk cair : minyak
kelapa, minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun.
Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit.
Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai dengan suhu.
Proses menggoreng dilakukan dengan cepat.
Terdapat 2 (dua) cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu pan frying dan
saute. Pan frying merupakan cara menggoreng dengan minyak sedikit dan
mempergunakan frying pan. Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur
mata sapi, daging, omelete, scrambled eggs. Saute adalah mengolah bahan makanan
dengan minyak sedikit sambil diaduk dan dilakukan secara cepat. Teknik ini sering
dilakukan pada masakan Cina, dan dipakai sebagai teknik penyelesaian pada sayuran
kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia disebut dengan oseng-oseng
(tumisan).
3. Roasting
4. Baking
8
makanan sehingga permukaannya menjadi crispy dan warna yang lebih terkendali.
Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry dan roti.
5. Grilling
Alat yang digunakan memasak disebut grill dan dilengkapi dengan jeruji
kawat. Jeruji ini berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang
dimasak/dipanggang, selain itu fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang
matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi ciri khas
dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di grilled. Bila jeruji kawat
diganti dengan lempengan besi yang rata maka alat tersebut disebut grindle.
C. Standart pengolahan
Sebagaimana diketahui, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan Dan Restoran, yang dimaksud Rumah Makan adalah setiap tempat usaha
9
komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk
umum di tempat usahanya. Sedangkan Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan
yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan
penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya.
Berikut beberapa syarat Bahan Makanan dan Makanan Jadi pada Rumah makan
dan Restoran :
1. Bahan makanan : Bahan makanan dalam kondisi baik, tidak rusak dan
membusuk, serta berasal dari sumber resmi yang terawasi. Bahan makanan
kemasan, bahan makanan dan bahan tambahan makanan memenuhi persyaratan
peraturan perundang-undangan.
2. Makanan jadi : Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak
busuk, makanan kaleng tidak boleh menunjukkan adanya pengembungan, cekung
dan kebocoran. Angka kuman E.coli pada makanan dan minuman 0, jumlah
kandungan logam berat dan residu pestisida tidak boleh melebihi ambang batas
yang diperkenankan serta buah¬buahan dicuci bersih dengan air yang memenuhi
syarat.
Persyaratan pengolahan pangan
10
2. Hasil pemeriksaan dikirimkan kepada pengirim dengan tembusan kepada
Dinas Kesehatan Kota, untuk keperluan pemantauan/pengawasan.
3. Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan dan
spesimen yang dilakukan secara rutin menjadi tanggung jawab pengelola
rumah makan/restoran yang bersangkutan.
D. Pengembangan resep
Pengembangan resep adalah upaya memodifikasi standar resep yang ada untuk
menciptakan makanan baru nyanag berbeda baik warna,bentuk,tekstur, aroma, maupun
rasa dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya makanan dan
mengandung nilai gizi yang sesuai standar.
Selain itu, pengembangan resep juga merupakan cara untuk menambah variasi
menu dan bertujuan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang
disajikan. Salah satu jenis makanan di rumah sakit adalah makanan lunak.
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna di bandingkan makanan biasa. Makanan ini mengandung cukup zat
gizi asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup.makanan lunak
dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring
kemakanan biasa.
Tujuan Pengembangan resep secara umum adalah membuat variasi dari resep
lama menjadi resep baru baik penampilan maupun cara pemasakan, meningkatkan cita
rasa bentuk dan penampilan serta nilai gizi.
11
gizi sesuai dengan kondisi penyakit, penggunaan bahan makanan yang segar dan tidak
rusak serta disesuaikan dengan tujuan pemberian makanan dan penyakit.
Cah kembang kol tomat merupakan salah satu contoh menu sayur untuk
makanan lunak di Rumah sakit dengan bahan kembang kol. Kembang kol merupakan
sayuran sumber protein, tiamin, riboflavin, niasin, kalsium, besi, magnesium, fosfor dan
zink serta sangat baik sebagai sumber serat makanan, vitamin B6, asam folat, asam
pantotenat dan kalium. Selama ini kembang kol biasa diolah dengan cara ditumis maupun
dimasak sebagai cah. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan resep terhadap
bahan makanan kembang kol ini diharapkan dapat meningkatkan penampilan, rasa,
aroma dan kandungan gizi terhadap resep awal (cah kembang kol tomat) serta dapat
memberikan masukan dalam pengolahan sayur untuk makanan lunak pasien yang
memenuhi standar makanan lunak dan dapat meningkatkan selera makan pasien.
E. Standar Resep
Standar Resep Merupakan resep yang telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk
operasional yang spesifik dari suatu penyelenggaraan makanan diperlukan banyak waktu
dan biaya untuk uji coba resep sebelum dihasilkan suatu resep yang standar.dapat
dikembangkan melalui modifikasi resep ( melipat gandakan, memperkecil jumlah bahan
makanan , menambah dan mengurangi jenis bahan makanan yang diperlukan).
Penggunaan bumbu juga disesuaikan agar menghasilkan mutu makanan sesuai keinginan.
Standar Resep adalah satu set intruksi yang menjelaskan cara yang spesifik dalam
menyiapkan masakan tertentu,dengan menggunakan alat tertentu dan di hidangkan sesuai
selera tertentu.
12
Petunjuk dalam persiapan dan pemasak(dibuat sederhana)
Waktu yang di butuhkan untuk persiapan dan memasak
Cara menghidangkan ( porsi,alat,garnis)
Petunjuk untuk menyimpan
F. Standar bumbu
Standar bumbu Merupakan macam dan jumlah bumbu yang diperlukan untuk
berbagai macam masakan/ hidangan yang senada. dalam pemasakan, standar bumbu
perlu ditambah dengan bumbu lainnya untuk menghasilkan masakan yang diinginkan.
Misalnya standar bumbu merah dapat digunakan untuk memasak rendang, kalio,sambal
goreng, bumbu bali dan lain-lain.
13
Bahan Satuan Bumbu Bumbu Bumbu Sod Bumbu Iris Bumbu
Merah Putih Kacang
Bawang Gram 400 300 375 400 25
Merah
Bawang Gram 125 50 40 50 50
Putih
Cabe Gram 400 - - 50 175
Merah
Gula Gram - 75 - - -
Merah
Kemiri 250 100 - - -
Air Gram 100 75 50 - -
Lada Biji Gram - - 50 - -
Ketumbar - 20 - - -
Daun Gram - - - 25 -
Salam
Jahe Gram 125 - - - -
Laos 125 - - 100 -
Kacang - - - - 500
Tanah
14
Menurut Karen eitch drummond 2002, ada beberapa cara mempertahankan zat
gizi pada makanan yaitu:
15
Kupas kulit pada buah-buahan seminim mungkin karena jika seluruh kulit
dikupas banyak vitamin dan mineral yang hilang bersama kulit buah, karena
vitamin dan mineral banyak tersimpan dibawah kulit buah-buahan.
Mengukus cara pengolahan yang bagus untuk memperhatikan zat gizi. Metode
ini cepat dan menggunakan sedikit air atau bahkan tidak menggunakan air sama
sekali, pada perebusan sayuran dengan menggunakan air banyak dan waktu yang
lama akan banyak menghilangkan kandungan zat gizinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17