B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Vital Sign :
BP : - mm/Hg HR : - x/Sec BB : 12 Kg
RR : - x/Sec SH : - Celcius TB : 70 cm
2. Inspeksi :
a. Inspeksi Statis :
Kepala dan leher cenderung ekstensi.
Shoulder elevasi dan protraksi.
Elbow fleksi pada kedua sisi.
Wrist fleksi dan jari-jari tangan ke 2, 3, 4, 5 fleksi (menggenggam) pada
kedua sisi.
Vetebra scoliosis tipe C.
Pelvic asimetris.
Hip eksternal rotasi pada kedua sisi.
Knee semi fleksi pada kedua sisi.
Ankle plantar fleksi atau drop foot pada kedua sisi.
Ankle inversi pada kedua sisi.
b. Inspeksi Dinamis:
Head kontrol belum baik.
Hand dan arm support kurang.
Pasien belum dapat berguling secara mandiri.
3. Palpasi
Adannya hypertone pada AGA dan AGB.
Spastisitas pada AGA dan AGB.
Kelemahan fleksor neck.
Kelemahan ekstensor elbow.
Kelemahan core muscle.
Kelemahan rotator trunk dan ekstensor trunk.
4. Auskultasi
Tidak dilakukan.
5. Perkusi
Tidak dilakukan.
6. Pemeriksaan Gerak Dasar :
a. Gerak Aktif
Tidak dilakukan.
b. Gerak Pasif
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengukuran spastisitas menggunakan Ashworth
NILAI SPASTISITAS
AGA GRUP OTOT
Dextra Sinistra
Fleksor 2 2
Ekstensor 1 1
Shoulder
Abduktor 1 1
Adduktor 1 1
Fleksor 2 2
Elbow
Ekstensor 1 1
Palmar Fleksor 1 1
Wrist
Dosal Fleksor 1 1
AGB GRUP OTOT NILAI
SPASTISITAS
Dekstra Sinistra
Hip Fleksor 1 1
Ekstensor 1+ 1+
Abduktor 1+ 1+
Adduktor 1+ 1+
Endorotator 1+ 1+
Eksorotator 1+ 1+
Knee Fleksor 1+ 1+
Ekstensor 2 2
Ankle Inversor 2 2
Eversor 2 2
Palmar fleksor 1+ 1+
Dorsal fleksor 1+ 1+
Keterangan :
0 : tidak ada peningkatan tonus otot.
1 : sedikit peningkatan tonus otot, dimanifestasikan oleh tangkapan, diikuti
resistensi minimal pada akhir rentang gerak ketika bagian yang terpengaruh
bergerak dalam fleksi atau ekstensi.
1+ : sedikit peningkatan tonus otot, dimanifestasikan oleh tangkapan, diikuti
resistensi minimal sepanjang sisa (kurang dari setengah) ROM.
2 : peningkatan tonus otot yang ditandai melalui sebagian besar ROM, tetapi bagian
yang terpengaruh mudah dipindahkan.
3 : peningkatan tonus otot, gerakan pasif sulit.
4 : peningkatan tonus otot, gerakan pasif sulit dan kaku dalam fleksi atau ekstensi.
= 74,5%
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
a. Impairment
Adanya hypertone pada AGA dan AGB.
Adanya spastisitas pada AGA dan AGB.
Adanya kelemahan fleksor neck.
Adanya kelemahan ekstensor elbow pada kedua sisi.
Adanya kelemahan core muscle.
Adanya kelemahan pada rotator trunk dan ekstensor trunk.
b. Functional Limitation
Pasien belum mampu berguling secara mandiri.
c. Participation Restriction
Pasien belum mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
E. PROGRAM FISIOTERAPI
Tujuan Jangka Pendek :
a. Meningkatkan kekuatan otot ekstensor elbow.
b. Meningkatkan kekuatan core muscle.
c. Meningkatkan head kontrol.
d. Meningkatkan hand dan arm support.
e. Menjaga dan meningkatkan ekstensor neck dan otot-otot AGA dan AGB.
f. Meningkatkan kekuatan rotator trunk dan ekstensor trunk.
Tujuan Jangka Panjang :
a. Melanjutkan tujuan jangka pendek.
b. Rolling mandiri dengan bantuan minimal.
c. Koreksi postur.
d. Mengoptimalkan gerak dan fungsi neck, shoulder, elbow, wrist, pelvic, hip,
dan knee agar dapat rolling sehingga meningkatkan kemampuan dan aktivitas
fungsional pasien.
F. INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Stretching dan mobilisasi persendian AGA dan AGB.
2. Mobilisasi pelvic.
3. Stimulasi dan fasilitasi menyangga/mengangkat kepala.
4. Stimulasi dan fasilitasi arm dan hand support.
5. Latihan hand function (mendorong).
6. Latihan penguatan otot ekstensor elbow.
7. Latihan penguatan core muscle.
8. Latihan penguatan ekstensor trunk dan rotator trunk.
9. Latihan rolling dengan bantuan penuh.
G. EVALUASI
( ________________________ )