Anda di halaman 1dari 1

BAHAN BACAAN 3.

RELASI KUASA DAN SIKLUS KEKERASAN DI RANAH DOMESTIK/PERSONAL

Yang dimaksud dengan relasi personal/domestik di sini adalah relasi antar individu yang
memiliki kedekatan atau keintiman satu sama lain, apakah karena perkawinan (suami/istri),
hubungan pacaran, hubungan kerja (atasan-bawahan, misalnya antara PRT/PRTA dan
pemberi kerjanya) dan keluarga (orang tua-anak). Dalam relasi personal, pihak yang lebih
lemah rentan mengalami kekerasan dan sekaligus kesulitan untuk keluar dari kekerasan
karena faktor keintiman/kedekatan serta faktor hubungan kuasa yang ada dalam relasi
personal/domestik tersebut. Faktanya, dalam relasi personal/domestik, muncul apa yang
disebut dengan siklus kekerasan, yang menyebabkan korban tidak mudah lepas dari
kekerasan yang dialami.

Dalam siklus kekerasan, terjadi pola berulang, yakni adanya konflik dan ketegangan, berlanjut
dengan kekerasan, berakhir dengan periode tenang dan bulan madu, kemudian diikuti
kembali dengan ketegangan dan terjadinya kekerasan kembali, demikian seterusnya. Periode
tenang dan bulan madu setelah insiden kekerasan sering diisi dengan ucapan penyesalan dan
permintaan maaf serta sikap yang lebih baik atau perilaku manis dari pelaku kekerasan.
Adanya siklus kekerasan ini menyebabkan korban terus mengembangkan harapan dan
mempertahankan hubungan bahkan sering disertai rasa kasihan terhadap pelaku, sehingga
membuat korban sulit keluar dari perangkap kekerasan. Bila tidak ada intervensi khusus,
siklus kekerasan dapat terus berputar dengan perguliran cepat, dengan kekerasan yang
semakin intens/kuat.1

1
Kristi Poerwandari dan Ester Lianawati, Buku Saku Untuk Penegak Hukum, Petunjuk Penjabaran Kekerasan
Psikis Untuk Menindaklanjuti Laporan Kasus KDRT. (Jakarta: Program Studi Kajian Wanita Program
Pascasarjana UI., 2010), hal. 12

Anda mungkin juga menyukai