MISI
1. Meningkatkan ketersediaan Sumber Daya Manusia yang profesional serta sarana dan
prasarana Rumah Sakit.
2. Memberikan pelayanan sesuai standar yang aman, efektif, efisien dan transparan.
3. Meningkatkan keterjangkauan pelayanan dan mempermudah birokrasi.
4. Menyediakan wahana diklat serta penelitian untuk pengembang ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan yang bersinergi dengan mutu pelayanan.
MOTTO
Kesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagiaan dan keinginan kami.
VALUE
1. Belajar tanpa henti dan bekerja secara optimal.
2. Berfikir inovatif dan bekerja secara aman.
FALSAFAH
Pelayanan yang terpercaya dan sepenuh hati.
JANJI PELAYANAN
i
DAFTAR ISI
No Hal
1. Visi, Misi, Motto, Value, Falsafah dan Janji Pelayanan RSUD Kelas B Cianjur i
2. Daftar isi 1
4. 6 Sasaran Keselamatan Pasien ( SKP )......................................................................... 2
a. Ketepatan Identifikasi Pasien........................................................................... 2
b. Komunikasi Efektif (SBAR dan CaBaK /TBaK)................................................... 3
c. Keamanan obat yang perlu diwaspadai ........................................................... 5
Prinsip 7 Benar.................................................................................................. 6
d. Kepastian pembedahan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien ................ 8
e. Pengurangan risiko infeksi .............................................................................. 10
5 Momen Cuci Tangan..................................................................................... 11
6 langkah cuci tangan dengan gel berbasis alkohol (handrub)....................... 11
Cuci tangan dengan air mengalir (Handwash) .............................................. 11
f. Pengurangan risiko pasien jatuh ...................................................................... 12
5. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)............................................ 14
6. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) ................................................................................ 17
7. Asesmen Pasien (AP) .................................................................................................. 21
Asesmen Nyeri /Pengkajian Nyeri............................................................................... 24
8. Pelayanan Pasien (PP) ................................................................................................ 25
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) ....................................................................... 27
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)....................................................................... 29
11. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)..................................................................... 31
12. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)................................................. 32
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).............................................................. 34
14. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)............................................................ 35
Kode Darurat............................................................................................................... 36
15. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)...................................................................... 37
16. Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI)............................................................. 38
17. Millenium Development Goals (MDG’s) ...................................................................... 39
18. Lampiran-lampiran ..................................................................................................... 40
Apa yang anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit ?
Jawab :
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691 th 2011)
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian pembedahan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
a. SKP 1: Ketepatan Identifikasi Pasien
Apa saja yang termasuk obat-obat high alert modication di Rumah Sakit ?
1. Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja :
KCl (kalium/potasium klorida) sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat,
KPO4 (kalium/potasium fosfat) sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml,
NaCl (natrium/sodium klorida) lebih pekat dari 0.9%,
MgSO4 (magnesium sulfat) sama dengan 50% atau lebih pekat
2. Obat obatan Narkotik
3. NORUM/ LASA; contoh: Lisinopril 5 mg - Lisinopril 10 mg
Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan saat pemberian obat kepada pasien ?
Dalam pemberian / pendistribusian obat kepada pasien, semua petugas yang terkait
harus memenuhi prinsip - prinsip 7 benar.
1. Benar pasien ( Right Patient )
2. Benar obat ( Right medication )
3. Benar dosis ( Right Dose )
4. Benar cara pemakaian (Right Route)
5. Benar waktu ( Right Time )
6. Benar informasi ( Right Information )
7. Benar dokumentasi ( Right Documentation )
Beri label semua obat dan tempat obat (syringe,plastik obat,dll.) dan
larutan.
Obat dan larutan lain di lokasi perioperatif atau ruangan prosedur yang
tidak akan segera dipakai juga harus diberi label.
Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur dilakukan setiap
kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli ke tempat lainnya.
Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam
Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal dan visual
jika orang yang menyiapkan obat bukan yang memberikannya ke
pasien.
Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan jika
tidak segera diberikan.
Jangan memberi label pada syringe atau tempat kosong, sebelum obat
disiapkan / diisi.
Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya untuk
satu obat atau larutan pada satu saat.
Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
Buang semua tempat berlabel yang tidak terpakai.
Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk / jenis sediaan obat :
o Slow release tidak boleh digerus
o Enteric coated tidak boleh digerus
Obat – obat yang diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair / sirup
Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak
Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak
5
GENGGAM IBU JARI TANGAN KIRI DENGAN
TANGAN KANAN KEMUDIAN GOSOK
SECARA MEMUTAR DAN SEBALIKNYA
SELAMA 3 HITUNGAN
a.Pasien sendiri, yaitu pasien dewasa apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
b.Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan
Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/ Ibu Kandung
2) Saudara – saudara kandung
c.Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
1) Ayah/Ibu Adopsi
2) Saudara – saudara Kandung
3) Induk Semang
d.Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
1) Ayah/Ibu kandung
2) Wali yang sah
3) Saudara – Saudara Kandung
e.Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut.
(..........................)
* Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima
informasi adalah wali atau keluarga terdekat. **coret yang tidak perlu
Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien
yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan
kerohanian. Kemudian perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada.
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir
Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di
rekam medis pasien.
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan
kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
1
Asesmen harus selesai dalam kerangka waktu yang ditetapkan rumah sakit.
Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam setelah
pasien masuk sebagai pasien rawat inap
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat
inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari
30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan
dalam kondisi pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat
penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
Apa saja yang termasuk kategori pasien dan pelayanan berisiko tinggi?
Pasien keadaan darurat.
Pasien menggunakan layanan resusitasi
Pasien dengan pemberian darah dan produk darah.
Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.
Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh (immune-
suppressed).
Pasien yang menjalani dialisis.
Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang
berisiko diperlakukan tak senonoh.
Apa yang harus dilakukan bila terjadi henti jantung dan atau henti nafas pada
seseorang? Siapa yang harus bisa melakukannya?
Resusitasi jantung paru / Bantuan Hidup Dasar (BHD) harus bisa dilakukan oleh
setiap Karyawan RS
Urutan BHD :
D-R-C-C-A-B (Danger – Response –Call – Circulation – Airway – Breathing) *
Langkah-langkah BHD:
1. Danger : Amankan diri, amankan pasien, amankan lingkungan
2. Response: Cek kesadaran dan respons (panggil dan goncangkan badan)
3. Call for help: Panggil teman untuk minta bantuan (Kode Biru/ Blue code)
4. Circulation, cek karotis jika tidak teraba lakukan kompresi (compression) di ½
bagian bawah os sternum / tulang dada sebanyak 30x, kecepatan minimal
100x/menit, kedalaman minimal 5 cm (pada dewasa), 1/3 anterolateral pada
bayi/anak2, minimal interupsi serta tiap kompresi pastikan dada recoil (kembali
mengembang) dengan sempurna.
5. Airway : Bebaskan jalan nafas dengan head tilt (kepala ditengadahkan) dan
chin lift (dagu diangkat) supaya lidah tidak menutup jalan nafas. Jika curiga
patah leher lakukan jaw thrust (membuka rahang) tanpa menengadahkan
kepala.
6. Breathing/ bantuan nafas. Beri 2 bantuan nafas dan sekali tiupan tidak lebih
dari 1 detik untuk menghindari hiperventilasi. Tutup hidung pasien saat
memberikan nafas dari mulut ke mulut, pastikan dada yang mengembang saat
nafas ditiupkan, bukan perut
7. Ulangi kompresi dan bantuan nafas dengan perbandingan 30 kompresi : 2
bantuan nafas, dilakukan oleh 1 ataupun 2 orang penolong, kecuali pada pasien
bayi/anak kurang dari 3 tahun : 1 penolong 30:2 sedangkan 2 penolong 15:2
8. Evaluasi bisa dilakukan minimal setelah 2 menit (5 siklus) dalam waktu tidak
lebih dari 10 detik. Evaluasi untuk mengecek apakah nadi pasien sudah teraba.
9. RJP dapat dihentikan jika denyut sudah teraba dan pasien sudah kembali
bernafas spontan atau jika penolong kelelahan atau keluarga menolak
dilakukan resusitasi, atau dokter sudah menyatakan pasien meninggal dunia.
SPO Resusitasi Jantung Paru
*ABC berubah menjadi CAB menurut American Heart Association tahun 2010.
1. Kelengkapan labu darah saat diterima: formulir labu darah, formulir reaksi
transfusi.
2. Persiapan labu darah sebelum diberikan tidak boleh disimpan di ketiak karena
dapat menyebabkan lisis. Darah akan hangat dengan sendirinya jika dibiarkan di
suhu ruangan. Lakukan identifikasi pasien sebelum darah diberikan.
3. Jika terjadi reaksi transfusi : hentikan transfusi, bawa sisa labu darah yang
menyebabkan reaksi transfusi dan isi formulir reaksi transfusi, serahkan ke PMI.
Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan. Petugas pengolah makanan menggunakan APD dan menjaga
kebersihan makanan. SPO penyiapan dan penyimpanan bahan makanan
Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. Makanan yang
diberikan disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien sesuai arahan dokter/ahli gizi.
SPO Pendistribusian Makanan.
Lakukan penanganan pasien yang kesakitan baik tanpa obat maupun dengan
pemakaian obat sesuai indikasi sesuai SPO Manajemen dan Penanganan Pasien
yang Kesakitan.
Kapan dilakukan proses sign in, time out dan sign out?
Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA ( Look Alike
Sound Alike ) dapat ditemukan di SPO Obat-obatan NORUM/ LASA dan juga pada
buku quality and safety.
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun
sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg).
Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar
mirip).
2.Bagaimana penyimpanan obat-obatan elektrolit pekat di RS?
Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida 3%
dalam kolf) hanya disimpan di ruang rawat intensif (ICU) (di tempat yang ditandai
dengan stiker merah). Obat high alert tersebut diberi stiker “high alert” berwarna
merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yang
bertuliskan “ elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan!”.
Efek samping obat dilaporkan ke kepala unit kerja untuk kemudian dilaorkan ke
Panitia Farmasi dan Terapi dan dilakukan pencatatan/ dokumentasi monitoring efek
samping obat (MESO) baik pada rekam medis maupun Panitia Farmasi dan Terapi.
SPO Monitoring Efek Samping Obat
Bagaimana prosedur yang harus dilakukan apabila pasien masuk rawat inap
membawa obat-obatan dari rumah?
1. Identifikasi jenis dan jumlah obat yang dibawa sebelum pasien masuk
2. Catat dalam formulir obat yang dibawa pasien
3. Serahkan obat dan formulir ke bagian farmasi
4. Apabila instruksi dokter obat yang dibawa tersebut dilanjutkan maka akan
diberikan oleh petugas farmasi setiap kali akan dikonsumsi sesuai ketentuan.
5. Apabila instruksi dokter obat yang dibawa tersebut dihentikan maka obat
ditahan di farmasi hingga pasien pulang dengan edukasi tentang obat tersebut.
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh
petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
( Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara tertulis yang terkait dengan
kebutuhan pasien.
Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang
ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.
Catat dalam buku registrasi edukasi pasien
Lakukan edukasi dengan menggunakan komunikasi yang efektif dan bahasa yang
mudah dimengerti pasien, sedapat mungkin sesuaikan teknik penyampaian
edukasi dengan hasil asesmen pasien / keluarganya tersebut.
11
12
13
14
Lapor Direktur RS
Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 15 menit (jeda waktu) terhitung sejak
waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali.
Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium ( alat-alat laboratorium) bila
terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak
terdapat jeda waktu.
KODE DARURAT
Orang yang
ABU-ABU 101
membahayakan
Orang yang
membahayakan PERAK 101
dengan senjata
TRIAGE DI
Bencana di dalam RS 101
RS
TRIAGE DI
Bencana di luar RS 101
LUAR RS
Tumpahan bahan
ORANYE 101
berbahaya
Seluruh staf, baik klinis maupun nonklinis diberikan orientasi tentang rumah sakit,
departemen/ unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang uraian
tugas tanggung jawab mereka yang spesifik saat mereka diangkat sebagai staf.
Surveior akan menanyakan: “Apa jabatan anda di sini? Apa tugas anda di
ruangan ini?” Pahami dan kuasai jabatan dan uraian tugas masing-masing.
Buat dalam lembaran Uraian Tugas dan ditempel di meja kerja jika tempat
memungkinkan. (di Ruangan berkas uraian tugas disimpan di dalam map)
Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti untuk
memberi wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien
dan memberikan pelayanan klinis lainnya konsisten/sesuai dengan kualifikasi.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
a. Ronde Klinis
b. Ronde Manajemen
RSUD Kelas B Cianjur telah membentuk Tim TB DOTS dan memiliki poliklinik TB
DOTS untuk menjalankan program TB DOTS RS. Pelaksanaan program dan evaluasi
dilakukan secara berkala dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Kalium Klorida (KCL) 7,46 Vial 26 mL Natrium Bikarbonat 8,4% 25mL MGSO 40% 25mL
Kalsium Glukonat ampul 10%, 10mL Natrium Klorida (NaCl) 3% 500mL
55
56
57 Lampiran 2. DAFTAR OBAT LOOK ALIKE SOUND ALIKE DI FARMASI
SEDIAAN TABLET
AMLODIPIN 5 AMLODIPIN 10
CAPTROPRIL FUROSEMID
CAPTROPIRIL ISOSORBID DINITRAT
CAPTOPRIL 25 CAPTOPRIL 50
CLINDAMISIN 150 CLINDAMISIN 300
CLONIDIN CAPTOPRIL
CLONIDIN CETIRIZINE
DOMPERIDON METHYLPRED-NISOLON
DOMPERIDON 10mg DEXTROMETORFAN 15mg
KETESSE KETRICIN
LEVOFLOACIN OFLOXACIN
METRONIDAZOL METFORMIN
RIFAMPICIN 300 RIFAMPICIN 450
SPIRONOLAKTON 25 SPIRONOLAKTON 100
VALSARTAN 80 VALSARTAN 160
OBAT INEKSI
ALINAMIN F PROINFARK (DOPAMIN)
EPINEFRIN VIT.K
TRAMADOL GENTAMICIN
FUROSEMID DIAZEPAM
LASIX NOVALGIN (ANTALGIN)
CEFTRIAXONE CEFOTAXIM
CITICOLINE ONDANSENTRON
CITICOLINE RANITIDINE
ONDAN-SENTRON RANITIDINE
TRAMADOL GENTAMICYN
VALDIMEX SIBITAL
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69