Anda di halaman 1dari 38

DAFTAR ISI

VISI MISI FALSAFAH NILAI MOTTO RUMAH SAKIT ............................................................................. 1


TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) ..................................................................................................... 2
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) ......................................................................................... 3 - 8
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) ............................................................................................. 9 - 12

Y
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) ................................................................... 13 - 14

P
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) ................................................. 15 - 16

O
PROGRAM NASIONAL (PRONAS) ........................................................................................................ 17

C
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)........................................ 18 - 20
ASESMEN PASIEN (AP) ............................................................................................................................ 21

D
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)................................................................................. 22 - 23

LE
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) ......................................................................................... 24

L
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) ........................................ 25 - 26

O
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM).................................................................... 27

R
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) ................................................................................ 28

T
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ...................................................................... 29 - 30

N
MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN (MFK) .................................................................... 31 - 33
TUGAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT ........................................................................................... 33

O
TUGAS DI RAWAT JALAN ...................................................................................................................... 33

C
TUGAS DI RAWAT INAP ......................................................................................................................... 34
TUGAS DI INTENSIF ................................................................................................................................. 34
TUGAS DI KAMAR OPERASI ................................................................................................................... 34
DAFTAR OBAT KEWASPADAAN TINGGI ................................................................................... 36 - 37

ii
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

VISI :
Menjadi Rumah Sakit pilihan dengan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik.

MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien
dan kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.
2. Menyediakan tim medis profesional dan karyawan yang memiliki etos kerja dan
berdedikasi tinggi serta dikelola oleh tim manajemen yang kapabel, kolaboratif, dan solid.

P Y
3. Menyediakan sistem tata kelola rumah sakit yang baik dan didukung oleh teknologi tepat
guna.

O
4. Menyediakan sistem pengembangan dan pembelajaran bagi seluruh karyawan.

FALSAFAH :

D C
LE
1. Keselamatan pasien (patient safety), kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan
loyalitas pelanggan (customer loyalty) adalah tujuan utama karya kami, agar tercapai visi

L
Rumah Sakit harapan Bunda sebagai jaringan Pemberi Layanan Kesehatan yang terdepan

O
di Indonesia.

R
2. memberikan pelayanan secara profesional, melalui kerja sama tim, dalam suasana ramah

T
dan bersahabat, tulus ikhlas, dan sepenuh hati serta dilandasi nilai keimanan pada setiap

N
karyawan.
3. senantiasa belajar dan berkembang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

O
setiap karyawan dalam upaya peningkatan kinerja maupun pengembangan karier yang

C
bermuara pada peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit yang lebih baik dan lebih
maju.

NILAI :
Jujur dan teliti, kerja keras, konsistensi, percaya diri, disiplin, melayani dengan hati dan
bertanggung jawab.

MOTTO : Kesehatan Anda adalah Prioritas Kami.

1
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapa pemilik Rumah PT Harapan Bunda Sejahtera
Sakit Harapan Bunda?

P Y
C O
LE D
O L
T R
O N
C

2
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)


No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang Anda ketahui Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
tentang Sasaran (Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011)
Keselamatan Pasien di 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
rumah sakit? 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif.
3. Meningkatan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (high
alert medication).
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar.
5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6. Mengurangi risiko cedera karena pasien akibat jatuh.
2. Bagaimana prosedur di 1. Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas

Y
rumah sakit dalam pasien.
mengidentifikasi pasien? 2. Ada 2 identitas, yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang

P
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
3. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap

O
memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
3. Kapan dilakukan proses 1. Sebelum pemberian obat

C
verifikasi identitas pasien? 2. Sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah
3. Sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi

D
4. Sebelum dilakukan tindakan medis

LE
4. Penanda identifikasi apa 1. Gelang identitas
saja yang digunakan di ▪ Pasien laki-laki : BIRU MUDA

L
rumah sakit? ▪ Pasien perempuan : MERAH MUDA
2. Klip pasien risiko jatuh : KUNING
3. Klip alergi : MERAH

O
4. Klip DNR : UNGU

R
5. Bagaimana prosedur
pemasangan gelang Dilakukan sesuai SPO Pemasangan gelang Identifikasi pasien

T
identifikasi?

N
6. Apakah yang termasuk 1. Memberikan instruksi verbal.
komunikasi efektif di rumah 2. Melaporan nilai kritsi/critical value.
sakit? 3. Melakukan serah terima.

O
4. Memberikan informasi dokter cuti.

C
7. Dapatkah Anda 1. Rumah sakit menggunakan teknik SBAR (Situation – Background –
menjelaskan tentang cara Assessment – Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk
komunikasi yang efektif di meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
rumah sakit? ▪ Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
▪ Background: Informasi penting apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
▪ Assessment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
▪ Recommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.
2. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengann READ BACK (TBak)Tulis lengkap, Baca
kembali dan Konfirmasi ulang (TBaK) terhadap perintah yang
diberikan.
3. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab
dokter ruangan yang bertugas.
Lihat: SPO komunikasi efektif antar tenaga kesehatan secara telepon atau
lisan .
8. Apa saja yang termasuk Obat- obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah :
obat-obat high alert 1. Elektrolit pekat: KCL 7.46%; Natrium Bikarbonat 3%; NaCl 3%; Meylon
medication di rumah sakit? 8.4%

3
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA (Look Alike Sound


Alike), yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
3. Obat-obatan narkotika, sitotoksik

Pengelolaan high alert medication: (Pemberian dan penyimpanan harus


dilaksanakan sesuai panduan)
1. KCL 7.46%; NS 3%; Meylon 8,4%; Dextrose 40% tidak boleh disimpan
di ruang perawatan, hanya tersimpan di trolley emergency dan
emergency kit. Di Instalasi Farmasi, golongan obat tersebut disimpan di
tempat tersendiri.
2. Obat diberi penandaan label yang jelas:
a. Elektrolit pekat atau High Concentrate ditandai dengan
stiker HIGH ALERT

P Y
O
b. Obat NORUM/LASA ditandai dengan stiker berwarna

C
kuning dengan tulisan LASA dan stiker berwarna merah

LE D
Lihat: Daftar nama obat yang perlu diwaspadai/High Alert dan daftar obat
LASA (lihat lampiran)
9. Bagaimana prosedur 1. Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien

L
penandaan lokasi yang adalah DPJP yang akan melakukan tindakan.
akan dioperasi di RS ini? 2. Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.

O
3. Penandaan dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke ruang dimana

R
operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;

T
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
4. Tanda berupa lingkaran di daerah yang akan diinsisi dengan

N
menggunakan skin marker berwarna biru dan menuliskannya pada
formulir penandaan.

O
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:

C
▪ Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
▪ Kasus intervensi seperti kateter jantung
▪ Kasus yang melibatkan gigi
▪ Prosedur yang melibatkan bayi prematur dimana penandaan akan
menyebabkan tato permanen
10. Tahukah Anda bagaimana Prosedur checklist keselamatan operasi/surgical safety checklist, yaitu sebuah
prosedur checklist daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas
keselamatan operasi? pada pasien.
Ada 3 (tiga) fase operasi:
1. Fase Sign in
Dilakukan di kamar operasi sebelum induksi anestesi. Perawat sirkuler
secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi,
prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah
ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan, oxymeter pulse pada
pasien berfungsi untuk menilai saturasi oksigen sebelum operasi, riwayat
alergi/gangguan jalan nafas/kehilangan darah, adakah implant.
2. Fase Time Out

4
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

Fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan saling kenal.
Sebelum operator melakukan sayatan/insisi pertama pada kulit,
perawat sirkuler membacakan time out dengan suara keras untuk
mendapatkan konfirmasi tentang kebenaran prosedur tindakan operasi
yang akan dilakukan, posisi, antisipasi kejadian kritis, kebenaran pasien
yang akan dioperasi, antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60
menit sebelumnya, hasil pemeriksaan radiologi (bila ada), implant siap
digunakan, dan prosedur bisa dimulai.
3. Fase Sign Out
Dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka, berupa
konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan, pengecekan
kelengkapan kasa, penghitungan instrumen, pemberian label pada
spesimen, dan konfirmasi apakah jaringan akan dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi atau tidak serta pemulihan sebelum memindahkan
pasien dari kamar operasi.

P Y
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler yang
telah ditentukan dan proses ini wajib diikuti oleh Tim Operasi (operator,

O
dokter bedah, dokter anestesi, perawat anestesi)
11. Bagaimanakah standar Semua petugas di Rumah Sakit Harapan Bunda termasuk dokter melakukan

C
prosedur kebersihan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan,
tangan yang benar di yakni:

D
rumah sakit? 1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan asepsik

LE
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien

L
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

O
Ada 2 cara kebersihan tangan, yaitu :
1. HANDRUB - dengan antiseptik berbasis alkohol → 20 – 30 detik

R
2. HANDWASH – dengan sabun dan air mengalir → 40 – 60 detik

NT
C O

5
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

P Y
C O
LE D
O L
T R
O N
C

6
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

12. Bagaimana cara mengkaji Tata Laksana Pengkajian Risiko Jatuh Pasien
pasien risiko jatuh dan 1. Pengkajian Awal
intervensi pencegahan a. Pengkajian awal risiko jatuh dilakukan saat pasien berada di
pasien jatuh? pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan oleh petugas yang
pertama sekali bertemu dengan pasien.
b. Penilaian risiko jatuh untuk pasien rawat jalan dan IGD
menggunakan pengkajian jatuh Time Up and Go Test.

2. Pengkajian Ulang
a. Pengkajian ulang risiko jatuh dilakukan di rawat inap segera setelah
pasien dirawat inap, perubahan kondisi dan sebelum transfer
pasien.
b. Pengkajian risiko jatuh di rawat inap meliptui pasien anak, dewasa
dan geriatri, yaitu:
1) Penilaian risiko jatuh pada pasien rawat inap anak atau ≤ 18
tahun menggunakan skala HUMPTY DUMPTY. Penilaian skor:
a) 7 – 11 → risiko rendah

Y
b) ≥ 12 → risiko tinggi

P
2) Penilaian risiko jatuh pada pasien rawat inap dewasa atau ≥
18 tahun menggunakan skala MORSE. Penilaian skor:
a) 0 – 24 → risiko rendah

O
b) 25 – 44 → risiko sedang
c) ≥ 4 → risiko tinggi

C
3) Pengkajian risiko jatuh pasien geriatri (usia 60 tahun ke atas)
menggunakan skala Ontario Modified Startify Sydney Scoring.
Penilaian skor:

D
a) 1 → risiko rendah

LE
b) 2 – 3 → risiko sedang
c) ≥ 4 → risiko tinggi

L
c. Pengkajian lanjutan
1) Pengkajian lanjutan risiko jatuh dilakukan di rawat inap sesuai
dengan kategori risiko jatuh rendah/sedang/tinggi.

O
2) Perubahan hasil penilaian dari rendah ke sedang/tinggi atau
sebaliknya setelah dilakukan penilaian dua kali berturut-turut.

R
d. Hasil pengkajian risiko jatuh pasien dan intervensi

T
didokumentasikan.

N
3. Intervensi Pencegahan Risiko Jatuh Pada Pasien
a. Intervensi pencegahan risiko jatuh rendah
1) Orientasi lingkungan

O
2) Bel dan barang pribadi mudah dijangkau
3) Tempat tidur pada posisi aman dan paling rendah, handrail

C
terpasang, roda dalam keadaan terkunci
4) Lantai selalu dalam keadaan kering
5) Pencahayaan adekuat
6) Alat bantu pasien berada dalam jangkauan
7) Pastikan kemanan dan kerapian lingkungan
8) Memantau efek obat-obatan
9) Edukasi pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
b. Intervensi pencegahan risiko jatuh sedang
1) Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh risiko rendah
2) Beri tanda segitiga berwarna kuning pada bed pasien
3) Pasang klip kuning sebagai tanda risiko jatuh pada gelang
identitas pasien
4) Edukasi kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan tujuan
pemasangan penanda risiko
5) Menganjurkan pemakaian sandal antilicin
6) Menawarkan bantuan ke kamar mandi atau ambulansi
c. Intervensi pencegahan risiko jatuh tinggi
1) Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh risiko rendah dan
sedang
2) Menawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot per
2 jam (saat bangun) dan secara periodik (saat malam)

7
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

3) Mengunjungi dan mengobservasi pasien minimal setiap 2 jam


4) Menganjurkan keluarga untuk tidak meninggalkan pasien
sendiri dan memberitahu perawat bila akan meninggalkan
pasien
5) Lokasi kamar pasien berada di dekat Nurse Station (jika
memungkinkan)

4. Penatalaksanaan Pasien Jatuh


a. Perawat menilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi,
kontusio, laserasi, faktur, cedera kepala)
b. Mengkaji tanda-tanda vital
c. Mengkaji adanya keterbatasan gerak
d. Memantau pasien dengan ketat
e. Melaporkan kejadian jatuh dan cedera yang dialami kepada
perawat penanggung jawab
f. Melakukan pertolongan sesuai kondisi pasien setelah jatuh, jika
perlu laporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

Y
(DPJP)

P
g. Mencatat dalam status pasien
h. Meninjau dan bila perlu modifikasi rencana keperawatan sesuai
dengan kondisi pasien

O
i. Lengkapi laporan insiden

C
Lihat:
▪ SPO pemasangan klip risiko jatuh pada pasien rawat inap
▪ SPO pencegahan jatuh pada pasien anak atau ≤ 18 tahun di ruang

D
rawat inap

LE
▪ SPO pencegahan jatuh pada pasien dewasa (usia ≥ 18 tahun) di ruang
rawat inap
▪ SPO risiko jatuh dan tindakan pencegahan jatuh pasien rawat jalan

O L
T R
O N
C

8
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Tahukah Anda tentang Rumah Sakit Harapan Bunda bertanggung jawab untuk melindungi dan
bagaimana hak pasien di mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai Undang-Undang
rumah sakit? Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien.
3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai

Y
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien

P
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan

O
yang didapatkan.

C
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang

D
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktek

LE
(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang

L
diderita termasuk data-data medisnya.
10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,

O
resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap

R
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

T
11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit

N
yang dideritanya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan

O
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

C
14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku
Rumah Sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata maupun pidana.
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
Lihat: SPO Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien.
2. Bagaimana prosedur Semua tindakan kedokteran harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
pemberian informasi dan pasien/keluarga pasien secara khusus untuk setiap kali dilakukan
edukasi kepada pasien & tindakan. Yang termasuk dalam jenis tindakan kedokteran adalah:
keluarga? 1. Semua tindakan operasi/invasif.
a. Tindakan di dalam kamar bedah.

9
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

b. Tindakan di luar kamar bedah, seperti:


▪ Pemasangan kateter vena sentral di ICU;
▪ Venaseksi di luar kamar bedah;
▪ Pemasangan kateter Vena Femoralis dan/atau Brachialis
di ruang Hemodialisa;
▪ Ekstraksi gigi;
▪ Dan lain-lain yang dianggap perlu untuk dimintakan secara
tertulis.
2. Semua tindakan anestesi
a. Anestesi umum dan regional di kamar bedah.
b. Sedasi moderat dan sedasi di luar kamar bedah.
3. Semua tindakan yang berisiko tinggi (tindakan medis yang
berdasarkan tingkat probabilitas tertentu dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan).

Y
4. Pemberian darah atau produk darah untuk setiap seri/jenis
pemberian yang berbeda.

P
5. Tindakan hemodialisa. Pernyataan persetujuan dari
pasien/keluarganya berlaku untuk 6 (enam) bulan terhitung dari

O
formulir pernyataan persetujuan ditandatangani oleh
pasien/keluarganya.

C
6. Tindakan yang rutin dilaksanakan dalam proses pelayanan pasien
rawat inap, dimintakan persetujuan secara umum, pada saat pasien

D
akan dirawat inap.
3. Siapa yang memberikan Yang berhak memberikan penjelasan untuk meminta pernyataan

LE
informed consent? persetujuan (informed consent) adalah dokter yang akan melakukan
tindakan kedokteran (DPJP). Bila dokter yang akan melakukan tindakan

L
kedokteran berhalangan untuk melakukan penjelasan secara langsung,
maka pemberian penjelasan dapat didelegasikan kepada dokter lain

O
yang kompeten dan diberi kewenangan serta wajib dikonfirmasi

R
kejelasannya oleh DPJP.
4. Apa saja yang Persetujuan tindakan kedokteran diberikan setelah pasien mendapatkan

T
diinformasikan saat penjelasan yang meliputi:
informed consent? 1. Diagnosis;

N
2. Tujuan tindakan kedokteran yang akan dilakukan, termasuk
dijelaskan tentang indikasi atau keadaan klinis pasien yang

O
membutuhkan tindakan kedokteran tertentu, tujuan tindakan tersebut
berupa preventif/diagnostik/terapeutik, ataupun rehabilitatif;

C
3. Tata cara tindakan kedokteran, dijelaskan tentang apa yang akan
dialami pasien selama dan sesudah tindakan;
4. Efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, serta
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
5. Risiko apabila tindakan kedokteran tidak dilakukan;
6. Kemungkinan perluasan tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut,
atau keadaan tidak terduga lainnya;
7. Prognosa tindakan kedokteran yang dilakukan seperti hidup-
matinya (ad vitam), tentang fungsinya (ad functionam) dan tentang
kesembuhan (ad sanationam);
8. Alternatif tindakan lain dan risikonya.

Setiap persetujuan tindakan kedokteran (informed consent), harus


didokumentasikan di berkas rekam medis pasien.
5. Bagaimana pasien 1. Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan rutin (bagian
mendapatkan informasi Pendaftaran yang memberikan informasi kepada pasien atau
pelayanan kerohanian di keluarga, jika ada pelayanan kerohanian) dan atas permintaan.
rumah sakit? 2. Untuk pelayanan kerohanian atas permintaan pasien atau kondisi
yang membutuhkan pelayanan kerohanian, pasien/keluarga harus
mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian dan selanjutnya

10
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

perawat akan menghubungi HSC untuk menghubungi petugas


pelayanan kerohanian.
Lihat: SPO Pelayanan Kerohanian Pasien
6. Bagaimana RS melindungi 1. Rumah Sakit Harapan Bunda menjamin kerahasiaan informasi medis
kebutuhan privasi pasien? pasien baik untuk kepentingan perawatan dan pengobatan,
pendidikan maupun penelitian, kecuali pasien mengungkapkan
sendiri tanpa sepengetahuan rumah sakit atau dengan persetujuan
pasien.
2. Untuk pengambilan dokumentasi pasien berupa foto, rekaman
wawancara di luar kepentingan keperawatan dan pengobatan
harus seizin oleh pasien.
3. Dalam melakukan tindakan keperawatan, tindakan medis dan
prosedur pengobatan harus ada persertujuan dari pasien atau
keluarga serta dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Tidak memasang papan nama pasien di ruang rawat inap/di nurse

Y
station dan di tempat tidur pasien.

P
5. Menutup tirai tempat tidur harus dilakukan untuk menjaga privasi
pasien saat pemeriksaan fisik.

O
7. Bagaimana RS melindungi 1. Jenis kekerasan fisik yang dapat terjadi di lingkungan rumah sakit
pasien terhadap terdiri atas pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran, dan

C
kekerasan fisik? pemaksaan fisik terhadap pasien yang bisa dilakukan
penunggu/pengunjung pasien maupun petugas, kecuali terdapat
indikasi petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik

D
(seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit

LE
yang berlaku.
2. Petugas keamanan melakukan pemantauan secara khusus pada

L
pasien bayi, anak-anak, lanjut usia, post operasi dengan tidak ada
yang menunggu dan pasien lain yang tidak mampu melindungi

O
dirinya sendiri dari kekerasan fisik melakui kerja sama dokter,
perawat/bidan dan petugas keamanan.

R
3. Petugas keamanan melakukan ronde secara berkala pada area

T
tertutup maupun area terbuka yang ada di rumah sakit.
4. Petugas kemanan mengawasi kemanan di rumah sakit dan

N
lingkungan rumah sakit melalui pemantauan CCTV.
5. Rumah sakit memberikan identitas berupa ID Card bagi karyawan,

O
gelang identitas bagi pasien dan kartu tunggu bagi penunggu
pasien.

C
8. Bagaimana prosedur 1. Pasien dianjurkan untuk tidak membawa barang berharga selama
pemberian hak dalam perawatan.
perlindungan terhadap 2. Rumah sakit memberi perlindungan terhadap barang berharga milik
barang milik pasien? pasien yang tidak didampingi oleh keluarga pada saat datang ke
unit emergensi, pasien post bedah, pasien rawat inap yang tidak
mampu mengamankan barang miliknya dan mereka yang tidak
mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya.
3. Barang berharga tersebut akan disimpan oleh security di dalam
loker yang tersedia di IGD setelah mengisi formulir penitip barang.
4. Setiap barang milik pasien yang disimpan oleh rumah sakit wajib
dicatat sesuai speisfikasi dan kondisi barang secara jelas serta
didokumentasikan.
5. Barang milik pasien dikembalikan ketika pasien sudah sadar diri
atau keluarga terdekat sudah datang. Barang milik pasien tersebut
dapat diserahkan setelah diidentifikasi kesesuaian dengan yang
tercatat di formulir penitipan barang.
Lihat: SPO Penitipan/Penyimpanan Barang Milik Pasien.
9. Apa yang dilakukan RS 1. Rumah sakit menghormati hak pasien untuk menolak pelayanan
jika pasien resusitasi.

11
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

menolak/memberhentikan 2. Keluarga yang menolak dilakukannya resusitasi diminta untuk


tindakan (resusitasi) atau mengisi formulir (DNR) tidak melakukan resusitasi. Formulir harus diisi
pengobatan yang dengan lengkap dan disimpan di dalam rekam medis pasien.
diberikan? 3. Keluarga diberi penjelasan jika akan merubah keputusannya.
Perubahan keputusan dapat disampaikan kepada perawat atau
dokter jaga ruangan.
4. Hasil diskusi dengan keluarga pasien terkait keputusan tindakan
DNR harus dicatat di rekam medis pasien, yaitu di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) yang berisi:
a. Tulisan “Pasien ini tidak dilakukan resusitasi” atau “DNR”.
b. Tanggal dan waktu pengambilan keputusan.
c. Indikasi/alasan tindakan DNR.
d. Batas waktu berlakunya instruksi DNR.
e. Nama dokter penanggung jawab pelayanan.
f. Tanda tangan dokter penanggung jawab (yang mengambil

Y
keputusan).
5. Pasien yang DNR dipasang gelang warna ungu bersama gelang

P
identitas.
Lihat: SPO Penolakan Tindakan DNR.

C O
LE D
O L
T R
O N
C

12
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapa yang memberikan Pemberi edukasi kepada pasien dan/atau keluarga adalah profesional
edukasi kepada pasien & pemberi asuhan sesuai bidang profesi masing-masing (dokter, perawat,
keluarga? bidan, gizi, farmasi, rehabilitasi medis dan tenaga kesehatan lain yang
berlibat dalam proses asuhan pasien); yang berpengetahuan cukup
tentang subjek yang akan diberikan, serta yang mempunyai
keterampilan berkomunikasi efektif, dan dikoordinasikan Unit Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
Lihat: SPO Penyusunan Materi Edukasi, SPO Penentuan Metode Edukasi.
2. Bagaimana prosedur ▪ Semua pasien yang ada di rumah sakit, baik pasien rawat jalan
pemberian informasi atau maupun rawat inap harus diberikan informasi dan edukasi terkait
edukasi kepada pasien & sistem pelayanan secara umum, kondisi kesehatan pasien dan

Y
keluarga? rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan pasien hingga pasien pulang.

P
▪ Sebelum memberikan edukasi pada pasien/keluarga, kebutuhan
edukasi harus dikaji terlebih dahulu oleh DPJP, Perawat/Bidan dan

O
tenaga kesehatan lainnya. Hasil pengkajian kebutuhan edukasi
dituliskan pada Formulir Catatan Edukasi Pasien dan Keluarga

C
Terintegrasi (CEPT).
▪ Edukasi dilakukan setelah kebutuhan edukasi pasien diketahui pada
pasien rawat inap yang baru masuk. Kelengkapan pengajaran bagi

D
pasien yang membutuhkan sudah dilaksanakan dan dicatat

LE
setidaknya setiap hari (shift pagi dan sore) oleh edukator yang
sesuai.
Lihat: SPO Pengkajian kebutuhan pasien/keluarga akan edukasi

L
kesehatan, SPO Pemberian edukasi kepada pasien dan/atau keluarga
di rawat inap, SPO Pemberian edukasi pada pasien dengan hambatan
Bahasa Indonesia, SPO Pemberian edukasi kolaboratif.

O
3. Bagaimana cara Anda Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan

R
mengetahui pencapaian memahami edukasi yang diberikan melalui Tanya jawab materi dan
selanjutnya melakukan penjelasan ulang, jika pasien belum memahami

T
keberhasilan edukasi
yang diberikan? materi.

N
4. Apa bukti edukasi telah ▪ Ada bahan materi (leaflet, brosur) yang diberikan kepada pasien
diberikan kepada pasien? dan atau keluarga

O
▪ Edukasi yang telah diberikan dicatat di Formulir Catatan Edukasi
Pasien dan Keluarga Terintegrasi ditandatangani oleh pemberi

C
edukasi dan penerima edukasi.
5. Apakah yang dimaksud Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya rumah sakit untuk
dengan PKRS? meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok
masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatannya,
mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaraan dari,
oleh untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 004 tahun 2012)
6. Apakah Rumah Sakit Ada. Unit PKRS Harapan Bunda dalam struktur rumah sakit merupakan
Harapan Bunda memiliki suatu unit yang berada di bawah Marketing dan Humas. Unit PKRS akan
unit PKRS? berkoordinasi dengan setiap unit/instalasi Rumah Sakit Harapan Bunda
(rawat inap, rawat jalan, gizi, farmasi, HD, MCU, kesling, admisi,
radiologi, rehab medis, IGD).
7. Dimanakah letak ruang Letak ruang PKRS ditempatkan di lantai 2 dekat Poliklinik Anak.
unit PKRS?
8. Apa sajakah yang ▪ Mengupayakan pasien dan klien rumah sakit serta masyarakat tahu,
ditangani oleh unit PKRS? mau dan mampu untuk ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
untuk menangani masalah-masalah kesehatannya.

13
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

▪ Mengupayakan lingkungan rumah sakit aman, nyaman, bersih dan


sehat kondisi untuk PHBS.
9. Bentuk edukasi apa saja ▪ Edukasi kebersihan tangan dan etika batuk di area poliklinik.
yang sudah dikerjakan ▪ Edukasi tentang kesehatan di area poliklinik.
oleh unit PKRS? ▪ Memasang poster/brosur edukasi di area poliklinik.
▪ Menyediakan formulir CEPT untuk asesmen kebutuhan edukasi dan
informasi, mengkoordinasi setiap unit untuk menyediakan materi
edukasi yang disetujui oleh PPA atau profesional yang ahli di
bidangnya, melakukan edukasi bahaya merokok di poliklinik obgin,
melakukan edukasi penggunaan dan penyimpanan obat yang
aman, dll.
10. Sebutkan 7 materi dan 1. Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efketif dan
proses edukasi yang aman, termasuk potensi efek samping obat.
standar yang dapat 2. Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman.
diberikan kepada pasien 3. Potensi interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya termasuk
obat yang tidak diresepkan serta makanan.

Y
4. Diet dan nutrisi.
5. Manajemen nyeri.

P
6. Teknik rehabilitasi.
7. Cara kebersihan tangan yang benar.
11. Melalui sarana apakah Melalui brosur, leaflet, proster, banner, spanduk, TV Plasma, website.

O
pasien dan masyarakat
dapat mengetahui jenis

C
pelayanan, waktu
pelayanan, serta akses

D
dan proses mendapatkan
pelayanan di Rumah Sakit

LE
Harapan Bunda?
12. Sebutkan jenis-jenis 1. Komunikasi antara rumah sakit dengan komunitas.

L
komunikasi yang ada di 2. Komunikasi antara rumah sakit dengan pasien dan keluarga.
dalam komunikasi efektif 3. Komunikasi antara staf klinis.
yang harus diperhatikan 4. Komunikasi antara Profesional Pemberi Asuhan (PPA).

O
oleh rumah sakit

T R
O N
C

14
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


(PMKP)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Sebutkan jenis-jenis ▪ Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
insiden Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Potensial
Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
▪ Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden,
contoh: tempat tidur tanpa pengaman, dll.
▪ Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang
sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.

Y
▪ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.

P
▪ Kejadian sentinel adalah kejadian tidak terduga yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Kejadian sentinel

O
yang harus dilaporkan antara lain:
1. Kematian tidak diduga, termasuk dan tidak terbatas hanya:

C
a. Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit atau kondisi.
b. Kematian bayi aterm.

D
c. Bunuh diri.

LE
2. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien
atau kondisi pasien.
3. Operasi salah tempat, salah prosedur dan salah pasien.

L
4. Terjangkitnya penyakit kronik atau penyakit fatal akibat
transfusi darah atau produk darah atau transplantasi organ

O
atau jaringan.
5. Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim

R
ke rumah bukan rumah orang tuanya.

T
6. Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan
(berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara permanen)

N
atau pembunuhan yang disengaja atas pasien, dokter, anggota
staf, pengunjung, vendor ketika berada di lingkungan rumah
sakit.

O
▪ Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam.
2. Bagaimana prosedur Setiap insiden harus dilaporkan dari pelapor kepada atasan langsung

C
pelaporan insiden? dalam waktu minimal 1x24 jam. Sedangkan dari unit pelapor ke Sub
Komite Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal 2x24 jam setelah
terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir:
1. Formulir Insiden
2. Formulir Kronologis
3. Formulir Investigasi Sederhana
Lihat: SPO Pelaporan Insiden, SPO Pencatatan dan Pelaporan Insiden.
3. Apakah Anda sudah tahu Indikator mutu unit kerja merupakan target mutu yang harus ada di tiap
apa saja indikator mutu di unit yang dijalani oleh unit sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan.
unit kerja anda? Indikator mutu harus dilengkapi profil indikator, instrumen pengumpulan
data, sensus harian dan formulir laporan bulanan indikator mutu.
Tanyakan kepada kepala ruang/kepala instalasi dan PIC pengumpul
data di tempat anda indikator mutu apa yang dipergunakan oleh
ruang/unit kerja anda.
Lihat: SPO Pengumpulan Data Mutu dan Keselamatan Pasien, SPO
Pencatatan dan Pelaporan Data Indikator Mutu Rumah Sakit.
4. Pastikan anda tahu Tiap-tiap indikator unit harus diketahui berapa pencapaian tiap
indikator mutu unit kerja bulannya. Hal ini menggambarkan kinerja dari unit yang bersangkutan.

15
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

anda dan berapa Pencapaian yang rendah harus menjadi perhatian dan dilakukan PDSA
pencapaian bulan ini. (Plan, Do, Study, Action) dengan siklus sebagai berikut:
▪ Plan: plan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
▪ Do: lakukan trial (sesuai dengan waktu yang akan diamati)
▪ Study: pelajari dan diukur penggunaannya selama (sesuai dengan
waktu yang akan diamati)
Selama proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas proses
kerja baru tersebut, untuk menentukan bagus atau tidak.
▪ Action: action apabila ada yang perlu dibenahi kembali sasaran
mutu tersebut
5. Bagaimana melaporkan Laporan bulanan indikator mutu harus dikumpulkan maksimal setiap
indikator mutu unit setiap tanggal 5 pada setiap bulannya. Formulir laporan buluann indikator mutu
bulannya? dikumpulkan kepada Komite PMKP dengan persetujuan tanda tangan
melalui Kepala Ruang/Kepala Bidang dari PIC Pengumpul Data.
PowerPoint hasil capaian bulanan indikator mutu dikumpulkan paling

Y
lambat tanggal 10 setiap bulannya (sebelum dilakukannya Forum Mutu
Bulanan PMKP).

P
6. Pastikan indikator mutu Hasil pencapaian indikator mutu unit harus dipajang di tempat yang
terpampang di tempat dapat dilihat oleh semua orang. Pastikan pemasangan hasil pencapaian

O
yang dilalui oleh orang- indikator tidak di tempat yang tertutup atau tidak dilihat oleh anggota
orang di unit kerja anda unit.

C
7. Apa yang anda ketahui Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode perbaikan
tentang Failure Mode and kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan

D
Effect Analysis (FMEA)? sebelum terjadi. FMEA digunakan untuk peningkatan mutu dan

LE
keselamatan pasien. FMEA dilakukan paling sedikit satu kali dalam
setahun untuk tingkat rumah sakit dan dibuat dokumentasinya. Jangan
sampai anda tidak mengetahui FMEA rumah sakit anda.

L
8. Anda juga harus tahu Penilaian risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau
penilaian daftar risiko berpotensi terjadi dalam pelayanan di rumah sakit dengan

O
(risk assessment) unit kerja mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang

R
anda. Penting untuk mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut. Setelah

T
diketahui tahun ini unit mlakukan penilaian, maka dilakukan analisis risiko dengan cara
anda memiliki berapa risk menentukan besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan

N
assessment. (severity) dari akibat atau konsekuensi suatu risiko. Jangan sampai anda
tidak mengetahui risk assessment unit anda.
Lihat: SPO Penyusunan Daftar Risiko.

O
9. Apa yang Anda ketahui 1. Untuk Clinical Pathway prioritas → ruptur tendon injury achilles, luka

C
tentang Clinal Pathway? bakar derajat sedang, cedera kepala sedang, open fracture long
bone, fraktur clavicula.
2. Untuk Clinical Pathway KSM Bedah → tonsilitis kronis, BPH,
appendisitis akut, SC, hernia inguinalis.
3. Untuk Clinical Pathway KSM Non Bedah → typhoid fever dewasa,
DHF grade I – II dewasa, stroke iskemik dewasa, diare akut
dehidrasi sedang anak, kejam demam sederhana anak.

16
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PROGRAM NASIONAL (PRONAS)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa itu Pronas? Pronas kepanjangan dari Program Nasional yang mempunyai tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Pemerintah menetapkan beberapa program nasional yang menjadi
prioritas. Program prioritas tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan
angka kesehatan ibu dan bayi.
2. Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS.
3. Menurunkan angka kesakitan Tuberkulosis.
4. Pengendalian resistensi antimikroba.
5. Pelayanan Geriatri.
2. Apa yang Anda ketahui ▪ Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri

Y
tentang PONEK RS? Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kualitas pelayanan

P
kesehatan ibu dan bayi.
▪ Rumah sakit membentuk Tim PONEK untuk menjalankan program

O
PONEK RS.
3. Apa yang Anda ketahui ▪ Rumah Sakit Harapan Bunda memberikan pelayanan konseling

C
tentang penanggulangan HIV/AIDS yang akan dilakukan oleh Tim Penanggulanan HIV/AIDS.
HIV/AIDS di RS? ▪ Rumah sakit membentuk Tim HIV.
4. Apa yang Anda ketahui ▪ Rumah sakit memberikan pelayanan TB dengan strategi DOTS

D
tentangTB-DOTS RS? (Direct Observe Treatment Shortcourse).

LE
▪ Rumah sakit membentuk Tim TB DOTS untuk menjalankan program
TB DOTS RS.
5. Apa itu PPRA? ▪

L
Rumah sakit melaksanakan program pengendalian resistensi
antimikroba (PPRA) dengan cara menggunakan antimikroba secara
bijak sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya.

O
▪ Rumah sakit membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
(KPRA).

R
6. Apa yang Anda ketahui ▪ Rumah sakit memberikan pelayanan geriatri untuk pasien lanjut usia

T
tentang pelayanan di atas 60 tahun dengan multipenyakit/gangguan akibat penurunan
geriatri? fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang

N
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu baik di rawat
jalan maupun rawat inap.
▪ Rumah sakit membentuk Tim Terpadu Geriatri.

C O

17
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN


(ARK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana prosedur ▪ Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar RS
skrining di IGD? untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
▪ Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imajing sebelumnya.
▪ Skrining triase di IGD harus dilakukan oleh Dokter Jaga IGD atau
perawat penanggung jawab sesuai dengan kewenangan klinis
tenaga yang bertugas di triase RS.

Y
▪ Skrining triase mengacu pada skala prioritas berdasarkan tingkat
kegawatdaruratannya.

P
Lihat: SPO Skrining Triase IGD, SPO Triase.
2. Bagaimana prosedur Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk

O
triase? memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.

C
Triase adalah suatu sistem seleksi bagi pasien-pasien yang datang di
IGD berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya.
1. Kategori 1

D
Pasien harus ditangani sesegera mungkin dan ditempatkan di ruang

LE
resusitasi.
2. Kategori 2
Pasien ditangani dalam waktu < 10 menit dan ditempatkan di

L
ruangan resusitasi.
3. Kategori 3

O
Pasien ditangani dalam waktu 30 menit dan dapat ditempatkan di
ruang observasi atau ruang bedah non resusitasi.

R
4. Kategori 4

T
Pasien ditangani dalam waktu 60 menit dan dapat ditempatkan di
ruangan observasi biasa atau ruang bedah non resusitasi.
5. Kategori 5

N
Pasien ditangani dalam waktu 120 menit dan ditempatkan di ruang
observasi biasa atau ruang bedah non resusitasi.

O
Dokter Jaga IGD atau perawat akan menentukan apakah pasien akan

C
dilakukan skrining triase terlebih dahulu atau langsung dimasukkan ke
ruang tindakan atau ruang resusitasi sambil tetap dilakukan skrining (in
walk screening).
Lihat: SPO Skrining Pasien.
3. Bagaimana prosedur Lihat: SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap, SPO Pelayanan Pasien
penerimaan pasien rawat Rawat Jalan, SPO Pendaftaran Pasien Rawat Jalan BPJS Kesehatan,
inap dan rawat jalan? SPO Pendaftaran Pasien IGD.
4. Bagaimana RS RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan membuat kajian
mengidentifikasi data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga
hambatan di populasinya dikaji faktor biologis dan psikososialnya.
dalam memberikan Untuk mengatasi hambatan/kendala keterbatasan fisik dalam
pelayanan ? populasinya, Rumah Sakit Harapan Bunda memiliki prosedur
penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik.
5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
1. Transfer Intra Rumah Sakit
Pasien Petugas pendamping (minimal) Kriteria Pasien
Derajat 0 Perawat Pelaksana dan atau Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan
tenaga pekarya yang terlatih BHD ruang rawat biasa dengan hemodinamik stabil

18
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

Pasien Petugas pendamping (minimal) Kriteria Pasien


Derajat 1 Perawat atau Dokter Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien
yang sebelumnya menjalani perawatan di High Care
Unit (HCU); dimana membutuhkan perawatan di ruang
rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan
dari tim perawatan kritis.
Derajat 2 Perawat/dokter dengan kompetensi Pasien yang membutuhkan observasi/intervensi lebih
penangan pasien kritis/Advance Life ketat, termasuk penanganan kegagalan satu sistem
Support organ atau pasca operasi besar.
Derajat 3 Dokter anestesi dan perawat Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut
penyelia dengan kemapuan (advanced respiratory support)/bantuan pernapasan
Advance Life Support dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan/bantuan pada minimal 2 sistem organ,
termasuk pasien yang membutuhkan penanganan
kegagalan multiorgan.

2. Transfer Antar Rumah Sakit


Petugas
Peralatan Utama dan Jenis
Pasien pendamping Keterampilan yang dibutuhkan

Y
Kendaraan
(minimal)
Derajat 0 Petugas ambulans Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High

P
Dependency Servise
(HDS)/Ambulans
Derajat 1 Petugas ambulans • Bantuan hidup dasar • Kendaraan HDS/

O
dan perawat • Pemberian oksigen Ambulans
• Pemberian obat-obatan • Oksigen

C
• Keterampilan perawatan • Suction
trakeostomi dan suction • Tiang infus portabel
• Infus pump dengan

D
baterai
• Oksimetri

LE
Derajat 2 Dokter, perawat, • Semua keterampilan di atas, • Ambulans lengkap
dan petugas ditambah; • Semua peralatan di
ambulans • Penggunaan alat pernapasan atas, ditambah;

L
• Bantuan hidup lanjut • Monitor EKG dan
• Penggunaan kantong pernapasan tekanan darah
(bag-valve mask) • Defibrillator bila

O
• Penggunaan defibrillator diperlukan
• Penggunaan monitor intensif

R
Derajat 3 Dokter, perawat, Dokter : • Ambulans Gawat

T
dan petugas • Minimal 6 bulan pengalaman Darurat/Pro
ambulans mengenai perawatan pasien intensif Emergency
dan bekerja di ICU • Monitor ICU portabel

N
• Keterampilan bantuan hidup dasar yang lengkap
dan lanjut • Ventilator dan
• Keterampilan menangani peralatan transfer

O
permasalahan jalan napas dan yang memenuhi
pernapasan, minimal level ST 3 standar minimal

C
atau sederajat.
• Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit
berat/kritis

Perawat :
• Minimal 2 tahun bekerja di ICU
• Keterampilan bantuan hidup dasar
dan lanjut
• Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit
berat/kritis

Lihat: SPO Transfer Pasien, SPO Pemindahan Pasien ke Rumah Sakit Lain, SPO Pelayanan Pasien
Rujukan Dari Luar Rumah Sakit Harapan Bunda.
6. Bagaimana prosedur ▪ Tidak semua pasien dilakukan discharge planning. Discharge planning
pemulangan pasien hanya dilakukan pada pasien dengan kondisi khusus atau kompleks
(discharge planning)? yang sudah diskrining dalam 24 jam setelah pasien dirawat.
▪ Dalam 24 jam setelah pasien dirawat, MPP (Manajer Pelayanan
Pasien) akan membuat discharge planning yang mencakup beberapa
topik dan kriteria tentang bagaimana pasien akan dirawat setelah

19
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

pulang. Hal ini didokumentasikan di checklist rencana pemulangan


pasien.
▪ Finalisasi discharge planning dalam 48 jam sebelum pasien
dipulangkan dan konfirmasikan dengan pasien dan
keluarga/penanggung jawab perawatan pasien.
Lihat:SPO Pasien Pulang dengan Izin Dokter, SPO Pasien Pulang Atas
Permintaan Sendiri, SPO Memulangkan Bayi Dari Ruang Bayi Sehat.

P Y
C O
LE D
O L
T R
O N
C

20
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

ASESMEN PASIEN (AP)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Kapan pengkajian awal Pasien Rawat Inap: harus dilengkapi dalam waktu 1x24 jam.
medis harus diselesaikan? Pasien Rawat Jalan: harus dilengkapi dalam waktu kurang dari 2 jam.
Pasien IGD: harus dilengkapi sesegera mungkin dan diselesaikan dalam
waktu maksimal 6 jam.
Pasien Rawat Intensif: harus dilengkapi dalam waktu 1 jam.
2. Siapakah saja yang ▪ Penentuan preskripsi diet awal pasien baru dilakukan oleh dokter
melakukan pengkajian? DPJP. Apabila belum tercantum preksripsi dietnya, maka
penantuannya sementara dilakukan oleh dokter jaga ruangan.
▪ Proses skrining gizi pasien rawat inap khusus pasien dewasa
menggunakan formulir dengan metode Malnutrition Screening Tools
yang telah dimodifikasi. Khusus skrining gizi anak menggunakan

Y
metode Strong Kids.
Lihat: SPO Skrining Gizi Pasien Rawat Inap

P
3. Bagaiman pengkajian Pengkajian ulang medis dilakukan pada saat DPJP visit dan dilakukan
lanjutan dilakukan? 1x/hari termasuk akhir minggu. Pengkajian ulang keperawatan
dilakukan evaluasi dengan SOAP dilakukan 3x sehari oleh perawat.

O
Semua pengkajian ulang dicatat dalam formulir catatan perkembangan
pasien terintegrasi.

C
4. Bagaimana prosedur ▪ Penentuan preskripsi diet awal pasien baru dilakukan oleh dokter.
pengkajian status gizi Apabila belum tercantum preskripsi dietnya, maka penentuannya

D
pasien di rumah sakit? sementara dilakukan oleh perawat dan atau dietisien/ahli gizi rawat

LE
inap rawat jalan.
▪ Proses skrining gizi pasien rawat inap khusus pasien dewasa
menggunakan formulir dengan metode Malnutrition Screening Tools

L
yang telah dimodifikasi. Khusus skrining gizi anak menggunakan
metode Strong Kids.

O
Lihat: SPO Skrining Gizi Pasien Rawat Inap

R
5. Apa yang perlu dikaji Pengkajian nyeri dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T, yaitu:

T
saat melakukan skrining 1. P (provokes/paliates) : Faktor yang mempengaruhi
nyeri? berat/ringannya nyeri
2. Q (quality) : Bagaimana rasa nyerinya

N
3. R (radiation) : Melacak daerah nyeri dari titik
yang paling nyeri

O
4. S (severity) : Tingkat keparahan atau intensitas
nyeri

C
5. T (time) : Waktu atau lama serangan atau
frekuensi nyeri

6. Pengkajian derajat nyeri 1. NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)


berdasarkan rentang Neonatus sampai 1 tahun, rentang skor 0-7.
umur. 2. FLACC (Face, Legs Activity, Cry, and Consolability)
Untuk usia 1-3 tahun, rentang skor 0-10.
3. Wong Baker FACES
Untuk usia 3-7 tahun, bervariasi.
4. Numerical Rating Scale (NRS)
Usia > 8 tahun, rentang skor 0-10.
5. BPS (Behavioral Pain Scale)
Untuk pasien perawatan ICU dengan ventilator atau tanpa ventilator
7. Bagaiman proses Laboratorium/radiologi menelepon perawat/unit yang dituju untuk
melaporkan hasil tes kritis menyampaikan hasil, hasil ditulis dan dibacakan kembali. Pelapor
memvalidasi bahwa yang ditulis tersebut adalah benar.

21
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja yang termasuk Pasien risiko tinggi meliputi:
pasien dan pelayanan ▪ Pasien emergensi.
berisiko tinggi di Rumah ▪ Pasien dengan penyakit menular.
Sakit Harapan Bunda? ▪ Pasien dengan koma.
▪ Pasien dengan alat bantu hidup dasar.
▪ Pasien immunosuppressed.
▪ Pasien dialisis.
▪ Pasien dengan restraint.
▪ Pasien dengan risiko bunuh diri.
▪ Populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, ibu hamil dan pasien
berisiko tindak kekerasan atau ditelantarkan.
▪ Pasien risiko tinggi lainnya.

Y
Pelayanan risiko tinggi meliputi:

P
▪ Pelayanan pasien dengan penyakit menular.
▪ Pelayanan pasien yang menerima dialisis.

O
2. Bagaimana prosedur ▪ Instalasi Gizi menyimpan dan mendistribusikan bahan makanan dan
penyimpanan, penyajian makanan yang siap untuk disajikan menggunakan prinsip First In First

C
dan pendistribusian Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) dengan suhu
makanan kepada pasien? penyimpanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
▪ Setiap sajian makanan pasien dan makan karyawan wajib

D
menyimpan sample makanan

LE
▪ Pendistribusian makanan dilakukan oleh petugas pramusaji secara
tepat waktu dengan pengawasan ahli gizi sesuai ketentuan yang
ditetapkan.

L
Lihat: SPO Penyimpanan Bahan Makanan, Penyimpanan Sampel
Makanan dan Pendistribusian Makanan, SPO Penyusunan Diet, SPO

O
Pengolahan Bahan Makanan.

R
3. Bagaimana prosedur ▪ Rumah sakit menyediakan pelayanan perawatan pada tahap
penanganan pasien- terminal.

T
pasien dalam tahap ▪ Asesmen ulang harus dilakukan secara individual untuk memenuhi
terminal? kebutuhan pasien yang mendekati ajal.

N
▪ Hasil pengkajian yang dilakukan didokumentasikan ke dalam rekam
medis.
Lihat: SPO Asesmen pasien tahap terminal.

O
4. Bagaimana prosedur Restraint adalah suatu metode/cara pembatasan/restriksi yang

C
penanganan pasien disengaja terhadap gerakan/perilaku seseorang.
restraint? Jenis-jenis :
1. Pembatasan Fisik (non farmakologis)
2. Pembatasan Kimia (farmakologis)
5. Cara pengaktifan Code 1. Amankan penolong, pasien dan lingkungan bila ditemukan pasien
Blue? tidak sadar.
2. Cek respon pasien dengan cara memanggil dan menepuk.
3. Panggil bantuan dan aktifkan kode emergensi “Code Blue”.
4. Hubungi no telepon “2000”.
5. Lapor status code blue dengan kalimat “Saya … (sebutkan nama
pelapor), ada code blue di … (sebutkan lokasi kejadian)”.
6. Cek pernapasan dan nadi di leher selama 5-10 detik.
7. Lakukan kompresi dada bila pasien tidak teraba nadi dan tidak
bernapas atau bernapas tidak normal sampai Tim Code Blue tiba.
8. Resusitasi oleh Tim Code Blue (response time kurang dari 5 menit).
9. Edukasi kepada keluarga mengenai resusitasi oleh Captain Tim Code
Blue.
10. Pindahkan pasien ke IGD untuk stabilisasi dan monitor tanda vita
intensif bila pasien ORSC (Return Of Spontaneous Circulation).

22
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

11. Pindahkan pasien ke ruang rawat intensif bila kondisi dan tanda-
tanda vital transportable.
12. Pindahkan pasien ke kamar jenazah bila pasien meninggal.
13. Dokumentasikan dalam Formulir Kejadian Code Blue oleh anggota
Tim Code Blue.
6. Apa saja kelengkapan 1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter.
penyerahan kantong 2. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch dengan
darah? hasil compatible. Hasil pemeriksaan incompatible yang telah dirujuk
ke PMI Pusat boleh dikeluarkan dengan surat persetujuan dari DPJP.
3. Petugas Bank Darah mencocokkan dan meneliti identitas pada
formulir permintaan transfusi dan buku permintaan – pengeluaran
darah dengan label kantong darha.
4. Petugas ruangan/perawat mencocokkan dan meneliti kembali
identitas pada fomulir permintaan darah transfusi dan buku
permintaan – pengeluaran darah dengan label kantong darah.

Y
5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan

P
ditransfusikan dari Bank Darah ke ruangan dengan coolbox yang
disertai ice pack.

O
6. Kantong darah dikeluarkan satu per satu dari Bank Darah, kecuali
atas permintaan dokter.

C
7. Darah harus ditransfusikan dalam waktu maksimal 30 menit setelah
keluar dari Bank Darah. Jika darah tidak segera ditransfusikan

D
dalam waktu 30 menit, maka darah harus dititipkan ke Bank Darah.
Lihat: SPO Penyerahan Darah

LE
7. Bagaimana cara 1. Darah dengan jenis Whole Blood (WB) dan Packed Red Cell (PRC)
menyimpan darah? disimpan pada suhu 2 – 6 ºC di Blood Bank Refrigerator.

L
2. Darah dengan jenis Fresh Frozen Plasma (FFP) dan Anti Hemofili
Faktor (AHF)/Cryopresipitate disimpan pada suhu ≤ -30 ºC di

O
freezer.
3. Darah dengan jenis Trombocyte Concentrate (TC) disimpan pada suhu

R
20 – 24 ºC. untuk permintaan jenis darah trombosit darah dari UTD

T
PMI langsung segera ditransfusikan ke pasien.
Lihat: SPO Penyimpanan Darah

N
8. Apakah boleh kantung TIDAK BOLEH. Pemberian darah tidak perlu dihangatkan terlebih
darah dikepit di ketiak? dahulu, kecuali pada transfusi cepat, transfusi masif, transfusi tukar atau

O
ada cold agglutinin. Pada kondisi tersebut, penghangatan dilakukan
menggunakan blood warmer khusus.

C
9. Apakah yang harus ▪ Laporkan ke DPJP untuk penatalaksanaan reaksi transfusi.
dilakukan bila terjadi ▪ Reaksi transfusi harus dilaporkan kepada Bank Darah Rumah Sakit
reaksi transfusi? dan Bank Darah Rumah Sakit melaporkan ke laboratorium rujukan
UDD atau UTD PMI DKI Jakarta disertai sisa darah donor dan contoh
darah pasien sebelum dan setelah transfusi.
▪ Semua kejadian reaksi transfusi harus dicatat di buku laporan
kejadian reaksi transfusi dan dimasukkan dalam laporan Bank
Darah serta dilaporkan kepada Sub Komite Keselamatan Pasien RS.
Lihat: SPO Pencatatan dan Pelaporan Reaksi Transfusi pada
Pelaksanaan Transfusi Darah

23
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Sebutkan tahap Pra 1. Kunjungan pra anestesi/penilaian pra sedasi.
anestesi/pra sedasi. 2. Perencanaan tindakan dan metode anestesi dan sedasi.
3. Edukasi pasien dan proses informed consent.
4. Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi.
5. Dokumentasi informed consent dan hasil asesmen di rekam medis.
Lihat: SPO Pelayanan Anestesi
2. Sebutkan tahap intra 1. Evaluasi ulang kelengkapan status pasien, obat-obatan, peralatan
anestesi/sedasi. anestesi, monitoring pasien, troli emergensi dan peralatan resusitasi.
2. Persiapan pasien.
3. Melakukan proses sign in.
4. Penilaian pra sedasi.

Y
5. Melakukan prosedur time out.

P
6. Melakukan pemantauan selama prosedur berlangsung.
7. Mendokumentasikan dalam status anestesi dan rekam medis.
Lihat: SPO Pelayanan Anestesi

O
3. Sebutkan tahap pasca 1. Melakukan prosedur sign out.

C
anestesi/sedasi. 2. Menilai kembali tanda vital pasien.
3. Pasien dipindahkan ke ruang pulih.
4. Melakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi pasien.

D
5. Discharge pasien berdasarkan kriteria Aldrette Score.

LE
6. Edukasi pasien dan keluarga mengenai instruksi pasca
anestesi/sedasi dan mendokumentasikan.

L
Lihat: SPO Pelayanan Anestesi
4. Sebutkan hal-hal yang ▪ Diagnosis pra dan pasca bedah
ada dalam laporan ▪ Nama operator dan asisten

O
pembedahan. ▪ Rincian prosedur yang dilakukan dan deskripsi setiap temuan

R
▪ Komplikasi perioperasi
▪ Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan

T
▪ Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah yang ditransfusikan
▪ Tanggal, waktu dan tanda tangan DPJP

N
▪ Nomor pendaftaran alat implan (bila terpasang implan)
5. Sebutkan pembagian Zona di IBS (sesuai Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang

O
zona di Instalasi Bedah Operasi, Kemenkes 2012):
Sentral. 1. Zona tingkat risiko rendah

C
Daerah bebas merupakan daerah dimana penungjung diizinkan
masuk, tidak mengganti pakaian khusus. Zona ini meliputi ruang
tunggu keluarga pasien, janitor dan linen kotor.
2. Zona tingkat risiko sedang
Pakaian luar masih boleh dipakai tetapi alas kaki harus dilepas.
Zona ini meliputi koridor transfer pasien, kamar ganti pakaian
dokter, kamar ganti perawat, ruang makan, ruang konsultasi
anestesi, depo farmasi.
3. Zona risiko tinggi
Area ini adalah daerah dimana pengunjung dan petugas harus
mengganti pakaian khusus kamar operasi dan melepaskan alas kaki.
Zona ini meliputi ruang pre operasi, gudang alat/instrumen steril,
ruang induksi, ruang pemulihan, ruang linen, area scrub nurse station
dan lorong IBS & ESWL.
4. Zona risiko sangat tinggi
Daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, petugas harus
memakai perlengkapan khusus (topi, masker, alas kaki, pakaian
khusus), harus ganti pakaian, tidak boleh berpakaian rangkap. Zona
ini meliputi kamar operasi dan koridor kamar operasi.

24
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PELAYANAN KEFARMASI DAN PENGGUNAAN OBAT


(PKPO)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Penulisan Resep? Petugas yang berhak menulis resep adalah dokter atau dokter gigi yang
bertugas dan yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) di Rumah Sakit
Harapan Bunda.
2. Apa saja daftar obat- Obat NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike
obatan yang termasuk Sound Alike) adalah obat-obat yang mempunyai kemiripan dalam rupa,
dalam LASA/NORUM? baik bentuk maupun warna dari obat atau tulisan pada obat atau
kemasannya, dan kemiripan ucapan yang dapat menimbulkan kesalahan
atau kekeliruan. Contoh:

Y
▪ Obat sound alike: BRONCOPRONT SYR dengan BRONSOLVAN

P
SYR 100 ml.
▪ Obat look alike: AMOXSAN DRY SYR 125 mg 60 ml dengan
AMOXSAN FORTE DRY SYR 60 ml.

O
Lihat: Daftar obat LASA terlampir.

C
3. Bagaimana kebijakan Elektrolit pekat tidak boleh berada di ruang rawat hanya ada di trolley
penyimpanan elektrolit emergency dan emergency kit. Penyimpanan elektrolit pekat di tempat
pekat di RS? terpisah dengan akses terbatas dan harus diberi label yang jelas untuk

D
menghidari penggunaan yang tidak disengaja.

LE
4. Bagaimana prosedur 1. Obat emergensi disediakan berdasarkan kebutuhan masing-masing
pengelolaan obat ruang perawatan, sehingga jika diperlukan dapat diakses dengan

L
emergensi di RS? cepat.
2. Perbekalan farmasi emergensi diletakkan di troli emergensi yang

O
terkunci dengan jenis dan jumlah sesuai daftar yang telah
ditetapkan.

R
3. Troli emergensi terletak di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Kamar

T
Bedah, ICU/HCU, HD, VK, NICU/Perina, rawat inap lantai 2, rawat
inap lantai 3, rawat inap lantai 4.

N
4. Troli emergensi tidak boleh bercampur dengan obat untuk kebutuhan
lain dan dilarang dipinjam untuk kebutuhan lain.

O
5. Tempat penyimpanan troli emergensi harus mudah diakses dan
terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian.

C
6. Pemesanan, pencatatan serta penggantian obat dan alat kesehatan
pada troli emergensi akan diganti segera setelah digunakan.
7. Setiap selesai pencatatan dan penggantian obat/alkes, troli
emergensi akan dikunci kembali.
8. Setiap kekurangan penggantian obat/alkes pada troli emergensi
akan diselesaikan oleh Instalasi Farmasi maksimal 2 jam dari serah
terima.
9. Pencatatan dan penggantian serta kontrol obat emergensi yang
kadaluarsa dilakukan oleh petugas farmasi yang terlatih secara
berkala setiap bulan.
5. Bagaimana alur Pelaporan dilakukan oleh petugas kepada Kepala Ruangan/Kepala
pelaporan insiden apabila Instalasi dalam waktu 1x24 jam, dan Kepala Instalasi akan melaporkan
terjadi medication error? ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam waktu 2x24 jam.
Lihat: SPO Pelaporan Insiden.
6. Bagaimanakah kebijakan 1. Petugas yang berhak dan berwenang menuliskan order/resep
RS tentang persyaratan adalah dokter yang telah memenuhi persyaratan rumah sakit dan
resep yang lengkap? telah teregistrasi di Rumah Sakit Harapan Bunda serta memiliki SIP
yang sah dikeluarkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

25
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

2. Resep yang berlaku di Rumah Sakit Harapan Bunda sesuai


ketentuan:
a. Memenuhi persyaratan administrasi terdiri dari:
▪ Identitas pasien (nama, nomor rekam medis, tanggal lahir,
usia, jenis kelamin, berat badan).
▪ Identitas dokter penulis resep (nama dan paraf dokter).
▪ Tanggal resep.
▪ Ruangan/unit asal resep.
b. Memenuhi persyaratan farmasi terdiri dari:
▪ Simbol R/
▪ Nama obat
▪ Bentuk dan kekuatan sediaan
▪ Dosis dan jumlah obat
▪ Stabilitasi dan ketersediaan

Y
▪ Signatura yang berisi aturan, cara dan teknik penggunaan
3. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat

P
kekeliruan atau penulisan resep tidak tepat, apoteker harus
memberitahukan kepada dokter penulis resep. Apabila dokter

O
penulis resep tetap pada pendiriannya, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dokter yang bersangkutan.

C
4. Catatan obat pasien ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP) pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

D
dan disimpan pada rekam medis pasien.

LE
7. Bagaimana prosedur Pemberian obat menggunakan prinsip 5 benar :
pemberian obat yang 1. Benar Pasien
berlaku di RS ini? 2. Benar Obat

L
3. Benar Dosis
4. Benar Rute

O
5. Benar Waktu

T R
O N
C

26
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Sebutkan proses ▪ Pengumpulan
manajemen data. ▪ Pelaporan
▪ Analisis
▪ Validasi
▪ Publikasi indikator mutu
2. Data apa saja yang harus ▪ Data mutu dan keselamatan pasien
terintegrasi oleh sistem ▪ Data surveilans PPI
manajemen data? ▪ Data kecelakaan kerja
3. Bagaimanakah seluruh Dengan menggunakan sharing folder yang dapat dibuka di komputer.
data dapat terintegrasi?
4. Sharing folder yang ada ▪ Akreditasi

Y
di RS? ▪ Mutu
▪ PPI

P
▪ Laporan Pagi
▪ Keperawatan

O
5. Bagaimana RS Informasi ilmiah terkini dapat dilihat pada perpustakaan RS yang
menyediakan fasilitas berada di lantai 4.

C
untuk mendapatkan
informasi ilmiah terkini?
6. Adakah standarisasi RS telah mensosialisasikan standarisasi daftar singkatan dan simbol

D
singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan

LE
yang boleh dipakai di RS
ini?
7. Bagaimana cara RS 1. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang

L
melindungi berkas rekam penyimpanan berkas rekam medis.
medis pasien dari 2. Tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya

O
kehilangan/kerusakan/pe tidak dibenarkan memberikan berkas rekam medis kepada pasien

R
nyalahgunaan? atau keluarga pasien.

T
3. Berkas rekam medis tidak boleh difotokopi, kecuali atas permintaan
pengadilan.

N
4. Yang berhak membuat/mengisi rekam medis, yaitu:
a. Dokter, dokter gigi, dokter spesialis yang melayani pasien dan
memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Rumah Sakit Harapan Bunda;

O
b. Dokter tamu yang memilik Surat Izin Praktik (SIP) yang merawat

C
pasien di Rumah Sakit Harapan Bunda;
c. Perawat dan tenaga kesehatan lain (non perawat yang terlibat
dalam pelayanan (perawat gigi, bidan, dietisien, apoteker,
penata anestesi dan fisioterapis)).
5. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan, dapat mencoret pada
bagian yang salah dan menggantinya disertai dengan pemberian
paraf.
6. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar dari Rumah Sakit
Harapan Bunda.

27
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Dapatkah Anda ▪ Uraian jabatan menjelaskan mengenai siapa, apa yang harus
menjelaskan uraian dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan dan secara
jabatan Anda? ringkas bagaimana mengerjakannya sesuai dengan jabatan.
▪ Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian SDM, unit kerja tempat
bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh yang bersangkutan.
2. Untuk staf klinis, apakah Kredensial adalah tahapan dalam proses rekrutmen yang merupakan
Anda melalui proses proses evaluasi terhadap staf klinis untuk menentukan kelayakan
kredensial? Apa itu pemberian kewenangan klinis.
kredensial?
3. Untuk staf klinis, apa itu ▪ SPK adalah Surat Penugasan Klinis yang diberikan oleh Direktur
SPK dan RKK? kepada staf klinis untuk dapat melakukan asuhan pasien secara

Y
mandiri.

P
RKK adalah Rincian Kewenangan Klinis yang didapat setelah
proses kredensial sebagai acuan dalam memberikan asuhan
pelayanan pasien sesuai dengan kompetensinya.

O
4. Apakah Anda mengetahui ▪ Amankan diri sendiri – lingkungan – penderita.
bagaimana tahapan ▪ Cek respon: panggil, tepuk-tepuk, kenali tanda henti jantung, call for

C
dalam Bantuan Hidup help, bawak AED.
Dasar? ▪ Kompresi 30:2 ventilasi ors Compression only (rate 100 – 120

D
x/menit).

LE
▪ Buka jalan napas: Head tilt, chin lift, jaw thrust.
▪ Cek napas: look-listen-feel
➔ Tidak napas, berikut napas buatan 2 kali.

O L
T R
O N
C

28
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Sebutkan jenis dan Ada 4 jenis limbah rumah sakit, yaitu limbah infeksius, limbah non
contoh limbah di RS? infeksius; limbah benda tajam, dan limbah cair.
1. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah dan cairan
tubuh. Contoh limbah infeksiu/limbah B3:
a. Produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit, kasa;
sarung tangan;masker; penutup kepala; tisu terkena darah; pampers
terkena darah; pembalut wanita; plabot; set infus tanpa jarum; bag
urine, bag darah; kateter dan selang suction; sampel laboratorium;
vial.
b. Ditampung menggunakan wadah yang dilapisi KANTONG PLASTIK
KUNING. Selanjutnya dibuang ke TPS limbah/B3 kemudian diangkut
oleh pihak ketiga.

Y
2. Limbah non infeksi adalah limbah yang tidak terkontaminasi darah

P
atau cairan tubuh. Contoh limbah non infeksius:
a. Sampah kantor, sampah rumah tangga, sisa makanan dan daun-
daunan.

O
b. Ditampung di wadah dengan KANTONG PLASTIK WARNA HITAM
dan selanjutnya dibuang ke TPS.

C
3. Limbah benda tajam dan jarum adalah limbah yang memiliki
permukaan tajam. Contoh jarum suntik bekas:
a. Jarum infus, pisau bedah, dll. Ditampung di tempat sampah khusus

D
yang tidak dapat tembus (punctur proof), antibocor, dan tidak

LE
direuse, yaitu safety box. Dibuang ke TPS untuk selanjutnya diangkut
oleh pihak ketiga.
4. Limbah cair

L
Untuk limbah cair seperti darah, segera dibuang ke dalam slop sink atau
kloset yang tujuan akhirnya ke IPAL.

O
2. Apakah RS Rumah Sakit Harapan bunda mempunyai kebijakan bahwa rumah sakit
menerapkan menyediakan ruang isolasi untuk melindungi pasien, pengunjung, staf

R
pemisahan pasien terhadap penyakit menular dan pasien yang rentan terhadap infeksi. Bila

T
menular? ditemukan pasien dengan kecurigaan penyakit menular, maka lakukan:
1. Skrining pasien.

N
2. Gunakan strategi TemPO (Temukan Pisahkan Obati).
3. Pertimbangkan kebutuhan ruang isolasi.

O
4. Gunakan APD dengan benar.
Pertimbangkan penggunaan masker (pasien dengan gejala batuk dan sesak

C
harus menggunakan masker).
3. Bagaimana prosedur 1. Melepaskan sarung tangan atau APD yang dipakai.
bila tertusuk benda 2. Mencuci daerah yang tertusuk dengan air mengalir.
tajam (cara 3. Bagian yang tertusuk tidak boleh ditekan dan dihisap dengan mulut.
melaporkan insiden)? 4. Segera melaporkan kepada atasan langsung.
5. Mengisi formulir pajanan A dan membawa formulir B ke IGD untuk
mendapatkan penanganan secara medis.
6. Segera melaporkan ke Bagian K3 RS, Komite PPI dan Komite PMKP
dengan mengisi formulir kronologis dan insiden dalam waktu 1x24 jam.

29
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

Alur Pajanan

Unit/Ruangan IGD

Mulai 1

1. Lepaskan sarung tangan atau APD yang Dokter melakukan pemeriksaan


dipakai. status kesehatan petugas
2. Cuci daerah yang tertusuk benda tajam yang terpajan di IGD
infeksius dengan air mengalir.
3. Bersihkan dengan alkohol atau desinfektan.
4. Bila terkena cairan tubuh pasien, segera
basuh dengan air mengalir jika mengenai Dokter membuat formulir
mata, hidung atau kulit yang tidak utuh pemeriksaan penunjang
5. Segera laporkan kepada atasan langsung

Y
Surat Pengantar
Pemeriksaan
Petugas yang terpajan mengisi formulir A

P
Penunjang
dan membawa formulir B ke IGD untuk
mendapatkan penanganan secara medis

O
Dokter memberikan profilaksis
Formulir Pajanan A pasca pajanan sesuai indikasi

C
(bila profilaksis tidak tersedia,
Formulir Pajanan B maka dokter IGD membuat surat
rujukan ke RS rujukan)

D
Petugas yang terpajan/atasan langsung

LE
segera melaporkan ke Bagian K3RS,
Komite PPI dan Komite PMKP dengan
mengisi formulir kronologis dan insiden
dalam waktu 1 x 24 jam

O L 1 Selesai

4.

T R
Bagaimana prosedur 1. Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang tidak utuh, segera

N
terpapar cairan dibersihkan dengan sabun dan air mengalir.
infeksius? 2. Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur

O
beberapa kali.
3. Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir (irigasi)

C
dengan posisi kepala miring ke arah mata yang terpercik.
4. Bila darah/cairan tubuh memercik ke hidung, hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air.
5. Apakah yang Komponen kewaspadaan standar meliputi:
termasuk dalam 1. Kebersihan tangan/hand hygiene
komponen 2. Penggunaan APD
kewaspadaan 3. Sterilisasi
standar?
4. Penempatan pasien/isolasi
5. Pengendalian lingkungan
6. Pengelolaan linen
7. Penanganan limbah
8. Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
9. Praktik menyuntik yang aman
10. Etika batuk/hygiene respirasi
11. Sterilisasi
12. Praktik lumbah pungsi yang aman
6. Sebutkan langka Ketika batuk atau bersin:
melaksanakan etika 1. Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan atas.
batuk. 2. Tisu dibuang ke tempat sampah dan kemudian mencuci tangan.

30
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)


NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana prosedur 1. Hentikan semua pekerjaan.
evakuasi di rumah 2. Tetap tenang, jangan panik.
sakit? 3. Lepaskan sepatu hak tinggi.
4. Berjalanlah biasa dengan cepat, jangan lari. Ikut jalur evakuasi menuju
pintu keluar.
5. Bila berada di lantai atas, gunakan tangga darurat dan bantu untuk
evakuasi pasien. Jangan menggunakan lift.
6. Beritahu petugas lain/tamu yang kebetulan berada di ruang/lantai
tersebut untuk evakuasi bersama yang lain.
7. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga

Y
darurat dengan mengambil napas pendek-pendek upayakan merayap
atau merangkak untuk menghindari asap. Jangan berbalik arah karena

P
akan bertabrakan dengan orang-orang di belakang anda.
8. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap, maka tahanlah napas anda

O
dan cepat menuju pintu darurat.
9. Segera menuju titik/tempat kumpul. Jangan kembali ke ruangan sebelum

C
ada instruksi bahwa situasi telah aman dari petugas keamanan.
10. Titik kumpul/tempat kumpul Rumah Sakit Harapan Bunda adalah:

D
a. Area parkir mobil depan.
b. Area parkir mobil dokter/depan kamar jenazah.

LE
c. Area parkir mobil belakang.
11. Sistem pelaporan saat terjadi bencana:

L
a. Pelapor menghubungi P2K3 RS dengan menyebutkan jenis bencana,
lokasi dan kondisi bahaya.

O
b. Ketua K3 RS menghubungi Kepala Keamanan dengan menyebutkan

R
jenis bencana, lokasi dan kondisi bahaya.
c. Ketua K3 RS menghubungi operator telepon ext. 2000 Untuk

T
menggunakan kode komunikasi melalui paging operator telepon
menyebutkan CODE RED sebanyak 3 kali, kemudian nama lokasi

N
sebanyak 3 kali.
12. Kode komunikasi darurat:

O
CODE RED : ancaman api/kebakaran
CODE BLUE : kegawatdaruratan medis

C
CODE BLACK : ancaman bom
CODE PINK : ancaman penculikan bayi/anak
CODE YELLOW : emergensi internal
CODE ORANGE : emergensi eksternal
CODE GREY : gangguan keamanan
CODE GREEN : gempa bumi

Simbol/jalur untuk titik berkumpul saat kejadian

2. Bagaimana prosedur 1. T : Tarik/lepas kunci pengaman/pin pengunci tuas APAR.


penggunaan alat 2. A : Arahkan selang ke titik pusat api.
3. T : Tekan tuas/gagang untuk mengeluarkan isi APAR.

31
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

pemadam api ringan 4. S : Sapukan secara merata sampai api padam


(APAR)?

Keterangan:
▪ Jangan melawan arah angin

P Y
O
▪ Jarak APAR dengan titik api ± 2 meter
Lihat: SPO Penggunaan APAR.

C
3. Bagaimana prosedur Kecelakaan Kerja (occupational accident) adalah kecelakaan yang timbul
pelaporan insiden pada tenaga kerja pada saat melakukan pekerjaannya dan merupakan
dan kecelakaan

D
akibat langsung dari risiko pekerjaannya.
kerja pada

LE
karyawan di RS?

O L
T R
O N
C

32
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

PELAPORAN KECELAKAAN KERJA:


1. Untuk status korban kategori cedera ringan dan sedang, laporan
diberikan pada koordinator keselamatan kerja/sekretariat K3 dalam
waktu 1x24 jam setelah kejadian.
2. Untuk status korban kategori cedera berat, laporan perlu diberikan pada
supervisor unit karyawan yang bersangkutan dan Koordinator
Keselamatan Kerja/Sekretariat K3 dalam waktu kurang dari 24 jam
setelah kejadian.
3. Untuk status korban kategori cedera loss time, laporan perlu diberikan
pada Koordinator Keselamatan Kerja/sekretariat K3, Ketua Tim K3,
Supervisor unit dan Manajer departemen yang bersangkutan dalam
waktu maksimal 4 jam sesudah kejadian.
4. Untuk status korban kategori cedera fatal, laporan harus diberikan
melalui Ketua Tim K3 dan Manajer departemen ke senior manajer terkait
dan Direktur dalam waktu kurang dari 1 jam.

Y
Lihat: SPO Pelaporan Kecelakaan Kerja.

Hal lain yang harus saya ketahui saat saya bertugas di Instalasi Gawat Darurat
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

O P
C
2. Prosedur penundaan pelayanan
3. Privasi pasien
4. Second opinion

D
5. Nilai-nilai dan kepercayaan

LE
6. Informed consent
7. DNR (Do Not Resuscitate)

L
8. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
9. Pengkajian dan tata laksana nyeri

O
10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
11. Manajemen obat

R
12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

T
13. Indikator mutu dan keselamatan
14. Kode darurat yang berlaku

N
15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

O
17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medis
18. Standar singkatan

C
19. Panduan Praktik Klinis (PPK)dan Clinical Pathway (CP)

Hal lain yang harus saya ketahui saat saya bertugas di Instalasi Rawat Jalan
1. Sasaran keselamatan pasien (SKP)
2. Prosedur penundaan pelayanan
3. Privasi pasien
4. Second opinion
5. Informed consent
6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
7. Pengkajian dan tata laksana nyeri
8. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
9. Manajemen obat
10. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
11. Indikator mutu dan keselamatan
12. Kode darurat yang berlaku
13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
14. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
15. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medis

33
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

16. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ tanpa memberitahu dokter.


17. Standar singkatan
18. Panduan Praktik Klinis (PPK)dan Clinical Pathway (CP)

Hal lain yang harus saya ketahui saat saya bertugas di Instalasi Rawat Inap
1. Sasaran keselamatan pasien (SKP)
2. Prosedur penundaan pelayanan
3. Privasi pasien
4. Second opinion
5. Nilai-nilai dan kepercayaan
6. Informed consent
7. DNR (Do Not Resuscitate)
8. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
9. Penilaian dan tata laksana nyeri

Y
10. Kriteria dan alur pasien pada perawatan tahap terminal
11. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)

P
12. Manajemen obat
13. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

O
14. Indikator mutu dan keselamatan
15. Kode darurat yang berlaku

C
16. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
17. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

D
18. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medis

LE
19. Discharge Planning
20. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/tanpa memberitahu dokter.
21. Standar singkatan

L
22. Kunjungan Pra anestesi/penailaian pra sedasi
23. Panduan Praktik Klinis (PPK)dan Clinical Pathway (CP)

1.
2.

R
Sasaran keselamatan pasien (SKP)
Prosedur penundaan pasien
O
Hal lain yang harus saya ketahui saat saya bertugas di Perawatan Intensif

T
N
3. Privasi pasien
4. Second opinion

O
5. Nilai-nilai dan kepercayaan
6. Informed Consent

C
7. DNR (Do Not Resuscitate)
8. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
9. Pengkajian dan tata laksana nyeri
10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
11. Manajemen obat
12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
13. Indikator mutu dan keselamatan
14. Kode darurat yang berlaku
15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medis
18. Discharge Planning
19. Standar singkatan
20. Panduan Praktik Klinis (PPK)dan Clinical Pathway (CP)

Hal lain yang harus saya ketahui saat saya bertugas di Kamar Operasi
1. Sasaran keselamatan pasien (SKP)
2. Prosedur penundaan pasien
3. Privasi pasien

34
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

4. Second Opinion
5. Informed consent
6. Sign in, Time Out, Sign Out
7. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
8. Penilaian dan tata laksana nyeri
9. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
10. Manajemen obat
11. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
12. Indikator mutu dan keselamatan
13. Kode darurat yang berlaku
14. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
15. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
16. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medis
17. Standar singkatan

P Y
C O
LE D
O L
T R
O N
C

35
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

Daftar Obat Kewaspadaan Tinggi (High Alert) di Rumah Sakit Harapan Bunda
BENTUK
KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN
SEDIAAN

Kalium Klorida Injeksi KCL 7.46% 7.46% 25 mL

Elektrolit Pekat Natrium Klorida 3% Infus Otsu - Saline 3% (3% Sodium Chloride) 3% 500 mL

Natrium Bikarbonat Tablet Meylon 8.4% 25 mL

Bupivacain HCl Injeksi Bunascan 5 mg/mL

Bupivacain HCl + Dextros


Injeksi Regivell 5 mg/80 mg
Monohidrate

Ketamine Injeksi Ketamine Hameline 50 ml/1 mL


Obat Anestesi
Propofol Injeksi Recofol 10 mg/20 mL

Y
Isoflurane Inhalasi Isofluane 250 mL

P
Midazolam injeksi Anesfar 1mg/ml,5mg/ml

Midazolam Injeksi Sedacum 1mg/ml,5mg/ml

O
Epinephrine Injeksi Epinephrine 1 mg/mL

C
Vasokonstriksi
Norepinephrine Injeksi Vascon 4 mg/mL

Injeksi Lidocaine 2% 2 mL

D
Lidocaine
Injeksi Pehacain 2 mL

LE
Anti Aritmia
Injeksi Cordarone 150 mg/3 mL
Amiodarone
Injeksi Kendaron 200 mg/5 mL

L
Warfarin Tablet Simarc-2 2 mg

O
Heparin Tablet Inviclot 25,000 IU/5 mL

R
Tablet Pletaal 100 mg
Cilostazol

T
Anti Trombosit (Trombolitik) Tablet Aggravan 50 mg

Tablet Clopidogrel 50 mg

N
Clopidogrel
Tablet CPG 50 mg

Fondaparinux sodium Tablet Arixtra 2.5 mg/0.5 mL

O
Dextrose Hypertonic 40% Dextrose Injeksi D-40% 40% 25 mL

C
Larutan Dialisa

Insulin Aspart Injeksi NovoRapid 300 IU/3 mL

Insulin Insulin Detemir Injeksi Levemir FlexPen 300 IU/ 3 mL

Insulin Glargine Injeksi Lantus 300 IU/3 mL

Injeksi Fargoxin 0.25 mg


Digoxin
Tablet Fargoxin 0.25 mg

Injeksi Udopa 40 mg/mL


Dopamine
Obat Jatung/Inotropik Inj Cetadop ( BPJS ) 40 mg/mL

TABLET Dobuject 250 mg/5 mL

Dobutamine Injeksi Doburan/Dobutamine 250mg

Injeksi Dobutamine 50 mg/mL

36
Panduan Persiapan Akreditasi Nasional 2018

BENTUK
KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN
SEDIAAN

Obat Sedatif Chloral hydrate Pulvis Choral hydrate Gram

Obat Relaksasi Otot Atracurium-Hameln Injeksi Atracurium-Hameln 50 mg/mL

Hormon Oxytocin Injeksi Induxin 10 IU/mL

Codeine Tablet Codeine 10 mg, 15 mg, 20 mg

Codein 30 mg,
Capsul Codipront
Phenyltoloxamine 10 mg
Codein & Phenyltoloxamine Codein 11,11 mg,
Syrup Codipront Phenyltoloxamine 3.,67 mg
dalam 5 ml
Codein 30 mg,
Obat Narkotika Capsul Codipront Cum Expectorant Phenyltoloxamine 10 mg,
Guafenisin 100 mg
Codein, Phenyltoloxamine,
Codein 11,11 mg,
Guaefenisin

Y
Phenyltoloxamine 3.,67 mg,
Syrup Codipront Cum Expectorant
Guafenisin 55,55 mg dalam 5

P
ml
Morphine Tablet MST Continus 10mg,15mg,30mg

O
Fentanyl Patch Durogesic 12 mcg,25 mcg,50mcg

Tablet Diazepam 2 mg

C
Diazepam
Tablet Valisanbe 2 mg, 5 mg

Tablet Alprazolam 0.5 mg

D
Alprazolam

LE
Tablet Alganax 0.25 mg, 0.5 mg

Obat Psikotropika Clonazepam Tablet Riklona 2 2mg

L
Clobazam Tablet Frisium 10mg

O
Chlordiazepoxide + Clidinium Chlordiazepoxide 5 mg,
Tablet Braxidin
bromide Clidinium bromide 2,5 mg

R
Methampyrone 500 mg, Methampyrone 500 mg,
Tablet Analsik

T
Diazepam 2 mg Diazepam 2 mg

Antikolinergik Atropine Injeksi Atropine Sulfate 0.25 mg/mL

N
Vaksin Polio Injeksi Polio 0.25 MG/ML

Vaksin Hepatitis B Injeksi Engerix 10mcg/0.5ml,20mcg//ml

O
Purified Protein Derivative Injeksi PPD 1.5ML

C
Vaksin DPt-Hb-Hib Injeksi Pentabio 0.5ML

Invasif Pneumococal Disease Injeksi Prevenar 2.2mcg/0.5ml


Human Papiloma Virus 16 L1 &
Injeksi Cervarix 0.5ML
18 L1
Vaksin Tetanus Injeksi TT 10if/0.5ml

Invasif Pneumococal Disease Injeksi Synflorix 0.5ML

Vaksin Campak Injeksi Campak 1000ccid50/0.5ml


Vaksin
Vaksin DPT-Hib Injeksi Hexaxim 0.5ml

Rotavirus Vaksin (Diare) Injeksi Rotarix 1.5ML

Vaksin Dengue Tetravalen Injeksi Dengvaxia 0.5ml/4.8-6.0log10ccid50

Vaksin Varicella Injeksi Varilrix 10³·³/0.5ml

Vaksin Influenza HA Injeksi Flubio 0.5ML

Vaksin Influenza HA injeksi Fluquadri 0.25 0.25ml

Vaksin Influenza HA Injeksi FluQuadri 0.5 0.5ml

Vaksin BCG Injeksi BCG 0.375/ml

Hepatitis A virus Antigen Injeksi Havrix Junior 720ELISA u/ml

37

Anda mungkin juga menyukai