Anda di halaman 1dari 15

70 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman

Kajian Retorika Untuk


Pengembangan Pengetahuan dan Ketrampilan Berpidato

Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti


Dosen Program Studi. Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta
Email : isbandi_sutrisno@yahoo.com; idawiendijarti@yahoo.co.id

Abstract
Rhetoric is one of traditions in communication sciences. The scientists in communication science
should be mastering in theoretical and practical knowledge in rhetoric, including the ability in speech
skills. Therefore we need to be more inquiries and research on the rhetoric. The study was conducted
to obtain a deep understanding of the theory of rhetoric. The informative, persuasive and recreative
messages in which have a rhetoric domain should be mastered by students of communication sciences
involving the capability and skills to discuss, debate, negotiate, present, interview and so on. The
results showed that the theory of rhetoric from Aristotle and Cicero to be reference in developing
the knowledge and skills of speech communications. In the Aristotle’s theory, there are five stages of
speech preparation (intentio, dispositio, elucotio, memoria, and pronuntiatio). The duty of orator in
Ciceros rethorical theories are : teaching, encouraging and moving. The conclusion is the application
of the Aristotle and Cicero’s rhetoric theory can be improve the quality and enhance the knowledge
and skills of communication speech.

Keywords : The Rhetorical Theories, Informative, Persuasive and Recreative speech.

Abstrak
Retorika adalah salah satu tradisi dalam ilmu komunikasi.Para ilmuwan komunikasi seharusnya
menguasai segi praktis dan teoritik dalam ilmu komunikasi termasuk dalam bidang retorika-
kemampuan berpidato. Karena itu diperlukan kajian dan riset yang lebih banyak lagi pada bidang
retorika. Pesan informatif, persuasif dan pesan-pesan kreatif yang menjadi domain kajian retorika
seharusnya dikuasai mahasiswa ilmu komunikasi yang mencakup kemampuan berdiskusi, berdebat,
bernegosiasi, presentasi, interview dan seterusnya. Hasilnya menunjukkan bahwa teori retorika dari
Aristoteles dan Cicero menjadi rujukan di dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan
berpidato. Dalam teori retorika Aristoteles, terdapat lima tahap dalam melakukan persiapan pidato:
invensio, disposisi, elokusio, memoria dan pronounsiasi. Sementara dalam teori retorika Cicero
mencakup tahapan pengajaran, menggugah dan berlangsung. Simpulannya, penerapan terhadap teori
retorika Aristoteles dan Cicero dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi khususnya dalam
berpidato.

Kata kunci: Teori retorika, pidato informatif, pidato kreatif dan pidato persuasif
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 71

Pendahuluan yang secara khusus mempelajari ketrampilan


Manusia selalu membutuhkan komunikasi berpidato.
dengan orang lain. Sebagian besar aktivitas Retorika selain sebagai ilmu berbicara
manusia selalu ditandai kegiatan bertutur. Dengan juga diakui oleh banyak ahli sebagai tradisi
bertutur manusia mengungkapkan dirinya, yang melahirkan kajian ilmu komunikasi.
mengatur lingkungannya, dan menciptakan Namun pada saat ini, seperti digambarkan di
budaya insani. Kemampuan bertutur atau atas, pengetahuan Retorika hanya memperoleh
berbicara bisa jadi merupakan bakat. Kepandaian porsi yang sangat kecil dalam kajian ilmu
bicara yang baik memerlukan pengetahuan dan Komunikasi yakni melalui mata kuliah Retorika
latihan. Orang sering memperhatikan cara dan dan Public Speaking. Padahal sudah semestinya
bentuk pakaian, tetapi lupa memperhatikan akademisi dan ilmuwan Komunikasi menguasai
cara dan bertutur yang baik. Di sinilah retorika pengetahuan teoritis dan praktis dalam retorika,
sebagai “ilmu berbicara” diperlukan oleh semua termasuk di dalamnya kemampuan atau
orang. ketrampilan berpidato.
Retorika (rhetoric, rhetorica) sering Menurut pendapat peneliti, perlu
dipahami sebagai ilmu berpidato (the art of dilakukan lebih banyak kajian dan penelitian
oratory). Seni penggunaan bahasa secara efektif tentang Retorika bagi ilmuwan Komunikasi,
(the art of using language effectively). Seni baik pada tataran teori maupun prakteknya.
berbicara dengan baik yang dicapai berdasarkan Retorika merupakan ilmu dan seni berbicara
bakat alam dan ketrampilan teknis. Retorika efektif. Merupakan sebuah tradisi yang sangat
merupakan ilmu dan seni yang mengajar berpengaruh dalam kajian munculnya Ilmu
orang untuk terampil menyusun tuturan yang Komunikasi. Retorika menjadi cikal bakal
efektif. Retorika juga merupakan seni untuk berkembangnya Ilmu Komunikasi terutama
“memanipulasi” percakapan (the art of fake komunikasi ujaran/ speech communications.
speech). Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
Mata kuliah Retorika diajarkan pada memperoleh pemahaman yang mendalam
program studi Ilmu Komunikasi. Mahasiswa tentang Teori Retorika, yang diharapkan dapat
Ilmu Komunikasi, termasuk pada Program studi memperbaiki kualitas pembelajaran Retorika
Ilmu Komunikasi di UPN “Veteran” Yogyakarta bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya dan
memperoleh pengetahuan tentang Retorika pada meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan
semester ke-tiga melalui mata kuliah Retorika. berpidato bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang
Pada mata kuliah tersebut dibahas pengetahuan berkepentingan sekalipun bukan akademisi dan
mengenai sejarah Retorika hingga bentuk- ilmuwan Komunikasi.
bentuk Retorika yang terbagi atas monologika Dengan latar belakang yang telah
dan dialogika. diuraikan di atas, pertanyaan penelitian yang
Dalam monologika dikaji pengetahuan diajukan ialah : Bagaimanakah kajian Teori
berpidato, presentasi dan bentuk komunikasi satu Retorika berperan dalam mengembangkan
arah. Pada kajian dialogika dibahas mengenai pengetahuan dan ketrampilan berpidato bagi
pengetahuan tentang bentuk komunikasi dua mahasiswa Ilmu Komunikasi ?
arah. Pada tataran praktis, bagi mahasiswa Istilah Retorika muncul pertama kali di
yang memilih konsentrasi Public Relations, Yunani sekitar abad ke-5 SM (Sebelum Masehi).
pengetahuan mengenai berpidato akan dikaji lagi Saat itu merupakan masa kejayaan Yunani sebagai
melalui mata kuliah Public Speaking, dengan 2 pusat kebudayaan barat dan para filsufnya saling
SKS teori dan 1 SKS praktek. Bagi mahasiswa berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap
yang memilih konsentrasi advertising, jurnalistik sebagai kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani
dan broadcasting, tidak ada lagi mata kuliah ini menyebar sampai ke dunia timur seperti Mesir,
72 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

India, Persia, Indonesia, dan lain-lain. Retorika Aliran pertama Retorika dalam masa
mulai berkembang pada zaman Socrates, modern, yang menekankan proses psikologis,
Plato, dan Aristoteles. Selanjutnya, Retorika dikenal sebagai aliran epistemologis.
berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan Epistemologi membahas “teori pengetahuan”;
dan yang dianggap sebagai guru pertama dalam asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas
ilmu Retorika adalah Georgias (480–370 S.M.). pengetahuan manusia. Para pemikir
Uraian sistematis Retorika pertama kali epistemologis berusaha mengkaji Retorika klasik
diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni dalam sorotan perkembangan psikologi kognitif
Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu (membahas proses mental). George Campbell
diperintah para tiran. Tiran, di mana pun dan pada (1719-1796), dalam bukunya The Philosophy of
zaman apa pun, senang menggusur tanah rakyat. Rhetoric, menelaah tulisan Aristoteles, Cicero,
Kira-kira tahun 465 S.M., rakyat melancarkan dan Quintillianus dengan pendekatan psikologi
revolusi. Diktator ditumbangkan dan demokrasi fakultas (bukan fakultas psikologi). Psikologi
ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi fakultas berusaha menjelaskan sebab-musabab
tanah rakyat kepada pemiliknya yang sah. Untuk perilaku manusia pada kemampuan jiwa manusia:
mengambil haknya, pemilik tanah harus sanggup pemahaman, memori, imajinasi, perasaan dan
meyakinkan dewan juri di pengadilan. kemauan. Retorika, menurut definisi Campbell,
Waktu itu, tidak ada pengacara dan haruslah diarahkan kepada upaya “mencerahkan
tidak ada sertifikat tanah. Setiap orang harus pemahaman, menyenangkan imajinasi,
meyakinkan mahkamah dengan pembicaraan menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi
saja. Sering orang tidak berhasil memperoleh kemauan”.
kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai Aliran Retorika modern kedua dikenal
bicara. Untuk membantu orang memenangkan sebagai gerakan belles lettres (bahasa Prancis:
haknya di pengadilan, Corax menulis makalah tulisan yang indah). Retorika belletris sangat
Retorika, yang diberi nama Techne Logon (seni mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis
kata-kata). Walaupun makalah ini sudah tidak pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi
ada, dari para penulis sezaman, kita mengetahui informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis
bahwa dalam makalah itu ia berbicara tentang Lectures on Rhetoric and Belles Lettres. Di sini
teknik kemungkinan. Bila kita tidak dapat ia menjelaskan hubungan antara Retorika, sastra,
memastikan sesuatu, mulailah dari kemungkinan dan kritik. Ia memperkenalkan fakultas citarasa
umum. (taste), yaitu kemampuan untuk memperoleh
Tokoh-tokoh Retorika klasik yang kenikmatan dari pertemuan dengan apa pun
menonjol antara lain adalah Georgias, Lycias, yang indah. Pada abad kedua puluh, Retorika
Phidias, Protogoras, dan Isocrates. Kelompok ini mengambil manfaat dari perkembangan ilmu
menyebut aliran Retorika mereka sebagai kaum pengetahuan modern,  khususnya ilmu-ilmu
Sofis. Menurut aliran ini Retorika merupakan alat perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah
untuk memenangkan suatu kasus lewat bertutur Retorika pun mulai digeser oleh speech, speech
seperti kepandaian memainkan ulasan, kefasihan communication, atau oral communication, atau
berbahasa, pemanfaatan emosi penanggap tutur, public speaking.
dan keseluruhan tutur harus ditujukan untuk Robert T. Craig dalam Rahardjo (2005
mencapai kemenangan. Aristoteles memberikan : 232) menyatakan bahwa di dalam teori
pengertian yang berbeda dan berlawanan komunikasi terdapat tujuh tradisi pemikiran,
dengan kaum Sofis. Menurut filsuf terkenal ini, yaitu: retorika, semiotika, fenomenologi,
Retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang sibernetika, sosiopsikologi, sosiokultural dan
keterampilan menemukan secara persuasif dan kritikal. Gagasan ringkas mengenai tradisi
objektif. pemikiran tersebut dapat dilacak pada Littlejohn
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 73

(2007) dan Griffin (2000) dalam Rahardjo yang yaitu cara persuasi, ethos, pathos dan logos.
melihat Rhetorical (teori-teori retorika) dimana 3). Kanon retorika, yakni prinsip-prinsip yang
komunikasi sebagai pidato publik yang indah, harus diikuti pembicara, yakni: Penemuan
komunikasi sebagai seni praktis (practical art). (invention), Pengaturan (arrangement),
Dalam pemikiran ini retorika sering menentang Gaya (style), Penyampaian (delivery), dan
pandangan yang mengatakan bahwa kata-kata Ingatan (memory).
bukanlah tindakan, penampakan bukanlah Menurut Richard (2008), terdapat tiga jenis
realitas, gaya bukanlah hal yang pokok, dan Retorika dalam doktrin Aristoteles, yakni:
opini bukanlah kebenaran. 1). Retorika Forensik, berfokus pada sifat
Menelusuri sejarah retorika, menurut De yuridis dan mempersoalkan masa lalu untuk
Vito (1989 : 3) dalam Suhandang (2009:3), Teori- menentukan benar atau salah.
teori retorika mulai dikenal pada tahun 3000-an 2). Retorika Demonstratif, berfokus pada
S.M, yakni dengan adanya sebuah esai yang berisi Epikdeiktik, berkaitan dengan wacana
saran atau anjuran mendasar untuk berbicara yang pujian dan tuduhan untuk memperkuat sifat
efektif kepada para Fira’un (penguasa Mesir). baik atau buruk seseorang, lembaga maupun
Menurut Suhandang (2009:35), Retorika dikenal gagasan. Pidato jenis ini bertujuan memuji,
sejak tahun 465 SM melalui makalah Corax menghormati atau bahkan sebaliknya.
yang berjudul “Techne Lagon (Seni kata-kata), 3). Retorika Deliberativ, yang bermaksud
dimana pada waktu itu seni berbicara atau ilmu untuk menentukan tindakan yang harus
berbicara hanya digunakan untuk membela diri atau tidak boleh dilakukan khalayak. Dapat
dan mempengaruhi orang lain. disimpulkan bahwa pada teori Retorika
Dengan kata lain pada waktu itu retorika klasik, kemampuan retorika lebih banyak
atau ilmu komunikasi digunakan untuk membela dipraktekkan pada bidang hukum serta
diri yang berhubungan dengan kepentingan kepentingan politik.
sesaat dan praktis (http://nesaci.com/pengertian- Jika kita telusuri teori-teori Retorika
dan -prinsip dasar retorika).Teori Retorika yang dari sumber internet, penulis menarik sebuah
masih banyak dipelajari hingga saat ini berpusat rumusan bahwa Retorika yang dikaji hingga
pada pemikiran Aristoteles tentang retorika saat ini sebagian besar merujuk pada pemikiran
sebagai alat persuasi. Aristoteles, dan menyebutnya sebagai Teori
Seorang pembicara dalam membujuk Retorika Klasik. Salah satunya dari http://
khalayak harus mempertimbangkan tiga bukti id.m.wikipedia sebagai sumber referensi bebas,
retoris : logika (logos), emosi (pathos) dan etika/ yang mengartikan retorika sebagai sebuah
kredibilitas (ethos). Teori Retorika adalah teori teknik pembujuk-rayuan secara persuasif
yang memberi petunjuk untuk menyusun sebuah untuk menghasilkan bujukan melalui karakter
pidato atau presentasi yang efektif dengan pembicara, emosi khalayak dan argumen
menggunakan alat-alat persuasi yang tersedia. sebagaimana diajarkan oleh Aristoteles.
Beberapa asumsinya adalah: Menurut Kenneth Burke (1969) dalam
1). Pembicara yang efektif harus Suhandang (2009: 17) teori Aristoteles yang
mempertimbangkan khalayak, dalam hal sudah berabad-abad usianya, hingga kini
ini terjadi komunikasi transaksional dimana sudah berkembang jauh sebagai bahan studi
agar pidato dapat efektif, perlu dilakukan di universitas. Dikenal retorika klasik hingga
analisis khalayak sehingga pidato dapat retorika modern dan praktek retorika kontemporer
disusun sedemikian rupa agar pendengar yang di dalamnya termasuk analisis atas teks
memberi respon seperti yang diharapkan. tertulis dan visual. Teori retorika tidak sekedar
2). Pembicara yang efektif menggunakan dipraktekkan dalam bidang hukum dan politik,
beberapa bukti dalam presentasi mereka, namun juga menarik perhatian bagi ilmuwan
74 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

sastra dan bahasa. penyampaian pidato. Suparno (2010 : 2) dalam


Keahlian membuat kata-kata retoris tulisannya tentang Reformasi di Indonesia,
bahkan dipraktekkan pada seni prosa, puisi, seni dengan mencermati pidato atau pernyataan
suara, bidang advertising dan masih banyak aktor-aktor politik, disebutkan bahwa bahasa
lagi bidang-bidang lainnya. Pada bidang Ilmu digunakan untuk menyatakan motivasi dari
Komunikasi, Retorika dipelajari dalam berbagai pilihan-pilihan yang tersedia.
bentuk monologika dan dialogika. Perkembangan Terkait dengan fungsi dan tujuan Retorika
dari teori Retorika serta prakteknya inilah yang sebagai teknik persuasif, terdapat pendekatan
akan dikaji secara mendalam dari penelitian Teori Kognitif yang merupakan pendekatan
ini dengan fokus utama pidato, termasuk di tradisional dalam persuasi, walaupun terbukti
dalamnya bentuk presentasi. sangat bermanfaat, tidak membahas sama
Retorika dalam Ilmu Komunikasi sekali mengapa orang berubah sikapnya bila
merupakan cara pemakaian bahasa sebagai dihadapkan pada pesan persuasive. Pendekatan
seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan modern berusaha mengatasi kekurangan tersebut
atau metode yang teratur atau baik. Berpidato dengan perspektif kognitif.
atau melakukan presentasi menjadi kajian Pendekatan kognitif memusatkan
dari Retorika. Suatu bentuk komunikasi yang perhatiannya pada analisis respons kognitif, yaitu
disampaikan secara efektif dan efisien akan suatu usaha untuk memahami pertama apa yang
lebih ditekankan pada kemampuan berbahasa dipikirkan orang ketika mereka dihadapkan pada
secara lisan. Jika menilik urgensi Retorika dalam stimulus persuasif, dan kedua bagaimana pikiran
tinjauan teoritis dan praktis bagi mahasiswa serta proses kognitif yang berkaitan menentukan
Ilmu Komunikasi dapat diharapkan bahwa apakah mereka mengalami perubahan sikap dan
ketrampilan berkomunikasi atau berbicara dapat sejauhmana perubahan itu terjadi ( Baron &
dicapai melalui latihan yang sistematis, terarah Byrne, 1991: 221).
dan berkesinambungan. Selain itu harus dikenali Elaboration Likelihood Model, merupakan
bagaimana ciri-ciri pembicara yang ideal, agar model yang menggambarkan proses penerimaan
ketrampilan berbicara dapat dikembangkan atau penolakan pesan persuasif oleh individu,
dan diketahui kebiasaan buruk yang selama ini dimulai dari memikirkan argumentasi apa
dilakukan. yang terkandung di dalamnya. Pemikiran-
Dalam buku Retorika Modern, Rahmat pemikiran (elaboration) inilah yang membawa
(2008: 25) menyebutkan beberapa prinsip pidato kepada penerimaan atau penolakan pesan yang
retorik yakni: (1). Penguasaan secara aktif disampaikan, bukan pesan itu sendiri. Pendekatan
sejumlah kosa kata, (2). Penguasaaan kaidah- Elaboration Likelihood Model dianggap penting
kaidah ketata bahasaan, (3). Penguasaan gaya dalam mendukung teori Retorika, karena dapat
bahasa dan menciptakan gaya bahasa yang baru membantu menjelaskan dampak berbagai
dan menarik dan (4). Kemampuan penalaran yang variabel yang mempengaruhi persuasi dalam
baik. Tidak ada yang meragukan peran bahasa istilah kognitif modern.
sangat penting dalam komunikasi manusia, Dalam konsep Petty dan Cacioppo (dalam
Artha (2002:16), menyebutkan bahwa Azwar, 1998: 70) tampak pula bahwa sekalipun
dengan bahasa kita menyampaikan pikiran, pilihan jalur sentral atau peripheral yang dilakukan
gagasan, ide dan apa saja yang memberikan individu dipengaruhi oleh makna dan kebagusan
manfaat. Menurut Marhaeni (2012:239), bahasa pesan, akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh
sebagai alat komunikasi merupakan suatu berbagai factor yang kurang relevansinya.
kode atau sistem simbol yang digunakan untuk Komunikasi persuasif dapat dipandang sebagai
menyampaikan pesan verbal. Kemampuan perisitiwa yang melibatkan tiga faktor yaitu
menggunakan bahasa sangat penting dalam sumber (oleh siapa) pesan (apa yang dikatakan
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 75

dan dalam konteks apa) dan sasaran (pada siapa). menggunakan analisis interaktif. Teknik analisis
Masing-masing faktor ini dapat mempengaruhi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan komunikasi penerima pesan. Model Analisis Interaktif. Tiga komponen pokok
analisis (reduksi data, sajian data dan penarikan
Metode Penelitian simpulan) aktivitasnya dapat dilakukan dengan
Pendekatan yang akan digunakan dalam cara interaksi, baik antar komponennya, maupun
penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif. dengan proses pengumpulan data, dalam proses
Menurut Sutopo (2002:34) pendekatan seperti yang berbentuk siklus. (Sutopo, 2002 : 35).
ini tidak bermaksud menguji hipotesis, namun Untuk menjamin dan mengembangkan
memberi penjelasan komprehensif dan mendalam validitas data, digunakan teknik trianggulasi
mengenai hasil penelitian. Penelitian ini data/sumber yaitu mengumpulkan data sejenis
termasuk jenis penelitian kualitatif, di mana data dari beberapa sumber data yang berbeda, dan
dan temuan disajikan dalam bentuk uraian atau trianggulasi peneliti, yaitu mendiskusikan
deskripsi kata-kata, bukan diuji atau dianalisis data yang diperoleh dengan beberapa orang
dengan angka-angka statistik atau matematika. yang cukup memahami penelitian.Penggunaan
Obyek dikaji melalui penelusuran pustaka, triangulasi data/sumber seperti ini, diharapkan
observasi dan pemanfaatan dokumentasi tertulis, semakin meningkatkan kesahihan atau
arsip atau rekaman pidato dari para retor ulung validitasnya (Harahap, 2003 : 50).
seperti : Presiden Ir. Soekarno, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden Barack Obama, Hasil dan Pembahasan
dan lain-lain. Teori Retorika Aristoteles dan Cicero
Data dikumpulkan melalui beberapa teknik Retorika adalah suatu gaya atau seni berbicara,
pengumpulan data, yakni : baik yang dicapai berdasarkan bakat alami
1). Kajian Pustaka. Hal ini dilakukan dengan (talenta) maupun melalui keterampilan teknis.
memperbanyak sumber referensi dan bahan Seni berbicara ini bukan hanya berarti berbicara
pustaka, memungkinkan untuk terkumpul secara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan
dan teridentifikasinya lebih banyak teori tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk
tentang retorika, bahkan pada tataran praktis berbicara dan berpidato secara singkat, jelas,
yakni berpidato. padat dan mengesankan.
2). Observasi, untuk mengamati rekaman Retorika modern mencakup ingatan yang kuat,
pidato beberapa tokoh atau ahli berpidato. daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
Teknik observasi lazim digunakan untuk pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian
menggali data dari sumber data yang berupa serta penilaian yang tepat. Beretorika juga harus
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta dapat dipertanggungjawabkan disertai pemilihan
rekaman gambar (Sutopo, 2002 : 28). Dalam kata dan nada bicara yang sesuai dengan tujuan,
menjaga reliabilitas observasi dilakukan ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan bicara
beberapa kali. yang dihadapi. Jika kembali menilik sejarah
3). Dokumentasi dalam bentuk rekaman audio retorika, banyak ahli atau tokoh-tokoh retorika
visual dapat diunduh melalui sumber internet yang hingga kini pemikirannya mengenai seni
(YouTube), serta dokumentasi ceramah atau berbicara ini masih sering diperbincangkan dan
pidato pada media VCD. Ini juga mencakup menjadi referensi teoritis. Berikut ini adalah
rekaman pidato atau presentasi sebagai bahan deskripsi dan gambar Arisoteles dan Cicero,
evaluasi bagi mahasiswa yang sedang belajar yang ajarannya selalu diperbincangkan.
berpidato dalam mata kuliah Retorika atau
Public Speaking.
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan
76 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

adalah: Appius Claudius Caecus (300 SM),


Cato de Censoris, Ser. Sulpicius Galba, Caius
Grechus, Marcus Antonius, dan Lucius Licinius
Crassus. Dua orang guru Retorika Romawi
yang terkenal adalah Cicero dan Quintilianus. 
Marcus Tullius Cicero menghasilkan tiga karya,
antara lain De oratore (prinsip-prinsip oratori
terbagi tiga: a. studi yang diperlukan orator; b.
penggarapan topik pidato; c. bentuk penyajian
Aristoteles sebuah pidato).
Pendapatnya bahwa: ”Anda, para penulis Dari sekian banyak tokoh atau ahli
Retorika, terutama menggelorakan emosi. Ini Retorika yang telah diuraikan di atas, nama
memang baik, tetapi ucapan-ucapan anda lalu Aristoteles dan Cicero merupakan nama yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan paling sering diperbincangkan. Pada uraian
retorika yang sebenarnya adalah membuktikan selanjutnya lebih banyak konsep, pemikiran
maksud pembicaraan atau menampakkan ataupun teori-teori merekalah yang dibahas.
pembuktiannya. Ini terdapat pada logika. Retorika Konsep lain selain persuasi yang
hanya menimbulkan perasaan pada suatu ketika dipelajari adalah persepsi, yakni  proses  yang
kendatipun lebih efektif daripada silogisme. terintegrasi dalam  individu yang terjadi sebagai
Pernyataan yang menjadi pokok bagi logika dan reaksi atas stimulus yang diterimanya. Sebuah
juga bagi retorika akan benar bila telah diuji oleh konsensus yang tercapai melalui diskusi sosial
dasar-dasar retorika” akan menimbulkan opini publik, sedangkan pada
diri individu sendiri, opini bisa bersifat laten
atau manifes. Opini yang bersifat laten disebut
sikap. Sikap adalah suatu predisposisi terhadap
sesuatu objek, yang di dalamnya termasuk sistem
kepercayaan, perasaan, dan kecenderungan
perilaku terhadap obyek tersebut.
Sikap bisa dipelajari, bersifat stabil,
melibatkan aspek kognisi dan afeksi, dan 
menunjukkan kecenderungan perilaku.
Asal  konsep Retorika adalah persuasi.
Marcus Tulius Cicero Definisi persuasi adalah; (1) Tindakan untuk
Menurut Cicero, untuk meningkatkan kecakapan mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan
Retorika menjadi suatu ilmu, ia berpendapat menggunakan kata-kata lisan/tertulis, (2) suatu
bahwa retorika mempunyai dua tujuan pokok usaha untuk menanamkan opini baru, dan (3)
yang bersifat: a) suasio (anjuran) dan b) dissuasio Suatu usaha yang dilakukan secara sadar, untuk
(penolakan). Tugas para retor atau orator mengubah sikap, kepercayaan, dan perilaku
adalah: orang dengan transmisi pesan.
a) Mengajar, Titik tolak Retorika adalah berbicara, yakni
b) Menggembirakan dan mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang
c) Menggerakkan. atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu
Retorika pada jaman Romawi (300 S.M - 130 tujuan tertentu. Berbicara adalah salah satu
Masehi) dibawa dan diajarkan oleh seorang budak kemampuan khusus pada manusia. Bahasa
Yunani Livius Andronicus (284-204 SM). Ahli- dan pembicaraan ini muncul, ketika manusia
ahli Retorika  yang terkenal pada jaman Romawi mengucapkan dan menyampaikan pikirannya
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 77

kepada manusia lain. perasaan, emosi, harapan, kebencian


Retorika modern adalah gabungan yang dan kasih sayang mereka (pathos). Kini
serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan para ahli Retorika modern menyebutnya
berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa imbauan emosional (emotional
populer, Retorika berarti pada tempat yang tepat, appeals).
pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih
efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar c) Anda meyakinkan khalayak dengan
dan mengesankan. Ini berarti orang harus dapat mengajukan bukti atau yang kelihatan
berbicara jelas, singkat dan efektif. Jelas supaya sebagai bukti. Di sini Anda mendekati
mudah dimengerti, singkat untuk menghemat khalayak lewat otaknya (logos).
waktu dan sebagai tanda kepintaran,  dan efektif Di samping ethos, pathos, dan logos,
karena apa gunanya berbicara kalau tidak Aristoteles menyebutkan dua cara lagi
membawa efek. yang efektif untuk mempengaruhi
Dalam konteks ini sebuah pepatah cina pendengar yaitu entimem dan contoh.
mengatakan”, orang yang menembak banyak, Entimem (Bahasa Yunani: “en” di dalam
belum tentu seorang penembak yang baik. dan “thymos” pikiran) adalah sejenis
Orang yang berbicara banyak tidak selalu silogisme yang tidak lengkap (sebagian
berarti seorang yang pandai bicara” (Hendrikus, premis dihilangkan), tidak untuk
1999:7). Keterampilan dan kesanggupan untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi
menguasai seni berbicara ini dapat dicapai dengan untuk menimbulkan keyakinan.
mencontoh para atau tokoh-tokoh yang terkenal
dengan mempelajari dan mempergunakan 2) Dispositio (penyusunan). Pada tahap
hukum-hukum Retorika dan dengan melakukan ini, pembicara menyusun pidato atau
latihan yang teratur. Hal tersebut dapat dilakukan mengorganisasikan pesan. Aristoteles
dengan memperhatikan tahapan berikut.  menyebutnya taxis, yang berarti pembagian.
Pesan harus dibagi ke dalam beberapa bagian
1) Inventio (penemuan). Pada tahap ini, yang berkaitan secara logis. Susunan berikut
pembicara menggali topik dan meneliti ini mengikuti kebiasaan berpikir manusia:
khalayak untuk mengetahui metode persuasi pengantar, pernyataan, argumen, dan epilog.
yang paling tepat. Bagi Aristoteles, Retorika Menurut Aristoteles, pengantar berfungsi
tidak lain merupakan “kemampuan untuk menarik perhatian, menumbuhkan kredibilitas
menentukan, dalam kejadian tertentu dan (ethos), dan menjelaskan tujuan.
situasi tertentu, metode persuasi yang ada”.
Dalam tahap ini juga, pembicara merumuskan 3) Elocutio (gaya). Pada tahap ini, pembicara
tujuan dan mengumpulkan bahan (argumen) memilih kata-kata dan menggunakan bahasa yang
yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. tepat untuk “mengemas” pesannya. Aristoteles
Aristoteles menyebut tiga cara untuk memberikan nasihat, “gunakan bahasa yang
mempengaruhi manusia. tepat, benar, dan dapat diterima; pilih kata-kata
yang jelas dan langsung; sampaikan kalimat yang
a) Anda harus sanggup menunjukkan indah, mulia, dan hidup; dan sesuaikan bahasa
kepada khalayak bahwa Anda memiliki dengan pesan, khalayak, dan pembicara.”
pengetahuan yang luas, kepribadian
yang terpercaya, dan status yang 4) Pronuntiatio (penyampaian). Pada tahap ini,
terhormat (ethos). pembicara menyampaikan pesannya secara lisan.
Di sini, akting sangat berperan. Demosthenes
b) Anda harus menyentuh hati khalayak menyebutnya hypocrisis (boleh jadi dari
78 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

sini muncul kata hipokrit). Pembicara harus bertujuan untuk mempengaruhi pendengar
memperhatikan olah suara (vocis) dan gerakan- dengan membujuk pendengar agar mengubah
gerakan, anggota badan (gestus moderatio cum pilihan atau sikapnya. Pidato ini ditujukan agar
venustate). orang mempercayai sesuatu, melakukannya
dengan rasa antusias. Keyakinan dan
  Objek studi Retorika sudah berusia tindakan semangat adalah bentuk reaksi yang
setua kehidupan manusia. Setiap orang tentu diharapkan.
memanfaatkan Retorika menurut kemampuannya 3. Pidato Rekreatif.
masing-masing. Khusus dalam bidang Merupakan pidato yang tujuan utamanya
pendidikan, para pendidik dalam tugasnya sadar adalah menyenangkan atau menghibur
atau tidak telah memanfaatkan Retorika. orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah
Analisis Konsep, Teori Retorika terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu
dan Pidato para Retor / Orator. kegembiraan. Pidato rekreatif ini biasanya
Berdasarkan isi pesan dan tujuannya, terdapat dalam jamuan-jamuan, pesta-pesta,
pidato dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu dan perayaan-perayaan. Adapun contoh pidato
pidato informatif, pidato persuasif dan pidato rekreatif adalah pidato Presiden Amerika
rekreatif. Serikat Barack Obama saat berkunjung
1. Pidato Informatif ke Jakarta. Pidato Barack Obama tersebut
Pidato informatif ditujukan untuk sungguh menghibur dan mampu mengundang
menambah pengetahuan pendengar. tawa pendengar karena saat berpidato, Barack
Komunikan diharapkan mendapatkan Obama mengucapkan beberapa kalimat
penjelasan, menaruh minat dan memiliki menggunakan bahasa Indonesia seperti
pengertian tentang persoalan yang dibicarakan. “Selamat pagi, assalamualaikum, salam
Jenis-jenis pidato informatif: sejahtera”, “Pulang kampung, nih.” Selain
a. Kuliah, yakni cara menyajikan biasanya itu Barack Obama juga menirukan suara
dengan membaca teks yang sudah saat memanggil tukang sate yang sering dia
dipersiapkan lakukan waktu kecil saat bertempat tinggal di
b. Ceramah. Ceramah harus menampilkan Jakarta dulu. Hal itu pun lantas mengundang
disposisi yang jelas, bahasa yang padat dan kekaguman dan gelak tawa bagi para hadirin
berisi. di tempat Barack Obama pidato tersebut.
c. Referat/makalah atau pengantar singkat.
Referat dapat dibawakan di konperensi.
Pada dasarnya referat dibatasi uraiannya
pada hal-hal yang esensial, sehingga
lebih mengenai budi dan bukan perasaan
manusia.
d. Pengajaran, uraian yang di susun secara
pedagogis, bentuk penyampaian bermacam-
macam sehingga tidak membosankan.
e. Wejangan Informatif, ceramah santai
di depan sekelompok pendengar dalam
jumlah kecil, bentuk penyampaian sering
menggunakan slide. Pidato Persuasif Ir. Soekarno

2. Pidato Persuasif.
Pidato persuasif merupakan pidato yang
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 79

berbeda, supada pendengar tidak kehilangan


benang merah selama mendengarkan pidato.
5. Pidato yang Memiliki Klimaks, yang
dirumuskan dan ditampilkan secara tepat
akan memberikan bobot kepada pidato.
Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin
tahu pendengar di ciptakan di antara pembuka
dan pentutup.
6. Pidato yang Memiliki Pengulangan,
penting karena dapat memperkuat isi pidato
dan memperjelas pengertian pendengar.
Pengulangan juga menyebabkan pokok-pokok
pidato tidak segera dilupakan. Ini berarti isi
Pidato Informatif Presiden SBY dan arti tetap sama, akan tetapi di rumuskan
dengan bahasa yang berbeda. Masalahnya
tetap sama, hanya diberi pakaian yang baru
dan menarik.
7. Pidato yang berisi hal-hal yang mengejutkan,
ini sangat menanarik dan dapat menimbulkan
ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu,
tapi bukan sensasi.
8. Pidato yang Dibatasi, terdiri dari satu atau dua
masalah saja, jika terlalu luas akan menjadi
dangkal.
9. Pidato yang Mengandung Humor, karena dapat
Pidato Rekreatif Barack Obama menghidupkan pidato dan memberi kesan
Secara teoritis dan praktek yang dilakukan yang tak terlupakan pada para pendengar.
oleh para ahli pidato atau para retor / orator, ada Humor juga dapat menyegarkan pikiran
beberapa ciri suatu pidato dianggap baik dan pendengar, sehingga mencurahkan perhatian
menarik, yakni: yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.
1. Pidato yang saklik, memiliki objektivitas dan
unsur-unsur yang mengandung kebenaran, Sebuah pidato harus disusun sebaik
juga harus ada hubungan yang serasi antara mungkin, sebagaimana mengolah suatu karya
isi pidato dan formulasinya. seni. Untuk membangun dibutuhkan perencanaan,
2. Pidato yang jelas, untuk menghindari ketidak konstruksi, sistematisasi, statistik dan logik. Jadi
pahaman dan salah pengertian, oleh sebab suatu pidato yang baik harus memiliki skema atau
itu pembicara harus bisa menyampaikan struktur tertentu. Hal lain yang secara teoritis
ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan juga harus diperhatikan adalah mengenai teknik
jelas. mempersiapkan pidato.
3. Pidato yang hidup, diawali dengan ilustrasi, 1. Sumber untuk menemukan bahan pidato
sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian Orang yang akan berpidato harus menemukan
abstrak atau definisi. sumber-sumber dari mana ia dapat menemukan
4. Pidato yang Memiliki Tujuan, tujuan ini dan memperdalam tema yang akan dibahas.
harus dirumuskan dalam satu dua pikiran Sumber informasi itu diantaranya berasal
pokok.Dalam membawakan pidato, tujuan ini dari:
hendaknya sering di ulang dalam rumusan yang a. Menemukan dan menyimpan bahan
80 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

b. Sumber bahan tinggi, artinya satu pikiran yang padat


c. Teknik membaca isinya sehingga mampu menyakinkan dan
d. Bantuan dari orang lain menguasai pendengar. Bagi pendengar,
e. Pada tempat-tempat yang dikunjungi penutup pidato ini sangat penting karena ini
f. Daftar literatur adalah bagian yang terakhir dan biasanya
g. Radio dan televisi memberikan kesan paling dalam. Oleh
h. Toko buku karena itu bagian pentup pidato sebaiknya
i. Buku-buku penting yang harus di miliki dirumuskan dalam bahasa yang tertulis
jelas.
2. Teknik mempersiapkan pidato e. Beberapa aspek dalam mengembangkan
a. Persiapan umum. Di bawah ini dikemukakan satu konsep
beberapa ketentuan umum: a) Estetis
a) Ambilah waktu secukupnya b) Definisi
b) Bekerjalah secara sistematis c) Geografis
b. Persiapan khusus, langkah-langkah d) Kesehatan
persiapan khusus e) Historis
a) Mengumpulkan bahan f) Moralis
b) Menyortir bahan dan menyusun skema g) Ekonomis
pidato h) Pedagogis
c) Merenungi bahan i) Filosofis
d) Rumusan pertama dengan j) Fisikalis-Chemis
menggunakan kata-kata kunci
e) Mengontrol secara umum f. Beberapa langkah dalam menyusun pidato
f) Menguasai pidato berdasarkan jalan 1) Merumuskan tujuan (dari orang yang
pikiran yang logis menawarkan dan dari kita sendiri)
g) Mencoba berpidato 2) Menganalisis para pendengar
c. Bagian pendahuluan pidato 3) Mengembangkan ide / pikiran
Ada empat teknik yang dapat digunakan 4) Mencari sumber-sumber, dimana
untuk menjadikan bagian pendahulan bahan bisa diperoleh
pidato efektif: 5) Pengolahan dan penggodokan
a) Memancing perhatian pendengar 6) Alat-alat peraga/teknis
b) Cerita yang memukau pendengar 7) Fase-fase latihan
c) Mengemukakan pertanyaan 8) Menciptakan situasi sikologis yang
d) Langsung ke tema baik
9) Organisasi untuk ceramah
Suatu pendahuluan pidato yang baik 10) Pidato-ceramah-presentasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Tidak terlalu panjang Untuk beberapa Rumusan Pidato,
b) Jelas dan menyenangkan contohnya adalah :
c) Jangan memulai pidato dengan 1. Menyusun suatu referat atau makalah
“kalau”, “andaikan” Berisi pembukaan atau pendahuluan, bagian
d) Memperhatikan beberapa petunjuk utama, penutup.
untuk memulai pidato. 2. Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam
mengolah suatu tema: Apa, mengapa, kapan,
d. Penutup pidato bagaimana, dimana, mengapa begitu, maka.
Penutup pidato harus memiliki efektivitas 3. Rumusan-rumusan pidato
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 81

a. Rumusan A-I-D-A (Attention-Interest- 3) Pengetahuan umum


Desire-Action) Efektivitas dalam komunikasi retoris,
b. Pidato pelantikan (di dalam perusahaan/ komunikator se-baiknya memiliki
organisasi lain) pengetahuan umum yang luas, karena
c. Pidato pimpinan (dalam pesta perusahaan) dengan begitu dia dapat mengenal dan
d. Pidato untuk para ibu/wanita menyelami situasi pendengar dan dapat
e. Pidato syukur mengerti mereka secara lebih baik. Dia
f. Pidato pembukaan suatu acara (Seminar) harus mengetahui dan menguasai bahan
g. Pidato peresmian yang dibeberkan secara mendalam, teliti
h. Pidato hari raya (Pesta) dan tepat. Mengetahui dan mengerti hal-
i. Pidato waktu pesta nikah hal praktis dari kehidupan harian para
j. Pidato informatif pendengarnya, supaya dapat menyampaikan
k. Pidato kampanye atau pidato pembelaan sesuatu yang mampu menggugah hati.
(Pidato Romawi) b. Pada Komunikan terdapat beberapa
l. Pidato dalam sidang atau seminar hal yang perlu diperhatikan, yakni:
m. Pidato /kata sambutan memperkenalkan 1) Pengetahuan tentang komunikasi dan
seorang penceramah keterampilan berkomunikasi
n. Pidato penutup Supaya dapat terjadi komunikasi,
o. Pidato seorang tamu (Kenegaraan) resipiens harus menguasai bahasa yang
p. Pidato belasungkawa dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling
q. Memperkenalkan seseorang berkomunikasi dan saling mengerti apabila
r. Memperhatikan posisi/pendirian mereka mempergunakan perbendaharaan
kata yang sama dan yang dimengerti oleh
Ada beberapa faktor yang kedua belah pihak.
mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. 2) Sikap resipiens/komunikan
a. Pada Komunikator terdapat beberapa Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas
hal yang perlu diperhatikan, yakni: komunikasi retoris. Sikap-sikap positif
1) Pengetahuan tentang komunikasi seperti terbuka, senang, tertarik dan
dan keterampilan berkomunikasi simpatik akan memberi pengaruh positif
Penguasaan bahasa dan keterampiIan dalam proses komunikasi; Sebaliknya
mempergunakan bahasa, keterampilan sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel,
mempergunakan media komunikasi untuk tidak simpatik terhadap komunikator akan
mempermudah proses pengertian pada mendatangkan pengaruh negatif.
resipiens, kemampuan untuk mengenal dan 3) Sistem sosial dan kebudayaan
menganalisis situasi pendengar sehingga Sistem sosial dan kebudayaan tertentu
dapat memberikan sesuatu yang sesuai dapat menghasilkan sifat dan karakter
dengan kebutuhan mereka. khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat
2) Sikap komunikator patuh, rendah hati. suka mendengar,
tidak banyak bicara atau tidak berani
Sikap komunikator seperti agresif menantang. Sebab itu komunikator harus
(menyerang) atau cepat membela diri, memperhatikan segala faktor ini. apabila
sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap dia mau mengharapkan efek yang besar
rendah hati, rela mendengar dan menerima dalam proses komunikasi dengan para
anjuran dapat memberi dampak yang besar pendengarnya.
dalam proses komunikasi retoris.
c. Pada Pesan dan Medium,
82 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

faktor-faktornya adalah : Namun, apa yang penting adalah kemampuan


1) Elemen-elemen Pesan untuk dapat membangun komunikasi yang tepat
dan pemahaman. Tujuan berbicara  menentukan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan jenis pidato yang akan menawarkan individu.
mempergunakan medium. Dalam proses Karenanya dikenal tiga jenis pidato, yaitu :
ini, komunikator harus memperhatikan
elemen-elemen yang membentuk pesan, a. Pidato informatif adalah pidato yang tujuan
supaya komunikasi dapat membawa efek. utamanya untuk menyampaikan informasi
Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan agar orang menjadi tahu tentang sesuatu.  Di
kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, sisi lain, pidato informatif dimaksudkan untuk
alat peraga yang dipakai untuk meng- mengInformasikan penonton. Proses pertama
konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, dalam menulis pidato informatif memerlukan
artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk memilih  topik  yang membawa informasi
mempedelas pesan yang disampaikan. yang relevan yang harus disampaikan kepada
penonton
2) Struktur Pesan
b. Jika pidato dimaksudkan untuk membujuk
Struktur pesan yang ingin disampaikan atau menghalangi orang, maka pidato yang
juga dapat mempengaruhi efektivitas mungkin disebut sebagai pidato persuasif.
proses komunikasi retoris. Yang perlu
diperhatikan adalah susunan organis di c. Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan
mana elemen-elemen itu dikedepankan utamanya adalah menyenangkan atau
untuk mengungkapkan pesan. Pada menghibur orang lain.
prinsipnya struktur atau susunan pesan
harus jelas dan mudah dimengerti. Pengembangan Pidato berdasarkan Teori
Retorika
3) Isi Pesan Monologika adalah ilmu tentang seni
Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium berbicara secara monolog. Dalam monologika
harus dipertenggangkan dengan situasi hanya satu orang yang berbicara kepada seorang
resipiens. Isi pesan seharusnya mudah lain atau kepada sekelompok orang. Bentuk
ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan utama monologika adalah pidato. Komunikasi
tidak rnengandung terlalu banyak ke- dalam bentuk berpidato ini bersifat satu arah.
benaran, karena dapat membingungkan Ada beberapa jenis pidato, antara lain:
resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada 1) Pidato Impromtu. Pidato ini terjadi pada saat
satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan yang tak terduga sebelumnya untuk tampil
secara jelas, terinci dan tepat. dimuka umum misalnya diminta memberi
4) Proses Pembeberan pidato pada saat menghadiri acara ulang
Yang dimaksudkan pembeberan adalah tahhun dan sebagainya..
cara membawakan dan mengemukakan 2) Pidato Manuskrip. Disebut juga dengan
pesan dari komunikator. Ada beberapa pidato dengan naskah, yang disampaikan
kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu dari awal hingga akhir. Hal ini disebut juga
membawakan secara bebas, tanpa teks, dengan membacakan pidato.
terikat pada teks, atau setengah bebas. 3) Memoriter. Pesan ditulis dan kemudian diingat
kata demi kata. Seperti pidato manuskrip,
Pidato adalah mode membangun komunikasi 
memoriter memungkinkan ungkapan yang
antara pembicara dan  penonton. Tujuan dari
tepat, organisasi yang berencana, pemilihan
membangun  komunikasi  serta penonton
bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang
mungkin berbeda di bawah berbagai konteks.
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan... 83

diintregrasikan dengan uraian. konsentrasi Public Relations, perlu diberikan


4) Ekstempore. Pidato yang paling baik dan pada tiga konsentrasi lainnya (Periklanan,
paling sering dilakukan oleh juru pidato Jurnalisme dan Broadcasting), karena ke-tiga
yang mahir. Dalam hal ini pidato sudah konsentrasi ini juga perlu membekali kemampuan
dipersiapkan terlebih dahulu berupa out-line teoritis dan praktis untuk menunjang kecakapan
(garis besar) dan pokok-pokok penunjang berkomunikasi.
pembahasan (supporting points)
Ucapan Terima Kasih
Simpulan Penelitian ini dapat diselesaikan atas
Retorika merupakan tradisi penyampaian bantuan dan kerjasama dengan banyak pihak,
pesan secara lisan dalam bentuk pidato, dengan untuk itu penulis menghaturkan banyak terima
menggunakan kata-kata atau bahasa indah dan kasih, terutama kepada pimpinan dan staf
perhatian. Retorika dipelajari sejak 5 abad SM LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta. Tidak lupa
pada masa kejayaan Yunani dan Romawi Kuno pula kepada Dekan FISIP, Kaprodi dan teman-
oleh para filsuf dan ahli-ahli Retorika. teman di Program studi Ilmu Komunikasi serta
Aristoteles seorang filsuf Yunani yang bergelar mahasiswa kelas Retorika.
Bapak Ilmu Pengetahuan, mewariskan Teori-teori
tentang Retorika. Cicero seorang negarawan dan Daftar Pustaka
cendekiawan Romawi merupakan sosok orator
ulung dalam ber-retorika. Abidin, Yusuf Zainal, 2013, Pengantar
Pengetahuan dan praktek retorikanya Retorika, Bandung: Pustaka Setia.
menjadi rujukan bagi ahli-ahli retorika sepanjang Agung, Arman. 1989. Laporan Program
jaman. Hingga dewasa ini Retorika diajarkan Pembelajaran Pendidikan
melalui mata kuliah di perguruan tinggi yang Kader (Materi Retorika).Ujung
menyelenggarakan program sutudi komunikasi. Pandang: IKIP Gunung Sari Baru
Dari pemikiran dan ajaran mereka ketrampilan Arsjad, Maidar G. dan Mukti US. 1993.
berpidato pada mahasiswa dapat ditingkatkan Pembinaan Kemampuan Berbicara
dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
retorika, dan dilatih secara disiplin dan Artha, Arwan Tuti, 2002, Menciptakan Bahasa
berkesinambungan. Dakwah Yang Gramatikal, Jurnal
Teori Retorika dalam penerapannya Dakwah, Nomor 5, tahun III, Juli
memiliki relevansi dipelajari hingga dewasa – Desember, Yogyakarta:Fakultas
ini, dan dalam pengembangannya bisa merujuk Dakwah IAIN Sunan Kalijaga.
pada penggologan pidato informatif, persuasif Bettinghaus, Erwin P. 1980. Persuasive
dan rekreatif sebagaimana dikemukakan oleh Communication. New York:
Jalaluddin Rakhmat, dan kajian monologika Holt, Rinehart and Winston.
dan dialogika sebagaimana dikembangkan oleh Harahap, Nasrudin, 2003, Interaksi Sosial
Hendrikus Dori Wuwur. pada Penduduk Lokal daerah
Berdasarkan kesimpulan bahwa Transmigrasi, Jurnal Populis,
penguasaan Teori Retorika sangat diperlukan Edisi Nomor 3, Yogyakarta:
untuk menunjang pengetahuan serta kemampuan/ LKPM IAIN Sunan Kalijaga.
ketrampilan berpidato, mata kuliah Retorika Hardjana, Andre A, 1999, Perkembangan
dipertahankan sebagai mata kuliah umum Penelitian Ilmu Komunikasi
guna memberikan wawasan teoritis tentang di Perguruan Tinggi, Catatan
seni berbicara. Sementara mata kuliah Public Pendahuluan, Jurnal Ikatan Sarjana
Speaking yang selama ini hanya diberikan pada
84 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Januari- April 2014, halaman 70-84

Ilmu Komunikasi Volume 2, April, Jakarta:Salemba Humanika.


Remaja Rosdakarya dan ISKI, Bandung. Smith, Donald K. 1969. Man Speaking:
Hendrikus, Dori Wuwur, 1991, Retorika, Terampil A Rhetoric of Public Speech.
berpidato, berdiskusi, berargumentasi, New Jersey: Dodd Mead.
bernegosiasi, Yogyakarta: Kanisius. Suhandang, Kustadi, 2009, Retorika :
Marheni, 2012, Menggagas Periklanan Televisi Strategi, Teknik dan Taktik
yang Santun Dengan Mengangkat Berpidato, Jakarta: Nuansa.
Kearifan Lokal Bahasa Jawa, Prosiding Suparno, Basuki Agus, 2010, Kontestasi
Seminar Nasional, ISBN. 978-979- Makna dan Dramatisme Komunikasi
9204-63-9, Jurusan Ilmu Komunikasi Politik tentang Reformasi di
FISIP, UNSOED Purwokerto. Indonesia, Jurnal Ilmu Komunikasi,
Olii, Helena, 2013, Public Volume 8, nomor. 1, Januari –
Speaking, Jakarta: Indeks. April, Jurusan Ilmu Komunikasi
Rakhmat, Jalaluddin. 1992. Psikologi Komunikasi. FISIP UPN ”Veteran” Yogyakarta.
Bandung:  PT. Remaja Rosda Karya Sutopo, HB, 2002, Metode Penelitian
Rakhmat, Jalaluddin, 2008, Retorika Kualitatif, Surakarta: Universitas
Modern Pendekatan Praktis, Negeri Sebelas Maret Press.
Bandung: Rosdakarya.
Raharjo, Turnomo, 2005, Cetak Biru dalam Teori Sumber internet :
Komunikasi, Jurnal Ilmu Komunikasi, http://id.m.wikipedia/definisi retorika, akses 5
Volume 3, nomor. 3, September - Maret 2013.
Desember, Jurusan Ilmu Komunikasi http://nesaci.com/pengertian-dan -prinsip dasar
FISIP UPN ”Veteran” Yogyakarta. retorika, di akses 5 Maret 2013
Richard, DP. West, 2008, Pengantar Teori
Komunikasi: Teori dan Aplikasi:

Anda mungkin juga menyukai