BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas tentang latar belakang, rumusan masalah
1. LATAR BELAKANG
tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis
1
2
tahun 2010 tercatat TB paru dengan BTA positif sebanyak 4.634 kasus
pemberantasan TB paru.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
a. Tujuan umum
dengan TB paru
b. Tujuan khusus
2
3
3
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
(Mansjoer,2008)
kronik yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling
4
5
B. Etiologi
tuberkulosis, yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada
dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosa, dan bila diminum
2005).
C. Manifestasi Klinis
Menurut Alsagaff dan Mukty (2006) tanda dan gejala tuberculosis dibagi
5
6
1) Panas Badan
sore hari. Panas badan meningkat atau menjadi lebih tinggi bila
2) Menggigil
sama atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih
hebat.
3) Keringat Malam
4) Malaise
6
7
b. Gejala Respiratorik
1) Batuk
2) Sekret
Suatu bahan yang keluar dari paru sifatnya mukoid dan keluar
dan perlunakan
3) Batuk
peradangan.
7
8
4) Nyeri Dada
5) Ronchi
D. Klasifikasi Tuberkulosis
1. Tuberkulosis paru.
yaitu:
8
9
a. Kasus kambuh.
dalam kategori 1.
Aru,dkk, 2009).
E. Patogenesis
a. Fase Pertama
9
10
b. Fase Kedua
c. Fase Ketiga
Fase ketiga ini disebut fase laten. Dimana fase dengan kuman yang
tidur. Basil yang tidur ini bisa terdapat di tulang panjang, vertebra,
tuba fallopii, otak, kelenjar limfa hilus dan leher serta ginjal.
d. Fase Keempat
meninggalkan fibrosis.
F. PATOFISIOLOGI
10
11
paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan
hari pertama masa leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
ada sisa yang tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri
terus difagosit atau berkembang biak, dalam sel basil juga menyebar
lesi yang memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-lesi
getah bening regional dari lesi primer dinamakan komplet ghon dengan
11
12
ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau basil dapat
terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Kavitis untuk kecil
dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat
Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran
12
13
G. Komplikasi
a. Meningitis.
b. Spondilitis.
c. Pleuritis.
d. Bronkopneumoni.
e. Atelektasi.
H. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
3) Vaksinasi BCG.
13
14
b. Pengobatan
dari beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat
2008).
Pertama adalah tahap intensif (tahap awal) terdiri dari: Isoniasid (H),
kedua yaitu fase/ tahap lanjutan obat yang diberikan terdiri dari:
14
15
2008).
tahap yaitu:
2005).
H. Pemeriksaan Penunjang
15
16
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan dahak
2) Pemeriksaan Darah
Laju endap darah sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju
3) Uji Tuberkulin
Banyak cara yang dipakai, tapi yang paling sering adalah cara
16
17
negatif.
meragukan.
positif.
b. Pemeriksaan Radiologi
sebagai berikut:
17
18
A. Pengkajian
18
19
dan kognitif, pola persepsi dan konsep diri, pola peran dan hubungan,
Kepala dan leher klien tampak bersih, tidak terdapat luka atau
sakit kepala.
c. Mata
d. Hidung
mukus/sekret.
19
20
e. Telinga
baik, tidak ada serumen atau cairan yang keluar dari telinga.
f. Mulut
20
21
terdengar resonan/sonor.
h. Abdomen
Perkusi : Tympani
terdapat massa
1. Ekstermitas Atas
21
22
2. Ekstermitas bawah
kekuatan otot.
i. Genetalia
B. Diagnosa Keperawatan
penumpukan secret
membran alveolar.
mukopurulen
batuk.
22
23
inflamasi, malnutrisi
23
24
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
(NOC)
Definisi : Ketidakmampuan Respiratory status : Airway patency - Pastikan kebutuhan oral / tracheal
obstruksi dari saluran pernafasan Kriteria Hasil : - Auskultasi suara nafas sebelum dan
kebersihan jalan nafas. dan suara nafas yang bersih, tidak ada - Informasikan pada klien dan keluarga
24
25
Dispneu, Penurunan suara bernafas dengan mudah, tidak ada - Minta klien nafas dalam sebelum
Cyanosis (klien tidak merasa tercekik, irama nasal untuk memfasilitasi suksion
wheezing) rentang normal, tidak ada suara nafas - Gunakan alat yang steril sitiap
Batuk, tidak efekotif atau - Mampu mengidentifikasikan dan - Anjurkan pasien untuk istirahat dan
tidak ada mencegah factor yang dapat napas dalam setelah kateter
melakukan suction
25
26
26
27
mengoptimalkan keseimbangan.
27
28
membran alveolar. Respiratory Status : ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik
Definisi : Kelebihan atau Vital Sign Status chin lift atau jaw thrust bila perlu
di dalam membran kapiler alveoli ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Identifikasi pasien perlunya
Batasan karakteristik : Memelihara kebersihan paru paru pemasangan alat jalan nafas buatan
o Gangguan penglihatan dan bebas dari tanda tanda distress Pasang mayo bila perlu
28
29
o kebingungan Tanda tanda vital dalam rentang Berika bronkodilator bial perlu
29
30
(gerakan paradoksis)
30
31
ekspirasi yang tidak menberi Respiratory status : airway patency Buka jalan nafas, guanakan teknik
ventilasi yang kuat Vital sign status chin lift atau jaw thrust bila perlu
31
32
Perubahan erkursi dada sianosis dan dyspnea ( mampu Identifikasi pasien perlunya
Mengambil posisi tiga titik mengeluarkan sputum, mampu pemasangan alat jalan nafas buatan
Bradipnea bernafas dengan mudah, tidak ada Pasang mayo bila perlu
Penurunan ventilasi semenit pursed lips) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Penurunan kapasitas vital - Menunjukkan jslsn nafas yang paten Keluarkan sekret dengan batuk atau
mengoptimalkan keseimbangan.
32
33
Hiperventilasi hipoventillasi
tekanan darah
33
34
pernafasan
kelembaban kulit
34
35
vital sign
dari kebutuhan tubuh Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
cukup untuk keperluan Nutritional status : nutrient intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
35
36
- Berat badan 20 % atau lebih di Kriteria Hasil : Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Dilaporkan adanya intake sesuai dengan tujuan Anjurkan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kurang dari - Berat badan ideal sesuai dengan protein dan vitamin C
- Kelemahan otot yang - Menunjukkan peningkatan fungsi Berikan makanan yang terpilih (sudah
menelan/mengunyah - Tidak terjadi penurunan berat badan Ajarkan pasien bagaimana membuat
mulut
36
37
37
38
rapuh pigmentasi
38
39
oral.
scarlet
39
40
kuantitas waktu tidur akibat faktor Pain Level terhadap pola tidur
- Penurunan kemampuan Jumlah jam tidur dalam batas normal aktivitas sebelum tidur (membaca)
- Menyatakan sering terjaga Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat - Diskusikan dengan pasien dan
- Menyatakan tidak mengalami Mampu mengidentifikasi hal-hal keluarga tentang tehnik tidur pasien
40
41
asuhan
cahaya gelap
terapeutik, pemantauan,
pemeriksaan laboratorium)
41
42
tidur
42
43
yang harus atau yang ingin - Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tepat
- Respon tekanan darah - Mampu melakukan aktivitas sehari- - Bantu untuk memilih aktivitas
abnormal tehadap aktivtas hari (ADLs) secara mandiri konsisten yang sesuai dngan
- Respon frekuensi jantung - Tanda-tanda vital normal kemampuan fisik, psikologi dan
- Level kelemahan
43
44
- Perubahan EKG yang - Mampu berpindah dengan atgau - Bantu untuk mengidentifikasi dan
- Perubahan EKG yang - Status kardiopulmonari adekuat diperlukan untuk aktivitas yang
44
45
dan spiritual.
defisisensi informasi kognitif Knowledge : Health Behavior Berikan penilaian tentang tingkat
yang berkaitan dengan topic Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang proses
Perilaku Hiperbola kondisi, prognosis, dan program dan bagaimana hal ini berhubungan
45
46
Ketidakakuratan melakukan tes Pasien dan keluarga mampu Gambarkan tanda dan gejala yang
Perilaku tidak tepat (hysteria, melaksakan prosedur yang dijelaskan biasa muncul pada penyakit, dengan
Factor yang berhubungan menjelaskan kembali apa yang dengan cara yang tepat
46
47
pengontrolan penyakit
penanganan
47
48
yang tepat
48
49
resiko terserang organisme Klien bebas dari tanda dan gejala Batasi jumlah pengunjung jika perlu
Factor resiko : Mendeskripsikan proses penularan mencuci tangan saat berkunjung dan
untuk menghindari pemajanan mencegah timbulnya infeksi Cuci tangan setiap sebelumdan
Pertahanan tubuh primer yang Menunjukkan perilaku hidup sehat Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Gangguan peristalsis
49
50
50
51
- wabah epiderma
Dorong isrirahat
51
52
gejala infeksi
52
53
BAB III
Tinjauan Kasus
I. PENGKAJIAN
15.30 WIB di kamar Isolasi ruang Melati RSUD dr. Rubini Mempawah
laboratorium.
a. Identitas
Pendidikan SD SMP
pasien
53
54
b. Riwayat Kesehatan
WIB.
54
55
Puskesmas.
: 96 x/menit
kegiatan sehari-hari.
badan selama sakit 32 kg, tinggi badan 145 cm, indeks massa
tubuh 15,23
makan 1 porsi habis, minum 8-10 gelas ± 1500 cc/ hari dan
3) Pola eliminasi
55
56
warna kuning dan berbau khas. BAK 6-7x /hari ± 800 cc /hari
dengan warna kuning jernih dan berbau khas, selama sakit pasien
berbau khas. BAK 5-6x /hari 750 cc /hari dengan warna kuning
Pasien sebelum sakit tidur 7-8 jam /hari dan tidak menggunakan
tentang sakitnya.
56
57
dengan sabar, self ideal pasien ingin cepat sembuh dari sakitnya,
anak.
9) Seksualitas
57
58
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
BB : 32 kg, TB : 145 cm
peningkatan JVP.
secret.
mengeluh mual
- Jantung :
58
59
inspeksi : Ictus cordis tidak tampak dan tidak ada nyeri dada
perkusi : Pekak
gallop.
Paru-paru
cuping hidung,
nyeri tekan,
perkusi : sonor
auskultasi : ronchi
Abdomen
perkusi : tympani.
Genital
tampung ± 200 cc
59
60
Ekstremitas
kedua kaki
e. Pemeriksaan penunjang
sebagai berikut :
Hematologi rutin :
Hematokrit 29 % 33-45
M.C.H 30 Pg 27-32
M.C.V 78 fl 78
LED 35 mm/jam 0 – 20
60
61
Kimia klinik :
Ureum 32 mg/dl 10 - 40
f. Program Terapi
Infus RL 20 tpm
Omeprazole 1 x 40 mg iv
Ondancentron 3 x 4 mg iv
Rimfamficin/INH/Parazinamid/ethambutol : 150/75/400/275
Streptomycin 1x 500 mg im
B6 3 x 1 tab p.o
g. Data Focus
1. Data Subyektif :
61
62
2. Data obyektif
Nafas dangkal.
sakit 32 kilogram.
62
63
63
64
a. Analisa Data
1. DS : Penumpukan Ketidakefektifan
DO :
Nafas dangkal
64
65
DO :
Nafas dangkal
65
66
3. DS : Anoreksia Ketidakseimbangan
DO :
tubuh 15,23.
Pasien mengatakan sulit untuk tidur ± 4-5 jam sehari batuk menetap Tidur
66
67
DO :
DO :
67
68
DO :
kondisinya
b. Diagnosa
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk menetap
68
69
Hari/tanggal
No.dx NOC NIC Ttd
/jam
napas dalam
69
70
70
71
Suction, Inhalasi.
71
72
normal, tidak ada suara nafas abnormal) Bersihkan mulut, hidung dan secret
hipoventilasi
terhadap oksigenasi
72
73
pernapasan
16.00 Nutritional Status : food and Fluid Intake - Monitor adanya penurunan berat
73
74
- Tidak terjadi penurunan berat yang - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
74
75
Jumlah jam tidur dalam batas normal - Kolaborasi pember ian obat tidur
75
76
meningkatkan tidur
tidur/istirahat pasien
76
77
Energy psikomotor
Level kelemahan
bantuan alat
77
78
ventilasi adekuat
6. NOC : NIC :
78
79
menemani pasien
perhatian
79
80
menngungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi.
Intruksikan pasien
IV. IMPLEMENTASI
1 Selasa, 12 memberikan O2 3 l/mnt, metode nasal kanul Pasien kooperatif dan merasa
september 2017 menganjurkan pasien untuk istirahat dan nyaman saat bernafas
80
81
ventilasi
mengeluarkan sekret
81
82
Terapi Oksigen
terhadap oksigenasi
82
83
- memberikan makanan yang terpilih, sudah pasien mau makan makanan yang
sedikit
- Memonitor jumlah kandungan nutrisi dan Makanan pasien termonitor oleh ahli
kalori gizi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Ahli gizi datang untuk pengkajian
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dan mengecek kebutuhan nutrisi
- Mengatur posisi semi fowler atau fowler Pasien tampak dalam posisi semi
83
84
- Mengelola pemberan anti emetik jika perlu Pemberian anti emetic sesuai dosis
pasien muntah
waktu tidur
Kolaborasi pemberian obat tidur Pasien masih dapat tidur tanpa obat
84
85
Membantu pasien untuk mendapatkan alat Alat bantu bantu tersedia diruangan
atau krek
Monitor respon fisik, emosi, social dan Pasien masih tampak cemas
spiritual
85
86
stress
menimbulkan kecemasan
86
87
No Ttd
Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
DX Perawat
O : RR : 27x/m
Indicator :
RR : 27 x/m
intervensi
87
88
dalam
ventilasi
O : - RR 27x permenit
88
89
intervensi
- Memonitor TTV
89
90
hari
90
91
P: - Lanjutkan intervensi
melakukan aktivitas
91
92
pasien
mengurangi takut
92
93
tindakan prognosis
93
94
BAB IV
PEMBAHASAN
Mempawah. Penulis akan menganalisa antara teori dan kasus nyata yang ada
1. Pengkajian
pada Ny. A hal ini di sebabkan karena kesadaran Ny. A yang compos
kesehatan Ny. A.
a. Identitas pasien
tinggal pasien bersih dan jauh dari pabrik. Kesenjangan ini terjadi
94
95
pada Ny. A.
dapat berupa sesak napas batuk dan nyeri dada. Hal ini
mengalami gastritis lima tahun yang lalu. Hal ini tidak sesuai
95
96
teori.
d. Pemeriksaan fisik
96
97
2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus Ny.A ada beberapa diagnosa keperawatan yang tidak muncul
dan ada pula diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan teori, dan
ada juga diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan teori. Diagnosa
97
98
pengembangan paru kiri dan kanan maksimal dan intervensi dari masalah
ini sudah tercantum pada diagnosa tidak efektifnye bersihan jalan napas.
tidak sesuai dengan teori yaitu gangguan rasa aman cemas berhubungan
karena didapatkan data bahwa Ny. A merasa cemas dan belum mengerti
tentang penyakitnya.
3. Perencanaan Keperawatan
98
99
99
100
intervensi yang ada dalam teori tetapi tidak dilakukan pada pasien
tidur.
100
101
kecemasan.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
101
102
dengan baik, hal ini disebabkan karena pasien dan keluarga sangat
kooperatif, kerja sama dengan perawat ruangan yang baik, dan kerja
tujuan .
bertambah
102
103
dijalani
penyebaran penyakitnya
103
104
BAB V
Pada bab ini penulis membahas mengenai kesimpulan dari rangkaian asuhan
keperawatan pada NY. A di ruang Melati RSUD dr. Rubini mempawah dan
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
dari setiap individu yang unik dan jenis tuberkulosis paru yang
terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
104
105
Dari hasil analisa data masalah keperrawatan yang terjadi pada Ny.
3. Perencanaan
105
106
4. Pelaksanaan
dalam pelaksanaannya.
5. Evaluasi
B. Saran
106
107
107
108
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood dan Mukti, Abdul. 2006. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.
Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan
Depkes RI, 2005 dikutip Mutia, Anik. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Muhammadiyah : Surakarta
Jong, Wim dan Sjamsuhidajat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
KEMENKES RI, 2015. Temukan Obati sampai Sembuh. Pusat Data dan
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
MediAction
Medika
108
109
Potter, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek.
Jakarta : ECG.
WHO, 2006 dikutip Andita, Nomi. 2010. Hubungan Kinerja Pengawas Minum
109