Dosen pengajar :
Disusun oleh :
Kelompok 9
2018
DAFTAR ISI
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
orang mahasiswa di Pakistan adalah pecandu, meski hasil penelitian
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar atau
mahasiswa di Indonesia oleh pusat penelitian kesehatan UI dan BNN yang
pertama dan kedua menunjukan terjadinya peningkatan angka prevalensi
yang cukup tinggi yaitu dari 5,8% pada tahun 2003 menjadi 8,3% pada tahun
2006.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari overdosis obat.
b. Untuk mengetahui etiologi dari overdosis obat.
c. Untuk mengetahui farmakologi bagi kasus overdosis.
2
d. Untuk mengetahui pertolongan pertama pada pasien overdosis
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada overdosis.
f. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat gawat darurat dalam
menangani pasien overdosis
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Meskipun toksisitas tramadol dapat terjadi karena konsumsi obat yang
disengaja maupun tidak, kematian tidak mungkin terjadi dalam semua kasus.
Mungkin menjadi variasi individu dan beberapa pasien mungkin
menunjukkan tingkat toleransi tertentu ke obat setelah konsumsi kronis atau
paparan berkepanjangan sebelum pengobatan, dan tolerasi ini bisa melampaui
jangkauan terapeutik.
5
a. Terapi overdosis benzodiazepin
1. Karbon aktif
2. Respiratory support bila perlu
3. Flumazenil (antagonis kompetitif reseptor benzodiazepin).
6
b. Berikan asam folat dan multivitamin
7
1. Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas
disertai kontrol servikal
2. Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola
pernafasan agar oksigenasi adekuat.
3. Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai control pendarahan
4. Disability, mengecek status neurologis
5. Exposure, environmental control, buka baju penderita, tapi cegah
hipotermia.
1. Airway
8
langkah awal untuk membebaskan jalan nafas adalah dengan
melakukan maneuver head lift dan chin lift. Data yang berhubungan
dengan status jalan nafas adalah:
a. Pergerakan dada
b. Adanya bunyi nafas
c. Adanya hembusan/aliran udara
3. Circulation
a. Tingkat kesadaran
b. Nadi
c. Warna kulit
9
Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada arteri
karotis dan arteri femoral.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh
3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
4. Ansietas berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu.
c. Intervensi
10
pasien dapat tekanan darah
teratasi dengan ortostatik). Jika
kriteria hasil: diperlukan
Tekanan darah, c. Monitor viral sign
suhu tubuh d. Monitor status
dalam batas nutrisi
normal. e. Monitor masukan
Tidak ada tanda- makanan atau cairan
tanda dehidrasi dan hitung intake
kalori harian
f. Kolaborasikan
pemberian cairan IV
g. Kolaborasi dengan
dokter
3. Penurunan kesadaran Tujuan: setelah a. Monitor viral sign
berhubungan dengan dilakukan tiap 15 menit
depresi system saraf tindakan b. Catat tingkat
pusat perawatan kesadaran pasien
diharapkan dapat c. Kaji adanya tanda-
mempertahankan tanda distress
tingkat kesadaran pernapasan, nadi
klien cepat, sionosis dan
(komposmentis) kolapsnya
pembuluh darah
d. Monitor adanya
perubahan tingkat
kesadaran
e. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian anti
dotum
11
4. Asietas berhubungan Setelah a. Gunakan
dengan tidak dilakukan pendekatan yang
efektifnya koping tindakan menenangkan
individu. perawatan b. Nyatakan dengan
kecemasan jelas harapan
pasien dapat terhadap pelaku
teratasi dengan pasien
kriteria hasil: c. Jelaskan semua
Klien mampu prosedur dan apa
mengidentifikasi yang dirasakan
dan selama prosedur
mengungkapkan d. Temani pasien
gejala cemas untuk memberikan
Vital sign dalam ke amanan dan
keadaan normal mengurangi takut
e. Dengarkan dengan
penuh perhatian
f. Identifikasi Tingkat
kecemasan
g. Bantu pasien
mengenai situasi
yang menimbulkan
kecemasan
h. Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
12
d. Implementasi
13
kesadaran
e. Mengkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian anti dotum
Ansietas berhubungan a. Menggunakan pendekatan yang
dengan tidak efektifnya menenangkan
koping individu b. Menyatakan dengan jelas harapan
kepada pelaku pasien
c. Menjelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prossedur
d. Menemani pasien untuk untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
e. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
f. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
g. Membantu pasien mengenai situasi
yang menimbulkan kecemasan
h. Memberikan obat untuk mengurangi
kecemasan
b. Jika korban masih sadar tanyakan padanya apa yang terjadi, jenis
narkoba apa (atau apa saja) yang baru ia gunakan dan berapa banyak
(kuantitasnya) dan kapan waktu penggunaannya. Hal ini dapat
14
memudahkan dokter atau petugas medis untuk menentukan tindakan
yang harus diambil.
c. Beritahukan kepada dokter atau petugas medis tentang keadaaan korban,
gejala yang terlihat, jika memungkinkan sampaikan jenis narkoba beserta
jumlahnya.
d. Jangan pernah meninggalkan korban overdosis sendirian.
15
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Dia mengalami sakit kepala yang menetap disebelah kiri malam itu yang
tidak kunjung reda meskipun sudah mengambil dosis tramadol sesuai yang
ditentukan. Dia hanya mengingat bahwa ia mengambil jumlah tabet tramadol
lebih dari biasanya tetapi tidak mampu mengingat berapa jumlah yang pasti.
Tidak diketahui secara persis kapan obat itu dikonsumsi. Dia tidak mual atau
muntah dan tidak ada fotofobia ataupun kelemahan fokal apapun. Dia membantah
adanya rencana bunuh diri dan tidak mengkonsumsi obat lain secara bersamaan.
Dia memiliki riwayat merokok yang kronis yaitu 20 batang per hari.
16
EKG menunjukkan sinus takikardi dengan durasi QRS / QTc normal.
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah lengkap, urea dan
elektrolit, tingkat gula darah, tes fungsi hati, dan tes fungsi tiroid normal. D-
dimer, salisilat dan parasetamol normal. CT Scan otak normal. Sampel
toksikologi dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
17
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil pembahasan yang kami dapatkan kami mengambil salah satu
penatalaksanan prioritas untuk pertolongan pertama pada pasien Overdosis,
penatalaksanaan overdosis tergantung dengan keadaan pasien misalnya jika pasien
tidak sadar maka yang wajib dilakukan adalah memeriksa apakah adanya
hambatan pada jalan nafas atau tidak, serta jika pasien sadar bisa menggunakan
metode Circulation, Airway, Breathing. Atau disebut dengan C,A,B di dalam
kasus yang kami bahas kami membahas tentang pasien yang sadar, pertolongan
pertamanya adalah circulation, dimana circulation meliputi pemberian cairan
Infus, dan Pemeriksaan Tanda-tanda vital, setelah circulation sudah dilakukan
dilanjutkan dengan A yaitu Airway dimana kami memposisikan pasien untuk
mencegah terjadinnya penyumbatan jalan nafas, seperti lidah terbalik ke arah
langit-langit mulut, setelah airway dilanjutkan dengan B yaitu Breathing, dimana
breathing meliputi pemberian oksigen, kemudian observasi pasien terlebih dahulu
jika kondisi pasien memungkinkan untuk kumbah lambung , langsung bisa
dilakukan kumbah lambung dengan memposisikan pasien supinasi atau
terlentang, setelah kumbah lambung selesai dilanjut dengan pemberian terapi
sesuai dengan advis dokter. Kemudian tetap observasi keadaan pasien dan tanda-
tanda vital pasien.
18
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Anon., 2018. Keperawatan Gawat Daurat Dan Bencana Sheery. singapore: s.n.
DepKesRI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.
Kurnawati, A., trisyani, y. & theresia, s. i. m., 2018. Keperawatan Gawat Daurat
Dan Bencana Sheery. singapore: s.n.
UNODC. 2015. World Drug Report 2015. Vienna: United Nation Publisher.
20