T-1-Konsep Bangunan Ramah Lingkungan PDF
T-1-Konsep Bangunan Ramah Lingkungan PDF
Abstrak
I. PENDAHULUAN B.TUJUAN
A. LATAR BELAKANG 1. Mengetahui mengenai pemilihan lahan
yang berwawasan lingkungan
Konsep penghematan energi pada
2. Mengetahui tentang bangunan yang
bangunan sebaiknya dimulai dengan
ramah lingkungan
pemilihan lahan dimana bangunan tersebut
C. MASALAH
ditempatkkan. Efisiensi energi, air, dll,
diterapkan pada aspek lahan dalam skala 1. Bagaimana memilih lahan yang dapat
kawasan dan kota yang terkait dengan berwawasan lingkungan
lingkungan binaan (built environment) akan
2. Apa yang dapat menjadikan bangunan
semakin nyata. Efisiensi energi dalam hal
dinamakan Green Building
aspek lahan yaitu dengan cara merancang
lahan dan bangunan dengan II. PEMBAHASAN
mempertimbangkan aspek penghematan 1. PEMILIHAN LAHAN
penggunaan energi. Sebagai contoh
pengalihan fungsi area tanam menjadi Proses deforestasi ( pembabatan
bangunan menyumbang emisi CO2 hutan ) untuk tujuan atau fungsi lain telah
sebesar 18,3 %. Kemudian jika bangunan menyumbang 18,3% emisi gas CO2. Disini
sudah dipakai baik sebagai rumah tinggal terlihat emisi yang dikeluarkan secara tidak
atau bangunan komersial menyumbang langsung menunjukkan bahwa kegiatan
emisi CO2 sebesar lebih dari 15 %. tersebut baik pada pembukaan hutan
Dengan demikian perlu diantisipasi maupun setelah digunakan fungsi lain
berbagai kemungkinan pelestarian menggunakan energi yang cukup besar.
lingkungan dan penghematan energi. Oleh karenanya pemilihan lahan sudah
sepantasnya mendapat perhatian dan
8
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
9
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
Gambar 1. Pemilihan Lahan Yang Memperhatikan Kemiringan Tanah dan Keindahan Alam.
Setiap kawasan/zone peruntukan memiliki yang dapat dibangun oleh pemilik lahan.
peraturan mendirikan bangunan yang Angka KDB bisa bervariasi tergantung
harus dipatuhi seperti Koefisien Dasar pada lokasi lahannya. Semakin besar KDB
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai maka semakin kecil RTH nya. Semakin
Bangunan (KLB), Garis Sepadan besar RTH maka semakin besar
Bangunan (GSB), dan Ruang Terbuka kemungkinan air masuk ke dalam tanah
Hijau (RTH). pada lahan tersebut, dan semakin besar
tanah menyerap air dari atas permukaan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
tanah, bisa memperkecil kemungkinan
mengharuskan luas lantai dasar bangunan
banjir. Air hujan tersebut disimpan di dalam
tidak melebihi prosentase yang telah
tanah, air hujan tersebut di”tabung” oleh
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
bumi. Pada saat kemarau, “tabungan” air
setempat. Misal KDB kawasan hunian
dapat diambil sebagai persediaan air
maksimal 70%, Ruang Terbuka Hijau
bersih.
(RTH) seluas 30% dari total luas lahan
tersebut. Artinya bila lahan seluas 100m2 Air hujan bukan untuk disalurkan menjauhi
akan dibangun rumah hijau, maka luas para pemakai air, tetapi air perlu disimpan
maksimal lantai dasar adalah 100m2x 70% sebagai persediaan pada musim kemarau.
= 70m2, 30m2 nya digunakan untuk Managemen air yang kurang baik, bila ada
taman. (Nirwono Yoga, anggota Ikatan saat tertentu akan berlimpah air tapi ada
Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) di buku saat lain kawasan tersebut tidak memiliki
Gerakan Kota Hijau) air. Bangunan ramah lingkungan mampu
menyerap air yang jatuh sebanyak
Bila KDB 70% maka luas lahan 100m2,
banyaknya ke dalam tanah (zero run off).
maka luas 70m2 adalah luas maksimal
10
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap lingkungan dan sumber daya
dalam memilih lahan untuk pembangunan yang efisien di seluruh siklus hidup
lingkungan binaan yang berwawasan bangunan: dari tapak untuk desain,
lingkungan yaitu : bila lahan belum tersedia konstruksi, operasi, pemeliharaan,
maka mencari lahan yang sesuai dengan renovasi, dan dekonstruksi.
peruntukannya. Misal : mendirikan
Tujuan umumnya adalah bahwa
bangunan yang berfungsi untuk kantor
bangunan hijau dirancang untuk me-
maka pemilik proyek harus mencari lahan
ngurangi dampak keseluruhan dari ling-
yang memang diperuntukkan bagi fungsi
kungan yang dibangun pada kesehatan
perkantoran, dst.
manusia dan lingkungan alam dengan cara
Peruntukan lahan dalam suatu wilayah :
kota maka diatur melalui rencana umum * Efisien menggunakan energi, air
tata ruang kota (RUTK) dan rencana detail (memilih keran yang memakai tap
tata ruang kota (RDTRK). Pemilihan lahan yang hanya mengeluarkan air dalam
yang memperhatikan mengenai konservasi volume tertentu) dan sumber daya
energi, seperti : dengan memperbanyak lain seperti material bagunan
RHT maka memperbanyak tabungan air * Kesehatan penghuni, melindungi dan
tanah, lanskap arsitektur hemat energi meningkatkan produktivitas manusia
yaitu dalam pemilihan material pembentuk dalam bekerja.
lanskap , proses konstruksi dan * Mengurangi limbah, polusi dan
pemeliharaan lanskap yang hemat energi. degradasi lingkungan.
Sebagai contoh bangunan yang
b). GREEN BUILDING
ramah lingkungan adalah dengan
Arsitektur ramah lingkungan, yang mendesain bangunan yang
juga merupakan arsitektur hijau, mencakup memperhatikan banyak bukaan untuk
keselarasan antara manusia dan memaksimalkan sirkulasi udara dan
lingkungan alamnya. Arsitektur hijau cahaya alami. Seperti desain interior,
mengandung juga dimensi lain seperti menggunakan interior yang ramah
waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, lingkungan dan mengurangi pengunaan
ruang, serta teknik bangunan. Hal ini listrik yang sangat berlebihan, misalnya
menunjukkan bahwa arsitektur hijau menggunakan lampu hemat energi seperti
bersifat kompleks, padat dan vital lampu LED yang rendah konsumsi listrik,
dibanding dengan arsitektur pada memperbanyak penggunaan panel sel
umumnya. surya sehingga bisa mengurangi
Green architecture adalah kebutuhan energi listrik bangunan dan
pembangunan yang memperhatikan memberikan keuntungan antara lain tidak
masalah ekonomi, hema energi, utilitas, perlu takut kebakaran, hubungan pendek
daya tahan, dan kenyamanan, ramah (korsleting), bebas polusi, hemat listrik,
lingkungan, dan dapat dikembangkan hemat biaya listrik, dan rendah perawatan.
menjadi pembangunan Sesedikit mungkin penggunaan pendingin
berkesinambungan. Green architecture ruang / AC pada siang hari dan
(dikenal sebagai konstruksi hijau atau memperbanyak pembuatan taman di
bangunan yang berkelanjutan) adalah lingkungan rumah dan gedung. Dengan
membuat struktur dan menggunakan jendela besar untuk lubang sirkulasi udara
proses pembuatannya memperhatikan ke dalam ruangan.
11
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
Gambar 2. Contoh Ruang banyak bukaannya (ventilasi banyak dan penerangan alami)
Sumber foto: noenkcahyana.blogspot.com
12
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
Sedangkan untuk material bangunan tidak perlu diganti sama sekali hanya karet
yang ramah lingkungan seperti misalnya pengganjal saja, tersedia beragam warna,
kerangka bangunan utama dan atap, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi
menggunakan material baja memiliki (klasik, kayu). sehingga dapat
keunggulan lebih kuat, antikarat, mewujudkan konsep bangunan ramah
antikeropos, antirayap, lentur, mudah lingkungan.
dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak
Untuk bangunan ramah lingkungan
membebani konstruksi dan fondasi,
(green building), tidak hanya disain
sehingga baja dapat digunakan sebagai
bangunan dan material bangunannya saja
pengganti pemakaian material kayu, untuk
yang dipikirkan tetapi juga dipikirkan
mengurangi penebangan
masalah energi,selain energi listrik seperti
hutan/pembabatan kayu hutan yang tak
diatas, merambah ke dunia sanitasi. Septic
terkendali menempatkan bangunan
tank dengan penyaring biologis (biological
berbahan kayu mulai berkurang sebagai
filter septic tank) berbahan fiberglass
wujud kepedulian dan keprihatinan
dirancang dengan teknologi khusus untuk
terhadap penebangan kayu dan
tidak mencemari air tanah dan lingkungan,
kelestarian hutan sebagai paru-paru dunia.
antibocor atau tidak rembes, tahan korosi.
Material bangunan lainnya yang ramah
lingkungan misalnya semen instan, Untuk mengantisipasi krisis air
keramik ( untuk dinding pengganti bersih, dikembangkan sistem pengurangan
wallpaper dan lantai ). Dinding keramik pemakaian air (reduce), penggunaan
memberikan kemudahan dalam kembali air untuk berbagai keperluan
perawatan, pembersihan dinding (tidak sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan
perlu dicat ulang, cukup dilap), motif air bersih (recycle), dan pengisian kembali
beragam dengan warna pilihan eksklusif air tanah (recharge).
dan elegan, serta menyuguhkan suasana Dikembangkan sistem pengolahan
ruang yang bervariasi, batu bata, air limbah bersih yang mendaur ulang air
aluminium (bisa untuk kusen jendela dan buangan sehari-hari (cuci tangan, piring,
pintu juga sudah mulai menggunakan kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah
bahan aluminium sebagai generasi bahan (air buangan dari kamar mandi) yang dapat
bangunan masa datang). Aluminium digunakan kembali untuk mencuci
memiliki keunggulan dapat didaur ulang kendaraan, membilas kloset, dan
(digunakan ulang), bebas racun dan zat menyirami taman, serta membuat sumur
pemicu kanker, bebas perawatan dan resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang
praktis (sesuai gaya hidup modern), hemat biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai
biaya, lebih kuat, tahan lama, antikarat, kebutuhan.
13
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
14
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Christine E. Mediastika, 2013, Hemat Energi dan Lestari Lingkungan melalui Bangunan,
Yogyakarta : Penerbit Andi
2. https://aditharachman.wordpress.com/tag/green-building-concept/
3. http://helmizulmar.blogspot.com/2012/06/definisi-greenbuilding-adalah-bangunan.html
4. http://inhabitat.com/top-ten-green-architecture-projects-of-2008/
5. https://ismiy.wordpress.com/2010/10/20/bangunan-arsitektur-ramah-lingkungan-4/
6. http://www.jagatreview.com/2013/03/active-house-rumah-paling-ramah-lingkungan/
7. https://ritalaksmitasari.wordpress.com/2013/05/19/rumah-hijau-rumah-ramah-
lingkungan/
15