Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BUSINESS COMMUNICATION

Menganalisa Seminar

“ Membacakan Nyaring “

Disusun Oleh :

Ervin Wijaya 2101682072

Ivan Trisnio 2101660512

Alvin Wijaya 2101682002

Andy Hartanto 2101665173

Bayu Haikal 2101636633

Junferry 2101655304

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA


JAKARTA
2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Fakta Tentang Membaca di Indonesia 2
2.2 Belajar Membaca 3
2.3 Komponen yang Membentuk Keterampilan Membaca 4
2.4 Tingkatan Bahasa 4
2.5 Read Aloud (Membacakan Nyaring) 5
2.6 Strategi Membacakan Nyaring ………………………………………………...…………6

KESIMPULAN 10
LAMPIRAN 11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyampaikan
analisa tentang Seminar yang berjudul “Membacakan Nyaring” guna untuk menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah Business Communication di Universitas Bina Nusantara.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan waktu. Untuk itu Penulis
mengharapkan dan menghargai atas segala usulan yang diberikan yang bersifat membangun
dalam tugas akhir ini.

Bekal pengetahuan dan bimbingan diperoleh dari berbagai pihak, maka karya akhir ini
terwujud sebagaimana mestinya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :

1. IbuDr. Virienia Puspita, S.Sos., M.Pd. selaku Dosen Business Communication.


2. Teman – teman yang telah membantu, mendukung dan memberikan semangat dalam
penyelesaian tugas akhir ini
Selanjutnya penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari segenap
pembaca agar bermanfaat agar bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta,21 Desember 2018

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di


sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih"
Pada kesempatan ini, kami memutuskan untuk menganalisis seminar pendidikan berjudul
“Membaca Nyaring” yang diadakan oleh himpunan mahasiswa pendidikan guru sekolah dasardi
Binus University pada

Hari Tanggal : Jumat, 21 Desember 2018


Waktu : 08.00 – 11.00 WIB
Tempat: Ruang 803, Binus Anggrek

Pembicara pada seminar ini adalah Roosie Setiawan, S.H, yang merupakan the founder of
Reading Bugs (Komunitas Read Aloud Indonesia). Komunitas ini bertujuan untuk mendorong
keberhasilan anak Indonesia dengan membantu anak, menjadi pembaca sepanjang hayat yang
dicapai melalui ‘Read Aloud’ berdiri pada tahun 2008.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam rangka memperingati hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November 2018,
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HIMPGSD) di Binus University
mengadakan seminar pendidikan dengan tema “Membaca Nyaring”. Seminar ini merupakan
seminar mengenai bagaimana caranya agar guru SD mampu untuk menjelaskan dan
menyampaikan cerita maupun pelajaran dengan lebih komunikatif dan lebih menarik, salah
satunya adalah dengan menggunakan cara mendongeng. Berikut ini adalah informasi yang
disampaikan oleh Roosie Setiawan:

2.1 Fakta Tentang Membaca di Indonesia

Dalam dunia literasi, Indonesia saat ini masih menempati tingkat yang sangat rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain. Dalam 3 penilaian di bidang literasi yang diadakan di
Indonesia (PIRLS, PISA, INAP), Indonesia menempati urutan tingkat literasi hampir paling
bawah. PIRLS (Progress Internationall Reading Literacy Study) mengevaluasi kemampuan
membaca peserta didik kelas IV dan penilaian PIRLS di Indonesia pada tahun 2011
mengungkapkan fakta bahwa Indonesia menempati peringkat ke 42 dari 45 negara, termasuk
dalam negara dengan kemampuan memmbaca peserta didik kelas IV dengan ururtan 5 terbawah.
PISA (Program for International Student Assesment) mengevaluasi kemampuan peserta
didik berusia 15 tahun dalam hal membaca, matematika, dan sains. Penilaian PISA sendiri di
Indonesia sudah dilakukan sebanyak 3 kali dan dari ketiga penilaian tersebut, Indonesia
mendapatkan nilai yang masih sangat rendah. Pada tahun 2009, Indonesia mendapat peringkat
ke-57 dari 65 negara. Pada tahun 2012, menempati urutan ke-64 dari 65 negara dan pada tahun
2015, Indonesia masih menempati peringkat ke-64dari 70 negara, hasil yang masih sangat
kurang memuaskan.
Lalu penilaian terakhir adalah INAP (Indonesia National Assesment Program). INAP
sendiri menilai dan mengevaluasi tentang tingkat kompetensi dan nilai kemampuan membaca.
Penilaian INAP pada tahun 2016 memperlihatkan nilai 45,83%, yang berarti kurang.

2
2.2 Belajar Membaca

Dalam penjelasan Roosie dalam membacakan nyaring, beliau menjelaskan 3 point


penting, yaitu:
 Belajar membaca pelajaran yang kompleks
Maksudnya adalah agar kita bisa semakin lihai, mampu, cepat, dan bisa mendapatkan
pemahaman lebih dalam membaca, kita perlu belajar membaca pelajaran yang
kompleks sehingga otak kita akan berpikir lebih keras agar mengerti bacaan tersebut.
Dengan membuat otak bekerja lebih keras, maka otak kita akan semakin terlatih
untuk membaca bacaan yang lebih susah.
 Belajar membaca tidak terjadi dengan sendirinya (otomatis)
Kita tidak bisa mengharapkan bahwa semakin bertumbuhnya kita, maka otomatis
kemampuan membaca kita juga akan semakin berkembang. Kemampuan membaca
dapat berkembang hanya jika kita melatihnya, bukan terjadi secara otomatis
 Belajar membaca perlu perencanaan mengajarkan bagian-bagian keterampilan dari
membaca.
Dalam belajar membaca, pelatih maupun guru perlu perencanaan dalam mengajarkan
bagian-bagian keterampilan dari membaca. Untuk meningkatkan kemampuan
membaca, guru tidak bisa hanya menyuruh murid untuk membaca pelajaran, tetapi
guru juga perlu mengajarkan bagian keterampilan dari membaca sebagai dasar dari
membaca.

2.3 Komponen yang Membentuk Keterampilan Membaca

3
2.4 Tingkatan Bahasa

Pembelajaran membaca dibagi menjadi 2 tingkatan, yaitu tingkatan HOTS (High


order thinking skills) dan LOTS (Low order thinking skills). HOTS berarti perlunya
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam membaca suatu bacaan sedangkan LOTS
berarti tidak diperlukannya kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam membaca suatu
bacaan

Pemahaman Bahasa (HOTS) Pengetahuan Kata (LOTS)


1. Pengatahuan latar 6. Kesadaran fanemik
2. Kosakata (pernah 7. Pengenalan/pengetahuan huruf
mendengar/terbiasa dengan kosakata
& jumlah kosakata & paham arti
kata)
3. Paham struktur bahasa 8. Kosakata (pengenalan rupa, penguraian
sandi, dan pengejaan)
4. Kempuan untuk memahami dan
mengetahui alas an menggunakan
kata-kata
5. Kecakapan literasi
2.5 Read Aloud (Membacakan Nyaring)

4
Read aloud (membacakan nyaring) berarti aktivitas sederhana dimana kita menyisihkan
waktu untuk membacakan cerita secara terus menerus yang berdampak dan membuat kita untuk
biasa mendengar sehingga meningkatkan kemampuan mendengar (listening level), mau
membaca, dan akhirnya bisa membaca (independent reading)
Dalam membacakan nyaring, guru juga punya kesempatan untuk menjadikan seorang
siswa sebagai pembaca sepanjang hayat. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukannya cara
menyenangkan untuk menjadikan manusia membaca.

Storytelling Reading Aloud


 Mendongeng  Membacakan nyaring
 Ada yang mendongeng  Ada yang membacakan
 Ada cerita yang didongengkan  Ada yang dibacakan
 Pendongeng hafal cerita  Ada yang dibaca ( buku cerita)

Output Output

 Menyenangkan & menghibur  Menyenangkan & menghibur


 Mendidik  Mendidik
 Kedekatan dengan anak  Kedekatan dengan anak dan buku

Diperlukan bakat dan latihan khusus ( cukup Kita yang bisa membaca dan mau
lama ) untuk menjadi pendongeng membacakan cerita

5
2.6 Manfaat membacakan nyaring

Berikut ini ada beberapa manfaat dari membacakan nyaring :


1. Membantu perkembangan otak lebih optimal
2. Memperkenalkan dan melatih kemampuan mendengar
3. Menambah kosakata yang didengar
4. Melatih rentang perhatian dan mengingat
5. Memperkenalkan kata-kata yang jarang di dengar ( bahasa tulisan )
6. Mengajarkan arti kata ( pemahaman )
7. Memperkenalkan konsep media cetak/tulisan
8. Memperkenalkan konsep gambar/ilustrasi
9. Merangsang imajinasi dan indera lain
10. Memperkenalkan konsep buku dan belajar
11. Membangun kedekatan
12. Teladan membaca

2.7 Strategi Membacakan Nyaring

1) P
e
r
s
i
a
p
a
n

MN
 Merencanakan tujuan membaca
Dalam membacakan nyaring, pertama kali kita harus merencanakan apa tujuan membaca
kita, untuk menghibur dan sekedar menceritakan atau untuk menjelaskan dan memberi
pengetahuan kepada pendengar?

6
 Mengetahui tahapan membaca anak-anak
Dalam membaca dan menyampaikan informasi, tentu saja kita harus mengetahui siapa
pendengar kita, apakah orang dewasa atau anak-anak? Dalam hal ini, lebih dikhususkan
untuk membacakan kepada anak-anak sehingga kita harus mencari informasi dan
mengerti tahapan membaca kepada anak-anak, bagaimana cara menyampaikan cerita
secara menarik, tetapi mereka pun juga mampu untuk mengambil kesimpulan dan paham
terhadap garis besar cerita.

No Jenjang Pembaca Perkiraan usia Perkiraan kelas Format buku


1 Pembaca 0-3 Bayi-balita Buku kain,buku tebal,dan buku
dengan format interatif
2 Membaca dini 3-6 Paud/TK Big Book dan buku bergambar
3 Membaca awal 6-9 SD kelas rendah Big Book dan buku bergambar
4 Membaca lancar 9-12 SD kelas tinggi Buku bergambar, buku dengan
sedikit ilustri
5 Membaca lanjut 12-15 SMP Buku dengan bab, novel
remaja, komik
6 Membaca mahir 15-18 SMA Semua jenis buku
7 Membaca kritis >18 Dewasa Semua jenis buku
 Pilih buku yang baik & benar
Sebagai pengajar sebelum menceritakan sesuatu, kita harus mengerti siapa pendengar
kita sehingga kita bisa memilih dan memfilter buku apa yang cocok dan seharusnya
diberikan kepada pendengar.

 Kualitas bukan kuantitas


Membacakan nyaring bukan bertujuan untuk membaca buku sebanyak-banyaknya,
tetapi lebih kearah kualitas dimana seberapa kita paham terhadap bacaan dan mampu
untuk menjelaskan inti dari cerita. Jadi dalam membaca nyaring lebih diutamakan
kepada kualitas, bukan kuantitas.
 Lakukan pra-baca dan baca ulang dengan tujuan:
 Mengetahui jalannya cerita
 Sudah mengetahui letak tanda-tanda baca sehingga memungkinkan untuk
mengatur intonasisuara agar menarik atau menentukan kapan harus jeda
 Mengatisipasi pertanyaan yang akan muncul
 Melakukan prediksi atau menghubungkan dengan hal-hal tertentu

7
 Melatih diri agar ketika MN intonasi suara menarik dan menggunakan gerak
tubuh
 Siap dengan beberapa kegiatan jika dibutuhkan
 Buat aturan MN yang di sepakati bersama
 Aturan perlu di tinjau secara berkala
 Beri konsekuesi untuk yang tidak mengikuti aturan
 Pujilah anak-anak yang mengikuti aturan atau penghargaan (kelompok/individu)
berupahadiah kecil, memilih buku yang akan di bacakan atau tugas sebagai
asisten saat kegiatn MN
 Buat anak terlibat > interaktif

2) Sebelum MN
a. Mulailah dengan percakapan pembuka
b. Tunjukkan sampul buku atau bacaan yang akan dibacakan dan menyebutkan
gambaransingkat cerita untuk mengaktifkan pengaturan latar
c. Ajak anak melakukan prediksi
d. Sebut judulnya, sebut pengarang dan ilustrasinya
e. Mulai menyusuri ilustrasi kalo terdapat dalam buku atau bahan bacaan ( membaca
gambar)
f. Buat membaca semenarik mungkin
3) Saat MN
a. Pertanyaan dan tanggap
b. Diskusi dan berbagi
c. Buat koneksi
d. Tekanan kosakata
e. Tanggapan teks & membuatnya interaktif
f. Gunakan jari anda saat MN untuk menunjukan bahwa kita membaca dari kiri ke kanan
dan naik turun
g. Ajak anak-anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan dan apa
yang dipikirkan
h. Kurangi gangguan
i. Hanya satu orang yang berbicara dalam satu waktu
j. Pastikan semua siswa dapat melihat anda yang MN
k. Pastikan setiap siswa nyaman

4) Setelah MN
a. Menceritakan kembali
b. Ungkapkan apa yang dipikirkan
c. Diskusikan pelajaran yang dipetik
d. Periksa prediksi
e. Letakan buku atau materi bacaan ditempat yang mudah di jangkau anak-anak

8
5) 5 Pertanyaan saat MN interaltif
a. Apa yang mereka lakukan?
b. Mengapa mereka melakukan?
c. Bagaimana menurut kamu perasaan mereka?
d. Menurut kamu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?
e. Apa yang dapat dipelajari dari kisah ini? Apa yang dipelajari karakter utama?

KESIMPULAN

Dari seminar "Membacakan Nyaring" yang sudah kami ikuti, pembicara yang bernama
Roosie Setiawan menjelaskan dan mengajarkan tentang bagaimana cara membacakan dongeng
maupun cerita secara efektif dan enak didengar kepada audiens, khususnya anak-anak. Dia juga
menjelaskan bahwa dalam proses dan penerapan membacakan nyaring, hal tersebut harus
dilakukan secara santai dan dapat terasa menyenangkan bagi audiens dan anak-anak. Selain itu,
anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat memperoleh manfaat dari membaca nyaring sama
seperti anak-anak lain. Anak-anak dengan kebutuhan khusus sebenarnya sama dengan anak-anak
pada umumnya, hanya saja mereka memiliki kondisi fisik yang terbatas sehingga dalam
membaca nyaring kepada anak-anak berkebutuhan khusus, kita memerlukan usaha lebih,
menggunakan alat bantu, dan lebih bersabar.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai