Anda di halaman 1dari 24

MODUL 4 KB 4

DAR 2/Profesional/184/016/2018

PENDALAMAN MATERI FISIKA

MODUL 4 KB 4:
RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

Penulis: Drs. Domi Severinus, M.Si.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2018
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ..................................................................................................... 1
B. Capaian Pembelajaran (CP) ............................................................................. 1
C. Sub Capaian Pembelajaran (Sub CP)............................................................... 2
D. Uraian Materi ................................................................................................... 2
1. Pengantar ............................................................................................................ 2
2. Arus Bolak-Balik dalam Resistor ................................................................... 3
3. Arus Bolak-Balik dalam Induktor .................................................................. 6
4. Arus Bolak-Balik dalam Kapasitor ................................................................ 8
5. Fasor ................................................................................................................. 10
6. Rangkaian Induktor dan Kapasitor (Rangkaian LC) Tanpa Generator ... 10
7. Rangkaian Induktor, Kapasitor dan Resistor (Rangkaian LCR) Seri
Dengan Generator. .......................................................................................... 13
8. Resonansi ......................................................................................................... 15
9. Rangkaian RCL Paralel .................................................................................. 17
E. Rangkuman .................................................................................................... 18
F. Tugas .............................................................................................................. 20
G. Daftar Pustaka ................................................................................................ 20
H. Tes Formatif ................................................................................................... 20

- iv -
-v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

A. PENDAHULUAN

Modul Rangkaian Arus Bolak-Balik ini dirancang untuk membantu pengguna


memahami rangkaian arus bolak balik yang meliputi generator AC, rangkaian
tunggal resistor, induktor, kapasitor dengan generator AC, serta rangkaian seri
dan paralel dari resistor, induktor dan kapasitor. Selain memuat uraian materi
yang dilengkapi contoh soal, dalam modul ini juga diberikan tugas dan tes
formatif yang dapat digunakan sebagai bahan untuk belajar mandiri.

Topik-topik dalam modul ini penting untuk dipahami, karena topik-topik


tersebut menjadi dasar untuk memahami topik selanjutnya seperti gelombang
elektromagnetik, serta penting untuk memahami aplikasi rangkaian arus bolak-
balik dalam peralatan teknologi.

Untuk meningkatkan daya guna modul, sebaiknya pengguna dalam kegiatan


belajarnya mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Cermati Capaian Pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai setelah


pengguna belajar menggunakan modul ini.
2. Pelajari penjelasan-penjelasan atas masalah-masalah itu.
3. Kerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam modul.
4. Selesaikan soal-soal tes formatif.
5. Cocokkan penyelesaian soal-soal tes formatif anda, dengan kunci
jawaban yang ada dalam modul.
6. Ukurlah capaian belajar anda dan rencanakan tindak lanjutnya.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

Setelah belajar menggunakan modul ini, pengguna diharapkan menguasai


konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta penerapannya
tentang rangkaian arus bolak-balik.

-1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN (SUB CP).

Pengguna modul diharapkan:

1) menganalisis gejala timbulnya dan karakteristik arus bolak-balik.


2) dapat menghitung besaran-besaran yang terlibat dalam rangkaian arus
bolak-balik.
3) dapat menggambar dan mengartikan diagram fasor untuk rangkaian arus
bolak-balik.

D. URAIAN MATERI

1. Pengantar

Rangkaian arus bolak-balik membahas tentang rangkaian listrik yang


mengunakan sumber tegangan bolak-balik yang dihasilkan generator AC
dengan beban rangkaian berupa resistor, induktor, kapasitor. Generator AC
menghasilkan tegangan bolak-balik yang mengikuti persamaan
𝜋
Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin(𝜔𝑡 + 𝛿 ) dengan 𝛿 adalah sudut fase. Jika kita ambil 𝛿 = 2

maka dapat ditulis


Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡
dengan Ɛ adalah Gaya Gerak Listrik yang dihasilkan generator
N adalah jumlah lilitan kumparan pada generator
B induksi magnetik pada generator
A luas penampang kumparan yang ditembus induksi magnetik
𝜔 adalah kecepatan sudut putaran kumparan
t adalah waktu
Kutub positif dan negatif sumber tegangan bolak-balik bergantian secara
periodik sesuai kecepatan sudut putaran kumparan 𝜔. Beban rangkaian bolak-
balik berupa resistor, induktor dan kapasitor mengalirkan arus bolak-balik
dengan fasenya masing-masing, tergantung susunan rangkaiannya.

-2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

2. Arus Bolak-Balik dalam Resistor.

Gambar 1
Generator AC dihubungkan dengan resistor

Gambar 1 memperlihatkan rangkaian arus bolak-balik sederhana yang terdiri


atas generator AC dan resistor R. Dalam gambar tanda plus dan minus
memperlihatkan kutub dengan potensial yang lebih tinggi dan kutub dengan
potensial yang lebih rendah pada saat tertentu. Tegangan pada resistor adalah
beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif resistor yang dapat ditulis
dalam persamaan
𝑉𝑅 = 𝑉+ − 𝑉− = 𝐼𝑅

Menggunakan kaidah tegangan Kirchhoff dalam rangkaian tertutup, dapat


ditulis
Ɛ − 𝑉𝑅 = 0
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 − 𝐼𝑅 = 0

Arus yang mengalir dalam resistor adalah


Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼= cos 𝜔𝑡
𝑅
𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
dengan 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑅

-3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

Dengan membandingkan persamaan Ɛ = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dan persamaan 𝐼 =


𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir pada resistor
sefase dengan tegangan pada resistor, seperti terlihat pada gambar 2.

V,I

Gambar 2
Grafik V dan I pada resistor

Daya sesaat.
Daya yang didisipasikan pada resistor berubah terhadap waktu, dengan nilai
sesaatnya adalah
𝑃 = 𝐼 2 𝑅 = (𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡)2 𝑅 = 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡
Daya P berubah dari nol hingga mencapai daya maksimum 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅.
Daya rata-rata.
𝑃 = 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡
(𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡) 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ½

𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅
(1)

Nilai rms.
Alat ukur amperemeter dan voltmeter dirancang untuk mengukur nilai rms (root
mean square = akar rata-rata kuadrat) dari arus dan tegangan, bukan nilai
maksimumnya. Definisi arus rms adalah 𝐼𝑟𝑚𝑠 = √(𝐼 2 )𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Nilai rata-rata 𝐼 2 adalah (𝐼 2 )𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = [(𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡)2 ]𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠

-4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

1
𝐼𝑟𝑚𝑠 = √½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 (2)
√2

Dengan mensubstitusikan 𝐼 2 𝑟𝑚𝑠 untuk ½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 maka kita peroleh daya rata-rata
yang didisipasikan ke resistor adalah

𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐼 2 𝑟𝑚𝑠 𝑅
(3)
Dari persamaan (3) kita lihat bahwa arus rms sama dengan arus searah konstan,
yang akan menghasilkan pemanasan Joule yang sama dengan arus searah.
Untuk rangkaian sederhana seperti pada gambar 1, daya rata-rata yang diberikan
generator sama dengan daya rata-rata yang didisipasikan dalam resistor.
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (Ɛ𝐼)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = [(Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 )(𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡)]𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
= Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1
= 2 Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
1 1
Dengan menggunakan 𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 dan Ɛ𝑟𝑚𝑠 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 diperoleh
√2 √2

𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟𝑚𝑠 (4)

Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
Dengan memperhatikan bahwa 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = maka diperoleh
𝑅

Ɛ𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝑅
(5)

Contoh Soal
Mesin pengering pakaian 5,0 kW beroperasi pada 240 V rms. Carilah:
a. 𝐼𝑟𝑚𝑠
b. 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
Penyelesaian
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 5000 𝑊
a. Persamaan (4) 𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟𝑚𝑠 . 𝐼𝑟𝑚𝑠 = = =
Ɛ𝑟𝑚𝑠 240 𝑉
20,8 𝐴
1
b. Persamaan (2) 𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 . 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 × √2 = 29,5 A
√2

-5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

3. Arus Bolak-Balik dalam Induktor

Gambar 3
Generator AC dihubungkan
dengan induktor

Induktor (kumparan) dengan induktansi diri L dan tahanan yang dapat


diabaikan, dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik. Diambil pada
saat tertentu dengan kutub positif dan negatif seperti pada gambar. Karena arus
bolak-balik berubah terhadap waktu, maka pada induktor timbul GGL induksi
sebesar
𝑑𝐼
𝑉𝐿 = 𝑉+ − 𝑉− = 𝐿
𝑑𝑡
Menggunakan kaidah tegangan Kirchhoff dalam rangkaian tertutup, dapat
ditulis
Ɛ − 𝑉𝐿 = 0
𝑑𝐼
Ɛ− 𝐿 =0
𝑑𝑡
𝑑𝐼
Ɛ= 𝐿
𝑑𝑡
𝑑𝐼
𝐿 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝑑𝑡
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑑𝐼 = 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝐿
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼= ∫ 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝐿
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
= 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 + C dengan C adalah konstante integrasi. Konstante ini
𝜔𝐿

merupakan nilai arus rata-rata. Karena rata-rata fungsi sinus 𝜔𝑡 dalam satu
siklus adalah nol, maka dengan memilih komponen DC dari arus sama dengan
nol, maka kita peroleh

-6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 (6)
𝐼= 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 =𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡
𝜔𝐿

Bandingkan fungsi arus I pada persamaan (6) dengan fungsi tegangan pada
induktor
𝑉𝐿 = Ɛ = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡.

Ternyata arus pada induktor tidak sefase dengan tegangannya. Tegangan pada
induktor mendahului arus sebesar 900 atau arus pada induktor ketinggalan dari
tegangan induktor sebesar 900. Secara matematis bisa dilihat dari 𝑉𝐿 = Ɛ =
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dan 𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑡 − 𝜋/2)

Perhatikan grafik V dan I untuk induktor berikut ini.

Gambar 4
Grafik V dan I pada induktor
.

Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = = (7)
𝜔𝐿 𝑋𝐿

dengan 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 disebut reaktansi induktif. Satuan 𝑋𝐿 sama seperti satuan R


adalah ohm.
(8)
Ɛ𝑟𝑚𝑠 Ɛ𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 = =
𝜔𝐿 𝑋𝐿

Tidak seperti pada resistor yang tahanannya tidak tergantung pada frekuensi
arus, pada induktor reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi arus.
Masukan daya sesaat dari generator ke induktor adalah

𝑃 = Ɛ 𝐼 = (Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡)(𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡)

-7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

(9)
P = (Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 ) cos 𝜔𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡

1
P = (Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 ) 2 𝑠𝑖𝑛 2𝜔𝑡

Daya rata-rata ke dalam induktor (tanpa tahanan) sama dengan nol, karena
1
nilai 2 𝑠𝑖𝑛 2𝜔𝑡 bernilai nol dalam satu siklus.

4. Arus Bolak-Balik dalam Kapasitor

Gambar 5
Generator AC dihubungkan dengan kapasitor

Kapasitor diberi beda potensial 𝑉+ dan 𝑉− sehingga kepingnya bermuatan +Q dan


𝑑𝑄
–Q. Arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 𝐼 = 𝑑𝑡

Beda potensial pada kapasitor adalah


𝑄
𝑉𝐶 = 𝑉+ - 𝑉− = 𝐶

Dari kaidah tegangan Kirchhoff untuk rangkaian tertutup, diperoleh


Ɛ − 𝑉𝐶 = 0
Ɛ = 𝑉𝐶
𝑄
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 =
𝐶
𝑄 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 C cos 𝜔𝑡
Arus yang mengalir pada kapasitor adalah

𝑑𝑄
𝐼= = −𝜔Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 C sin 𝜔𝑡 (10)
𝑑𝑡

-8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

𝐼 = −𝜔Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 C sin 𝜔𝑡 = 𝜔Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 C cos(𝜔𝑡 + 𝜋/2)


𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 tercapai jika sin 𝜔𝑡 mencapai nilai -1.
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜔𝐶 Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 = =
1/𝜔𝐶 𝑋𝐶
1
𝑋𝐶 = disebut reaktansi kapasitif, dengan satuan yang sama dengan satuan
𝜔𝐶

tahanan yaitu ohm.


Untuk nilai rms
Ɛ𝑟𝑚𝑠 Ɛ𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 = =
1/𝜔𝐶 𝑋𝐶

Dengan memperhatikan arus sebagai fungsi waktu (persamaan 9) dan


membandingkan dengan tegangan sebagai fungsi waktu, terlihat bahwa beda
tegangan pada kapasitor terlambat terhadap arus sebesar 900.

Gambar 6
Grafik V dan I pada kapasitor

Contoh Soal
Sebuah generator AC bekerja pada frekuensi 60 Hz. Induktor dengan induktansi 1,0
mH dan kapasitor dengan kapasitas 1,0 nF dihubungkan dengan generator.
a. Berapa reaktansi induktif
b. Berapa reaktansi kapasitif.
Penyelesaian
a. Reaktansi induktif = 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 = 2𝜋𝑓 × 𝐿 = 2𝜋 × 60 × 10−3 𝑜ℎ𝑚 =
0,377 𝑜ℎ𝑚
1 1 1
b. Reaktansi kapasitif = 𝑋𝐶 = = = 𝑜ℎ𝑚 = 2,65 𝑀𝛺
𝜔𝐶 2𝜋𝑓𝐶 2𝜋×60×10−9

-9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

5. Fasor

Sudah dibahas sebelumnya bahwa tegangan pada tahanan sefase dengan


arusnya, sementara tegangan pada induktor mendahului arus sebesar 900 dan
tegangan pada kapasitor ketinggalan terhadap arusnya sebesar 900. Tegangan
dan arus yang memiliki nilai dan fase ini dipresentasikan dalam vektor dua
dimensi yang disebut fasor. Panjang fasor menunjukkan nilai fasor dan arah
fasor serta sudut yang dibentuk fasor terhadap acuan, menunjukkan fase fasor.
Contoh, ketika arus pada resistor, induktor dan kapasitor sama besar dan sefase,
sementara tegangan pada tahanan sefase dengan arusnya, tegangan pada
induktor mendahului arus sebesar 900 dan tegangan pada kapasitor ketinggalan
terhadap arusnya sebesar 900, keadaan itu dapat ditunjukkan dengan diagram
fasor berikut.

Gambar 7
Contoh Diagram Fasor

6. Rangkaian Induktor dan Kapasitor (Rangkaian LC) Tanpa Generator

Gambar 8
Rangkaian LC Tanpa
Generator

- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

Pada rangkaian LC ini kapasitas kapasitor kita ambil sama dengan C dan mampu
menyalurkan muatan sebesar Q sementara induktansi induktor adalah L. Mula-mula
saklar dalam keadaan terbuka. Saklar ditutup pada saat t = 0. Tanda plus dan minus
pada kapasitor dan induktor, serta arah I seperti yang ditunjukkan gambar. Dengan
menggunakan kaidah tegangan Kirchhoff pada rangkaian tertutup, dapat ditulis

𝑉𝐿 + 𝑉𝐶 = 0

𝑑𝐼 𝑄
𝐿 + =0
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝑄
Dengan mensubstitusi 𝐼 = diperoleh
𝑑𝑡

𝑑2 𝑄 𝑄
𝐿 𝑑𝑡 2 + 𝐶 = 0
(11)

Persamaan ini memiliki bentuk yang sama dengan persamaan percepatan massa
pada pegas,

𝑑2 𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 +𝑘𝑥 = 0.

Perilaku rangkaian LC analog dengan perilaku massa pada pegas, dengan L analog
dengan m, Q analog dengan kedudukan x dan 1/C analog dengan kontanta pegas k.
𝑑𝑄 𝑑𝑥
Arus I = analog dengan kecepatan 𝑣 = . Dalam mekanika, massa benda
𝑑𝑡 𝑑𝑡

menjadi ukuran kelembaman (inersia) benda. Makin besar massa, makin lembam
pula benda dan makin sukar digerakkan atau diubah kecepatannya. Dalam
rangkaian, L yang dianalogikan dengan m juga menunjukkan ukuran kelembaman
rangkaian. Makin besar L makin sukar pula mengubah I.

Kita bagi setiap suku persamaan (11) dengan L, maka diperoleh

𝑑2 𝑄 1
= - 𝐿𝐶 𝑄 yang analog dengan
𝑑𝑡 2

𝑑2 𝑥 𝑘 𝑘
= − 𝑚 𝑥 = −𝜔2 𝑥 dengan 𝜔2 = 𝑚
𝑑𝑡 2

Penyelesaian persamaan ini adalah persamaan gerak harmonik sederhana

- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

𝑘
𝑥 = 𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝛿) dengan 𝜔 = √𝑚 merupakan frekuensi anguler, A adalah

amplitudo, 𝛿 adalah kontante fase yang tergantung pada keadaan awal. Perhatikan
𝑑2 𝑄 1 𝑑2 𝑥 𝑘
persamaan = - 𝐿𝐶 𝑄 yang analog dengan = − 𝑚 𝑥 = −𝜔2 𝑥 dengan 𝜔2 =
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2
𝑘
. Sehingga dapat ditulis
𝑚

𝑑2 𝑄
= - 𝜔2 𝑄
𝑑𝑡 2
(12)

1 1
𝜔2 = atau 𝜔 =
𝐿𝐶 √𝐿𝐶

Penyelesaian persamaan (12) adalah

𝑄 = 𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝛿) Arus diperoleh dengan cara mendiferensialkan persamaan ini.

𝑑𝑄
𝐼= = −𝜔𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝛿).
𝑑𝑡

Jika kita memilih keadaan awal 𝑄 = 𝑄0 dan 𝐼 = 0 pada 𝑡 = 0 konstante fase 𝛿


sama dengan nol dan 𝐴 = 𝑄0. Penyelesaiannya menjadi

𝑄 = 𝑄0 cos 𝜔𝑡 (13)

𝐼 = −𝜔𝑄0 sin 𝜔𝑡 = − 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 sin 𝜔𝑡


(14)

Contoh Soal

Kapasitor 5 𝜇𝐹 diisi dengan tegangan 30 V dan kemudian dihubungkan dengan


induktor 10 mH.

a. Berapa frekuensi osilasi rangkaian ini.


b. Berapa arus maksimum dalam rangkaian.

- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

Penyelesaian

𝜔 1 1 1
a. 𝑓 = = × = = 712 Hz.
2𝜋 2𝜋 √𝐿𝐶 2𝜋√(10×10−3 )(5×10−6 )
𝑄0
b. 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜔𝑄0 =
√𝐿𝐶

𝑄0 = 𝐶𝑉0 = (5 × 10−6 )(30) = 1,5 × 10−4


1,5×10−4
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 0,671 A
√(10×10−3 )(5×10−6 )

7. Rangkaian Induktor, Kapasitor dan Resistor (Rangkaian LCR) Seri


Dengan Generator.

Gambar 9
Rangkaian LCR Seri Dengan Generator

Pada rangkaian ini kita ambil nilai beberapa variabel sebagai berikut.
GGL generator Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡. Hambatan resistor adalah R,
kapasitas kapasitor adalah C dan induktansi induktor adalah L. Gunakan kaidah
tegangan Kirchhoff untuk rangkaian ini, maka dapat ditulis
𝑑𝐼 𝑄 𝑑𝑄
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 − 𝐿 𝑑𝑡 − − 𝐼𝑅 = 0 dengan menggunakan 𝐼 = dan mengatur
𝑉 𝑑𝑡

kembali susunannya, kita peroleh

𝑑2𝑄 𝑑𝑄 𝑄
𝐿 2
+𝑅 + = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑉 (15)

Persamaan ini analog dengan persamaan untuk osilasi massa dengan pemberian
gaya baru pada pegas,
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 + 𝑏 𝑑𝑡 + 𝑚𝜔0 2 𝑥 = 𝐹0 𝜔𝑡

Penyelesaian persamaan (15) adalah

- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos(𝜔𝑡 − 𝛿)
(16)
𝑋𝐿 −𝑋𝐶
dengan 𝛿 adalah sudut fase yang diberikan oleh tan 𝛿 = 𝑅

Arus maksimum dalam rangkaian adalah


Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = =
√𝑅 + (𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )2
2
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 (17)
𝑍

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 (18)

disebut impedansi
𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 disebut reaktansi total.
Arus sebagai fungsi waktu dalam rangkaian dapat ditulis

Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼= 𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑡 − 𝛿) (19)
𝑍

Hubungan Ɛ, 𝑉𝑅 , 𝑉𝐿 dan 𝑉𝐶 dapat diperlihatkan dalam diagram fasor berikut.

Gambar 9
Diagram Fasor Rangkaian LCR Seri

- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

8. Resonansi

Nilai reaktansi induktif 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 tergantung pada frekuensi GGL


dari generator. Makin tinggi frekuensi makin besar pula nilai reaktansi
1
induktif. Reaktansi kapasitif 𝑋𝐶 = berbanding terbalik dengan frekuensi
𝜔𝐶

GGL. Makin tinggi frekuensi GGL makin kecil nilai reaktansi kapasitif.
Perubahan nilai frekuensi berpengaruh pada nilai impedansi Z (lihat
persamaan 18) dan akhirnya berpengaruh pula pada I (lihat persamaan 19).
Pada suatu frekuensi tertentu dapat terpenuhi 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 . Pada kondisi ini, sudut
𝑋𝐿 −𝑋𝐶
fase 𝛿 dengan tan 𝛿 = bernilai nol, impedansi Z mencapai nilai
𝑅

paling rendah, sama dengan R, dan 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 mencapai nilai tertinggi.


Keadaan di mana 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 disebut keadaan resonansi.

Dalam keadaan resonansi

𝑋𝐿 = 𝑋𝐶

1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶

𝜔2 𝐿𝐶 = 1

1
𝜔= (20)
√𝐿𝐶

Frekuensi ini disebut frekuensi resonansi 𝜔0 = 2𝜋𝑓0 .


Telah dibahas sebelumnya bahwa induktor dan kapasitor tidak mendisipasikan
energi. Daya rata-rata yang dihantar ke rangkaian seri LCR, sama dengan daya
yang didisipasikan ke resistor.
𝑃 = 𝐼 2 𝑅 = [𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos(𝜔𝑡 − 𝛿)]2 𝑅
1
Mengingat (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2 kita peroleh daya rata-rata
1 2
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐼 𝑅
2 𝑚𝑎𝑘𝑠
Dengan mengunakan 𝑉𝑅 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅 dapat ditulis

- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

1
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐼 Ɛ cos 𝛿
2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠
Dalam nilai rms, kita peroleh

𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟𝑚𝑠 cos 𝛿 (21)

Besaran cos 𝛿 disebut faktor daya rangkaian LCR. Pada saat resonansi 𝛿 = 0,
maka faktor daya cos 𝛿 = 1.
Bagaimana daya dinyatakan sebagai fungsi waktu? Perhatikan diagram fasor
pada gambar 9.
𝑍
cos 𝛿 =
𝑅
Masukkan ke persamaan (21)
𝑅 Ɛ𝑟𝑚𝑠
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟𝑚𝑠 𝑍 . Karena 𝐼𝑟𝑚𝑠 = maka dapat ditulis
𝑍
𝑅
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ2 𝑟𝑚𝑠
𝑍2
Dari persamaan (18)
𝑍 2 = (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 + 𝑅 2
1 2
= (𝜔𝐿 − 𝜔𝐶) + 𝑅 2

𝐿2 1 2
= (𝜔𝐿 − 𝜔𝐶) + 𝑅 2
𝜔2
𝐿2
= (𝜔2 − 𝜔02 )2 + 𝑅 2
𝜔2

Dengan demikian diperoleh

Ɛ2𝑟𝑚𝑠 𝑅𝜔2 (22)


𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2 2
𝐿 (𝜔 − 𝜔02 )2 + 𝜔 2 𝑅 2

Contoh Soal.
Rangkaian LCR seri dengan 𝐿 = 2 𝐻, 𝐶 = 2𝜇𝐹, 𝑅 = 20 𝛺 digerakkan oleh
generator dengan GGL maksimum 100 V dan frekuensi yang berubah-ubah.
a. Carilah frekuensi resonansi

- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

b. Carilah arus maksimum jika frekuensi generator 60 Hz


c. Carilah sudut fase jika frekuensi generator 60 Hz
Penyelesaian.
𝜔0
a. Frekuensi resonansi 𝑓0 = = = 79,6 𝐻𝑧
2𝜋 2𝜋√(2𝐻)(2×10−6 𝐹)

b. Pada frekuensi 60 Hz
𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 = (2𝜋)(60 𝐻𝑧)(2 𝐻) = 754 𝛺
1 1
𝑋𝐶 = = = 1326 𝛺
𝜔𝐶 (2𝜋)(60 𝐻𝑧)(2 × 10−6 )
𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 = √(20 𝛺)2 + (−572𝛺 )2 = 572 𝛺
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 100 𝑉
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = = = 0,175 A
𝑍 572 𝛺
𝑋𝐿 −𝑋𝐶 −572 𝛺
c. Untuk mencari sudut fase 𝛿 gunakan tan 𝛿 = = = - 28,6
𝑅 20𝛺

𝛿 = −880

9. Rangkaian RCL Paralel

Perhatikan gambar berikut.

Gambar 10
Rangkaian LCR Paralel

Gambar 10 memperlihatkan resistor dengan tahanan R, kapasitor dengan


kapasitas C dan induktor dengan induktansi L dirangkai secara paralel dan
dihubungkan dengan generator AC.

- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

Perhatikan diagram fasor pada gambar berikut.

Gambar 11
Diagram Fasor Rangkaian LCR Paralel

Tegangan sesaat V sama untuk tiga elemen ini. Arus total dari generator, terbagi ke
tiga elemen ini. Arus dalam resistor 𝐼𝑅 sefase dengan tegangannya dan memiliki
𝑉
nilai maksimum 𝑅. Arus dalam induktor 𝐼𝐿 terlambat 900 terhadap tegangannya dan
𝑉
memiliki nilai maksimum . Arus dalam kapasitor 𝐼𝐶 mendahului 900 terhadap
𝑋𝐿
𝑉
tegangannya dan memiliki nilai maksimum 𝑋 . Besaran arus total sama dengan
𝐶

𝑉 𝑉 2 𝑉 2 𝑉
𝐼 = √𝐼𝑅2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )2 = √(𝑅) + (𝑋 − ) = (23)
𝐿 𝑋𝐶 𝑍

Hubungan Z dengan R, XL dan XC dinyatakan sebagai berikut.

1 1 2 1 1 2
= √( ) + ( − ) (24)
𝑍 𝑅 𝑋𝐿 𝑋𝐶

E. RANGKUMAN

1. Generator AC menghasilkan tegangan bolak-balik yang mengikut


persamaan
𝜋
Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin(𝜔𝑡 + 𝛿 ) dengan 𝛿 adalah sudut fase. Jika kita ambil 𝛿 = 2

maka dapat ditulis Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡

- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 16: Rangkaian Arus Bolak Balik

2. Dengan membandingkan persamaan Ɛ = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dan persamaan 𝐼 =


𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir pada resistor
sefase dengan tegangannya.
3. Tegangan pada induktor mendahului arus sebesar 900 atau arus pada
induktor ketinggalan dari tegangan induktor sebesar 900.
4. Beda tegangan pada kapasitor terlambat terhadap arus sebesar 900.
5. 𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅
1
𝐼𝑟𝑚𝑠 = √½ 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
√2

𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐼 2 𝑟𝑚𝑠 𝑅
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ɛ𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟𝑚𝑠

6. Dalam rangkaian LCR seri berlaku


Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 = =
√𝑅 + (𝑋𝐿 −𝑋𝐶 )2
2 𝑍

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
Keadaan di mana 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 disebut keadaan resonansi.

Frekuensi resonansi

1
𝜔0 =
√𝐿𝐶

7. Daya sebagai fungsi frekuensi ditunjukkan oleh persamaan


Ɛ2𝑟𝑚𝑠 𝑅𝜔2
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐿2 (𝜔 2 − 𝜔02 )2 + 𝜔 2 𝑅 2
8. Pada rangkaian LCR paralel, berlaku
1 1 2 1 1 2

= ( ) + ( − )
𝑍 𝑅 𝑋𝐿 𝑋𝐶

𝑉 𝑉 2 𝑉 2 𝑉
𝐼 = √𝐼𝑅2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )2 = √(𝑅) + (𝑋 − ) =
𝐿 𝑋𝐶 𝑍

- 19 -

Anda mungkin juga menyukai