Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Gigi permanen muda merupakan gigi permanen yang baru saja erupsi dan ada bagian-bagian
dari gigi itu sendiri yang belum sempurna pertumbuhan dan perkembangannya. Misalnya
pada gigi permanen dewasa, gigi tersebut telah mempunyai perkembangan akar yang lengkap
sedangkan pada gigi permanen muda masih mempunyai ruang pulpa yang besar dan apeks
yang terbuka. Sehingga pada gigi permanen muda lebih reaktif terhadap invasi bakteri dan
rasa sakit. Karena distribusi syaraf pada gigi sulung berakhir di odontoblas, oleh karena itu
persyarafan di gigi sulung kurang sensitif. Beda dengan gigi permanen yang distribusi
syarafnya di dalam odontoblas sampai pre dentin, sehingga lebih sensitif. (2,3)

Perawatan apeksogenesis termasuk dalam salah satu teknik perawatan pada gigi
permanen muda yang bertujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa gigi dengan keadaan
akar yang belum tertutup sempurna. Teknik perawatan apeksogenesis sama dengan
perawatan pulpotomi vital pada gigi sulung, tetapi pada apeksogenesis disamping
mempertahankan keadaan pulpa gigi yang vital, perawatan juga diharapkan dapat
merangsang penutupan ujung foramen apical gigi. (2,3)

Diperlukan kerjasama antara dokter gigi dan orang tua selama perawatan untuk
mencapai hasil perawatan yang baik. Karena evaluasi dari hasil perawatan yang baik itu
tergantung pada kooperatif pasien dalam melakukan control berkala. Perawatan
apeksogenesis dapat dikatakan berhasil jika infeksi bakteri tidak berlanjut pada saluran akar
gigi, tidak adanya rasa sakit pada gigi yang dirawat dan akar dapat tertutup sempurna selama
perawatan. (2)

1
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI APEKSOGENESIS

INDIKASI APEKSOGENESIS

Gigi dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikalis belum sempurna tutup
Pulpa bahagian koronal rosak tapi bahagian radikulernya masih vital
Korona masih dalam keadaan baik dan dapat direstorasi

KONTRAINDIKASI APEKSOGENESIS

Ankilosis
Fraktur vertikal dan horizontal pada gigi
Gigi avlusi, replantasi dan mobility tinggi
Karies tidak ditumpat lagi
Pulpa nekrosis
ANASTESI

Anestesi blok mandibula dapat dilakukan dengan teknik Fisher, teknik Gow-gates atauteknik
Akinosi. Pada dasarnya tujuan ketiga teknik ini sama yaitu menganestesisetengah mandibula
pada sisi yang dianestesi ,perbedaan yang prinsip adalah padalangkah-langkah tekniknya
serta daerah saraf yang teranestesi.

Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita memerlukan daerah yang
teranestesi luas misalnya pada waktu pencabutan gigi posterior rahang bawah atau
pencabutan beberapa gigi pada satu quadran. Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik
Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan pada Teknik Akinosi dan Teknik Fisher saraf
yang dituju adalah :N. Alveolaris inferior dan N. Lingualis Dengan teknik GowGates daerah
yang teranestesi adalah : Gigi mandibula setengah quadran, mukoperiosteum bukal dan
membrane mukosa pada daerah penyuntikan , dua pertiga anterior lidah dan dasar mulut,
jaringan lunak lingual dan periosteum, korpus mandibular dan bagian bawah ramus serta kulit
diatas zigoma , bagian posterior pipi dan region temporal. (6)

Sedangkan daerah yang teranestesi pada teknik Akinosi dan Teknik Fisher adalah:

gigi gigi mandibula setengah quadran, badan mandibula dan ramus bagian
bawah,mukoperiosteum bukal dan membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar mulut
dan dua pertiga anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian lingual
mandibula.Karena N. Bukalis tidak teranestesi maka apabila diperlukan , harus dilakukan
penyuntikan tambahan sehingga pasen menerima beban rasa sakit. Pada Teknik modifikasi
Fisher kita menambahkan satu posisi lagi sebelum jarum dicabut sehingga tidak diperlukan
penusukan ulang yang menambah beban sakit pada pasien. (6)
DAFTAR PUSTAKA

1. Hargreaves MK, eds. Pathway of The Pulp. Missouri: Mosby Elseviers, 2002: 864-
866.
2. Walton RE. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Alih bahasa. Sumawinata N. Jakarta:
EGC, 1998: 495-498.
3. Barrington C. Apexogenesis in an Incompletely Developed Permanent Tooth with
Pulpal Exposure. http://www.endoexperience.com. 10 Oktober 2012.
4. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on Pulp Therapy for Primary and
Immature Permanent Teeth. http://www.angelofreireendodontia.com. 11 Oktober 2012.
5. Finn Sidney B., 4th edition Clinical Pedodontics (Properties and Uses of Restorative
Material 168 – 198)
6. Gustainis,JF., and Peterson, 1981: An Alternatif method of mandibular nerve block,
JADA V ( 103 ) : 33 – 36
7. Ozlem Malkondu. Biomed Research International, A review on Biodentine, a
Contemporary Dentine Replacement and Repair Material, (Volume 2014)
BAHAN PENGISI DAN MEDIKAMEN

BIODENTIN

Biodentine adalah semen bioaktif baru dengan bahan-bahan mekanis menyerupai dentin.
Biodentin digunakan sebagai pengganti dentin pada mahkota dan akar . Biodentin memiliki
efek positif pada sel pulpa vital dan merangsang pembentukan dentin tersier . Pada saat
berkontak langsung dengan jaringan pulpa maka akan merangsang pembentukan dentin
reparatif . Bahan- bahan penyusun Biodentin semakin ditingkatkan , sehingga Biodentine bisa
menjadi alternatif yang menarik selain kalsium hidroksida . Biodentin bermanfaat untuk
direct pulp capping , dalam kasus-kasus tertentu dapat menghasilkan vitalitas gigi dalam
jangka panjang. (7)

KOMPOSISI
Produk Biodentine menyatakan bahwa komponen serbuk bahan terdiri dari trikalsium silikat,
dikalsium silikat, kalsium karbonat dan oksida filler, besi oksida teduh, dan zirkonium
oksida. Trikalsium silikat dan dicalcium silikat ditunjukkan sebagai bahan inti utama dan
kedua, masing-masing, sedangkan oksida zirkonium berfungsi sebagai radiopacifier a.
Cairan, di sisi lain, mengandung kalsium klorida sebagai akselerator dan polimer
hydrosoluble yang berfungsi sebagai agen air dikurangi.(7)

SETTING TIME
Setting waktu Biodentine ditentukan sebagai 45 menit. Kali ini pengaturan singkat
disebabkan penambahan kalsium klorida untuk cairan pencampuran. Kalsium klorida juga
telah terbukti menghasilkan pengaturan waktu dipercepat untuk trioksida mineral agregat. (7)

COMPRESSIVE STRENGTH
Lembar produk Biodentine menyatakan bahwa fitur spesifik Biodentine adalah
kemampuannya untuk terus meningkatkan dari segi kekuatan tekan dengan waktu sampai
mencapai kisaran yang sama dengan dentin alami . Dalam studi oleh Grech dkk., Biodentine
menunjukkan kuat tekan tertinggi dibandingkan dengan bahan yang diuji lainnya. Para
penulis disebabkan hasil ini terhadap kekuatan ditingkatkan karena air rasio semen rendah /
digunakan di Biodentine. (7)

RADIOPACITY
Zirkonium oksida digunakan sebagai radiopacifier di Biodentine bertentangan dengan bahan
lain di mana bismuth oksida lebih disukai sebagai radiopacifier a. Alasan untuk preferensi
seperti mungkin karena beberapa hasil studi yang menunjukkan bahwa oksida zirkonium
memiliki karakteristik biokompatibel dan diindikasikan sebagai bahan bioinert dengan sifat
mekanik yang menguntungkan dan ketahanan terhadap korosi.(7)
KESIMPULAN

Biodentine adalah bahan klinis praktis untuk terapi pulpa vital dalam molar primer. Ini adalah
bahan yang sangat menarik karena bioaktivitas, kemudahan manipulasi, dan waktu
pengaturan relatif cepat dibandingkan dengan bahan lain yang sejenis. Ini menghilangkan
kebutuhan untuk bahan pengisi untuk ruang pulpa. Sehubungan dengan bahan yang sama,
jauh lebih efektif.

Biodentine, pengganti dentin dan perbaikan materi populer dan kontemporer trikalsium
silikat berdasarkan, telah dievaluasi dalam cukup banyak aspek sejak diluncurkan pada tahun
2009. Studi umumnya mendukung produk ini dalam hal aspek fisik dan klinis meskipun
laporan bertentangan beberapa. Meskipun akumulasi data lebih lanjut diperlukan, Biodentine
memegang janji untuk prosedur gigi klinis sebagai produk biokompatibel dan mudah
ditangani dengan pengaturan waktu singkat. Seperti lebih banyak penelitian dilakukan
mengenai alternatif ini menarik untuk MTA, kita akan diberikan dengan data yang lebih
handal dan lebih percaya diri menerapkan Biodentine ke dalam aplikasi klinis rutin.

Perawatan apeksogenesis termasuk dalam salah satu teknik perawatan pada gigi permanen
muda yang bertujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa gigi dengan keadaan akar yang
belum tertutup sempurna. Teknik perawatan apeksogenesis sama dengan perawatan
pulpotomi vital pada gigi sulung, tetapi pada apeksogenesis disamping mempertahankan
keadaan pulpa gigi yang vital, perawatan juga diharapkan dapat merangsang penutupan ujung
foramen apical gigi.
PEMBAHASAN

Biodentine merupakan bahan yang biokompatibel,dimana tidak merusak sel-sel pulpa secara
in vitro atau in vivo, dan mampu merangsang pembentukan dentin tersier. Pembentukan
jaringan keras dentin terlihat baik pada perawatan direct maupun indirect pulp capping
menggunakan Biodentine. Penggunaan biodentin untuk pulp capping, menawarkan beberapa
keuntungan dibandingkan kalsium hidroksida diantaranya bahan ini lebih kuat secara
mekanis, tidak mudah larut dan menghasilkan lapisan dentin yang kuat . Ini memenuhi syarat
untuk menghindari tiga kelemahan utama kalsium hidroksida, yaitu mudah teresorpsi,
ketidakstabilan mekanis dan kegagalan mencegah microleakages. Dibandingkan dengan
bahan lain (misalnya Mineral trioksida Agregat),

Penanganan Biodentine lebih mudah dan hanya membutuhkan waktu singkat untuk setting.
Lain halnya dengan produk berbasis semen Portland, biodentin ini cukup stabil sehingga
dapat digunakan baik untuk perlindungan pulpa dan tambalan sementara. Inilah sebabnya
mengapa produsen merekomendasikan untuk mengisi seluruh kavitas dengan Biodentine
pada tahap pertama dan menguranginya sampai dasar dentin pada kunjungan kedua satu
minggu sampai 6 bulan kemudian sebelum dikerjakan tambalan permanen. Untuk
keberhasilan capping tersebut, bagaimanapun penting untuk menutup kavitas dalam satu
tahapan agar mencegah invasi bakteri. Meskipun terdapat banyak pengalaman yang
mendokumentasikan bahwa tambalan komposit tahan kebocoran, tetapi masih sedikit data
yang berkaitan dengan Biodentine.
BENTUK OUTLINE DAN KAMAR PULPA
MOLAR DUA RAHANG BAWAH GIGI PERMANEN MUDA

Bentuk

 Aspek occlusal : empat persegi panjang


 Aspek mesial/distal : Rhomboidal
 Radix 2 : mesial&distal
 Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan : Cusp mesiobuccalis&Cusp
distobuccalis
 Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
 Ukuran M2 < M1 Fisura pertumbuhan mesialis Dangkal & pendek

Outline Form Molar Rahang Bawah


Bentuknya triangular dengan alas sejajar mesial

Saluran Akar Ganda

Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered fissure diamond bur
pada tengah fossa di bagian oklusal atau endo access.
Setelah kedalaman preparasi mencapai dentin, preparasi dilanjutkan menggunakan fissure
diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.
Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang paling
besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.
Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik
keluar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat
dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.
PERAWATAN FINAL

Dilakukan Perawatan Final dengan restorasi Glass Ionomer Cement

GLASS IONOMER

Powder : Ca Alumino Silicate Cement


Liquid : Poliacrylic acid
Sifat perlekatan : Fisio Mechanical Adhesion

 Baik untuk tumpatan gigi yang abrasi servikal


 Dapat dipakai untuk fissure sealant
 Dapat dipakai untuk tumpatan klas I dan II (5)

 Keuntungan
a. Tidak iritasi terhadap jaringan pulpa
b. Mempunyai sifat anti kariogenik à mengandung fluor
c. Perlekatan secara kimia terhadap jaringan gigi à fisio chemichal adhesion
d. Tidak memerlukan preparasi ideal (5)

 Kerugian
a. Estetik kurang baik
b. Daya tahan terhadap pemakaian rendah, abrasi

 Kegunaan
a. untuk gigi abrasi servikal
b. Sebagai fissure sealant
c. Tumpatan gigi sulung klas I dan II
d. Reparasi tumpatan bagian marginal
e. Lining cement, lutting cement di bawah tumpatan tetap amalgam atau komposit
f. Memperbaiki stainless steel crown rusak oleh karena abrasi
g. Tumpatan gigi sulung yang dirawat pulpotomi dicabut kurang lebih 2 tahun (5)

 Kelebihan
a. mengandung fluoride à mencegah sekunder karies

GIC (3 tipe) :

a. Type I : lutting cement


b. Type II : filing
c. Type III : lining / base cement, fissure sealant
Tahapan Kerja GIC

a. Jaringan karies dihilangkan


b. Bersihkan dan keringkan à blokir
c. GIC dicampur / diaduk gerakan melipat
d. Aplikasi dengan bantuan celuloid strip + Vaseline
e. Ulasi varnish
f. Kontrol minimal 24 jam (tergantung merk)
g. Pulas Arkansas + vaseline

Guna celluloid strip :

 Agar tumpatan baik dan halus


 Sesuai bentuk mahkota (5)
TAHAPAN KERJA APEKSOGENESIS DENGAN BIODENTIN

1. Siapkan gigi untuk cakupan penuh jika pengelupasan diharapkan di lebih dari 2 tahun atau
untuk restorasi intracoronal.

2. Hapus semua karies.

3. Akses bubur ruang. Pastikan untuk membuat akses cukup lebar untuk memvisualisasikan
seluruh pulpa koronal.

4. Menilai kesehatan jaringan pulpa. Sebuah pulpa nekrotik atau hemoragik bukan kandidat
untuk prosedur terapi pulpa vital. Gigi dipersiapkan untuk cakupan penuh mahkota stainless
steel dan akses yang luas dibuat untuk prosedur pulpotomi.

5. Hapus bagian koronal dari pulp dengan sendok excavator besar tajam.

6. Kontrol perdarahan dengan tekanan dari garam-direndam, steril kapas pelet selama 2
menit.

7. Bilas ruang dengan garam tambahan.

8. Blot kering dengan kapas pelet kering.

9. Campur Biodentine menurut arah produsen.


10. Isi ruang dengan Biodentine, kemasan lembut. Biodentine memiliki konsistensi pasta
seperti, mirip dengan konsistensi plester dari Paris. Semakin bahwa bahan tersebut dikemas,
yang basah itu akan menjadi. Hindari lembur

11. Cakupan penuh dan sementasi dapat berlangsung segera. Tidak perlu menunggu set
lengkap berlangsung, sebagai bahan akan terus ditetapkan setelah restorasi akhir disemen.

Evaluasi dari hasil perawatan yang baik itu tergantung pada kooperatif pasien dalam
melakukan control berkala. Perawatan apeksogenesis dapat dikatakan berhasil jika infeksi
bakteri tidak berlanjut pada saluran akar gigi, tidak adanya rasa sakit pada gigi yang dirawat
dan akar dapat tertutup sempurna selama perawatan.
TUGAS INDIVIDUAL

ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

PERAWATAN APEKSOGENESIS PADA GIGI MOLAR DUA


BAWAH PERMANEN MUDA DENGAN BAHAN BIODENTIN

DAASHINTA RAJADURAY

130600165

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

2015

Anda mungkin juga menyukai