Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI PENDIDIKAN

PRINSIP DAN OPERASIONALNYA

REVIEW BUKU

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Teknik Bangunan
yang diampu oleh Bapak Dr. Sudjani, M.Pd.

Oleh:

Dewi Ayu Ardistya


1701683

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
BAB I
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya


Penulis : Prof. H. M. Sukardi, MS., Ph.D.
Penerbit : P.T. Bumi Aksara, Jakarta
Cetakan : Cetakan Ke-6, Desember 2011
Jumlah Halaman : xii, 250 Halaman
Tebal Buku : 23 cm
ISBN : 978-979-010-312-2
Harga Buku : Rp. 82.000,00 dari Tokopedia (Online Shop)
BAB II
GAMBARAN UMUM BUKU

A. Biografi Penulis

Nama : Prof. H. M. Sukardi, MS., Ph.D


Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin
Golongan : IV/E
Jabatan : Guru Besar
NIP : 19530519 197811 1 001
Alamat Rumah : Perum UNY, Jln. Sonokeling 12 Condongcatur I/3 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Metodologi Penelitian Pendidikan dan Kajian Teknologi Tepat
Guna
Alamat Lembaga : FT UNY, Pascasarjana UNY
Karya yang pernah dibuat:
1. Establishing a Development Model of Basic and Secondary Education -
- Penyusunan Model Pembangunan Pendidikan Dasar dan Menengah
2. A Study of the Ability to Renovate and Build School Buildings -- Studi
Kemampuan Renovasi dan Pembangunan Gedung Sekolah
3. An Action Research Method Training for Post-Earthquake Elementary School
Teachers in Bantul (A Teaching Model with Minimum Facilities in Post-
Earthquake Areas in SDN Mandungan Srimartani Piyungan Bantul) -- Pelatihan
Metodologi Penelitian Tindakan Kelas Bagi guru SD Pasca Gempa di Bantul
(Model Pembelajaran minim fasilitas di daerah Pasca Gempa di SDN Mandungan
Srimartani Piyungan Bantul).
Buku “Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya” ini karangan Prof. H. M.
Sukardi, MS., Ph.D. beliau salah satu dosen S1 dan S3 di Universitas Negeri
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau telah menerbitkan berbagai karya
ilmiahnya antara lain: Metodologi Penelitian Pendidikan; Penelitian Kualitatif
Naturalistik, dan Statistika Pendidikan (Kompentensi dan Implementasinya). Beliau
pun memiliki pengalaman sebagai konsultan di bidang pendidikan teknologi dan
kejuruan di SEAMEO-VOCTECH yang berpusat di Brunei Darussalam tahun 1996-
1999, dan konsultan partner dengan CPSC Philipina tahun 2000-2001. Selain itu, padda
tahun 1984 beliau menjadi Ketua Pusat Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan dan sejak
tahun 2004 hingga kini menjadi Ketua Lembaga Penelitian di Universitas Negeri
Yogyakarta.

B. Buku yang Sejenis


Adapun buku yang sejenis yang Penulis ambil yaitu buku dengan judul Dasar-
dasar Evaluasi karya Prof. Dr. Suharsimi Arikunto penerbit Bumi Aksara, edisi Revisi,
Tahun 2012.

C. Perbandingan dengan Buku Sejenis Tersebut


Apapun buku yang membahas tentang evaluasi yaitu Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan edisi revisi. Dalam buku edisi revisi ini yang dibahas dalam buku ini
terutama adalah evaluasi Pendidikan dalam institusi Pendidikan, tetapi mengkhususkan
evaluasi hasil belajar. Dalam dunia Pendidikan, khususnya dunia persekolahan,
penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi:
1. Makna bagi siswa
Dengan diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui apakah dia telah berhasil
mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari
pekerja menilai ini ada dua kemungkinan, memuaskan atau tidak memuaskan.
2. Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa mana
yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan
materi ajar, maupun mengetahui siswa yang belum berhasil menguasai bahan materi
ajar. Dengan petunjuk ini guru dapat memusatkan perhatiannya pada siswa yang belum
berhasil. Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.

\
BAB III
SINOPSIS BUKU

3.1 Sinopsis
BAB I
EVALUASI PENDIDIKAN

Menurut Cross (1973:5) evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di


mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung
hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, di mana suatu
tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi
arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
pengambilan keputusan.
Karakteristik dalam kegiatan evaluasi diantara lain memiliki implikasi tidak
langsung terhadap siswa yang dievaluasi, lebih bersikap tidak lengkap (evaluasi
sebagian fenomena saja), dan mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Adapun fungsi
evaluasi diantara lain adalah mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan
belajar dan sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
Dalam bidang pendidikan, evaluasi memiliki beberapa prinsip yaitu evaluasi harus
masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan, evaluasi sebaiknya
dilaksanakan secara komprehensif dan secara kontinu.

BAB II
PERANAN EVALUASI PENDIDIKAN

Menjelaskan bagaimana peranan evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam


proses belajar mengajar yang pada prinsipnya sebagai tindakan professional yang
dilakukan oleh seorang guru agar dikatakan bermakna apabila hasil akhirnya
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas.
Evaluasi pendidikan merupakan proses di mana seorang guru menggunakan
informasi yang diturunkan dari beberapa sumber informasi agar dapat mencapai
tingkat pengambilan keputusan dengan benar. Informasi mungkin diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan instrumen untuk menghasilkan data kuantitas tertentu; atau
menggunakan teknik lain yang tidak harus menghasilkan data kuantitatif. Teknik lain
yang termasuk teknik alat pengumpulan informasi diantaranya ceklis-observasi,
angket-wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut, selain menghasilkan data yang
tanpa pengukuran, juga mampu memberikan informasi penting sebagai materi yang
hendak dijadikan landasan terpercaya dalam pengambilan keputusan tentang peserta
didik.

BAB III
PERSYARATAN VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI

Menjelaskan beberapa jenis validasi suatu instrumen yang dibedakan menjadi


empat yaitu validasi isi, validasi konstruk, validasi konkuren, dan validasi prediksi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi validasi suatu hasil instrumen validasi
tersebut di antaranya adalah faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang
berasal dari siswa yang bersangkutan.
Cara seorang guru menentukan tes yang digunakan dengan validitas konkuren
secara garis besar, dapat dilakukan dengan beberapa langkah seperti administrasi tes
yang baru yang dilakukan terhadap kelompok, catat tes buku yang ada termasuk berapa
koefisien validitasnya jika ada, dan hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut.
Hasil yang akan dicapai atau koefisien validitas yang muncul menunjukkan derajat
hubungan validitas tes yang baru. Jika koefisien tinggi, berarti tes yang baru tersebut
mempunyai validitas konkuren baik. Sebaliknya, tes yang baru tersebut mempunyai
validitas konkuren jelek, apabila koefisien yang dihasilkan rendah.
BAB IV
PERSYARATAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu


instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Disamping itu, reliabilitas juga menunjukkan gambaran praktis yang dapat diklasifikasi
berkaitan erat dengan syarat ketiga, yaitu kebermanfaatan (usability). Ini berarti
semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil
suatu tes mempunyai hassil yang sama dan bisa dipakai di suatu tempat sekolah, ketika
dilakukan tes kembali.
Ada beberapa tipe reliabilitas yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu tes-
retesan, ekivalen dan belah dua yang ditentukan melalui perhitungan dengan rumus
korelasi. Koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi di antaranya oleh waktu
penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaran yang terlalu dekat atau terlalu jauh,
akan memengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain juga memengaruhi
reliabilitas instrument evaluasi diantaranya ada panjang tes, penyebaran skor, kesulitan
tes, dan juga objektivitas.

BAB V
PEMANFAATAN MODEL-MODEL EVALUASI

Model evaluasi muncul karena adanya usaha eksplanasi secara kontinu yang
diturunkan dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha
menerapkan prinsip-prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak termasuk pada
bidang ilmu pendidikan, perilaku, dan seni.
Tugas evaluator dalam kaitannya dengan data matrix countenance adalah
menentukan masukan untuk tujuan kolom pada tiga tingkatan, yaitu baris awal
(antecedent), transaksi (transaction), dan hasil (outcomes).
Untuk melakukan evaluasi dengan model bebas tujuan, evaluator perlu
menghasilkan dua item informasi, yaitu penilaian tentang pengaruh nyata (actual
effects) dan penilaian tentang profil kebutuhan yang hendak dinilai.
Model bebas tujuan merupakan titik perkembangan evaluasi program, dimana
objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan tujuan dari objek atau subjek tersebut.
Akan tetapi, langsung kepada implikasi keberadaan program.
Munculnya beberapa model menunjukkan bahwa pada bidang evaluasi terjadi
pertumbuhan yang dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Semula
pendekatan evaluasi hanya terbatas pada pendekatan ilmiah dan selebihnya
menyatakan diluar model pendekatan itu tidak diakui, karena kurang bisa diterima
secara logika. Eksplanasi yang semula susah dipahami, memunculkan model evaluasi
responsif atau evaluasi alamiah dan populer juga disebut sebagai evaluasi naturalistik
dengan manusia atau evaluator sebagai instrumen.

BAB VI
PENYIAPAN TUJUAN INSTRUKSIONAL

Untuk bisa mengevaluasi, tujuan pendidikan perlu diterjemahkan/dijabarkan agar


menjadi lebih jelas, nyata, dan terukur. Salah satu caranya adalah menjabarkan tujuan
yang masih luas ke dalam tujuan yang lebih operasional, terkait dengan keadaan nyata
di dalam proses belajar mengajar.
Untuk keperluan evaluasi, tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan
perubahan yang diinginkan oleh seorang guru sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Objectives atau juga disebut sebagai tujuan instruksional khusus pada prinsipnya
merupakan pernyataan tujuan yang lebih operasional dan dekat dengan perilaku yang
diharapkan.
BAB VII
PARTISIPASI SISWA DALAM EVALUASI

Metode dan materi pengajaran akan menjadi lebih tepat dan efektif ketika seorang
guru telah merencanakan tujuan instruksional terlebih dahulu. Pencapaian tujuan dan
materi yang hendak disajikan kepada para siswa perlu direncanakan. Perencanaan itu
penting untuk mengatasi anggapan bahwa siapapun yang bisa bercerita, mendengar,
dan melihat pasti bisa mengajar. Tujuan pengajaran yang direncanakan lebih dahulu
oleh guru pada umumnya akan meyakinkan guru pada ketepatan tujuan.
Evaluasi bersama dapat diartikan sebagai dua orang atau lebih melakukan evaluasi
terhadap subjek atau objek yang dievaluasi dengan tujuan yang telah ditetapkan secara
bersama. Kerjasama dalam evaluasi dapat dimulai sejak menentukan tujuan hingga
pada proses menentukan nilai akhir evaluasi.

BAB VIII
TES ESAI

Salah satu kelebihan tes esai dalam evaluasi pendidikan adalah bahwa tes esai
merupakan tes yang memiliki kemampuan dalam menginterpretasi data melalui
jawaban yang diberikan oleh para siswa
Pertanyaan esai pada umumnya memberikan cara untuk mengetes penerapan asas
ilmu pengetahuan. Penguasaan asas pengetahuan memberikan dasar-dasar yang
diperlukan peserta didik ketika berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB IX
MENGONSTRUKSI TES OBJEKTIF JENIS ISIAN

Tes jawaban singkat dan tes melengkapi merupakan tes esai yang sangat
sederhana. Tes-tes ini kurang cocok untuk tes dengan sasaran pengetahuan yang
memiliki tingkatan domain lebih tinggi, seperti sintesis, aplikasi, dan evaluasi pada
ranah kognitif.
Tes jawaban singkat dan tes melengkapi dapat mentes batasan atau definisi
pengetahuan yang sering digunakan oleh para guru pendidikan umum maupun
kejuruan.
Pada kondisi tertentu, tes asosiasi juga dapat dipresentasikan dalam bentuk lain,
yaitu dengan tes penampilan yang menggunakan metode demonstrasi.

BAB X
MENGONSTRUKSI TES PILIHAN GANDA

Dengan tes pilihan, objektivitas dapat dibangun lebih baik. Kelebihan utama dari
tes pilihan adalah tes tersebut dapat mendeteksi para siswa apakah sudah menguasai
materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini oleh guru atau belum.
Seorang evaluator harus memerhatikan beberapa aturan yang perlu dipenuhi.
Aturan ini pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk mengonstruksi item betul-salah,
baik yang reguler maupun yang telah dimodifikasi.
Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item tes
menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok objektif. Bentuk fisik item tes
menjodohkan terdiri dari dua kolom yang sejajar.
Item tes menjodohkan, jika disusun secara cermat mampu mengukur pengetahuan
batasan atau terminologi. Disamping itu, item tes menjodohkan dapat mencakup
tingkat pengetahuan yang sama dengan jawaban bebas maupun item tes melengkapi.
Item tes pilihan ganda juga dipergunakan untuk mengevaluasi aplikasi
pengetahuan hasil belajar yang telah diberikan kepada siswa selama satu semester.
BAB XI
ANALISIS ITEM

Dalam mengevaliasi item, minimal ada dua aspek utama yang perlu
dipertimbangkan oleh seorang evaluator, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan item pada umumnya ditunjukkan dengan presentase siswa yang
memperoleh jawaban item benar.
Adapun formula tingkat kesulitannya yaitu sebagai berikut:
𝑅
Item kesulitan = 𝑥 100%
𝑇
Keterangan:
R : Jumlah siswa yang menjawab item benar
T : Total siswa
2. Indeks Pembeda (IP)
Menurut Barnard (1999) indeks pembeda adalah angka yang memberikan
informasi tentang pembeda secara individual, termasuk membedakan antara siswa
yang pencapaiannya tinggi dengan siswa yang pencapaiannya rendah dalam suatu tes
pencapaian hasil belajar.

Adapun formula indeks pembedanya yaitu sebagai berikut:


2 (𝑅𝑢 − 𝑅1)
IP =
𝑇
Keterangan:
IP : Indeks Pembeda item
Ru : Jumlah siswa yang menjawab benar pada grup atas
R1 : Jumlah siswa yang menjawab benar pada grup bawah
T : Total siswa
BAB XII
STATISTIKA TERAPAN DALAM EVALUASI

Statistika deskriptif memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya yaitu sebagai


berikut:
1. Menggambarkan data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk angka;
2. Meringkas data dalam bentuk gambaran;
3. Menampilkan data dalam bentuk tabel.
Kegiatan evaluasi yang termasuk analisis statistika deskriptif diantaranya
menentukan frekuensi distribusi, mean, median, mode, simpangan baku, variansi, dan
menggambarkannya dalam bentuk diagram dan tabel.

BAB XIII
ALAT UKUR NONTES

Beberapa alat ukur yang hendak diuraikan pada bab ini adalah termasuk alat ukur
nontes, seperti skala rating, bentuk laporan, dan sosiometri. Alat ukur nontes ini sangat
berguna, terutama pada evaluasi hasil pembelajaran yang berkaitan erat dengan kualitas
pribadi, dan keterampilan yang hanya tepat dievaluasi melalui penampilan sebagai efek
penguasaan dominan keterampilan. Alat ukur nontes ini juga tepat untuk menilai,
bukan saja kegiatan yang berkaitan erat dengan proses belajar mengajar, tetapi juga
banyak dipakai dalam kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan penelitian atau bentuk
proyek lain yang dilakukan dalam kaitannya dengan menajemen lembaga pendidikan.
Alat ukur nontes dengan model rating dikatakan menggunkan tipe ranking, jika alat
ukur rating tersebut mengukur karakteristik siswa yang diasosiasikan dalam grup
tunggal atau dirating dengan membandingkan satu siswa dengan siswa lain dalam
kelompoknya.
Pada alat ukur rating dengan jenis ranking, para guru sebagai evaluator mengatur
nama siswa secara berurutan, dengan mempertimbangkan status atau posisi siswa
dalam karakter spesifik yang diperlukan, misalnya tertinggi, rerata, dan terendah.
Hampir semua alat evaluasi rating, pada umumnya digunakan untuk melengkapi
alat eksplorasi data dengan menggunakan pendekatan observasi, dimana untuk
mencapai tujuan tersebut, seorang guru atau evaluator perlu melakukan pengamatan
secara intensif. Alat evaluasi rating dengan menggunakan model observasi dapat
digunakan untuk memperoleh informasi yang relevan, yang dilakukan baik oleh guru
maupun siswa.

BAB XIV
TEKNIK SOSIOMETRI

Sosiogram merupakan alat atau media yang secara teknik menunjukkan gambaran
seorang siswa yang bekerja atau berhubungan dengan siapa saja, teman dalam satu grup
atau kelas. Teknik sosiogram digunakan oleh seorang guru untuk mendaptkan beberapa
informasi penting tentang keadaan seorang siswa dalam kegiatannya yang
berhubungan dengan siswa lain di kelas atau di sekolah.
Skala jarak sosial mempunyai perbedaan, apabila dibanding dengan sosiogram.
Perbedaaan tersebut terutama dalam hal reaksi yang dicapai untuk setiap individu
dalam kelas. Pada umumnya, skala jarak sosial terdiri atas dua bagian penting yang
dipadukan dalam bentuk tabel. Kedua bagian itu, yaitu daftar pernyataan yang di-
matching atau dipadukan dengan bagian kedua, yaitu nama-nama anggota kelas.
Teknik lain juga sering digunakan guru untuk mengevaluasi adaptasi siswa dalam
kelompok siswa lainnya adalah teknik sensitivitas sosial (TSS). Tujuan penggunaan
teknik sensitivitas sosial adalah untuk membantu siswa agar memiliki perasaan lebih
sensitive terhadap interaksi sosial maupun isu-isu penting yang menjadi bagian utama
di bidang pendidikan. Implikasi dari teknik sensitivitas sosial ini penting, terutama
dalam hal kemanfaatannya menjadi bagian integral dari semua bidang ilmu, termasuk
pendidikan kejuruan.
BAB XV
PENENTUAN NILAI ATAU GRADE

Nilai akhir atau grade, walaupun secara faktual tidak mencerminkan adanya
peningkatan pembelajaran dan pengajaran seperti tersebut diatas, keberadaaan dan
penggunaannya masih relevan sampai sekarang. Grade atau skor diberikan sebagai
symbol yang mempresentsikan hasil belajar seorang siswa. Di samping itu, grade juga
merupakan symbol yang merefleksikan komunikasai evaluasi sumatif yang diberikan
guru sebagai media komunikasi dan laporan kepada orang tua, kepada sekolah, dan
apra stakeholder yang berkepentinan.
Penentuan grade dengan penilaian skor dari suatu hasil evaluasi pada prinsipnya
hamper sama. Jika penentuan grade biasanya dilakukan setelah beberapa kali evaluasi,
maka skor penilaian merupakan hasil yang dicapai siswa hanya untuk satu kali evaluasi
saja. Jika kemudian, skor penilaian didokumentasikan dan digabungkan dengan skor
evaluasi yang lain sehingga dapat digunakan ntuk menentukan grade pada akhir
semester atau kuartal.
Nilai grade mempunyai arti yang bervariasi sesuai dengan fungsi dan perannya
terhadap para pelaku yang berkepentingan. Bagi siswa, nilai menunjukkkan pencpaian
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, para siswa perlu mengetahui sistem grade dengan
baik agar mereka tetap termotivasi untuk belajar secara kontinu. Sedangkan bagi para
guru, grade mempunyai makna yang bervariasi dengan melihat skor pencapaian hasil
belajar, seorang guru akan dapat menebak dan mengatakan kamu tidak belajar ya dalam
ulangan yang lalu. Sebaliknya, seorang guru akan tersenyum dan memuji siswa untuk
belajar terus karena melihat skor hasil belajar yang menunjukkan keberhasilan dalam
ulangan.
Salah satu fokus yang harus selalu diperhatikan dalam pnentuan grade adalah
bagaimana penilaian yang diberikan mampu memberikan peluang diketahuinya
perbedaan potensi di antara individual siswa. Untuk mencapai hal itu, penilaian kertas
dan pena saja belum cukup. Hal ini dikarenakan penilaian menggunakan kertas dan
pena lebih menekankan pada aspek kognitif daripada aspek lainnya.
BAB 16
EVALUASI DIAGNOSTIK DAN REMEDI

Batasan remedi khususnya remedi dalam kelas, menurut Good (1973) merupakan
pengelompokan siswa, khusus yang dipilih yang memerlukan pengajaran lebih pada
mata pelajaran tertentu daripada siswa dalam kelas biasa.
Remedi tidak lain adalah termasuk kegiatan pengajaran yang tepat diterapkan,
hanya ketika kesulitan dasar para siswa telah diketahui. Kegiatan remedi merupakan
tindakan korektif yang diberikan kepada siswa setelah evaluasi diagnostik dilakukan.
Pertanyaan yang perlu diperhatikan oleh para guru setelah mengetahui dan
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah
pertanyaan yang menyangkut faktor penyebab apakah yang sering menjadikan
kegagalan dalam belajar? Beberapa faktor penyebabnya, yaitu faktor internal pribadi
siswa, lingkungan pribadi, dan mungkin gabungan dari keduanya, juga faktor eksternal
yang berkaitan erat dengan siswa.
BAB IV
ISI REVIEW BUKU

4.1 Ringkasan Buku


Evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan di mana tujuan tersebut
dapat dicapai. Pencapaian belajar di kelas dapat dilakukan dengan cara mengukur
melalui tingkat ketercapaian standar yang telah ditentukan dan melalui tugas-tugas
yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas. Tugas guru dalam melakukan evaluasi
adalah membantu siswa dalam mencapai tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus dari proses pendidikan yang telah ditetapkan. Agar tercapai tujuan
pendidikan yang dimaksud, seorang guru perlu bertindak secara aktif dalam membantu
setiap langkah dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar, evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
macam bentuk, yaitu tes dan nontes. Tes dibedakan menjadi tes tertulis yang
merupakan paling sering digunakan oleh seorang guru dan tes tidak tertulis atau tes
lisan. Alat nontes pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar dari siswa. Termasuk di dalamnya evaluasi sebagai upaya
mengukur peserta didik terhadap kompetensi yang dituntut kurikulum. Buku ini
mudah dipahami tetapi mudah juga opearasionalnya. Penulis memaparkan secara detail
prinsip-prinsip evaluasi pendidikan dan disertai operasional pengukuran alat evaluasi
sebagai bahan latihan yang dibutuhkan oleh calon pendidik yang telah disesuaikan
dengan kurikulum saat ini.
Dalam buku ini terdapat enam belas bab yang dibahas, meliputi evaluasi
pendidikan, peranan evaluasi pendidikan, persyaratan validasi instrumen evaluasi,
pemanfaatan realibilitas instrument, pemanfaatan model-model evaluasi, penyiapan
tujuan instruksional, partisipasi siswa dalam evaluasi, menyiapkan tes esai,
mengonstruksi tes objektif jenis isian, mengonstruksi tes pilihan ganda, analisis item,
statistika terapan dalam evaluasi, alat ukur nontes, teknik sosiometrik, penentuan nilai
atau grade, dan evaluasi diagnostik dan remidi.
Buku ini membahas secara komprehensif berbagai hal yang berkenan dengan
evaluasi pendidikan, antara lain:
1. Batasan, peran, dan persyaratan evaluasi.
2. Model evaluasi, penyiapan tujuan instruksional, dan partisipasi siswa dalam
evaluasi.
3. Macam-macam tes tertulis (tes esai, tes objektif jenis isian, tes pilihan ganda,
analisis item, dan statistika terapan untuk evaluasi).
4. Macam-macam alat ukur nontes, teknik sosiometri, dan pembuatan nilai akhir.
5. Evaluasi diagnostik dan remidi.
Buku ini sangat cocok digunakan mahasiswa pendidikan, tenaga pendidik (dosen,
guru, tutor, dan fasilitator), birokrasi, peneliti, pengamat pendidikan, tenaga pengawas
pendidikan serta tenaga kependidikan lainnya.
Kelebihan buku ini mulai dari segi fisik, sampul buku sangat menarik karena
kolaborasi antara warna serta tulisan judulnya serasi. Sehingga mudah menarik
pembaca, dan juga buku ini memiliki sedikit halaman yang efektif untuk dibawa
kemana-mana serta penggunaan kertasnya tepat. Dari segi isi, buku ini adalah buku
pertama tentang evaluasi pembelajaran yang saya baca. Buku ini bersifat praktis dalam
penyajiannya. Sehingga sangat mudah dipahami oleh pemula dalam mempelajari
terkait evaluasi pendidikan. Sangat cocok bagi pembaca yang memiliki cara belajar
visual.
Adapun kekurangan buku ini secara fisik, buku ini kurang cocok dibaca oleh
pembaca yang memiliki cara belajar kinestetik, karena kurang dikolaborasikan dengan
gambar dan warna yang indah. Dari segi isi, hanya saja intrumen penilaian dari
beberapa teknik yang masih kurang, sehingga pembaca tidak bisa membayangkan
sekilas tentang teknik tersebut, dan masih ada juga teknik penilaian yang memiliki
refrensi yang lemah sehingga kurang leluasa dalam penyajianya.
LAMPIRAN

Gambar 1. Cover Buku Gambar 2. Daftar Isi

Gambar 3. Daftar Isi Gambar 4. Daftar Isi


Gambar 5. Daftar Isi Gambar 3. Daftar Isi
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2012. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi


Aksara.
Fatori, Ach. (2015). Resensi Buku Evaluasi Pendidikan K13.
http://fatoripamekasan.blogspot.com/2015/06/resensi-buku-evaluasi-
pendidikan-k13.html [Internet]. [diunduh pada Maret 2019]

Anda mungkin juga menyukai