KEPERAWATAN ANAK
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen pengajar Ns.
Nuning Dwi Merina, S.kep., M.Kep.)
Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
1
MAKALAH ANAK
KEPERAWATAN ANAK
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen pengajar Ns.
Nuning Dwi Merina, S.kep., M.Kep.)
Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Keperawatan Anak dengan baik.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya ingin menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya dalam pembuatan makalah ini.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Memahami definisi dari penyakit ADHD
1.2.2. Mengerti tentang klasifikasi penyakit ADHD
1.2.3. Mengerti apa saja patofisiologi dan manisfestasi klinis tentang penyakit ADHD
1.2.4. Memahami apa penatalaksanaan termasuk obat-obatan penyakit ADHD
1.2.5. Mengerti cara membuat asuhan keperawatan, intervensi , dan kriteria hasil
tentang penyakit ADHD
1
1.2.6. Mengerti isu apa yang terjadi di Dunia ataupun di Indonesia dari penyakit
ADHD
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa Keperawatan
Makalah ini “Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) ”diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
1.3.2 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Makalah ini Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) diharapkan
bermanfaat untuk melakukakn perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan menejemen asuhan keperawatan.
1.3.3 Bagi Institusi Layanan Pendidikan
Makalah ini dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan materi khususnya Attention Deficit Hyperactivity
disorder (ADHD) pada anak. Tanggungajawab mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas dan, mengetahui perkembangan penyakit serta manajemen tatalaksana sangat
menjadi pertimbangan kemampuan pencapain kompetensi.
2
BAB 2
STUDI LITERATUR
2.1 Definisi
Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) adalah suatu kondisi adanya
gangguan perkembangan pada syaraf yang menyerang anak sehingga menimbulkan gangguan
baik secara akademis maupun interaksi sosial. Penyakit ini dimulai dari masa anak dan dapat
terus berkembang sampai dewasa . Gangguan ini diderita sekitar 5% anak didunia. Gejala
yang muncul pada gangguan ini adalah ketidaksesuaian perkembangan impulsif, kurangnya
kemampuan untuk mempertahankan dan memusatkan perhatian pada anak, dan terkadang
disertai hiperaktif. (Soreff, 2019) ADHD muncul dari banyak faktor seperti lingkungan,
faktor genetik, gaya hidup ibu selama kehamilan, status gizi ibu selama kehamilan. (Ellison,
et al. 2019) ADHD yang di alami dimasa kecil dapat berlanjut ketika sang anak dewasa dan
dapat menyebebakan kesulitan berinteraksi dengan orang lain, prestasi akademik yang tidak
sebanding dengan teman sebaya, dst. (Ponte, et all. 2019)
2.2 Klasifikasi
Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) dapat diklasifikasikan menjadi 3
jenis: 1. kurang perhatian, 2. Hiperaktif, 3. gabungan. dalam jenis ADHD memiliki beberapa
kriteria ADHD sebagai berikut :
2.2.1.Gangguan perhatian
6 atau lebih gejala gangguan perhatian tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 6
bulan.
a. Seringkali kali susah memusatkan perhatian terhadap hal – hal detail atau seringkali
berbuat ceroboh di sekolah, pekerjaan, atau aktifitas yang lainnya.
b. Sering kali susah mempertahankan perhatian saat melakukan pekerjaan atau
aktifitas bermain lainnya.
c. Seringkali tidak dapat mengikuti perintah yang diberikan dan gagal untuk
menyelesaikan tugas sekolah, atau tugas ditempat kerja, bukan diakibatkan karena
sikap penolakan atau tidak mengerti atas perintah yang diberikan.
d. Seringkali gagal menga-tur tugas dan aktifitas.
e. Seringkali menghindari tugas yang memerlukan usaha mental.
f. Seringkali menghilang-kan barang yang penting untuk pekerjaan dan aktifitas.
3
g. Seringkali perhatiannya gampang dialihkan.
h. Seringkali lupa akan aktifitas hariannya. (Wilkes, 2018)
2.3 Patofisiologi
4
frontralis juga berperan dalam penyebab kesulitan anak dalam mempresepsikan sesuatu (wilkes,
2018) . Manifestasi klinis pada anak dengan ADHD adalah anak kesulitan dalam memberikan
perhatian, hiperaktif, berperilaku ceroboh, tidak mendengarkan apa yang orang lain katakan,
poor organization, pelupa, melakukan gerakan yang tidak perlu, mudah marah, mengetuk-
ngetukkan kaki dan tangan pada meja, terlihat gelisah, mondar-mandir, bicara berlebih, dan
kesulitan mengontrol emosi. (Soffer, 2019)
2.4 Penatalaksanaan
Meskipun ada obat untuk ADHD, ada sejumlah pilihan pengobatan yang telah
terbukti efektif bagi beberapa anak. Strategi yang efektif termasuk pendekatan
perilaku, farmakologi, dan metode multimodal. (Yuliati,2018)
5
multimodal) memerlukan pengembangan rencana perawatan-anak tertentu
yang menggambarkan tidak hanya metode dan tujuan pengobatan,tetapi juga
termasuk sarana pemantauan dari waktu ke waktu dan rencana khusus untuk
mengikuti. Proses pengembangan hasil sasaran membutuhkan masukan-hati
dari orang tua, anak-anak, dan guru serta personil sekolah lain di mana
tersedia dan sesuai.
2.4.2 Farmakologi
2.4.2.1 Agonis Alfa- Adrenegik
Obat jenis ini digunakan untuk mengurangi hiperaktif pada anak dengan
ADHD. Guanfacine sebagai perangsang alpha 2 a- adrenoreseptor di batang
otak, mengenai dosis obat ini berdasarkan berat badan dan usia. Keefektivitas
obat ini dalam penggunaan obat jangka panjang lebih dari 9 minggu.
Clonidine obat yang dapat merangsang alpha 2 adrenoreseptor di batang otak
yang dapat mengaktifkan neuron penghambat dengan mengurangi tonus
vasomotor. kedua obat ini dapat digunakan bersamaan dengan obat stimulan
maupun monoterapi. (wilkes, 2018)
2.4.2.2 Inhibitor reuptake norepinefrin selektif (SNRI)
jenis obat yang digunakan sebagai tambahan obat stimulan, obat ini
bekerja untuk transporter norepinefrin presinatik. Pada anak ADHD denan
kecemasan makan diperlukan kombinasi stimulan atomoxetine sehingga kerja
dari stimulan dapat bekerja dengan efektif. (wilkes, 2018)
2.4.2.3 Antidepresan
Obat antidepresan digunakan terutama bagi mereka yang tidak
menanggapi stimulan, atau mereka yang memiliki gangguan berdampingan.
obat antidepresan ini bermanfaat bila dikombinasikan dengan Psikostimulan
dan SNRI, jenis dari obat ini adalah imipramine yang bekerja dengan
menghambat orepinerfrin atau serotonin (5- hydroxytryptamine), bupropion,
desipramine yang dapat meningkatkan konsentrasi sinaptik norepineprin.
(wilkes, 2018)
2.4.2.4 Stimulan
6
kategori II yang dijadwalkan FDA untuk ADHD. khasiat terapeutik dapat sangat
bervariasi antara obat, dosis, dan formulasi. Efek samping paling umum anoreksia,
gangguan tidur, kecemasan , dan agitasi pasca terapi. sebagian besar individu yang
menggunakan ADHD mengembangkan toleransi untuk efek samping dalam
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Xy adalah anak berusia 8 tahun yang diantar kedua orangtuanya ke rumah sakit untuk
berkonsultasi mengenai keadaannya. Ia duduk di kelas 2 SD, selama setahun terakhir nilai
akademis nya turun drastis, mood mudah berubah, ia menghindari sekolah, sering bermain
video game. Xy tidak bisa melakukan pekerjaan rumah yang diperintahkan orang tuanya
yang dilakukan Xy menghancurkan dan marah-marah. guru dan pembimbing Xy mengatakan
bahwa dia sering sekali lupa dengan tugas dan perintah yang diberikan. Anak sering
malakukan kesalahan seperti menjatuhkan barang, dan tidak mau meminta maaf. Suatu hari ia
diperintah ayahnya untuk mengambil barang namun ia lupa dengan perintah ayahnya. Saat
melakukan wawancara Xy mengalami kecemasan tinggi, selera humor bagus dan ekspresi
muka yang khas, ketika diminta membaca dia gelisah, wajah memerah, dan gugup. Xy sering
mengetuk-ngetukan tangan di meja dan menggoyangkan kakinya tanpa tujuan dan sering
mondar-mandir tanpa tujuan. Orang tua mengeluhkan anaknya susah untuk tidur. Sang dokter
mengatakan bahwa Xy tidak dapat fokus, mudah bosan, meninggalkan tugas yang sudah ia
mulai dan pindah ke tugas baru, dan sering melamun, mudah marah,sulit diperintahkan untuk
diam dan hiperaktif.
3.1 pengkajian
1. Data Dasar
a. Identifikasi Klien
Nama : Xy
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan :-
b. Keluhan Utama : sering lupa, kecemasan tinggi.
c. Riwayat sakit sekarang
kecemasan tinggi
hiperaktif
sering lupa dengan tugas.
sering melakukan gerakan berulang tanpa tujuan
8
mood mudah berubah
d. riwayat penyakit terdahulu: -
2) Pengkajian fungsional Kesehatan (Pola Fungsional Gordon)
a. Presepsi kesehatan -pemeliharaan kesehatan
klien merasa mudah bosan dengan tugas, dan sulit berkonsentrasi.
b. Nutrisi metabolik
a. Antropometri
TB: 145 cm
BB: 40 kg
IMT: 19.0
Interpretasi: pasien dalam rentang gizi cukup IMT 19.0
b. biomedical sign: -
c. clinical Sign:
anak terlihat hiperaktif
selalu mengerakkan kaki dan tangan tanpa sebab
Anak terlihat ketakutan
sulit menerima perintah yang di berikan
terlihat kantung mata dan mata panda
d. Diet Pattern
sebelum masuk rumah sakit pasien makan teratur 3 kali perhari dengan
porsi sepiring penuh
setelah masuk ke rumah sakit pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
sepiring penuh
Interprestasi: tidak ada gangguan intake nutrisi pada pasien
e. Eliminasi
pola BAK:
Frekuensi :5-6x/ hari
b. Jumlah : 100 cc/ tiap BAK
c. Warna : kuning pekat
d. Alat bantu : tanpa alat
e. Kemandirian : mandiri
Pola eliminasi BAB
a. Frekuensi : 1 kali/ hari
b. Jumlah : kurang lebih 200 cc
9
c. Konsistensi : padat
d. Bau : bau khas
e. Warna : kuning
f. Alat bantu : tanpa alat
g. Kemandirian : mandiri
interpretasi: tidak mengalami gangguan eliminasi
f. Aktivitas dan latihan
Sebelum masuk rumah sakit pasien melakukan aktivitasnya sebagai pelajar
setalh masuk rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitasnya sebagai
pelajar
Makan/ Minum ˅
Toileting ˅
Berpakaian ˅
Berpindah ˅
Ambulasi ˅
10
Pasien tidak mengalami gangguan pengelihatan, penciuman, pendengaran,
pengecapan, dan perabaan
Gambaran diri:
Identitas diri:
Peran diri:
Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk, kepala simetris, dan sebaran rambut normal.
b. mata
11
reaksi pupil terhadap cahata : mengecil
c. Hidung
Hidung
Inspeksi : Simetris
Mukosa : kering
d. Mulut
Inspeksi :
b. mukosa kering
c. bibir pucat
e. Telinga
Inpeski : Normal
f. Dada
Paru-paru:
12
I: Simetris, perkembangan dada kanan kiri sama
P: suara sonor
g. Jantung
P: Suara redup
h. Kulit
i. Abdomen
P: timpani kuadran 1, 2, 3, 4.
j. Gastrointestinal
k. Ekstremitas
I; Tidak ada lesi, tidak ada gangguan ekstremitas, tidak ada odem.
l. Urogenital
13
I: Warna urin kuning cerah.
m. Punggung
I:Tidak ada bekas operasi, kulit warna sawo matang, tidak ada lesi.
lain. inatensi
↓
aktivitas tidak
terkontrol
↓
keluyuran
14
Otak frontalis lebih
DO: kecil
- terlihat gelisah
↓
- wajah tegang
ADHD
- kontak mata yang buruk
- wajah memerah ↓
- terlihat gugup Imlusif,
hiperaktifitas, dan
inatensi
gelisah
↓
ansietas
15
3. DS : Perubahan fisiologi Gangguan Memori
- orang tua mengatakan sering sekali
↓
lupa tugas sekolah
Otak frontalis lebih
- orang tua mengatakan sering sekali
kecil
lupa dengan perintah yang diberikan
- orang tua mengatakan tidak mampu ↓
melakukan pekerjaan rumah yang biasa ADHD
dia lakukan
↓
gangguan
neurotransmiter
↓
Kesulitan fokus
↓
kesulitan menerima
informasi
↓
hambatan memori
16
sering terbangun ketika tidur
↓
Gangguan
DO:
mekanisme emosi
palpera terlihat hitam
terdapat kantung mata ↓
tidur 3- 4 jam dan siang hari 1-2
jam mood yang sulit
terkendali
↓
Ketidakefektifan
kontrol implus
Diagnosa
1. Keluyuran bd hiperaktivitas dd gangguan psikologis
2. Gangguan Memori bd perubahan pola tidur dd. palpera menghitam dan ada kantung
mata
3. Ansietas b.d gelisah d.d insomnia
4. Hambatan Pengelolaan Mood b.d gangguan fungsi sosial d.d kesulitan berinteraksi
dengan orang lain
17
masalah pada memisahkan 2. agar aktivitas fisik
anak dapat teratasi anak dengan anak dapat terkontrol
dengan kriteria kelompok anak dan tidak terlalu aktif
hasil yang hiperaktiv 3. untuk
1. Sulit dan membuat memudahkan anak
melakukan tugas masalah) dalam melakukan
dipertahankan 2. Pertahankan tugas dan anak lebih
dalam 1 (berat) di jadwal rutin fokus pada tugas
tingkatkan pada 4 yang melibatkan yang di berikan
(ringan) struktur waktu
2. tidak mampu yang seimbang 4. memudahkan anak
fokus dalam dan waktu dalam melakukan
mengerjakan tenang tugas dan
tugas di 3. memberikan meningkatkan
pertahankan pada bantuan kepada pemahaman anak
skala 1 (berat) di anak jika 5. agar sang anak
tingkatkan pada 4 diperukan ketika semakin termotivasi
(ringan) anak untuk melakukan
menyelesaikan pengontrolan emosi
3. Sangat pelupa tugas
di pertahankan
pada skala 1
4. berikan
(berat) di
intruksi dengan
tingkatkan pada 4
beberapa
(ringan)
langkah dengan
4. perilaku
sederhana
berlebihan di
pertahanan pada
skala 1 (berat) di
tingkatkan pada 4
(ringan) 5. memberikan
pujian pada anak
18
dan usaha untuk
mengontrol diri
19
informasi yang
sudah lama secara
akurat skala 1
(sangat terganggu)
di pertahankan
pada skala 4
(sebagian besar
adekuat)
20
presepsi, dan
ketakutan
6.ajarkan untuk
menggunakan
teknik relaksasi
21
kepada kerabat
dekat atau
keluarga tentang
mendapatkan
informasi
- tingkatkan
aktifitas fisik
dengan cara yg
tepat
3.3 Pathway
Perubahan fisiologi
↓
Otak frontalis lebih kecil
↓
ADHD ↓
gangguan
↓
neurotransmiter
ansietas Imlusif, hiperaktifitas, dan inatensi
↓
Gangguan ↓
Kesulitan fokus
mekanisme aktivitas tidak terkontrol
emosi ↓
↓
kesulitan
↓ keluyuran
menerima
mood yang sulit informasi
terkendali
↓
↓ hambatan
Ketidakefektifa memori
n kontrol
implus
22
3.4 Pendidikan Kesehatan
“ADHD”
Kelas C 2017
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
23
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : ADHD
Waktu : 30 menit
I. Analisa Data
Berdasarkan hasil screening di kota tanggerang 10 oktober 2019 ada 16 anak yang
ADHD mengalami insomnia, maka dari itu dilakukan penyuluhan mengenai
pengurangan/ pengobatan terhadap insomnia yang di alami oleh anak dengan ADHD.
B. Karakteristik Peserta Didik
Orang tua dari anak yang mengidap ADHD
24
1. Faktor-Faktor Penyebab dan Faktor yang berkontribusi.
b) Gejala ADHD.
c) Pengertian insomnia..
d) Pencegahan Insomnia.
V. Metode
leaflet
VII. Kegiatan Penyuluhan (Teori Health Promotion Models Nola J. Pender)
25
1. Pembukaan
· Memberikan salam · Menjawab salam
5 menit
26
2. Inti
· Menanyakan keadaan orangtua · Menjawab
20 menit
klien dengan anak penyandang pertanyaan
ADHD penyuluhan
· Memperkenalkan tentang
insomnia anak dengan ADHD.
· Menjelaskan penanganan
insomnia pada anak dengan ADHD
2. Gejala ADHD.
5. PengertianSleep Hygiene.
27
· Memberikan edukasi dan
diskusi dengan model dua arah,
agar komitmen dan tindakan dari
orang tua untuk menerapkan sleep
Hygiene pada anak ADHD
28
3. Penutup
· Evaluasi · Menjawab
5 menit
pertanyaan
· Menanyakan penerapan sleep
hygiene pada anak dengan ADHD · Memperhatikan
VIII. Evaluasi
IX. Referensi
Allender J. A dan B. W. Spradley. 2005. Community Health Nursing: Promoting
and Protecting the Public Health 6th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins.
29
Cortese, S. Angriman, M. 2017. Treatment of sleep disorder in youth with ADHD: what is
the evidence from randomised controlled trials and how should the field move
forward?. Taylor & francis Group. 17 (6): 525-527
Scriberras, E. Mulraney, M. Mensah, F. Oberklaid, F. Efron, D. Hiscock, H. 2018.
Sustained impact of a sleep intervention and moderators of treatement outcome for
childern with ADHD: a randomised controlled trial. Cambridge University Press. : 1-10
Materi Penyuluhan
b) Gejala ADHD.
Gejala ADHD ini bisa berbeda pada setiap anak. Seringkali seorang anak harus menjalani
serangkaian proses evaluasi dan tes yang dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah ia
mengidap ADHD atau tidak. Dilansir dari healthline.com, gejala ADHD bisa mulai muncul
saat seorang anak mencapai usia 7 tahun. Secara umum, gejala ADHD pada anak itu meliputi
14 hal ini. Yuk, moms pahami satu per satu.
1. Hanya Fokus pada Diri Sendiri
Salah satu gejala umum ADHD adalah tidak mampu mengenali atau memahami kebutuhan
orang lain. Cenderung hanya fokus pada diri sendiri, cuma menuruti kemauan sendiri.
30
2. Suka Mengganggu
Anak dengan ADHD seringkali mengganggu orang lain. Seperti menyela obrolan atau
mengikuti permainan yang dilakukan oleh orang lain.
3. Nggak Sabar Menunggu Giliran
Menunggu merupakan kegiatan yang paling dibenci. Saat antre atau menunggu giliran,
seorang anak ADHD dikenal nggak sabaran.
4. Gampang Rewel
Saat masih kecil, sering tantrum atau rewel berlebihan. Ia juga sulit mengendalikan emosinya
dan gampang marah tanpa alasan yang jelas.
5. Gampang Gelisah
Anak dengan ADHD susah sekali disuruh duduk diam. Dia gampang sekali gelisah dan
nggak bisa tenang.
6. Susah Bermain dengan Tenang
Bermain dengan tenang sangat sulit dilakukan anak dengan ADHD.
31
11. Sering Melamun
Anak dengan ADHD nggak selalu tipe yang suka bikin ribut atau bikin onar. Gejala lain
ADHD adalah lebih pendiam dan sering menghindari teman-temannya. Ia cenderung lebih
suka melamun dan mengabaikan semua hal yang terjadi di sekelilingnya.
13. Pelupa
Dia gampang lupa dengan PR, tugas sekolah, dan sebagainya. Bahkan bisa lupa dengan
barang-barang yang dimilikinya, seperti mainannya.
c) Pengertian insomnia..
Insomnia adalah kondisi anak mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak
dapat tidur cukup lama sesuai waktu yang dibutuhkan. Insomnia biasanya terjadi pada
orang dewasa tetapi anak juga dapat mengalami insomnia. Penyebab anak susah tidur
biasanya, takut tidur sendiri, tidak mau tidur, stress,kafein,trauma, dan efek samping
obat, penyakit yang mendasari seperti asma, autisme, dan sindrom asperger.
d) Pencegahan Insomnia.
Tetapkan jam tidur bagi anak setiap harinya. Tidur dalam waktu yang sama setiap
waktunya membuat pikiran anak terbiasa untuk tidur lebih mudah. Waktu tidur
anak usia 2-6 tahun sebanyak 11-13 jam , untuk anak usia 6-10 tahun 10-11 jam.
Ciptakan kamar tidur yang aman dan nyaman (tidak meletakkan barang elektronik
atau gadget di kamar)
32
Biasakan prepare sebelum tidur, seperti mencuci kaki, tangan, muka, menggosok gigi,
BAK, berdoa, dll
Jika anak 10-20 menit tidak bisa tidur, coba tanykan kepada anak alasan anak tersebut
tidak ingin tidur
Merupakan identifikasi dan modifikasi perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi tidur.
Seperti melalui metode perilaku, lingkungan, diet, dan olahraga metode ini memiliki motede
yang menjadikan pasien lebih releks untuk dapat tidur dengan nyaman dan tenang.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ponte, D. B. Quinte. GC. Cruz. S. Grellert. M. Santos. I. S. 2019. Dietary Patterns and
attention deficit/ gyperactivity disorder (ADHD) : A sistematic review and meta analysis. J
Affct Disord. : 160-173.
Quimila A. 2018. berbagai penyeban anak kecil mengalami insomnia alias sulit tidur.
hallosehat. https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/penyebab-anak-susah-tidur-
insomnia/
Nami, Torabi. Sleep Hygiene TheGateway for Efficient Sleep: A BriefReview. 2011.
[cited: 2013December 20]. Available fromhttp://www.webmedcentral.com
Selekta, Mayang Cendikia. “Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak
Usia 2 Tahun.” Jurnal Medula Vol. 1, no. 3 (2013).
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/109.
34
Yonafiandi., Syarif I. 2009 Perubahan Neuroanatomi Sebagai Penyebab ADHD. Vol 33 (2).
Majalah kedokteran andalas
Spencer TJ. Issues in the management of patients with complex ADHD symptoms.J Pediatr
2009; 154: S4-S12.
Sugiarmin, Mohamad. “Bahan Ajar: Anak Dengan ADHD.” Bandung :PLB, 2007.
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/.../
ADHD.pdf.
35