Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH MATA KULIAH ANAK

KEPERAWATAN ANAK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen pengajar Ns.
Nuning Dwi Merina, S.kep., M.Kep.)

Oleh :

Lelyana Septia Damayanti NIM 17231010128

Mifta Maslihatun Lutfiya NIM 172310101158

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

1
MAKALAH ANAK

KEPERAWATAN ANAK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen pengajar Ns.
Nuning Dwi Merina, S.kep., M.Kep.)

Oleh :

Lelyana Septia Damayanti NIM 17231010128

Mifta Maslihatun Lutfiya NIM 172310101158

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Keperawatan Anak dengan baik.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya ingin menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya menyadari sepenuhnya


bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
supaya saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 4 Oktober 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB 2 ........................................................................................................................................ 3
STUDI LITERATUR................................................................................................................. 3
2.1 Definisi ............................................................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi......................................................................................................................... 3
2.2.1.Gangguan perhatian ................................................................................................... 3
2.2.2Gangguan hiperaktif/ impulsif .................................................................................... 4
2.2.3 Gangguan Lainnya/ gabungan ................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi ......................................................................................................................... 4
2.4 Penatalaksanaan ................................................................................................................... 5
2.4.1 Non Farmako ............................................................................................................. 5
2.4.2 Farmakologi ............................................................................................................... 6
2.4.2.4 Stimulan ......................................................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 8
ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................................... 8
Kasus ...................................................................................................................................... 8
3.1 pengkajian ............................................................................................................................ 8
3.2 Analisa Data ................................................................................................................... 14
3.3 Pathway .......................................................................................................................... 22
3.4 Pendidikan Kesehatan .................................................................................................... 23

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) adalah suatu kondisi adanya
gangguan perkembangan pada syaraf yang menyerang anak. Gangguan ini diderita sekitar 5%
anak didunia. Gejala yang muncul pada gangguan ini adalah ketidaksesuaian perkembangan
impulsif, kurangnya kemampuan untuk mempertahankan dan memusatkan perhatian pada
anak, dan terkadang disertai hiperaktif. (Soreff, 2019) ADHD muncul dari banyak faktor
seperti lingkungan, faktor genetik, gaya hidup ibu selama kehamilan, status gizi ibu selama
kehamilan. (Ellison, et al. 2019)
Di Amerika Serikat angka kejadian ADHD pada anak-anak sekitar 3-7 %. dan sekitar 50-
60% anak yang mengalami gangguan DSM-5 dengan ciri-ciri anak mengalami gangguan
belajar, selalu mengerakkan kaki dan tangan, gangguan anti sosial, kecemasan yang tidak
terkontrol, ataupun gangguan lain. Pada penderita ADHD didapatkan volume otak yang lebih
kecil dibandingkan dengan anak yang seusia dengannya. Penelitian terhadap penderita
ADHD dibandingkan dengan saudaranya yang tidak menderita ADHD didapatkan penurunan
volume otak sebesar 4%. Sedangkan volume otak saudara penderita ADHD dibandingkan
dengan individu yang tidak memiliki riwayat keluarga ADHD, didapatkan volume otak
mereka yang memiliki riwayat keluarga ADHD 3,4% lebih kecil. Pemeriksaan volume otak
tersebut menemukan penurunan volume pada kortek frontalis, ganglia basalis dan serebelum
pada penderita ADHD. Bagian – bagian otak tersebut berperan didalam pengaturan aktivitas,
perhatian dan emosi secara baik. Karena itu, gangguan yang terjadi pada penderita ADHD
diduga sebagai akibat dari terjadinya perubahan pada bagian – bagian otak tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1. Memahami definisi dari penyakit ADHD
1.2.2. Mengerti tentang klasifikasi penyakit ADHD
1.2.3. Mengerti apa saja patofisiologi dan manisfestasi klinis tentang penyakit ADHD
1.2.4. Memahami apa penatalaksanaan termasuk obat-obatan penyakit ADHD
1.2.5. Mengerti cara membuat asuhan keperawatan, intervensi , dan kriteria hasil
tentang penyakit ADHD

1
1.2.6. Mengerti isu apa yang terjadi di Dunia ataupun di Indonesia dari penyakit
ADHD

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa Keperawatan
Makalah ini “Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) ”diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
1.3.2 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Makalah ini Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) diharapkan
bermanfaat untuk melakukakn perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan menejemen asuhan keperawatan.
1.3.3 Bagi Institusi Layanan Pendidikan
Makalah ini dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan materi khususnya Attention Deficit Hyperactivity
disorder (ADHD) pada anak. Tanggungajawab mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas dan, mengetahui perkembangan penyakit serta manajemen tatalaksana sangat
menjadi pertimbangan kemampuan pencapain kompetensi.

2
BAB 2

STUDI LITERATUR

2.1 Definisi
Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) adalah suatu kondisi adanya
gangguan perkembangan pada syaraf yang menyerang anak sehingga menimbulkan gangguan
baik secara akademis maupun interaksi sosial. Penyakit ini dimulai dari masa anak dan dapat
terus berkembang sampai dewasa . Gangguan ini diderita sekitar 5% anak didunia. Gejala
yang muncul pada gangguan ini adalah ketidaksesuaian perkembangan impulsif, kurangnya
kemampuan untuk mempertahankan dan memusatkan perhatian pada anak, dan terkadang
disertai hiperaktif. (Soreff, 2019) ADHD muncul dari banyak faktor seperti lingkungan,
faktor genetik, gaya hidup ibu selama kehamilan, status gizi ibu selama kehamilan. (Ellison,
et al. 2019) ADHD yang di alami dimasa kecil dapat berlanjut ketika sang anak dewasa dan
dapat menyebebakan kesulitan berinteraksi dengan orang lain, prestasi akademik yang tidak
sebanding dengan teman sebaya, dst. (Ponte, et all. 2019)

2.2 Klasifikasi
Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) dapat diklasifikasikan menjadi 3
jenis: 1. kurang perhatian, 2. Hiperaktif, 3. gabungan. dalam jenis ADHD memiliki beberapa
kriteria ADHD sebagai berikut :

2.2.1.Gangguan perhatian
6 atau lebih gejala gangguan perhatian tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 6
bulan.
a. Seringkali kali susah memusatkan perhatian terhadap hal – hal detail atau seringkali
berbuat ceroboh di sekolah, pekerjaan, atau aktifitas yang lainnya.
b. Sering kali susah mempertahankan perhatian saat melakukan pekerjaan atau
aktifitas bermain lainnya.
c. Seringkali tidak dapat mengikuti perintah yang diberikan dan gagal untuk
menyelesaikan tugas sekolah, atau tugas ditempat kerja, bukan diakibatkan karena
sikap penolakan atau tidak mengerti atas perintah yang diberikan.
d. Seringkali gagal menga-tur tugas dan aktifitas.
e. Seringkali menghindari tugas yang memerlukan usaha mental.
f. Seringkali menghilang-kan barang yang penting untuk pekerjaan dan aktifitas.

3
g. Seringkali perhatiannya gampang dialihkan.
h. Seringkali lupa akan aktifitas hariannya. (Wilkes, 2018)

2.2.2Gangguan hiperaktif/ impulsif


sebanyak 6 atau lebih gejala hiperaktif-impisif tersebut berlangsung sekurang-
kurangnya 6 bulan.

a. Seringkali tampak memainkan tangan dan kaki saat duduk.


b. Seringkali meninggalkan sebelum waktu bubaran.
c. Seringkali berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak sesuai.
d. Seringkali berbuat suara gaduh saat bermain.
e. Sering tampak seolah – olah mengendarai motor.
f. Seringkali berbicara banyak.
g. Seringkali menjawab sebelum pertanyaan tersebut selesai diajukan.
h. Seringkali tampak gelisah saat menunggu giliran.
i. Sering kali menyela atau menganggu teman yang lain. (wilkes, 2018)

2.2.3 Gangguan Lainnya/ gabungan


a. Gejala hiperaktif-impulsif atau gejala gangguan perhatian tersebut telah terjadi
sebelum berusia 7 tahun
b. Gangguan akibat gejala tersebut terjadi di dua tempat (sekolah atau dirumah)
c. Terdapat bukti nyata secara klinis gangguan sosial, akademis, dan pekerjaan. Gejala
tersebut terjadi bukan akibat kelainan perkembangan mental pervasif, skizofrenia,
atau kelainan psikotik dan gangguan mental yang lainnya (gangguan mood, gangguan
ansietas, gangguan. (wilkes, 2018)

2.3 Patofisiologi

Pada Penderita Attention Deficit Hyperactivity disorder (ADHD) dengan dilakukan


pemeriksaan menggunakan CT scan dan MRI meunjukkan adanya perubahan volume otak
terutama pada bagian korteks frontalis, ganglia basalis, dan serebrum yang lebih kecil
dibandingkan teman sebayanya yang tidak mengalami ADHD. (Yonafiandi, Syarif.
2009) Korteks prefrontal memiliki fungsi mendukung dalam konsentrasi/ gairah dalam
menjalankan tugasnya. Pada anak dengan ADHD memiliki gangguan pada katekolamin dan
neurotransmiter yang bekerja di lobus frontal. Selain mengalami pengecilan lobus frontalis juga
mengalami penipisan. Selain itu juga ada peran serta 5- hydroxytryptamine (5-HT) pada daerah

4
frontralis juga berperan dalam penyebab kesulitan anak dalam mempresepsikan sesuatu (wilkes,
2018) . Manifestasi klinis pada anak dengan ADHD adalah anak kesulitan dalam memberikan
perhatian, hiperaktif, berperilaku ceroboh, tidak mendengarkan apa yang orang lain katakan,
poor organization, pelupa, melakukan gerakan yang tidak perlu, mudah marah, mengetuk-
ngetukkan kaki dan tangan pada meja, terlihat gelisah, mondar-mandir, bicara berlebih, dan
kesulitan mengontrol emosi. (Soffer, 2019)

2.4 Penatalaksanaan

Meskipun ada obat untuk ADHD, ada sejumlah pilihan pengobatan yang telah
terbukti efektif bagi beberapa anak. Strategi yang efektif termasuk pendekatan
perilaku, farmakologi, dan metode multimodal. (Yuliati,2018)

2.4.1 Non Farmako


1. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku mempunyai tujuan bersama memodifikasi
lingkungan fisik dan sosial untuk mengubah atau mengubah perilaku.
(hartiningsih.2013) Mereka digunakan dalam pengobatan ADHD untuk
memberikan struktur untuk anak dan untuk memperkuat perilaku yang sesuai.
Jenis pendekatan perilaku meliputi pelatihan perilaku wali murid serta
pendidik (keduanya diajarkan keterampilan manajemen anak), program
sistematis manajemen kontingensi (misalnya penguatan positif, “waktu
menyendiri,” biaya respon, dan token economy) ,terapi perilaku klinis
(training dalam pemecahan masalah dan keterampilan sosial), dan pengobatan
kognitif-perilaku (misalnya, self-monitoring, verbal diri instruksi,
pengembangan strategi pemecahan masalah, self-reinforcement).
(Yuliati,2018)
2. Pendekatan Multimodal
Penggunaan pendekatan gabungan, seperti intervensi perilaku, kombinasi
obat-obatan, interaaksi orangtua-anak, perilaku dengan sekolah, mengurangi
kecemasan dan perilaku oposisi. Perilaku multimodal sangar efektif dalam
meningkatkan keterampilan sosial bagi siswa yang berasal dari lingkungan
stress tinggi seperti anak ADHD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis
obat yang lebih rendah efektif dalam perawatan multimodal. Laporan AAP
menekankan bahwa pengobatan ADHD (apakah perilaku, farmakologis, atau

5
multimodal) memerlukan pengembangan rencana perawatan-anak tertentu
yang menggambarkan tidak hanya metode dan tujuan pengobatan,tetapi juga
termasuk sarana pemantauan dari waktu ke waktu dan rencana khusus untuk
mengikuti. Proses pengembangan hasil sasaran membutuhkan masukan-hati
dari orang tua, anak-anak, dan guru serta personil sekolah lain di mana
tersedia dan sesuai.

2.4.2 Farmakologi
2.4.2.1 Agonis Alfa- Adrenegik
Obat jenis ini digunakan untuk mengurangi hiperaktif pada anak dengan
ADHD. Guanfacine sebagai perangsang alpha 2 a- adrenoreseptor di batang
otak, mengenai dosis obat ini berdasarkan berat badan dan usia. Keefektivitas
obat ini dalam penggunaan obat jangka panjang lebih dari 9 minggu.
Clonidine obat yang dapat merangsang alpha 2 adrenoreseptor di batang otak
yang dapat mengaktifkan neuron penghambat dengan mengurangi tonus
vasomotor. kedua obat ini dapat digunakan bersamaan dengan obat stimulan
maupun monoterapi. (wilkes, 2018)
2.4.2.2 Inhibitor reuptake norepinefrin selektif (SNRI)
jenis obat yang digunakan sebagai tambahan obat stimulan, obat ini
bekerja untuk transporter norepinefrin presinatik. Pada anak ADHD denan
kecemasan makan diperlukan kombinasi stimulan atomoxetine sehingga kerja
dari stimulan dapat bekerja dengan efektif. (wilkes, 2018)
2.4.2.3 Antidepresan
Obat antidepresan digunakan terutama bagi mereka yang tidak
menanggapi stimulan, atau mereka yang memiliki gangguan berdampingan.
obat antidepresan ini bermanfaat bila dikombinasikan dengan Psikostimulan
dan SNRI, jenis dari obat ini adalah imipramine yang bekerja dengan
menghambat orepinerfrin atau serotonin (5- hydroxytryptamine), bupropion,
desipramine yang dapat meningkatkan konsentrasi sinaptik norepineprin.
(wilkes, 2018)

2.4.2.4 Stimulan

Psikostimulan merangsang penurunan aktivitasi dari tingkat emosi yang


tinggi. spektrum efikasi terapeutik dan efek samping dari semua psikostimulan

6
kategori II yang dijadwalkan FDA untuk ADHD. khasiat terapeutik dapat sangat
bervariasi antara obat, dosis, dan formulasi. Efek samping paling umum anoreksia,
gangguan tidur, kecemasan , dan agitasi pasca terapi. sebagian besar individu yang
menggunakan ADHD mengembangkan toleransi untuk efek samping dalam

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Xy adalah anak berusia 8 tahun yang diantar kedua orangtuanya ke rumah sakit untuk
berkonsultasi mengenai keadaannya. Ia duduk di kelas 2 SD, selama setahun terakhir nilai
akademis nya turun drastis, mood mudah berubah, ia menghindari sekolah, sering bermain
video game. Xy tidak bisa melakukan pekerjaan rumah yang diperintahkan orang tuanya
yang dilakukan Xy menghancurkan dan marah-marah. guru dan pembimbing Xy mengatakan
bahwa dia sering sekali lupa dengan tugas dan perintah yang diberikan. Anak sering
malakukan kesalahan seperti menjatuhkan barang, dan tidak mau meminta maaf. Suatu hari ia
diperintah ayahnya untuk mengambil barang namun ia lupa dengan perintah ayahnya. Saat
melakukan wawancara Xy mengalami kecemasan tinggi, selera humor bagus dan ekspresi
muka yang khas, ketika diminta membaca dia gelisah, wajah memerah, dan gugup. Xy sering
mengetuk-ngetukan tangan di meja dan menggoyangkan kakinya tanpa tujuan dan sering
mondar-mandir tanpa tujuan. Orang tua mengeluhkan anaknya susah untuk tidur. Sang dokter
mengatakan bahwa Xy tidak dapat fokus, mudah bosan, meninggalkan tugas yang sudah ia
mulai dan pindah ke tugas baru, dan sering melamun, mudah marah,sulit diperintahkan untuk
diam dan hiperaktif.

3.1 pengkajian

1. Data Dasar
a. Identifikasi Klien
Nama : Xy
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan :-
b. Keluhan Utama : sering lupa, kecemasan tinggi.
c. Riwayat sakit sekarang
 kecemasan tinggi
 hiperaktif
 sering lupa dengan tugas.
 sering melakukan gerakan berulang tanpa tujuan

8
 mood mudah berubah
d. riwayat penyakit terdahulu: -
2) Pengkajian fungsional Kesehatan (Pola Fungsional Gordon)
a. Presepsi kesehatan -pemeliharaan kesehatan
klien merasa mudah bosan dengan tugas, dan sulit berkonsentrasi.
b. Nutrisi metabolik
a. Antropometri
TB: 145 cm
BB: 40 kg
IMT: 19.0
Interpretasi: pasien dalam rentang gizi cukup IMT 19.0
b. biomedical sign: -
c. clinical Sign:
anak terlihat hiperaktif
selalu mengerakkan kaki dan tangan tanpa sebab
Anak terlihat ketakutan
sulit menerima perintah yang di berikan
terlihat kantung mata dan mata panda
d. Diet Pattern
 sebelum masuk rumah sakit pasien makan teratur 3 kali perhari dengan
porsi sepiring penuh
 setelah masuk ke rumah sakit pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
sepiring penuh
Interprestasi: tidak ada gangguan intake nutrisi pada pasien
e. Eliminasi
pola BAK:
Frekuensi :5-6x/ hari
b. Jumlah : 100 cc/ tiap BAK
c. Warna : kuning pekat
d. Alat bantu : tanpa alat
e. Kemandirian : mandiri
Pola eliminasi BAB
a. Frekuensi : 1 kali/ hari
b. Jumlah : kurang lebih 200 cc

9
c. Konsistensi : padat
d. Bau : bau khas
e. Warna : kuning
f. Alat bantu : tanpa alat
g. Kemandirian : mandiri
interpretasi: tidak mengalami gangguan eliminasi
f. Aktivitas dan latihan
Sebelum masuk rumah sakit pasien melakukan aktivitasnya sebagai pelajar
setalh masuk rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitasnya sebagai
pelajar

Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/ Minum ˅

Toileting ˅

Berpakaian ˅

Mobilitas di tempat tidur ˅

Berpindah ˅

Ambulasi ˅

KEt: 0 : Ketergantungan total, 1: di bantu petugas dan alat: 2: di bantu


petugas: 3: dibantu alat, 4: mandiri
g. Istirahat tidur
pasien tidur : kesulitan memulai tidur dan tidur ±3-4 jam di malam hari dan
1-2 jam di siang hari
h. presepsi kognitif

fungsi kognitif dan memori

pasien mengalami gangguan yang ditandai dengan kurang fokusnya individu


pada tugas dan gangguan berinteraksi dengan orang lain, mudah lupa dan
hiperaktif.

Fungsi dan keadaan indera:

10
Pasien tidak mengalami gangguan pengelihatan, penciuman, pendengaran,
pengecapan, dan perabaan

Interpretasi: pasien mengalami gangguan kognitif dan memori

a. Presepsi diri dan konsep diri

Gambaran diri:

Identitas diri:

Peran diri:

1) Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala dan rambut

Kepala: Kepala anak lebih kecil dibandingkan usianya 47 cm

Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk, kepala simetris, dan sebaran rambut normal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Kulit rambut : bersih, tidak ada ketombe

b. mata

inspeksi : terlihat normal, simetris.

Palpasi : tidak ada benjolan

pelpera : terdapat lingkaran hitam

Sclera : tidak ecterus

conjungtiva : tidak anemis

11
reaksi pupil terhadap cahata : mengecil

c. Hidung

Hidung

Inspeksi : Simetris

Warna kulit : coklat

Pembengkakan : tidak ada pembengkakan

Mukosa : kering

Pendarahan : tidak ada

Keadaan hidung : bersih

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

d. Mulut

Inspeksi :

a gusi normal, tidak berdarah

b. mukosa kering

c. bibir pucat

e. Telinga

Inpeski : Normal

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Keadaan telinga : bersih

f. Dada

Paru-paru:

12
I: Simetris, perkembangan dada kanan kiri sama

P: vocal fremitus terdengar sama keras

P: suara sonor

g. Jantung

P: Ictus kordis teraba

P: Suara redup

A: Bunyi jantung teratur kuat, HR:100 x/ menit

h. Kulit

I: kulit terlihat pucat dan berkerut

P: kulit terasa kering, turgor lambat, CRT 3 detik

i. Abdomen

I: bentuk abdomen membesar

A: Peristalik usus 12x/ menit

P: timpani kuadran 1, 2, 3, 4.

P: Tidak ada nyeri tekan,

j. Gastrointestinal

asupan nutrisi terpenuhi: bising usus 12 x/ menit.

k. Ekstremitas

I; Tidak ada lesi, tidak ada gangguan ekstremitas, tidak ada odem.

P: tidak ada nyeri tekan

l. Urogenital

13
I: Warna urin kuning cerah.

m. Punggung

I:Tidak ada bekas operasi, kulit warna sawo matang, tidak ada lesi.

P: tidak ada nyeri tekan

3.2 Analisa Data

No. Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS : Perubahan fisiologi Keluyuran


-orang tua klien mengatakan anak

melakukan perilaku sembrono
Otak frontalis lebih
kecil
DO:
-klien sulit menghentikan gerakan ↓
meskipun sudah perintah berhenti ADHD
- klien sering melakukan gerakan tanpa
tujuan ↓

- klien mengatakan anak sering Imlusif,

berpindah dari 1 tempat ke tempat yang hiperaktifitas, dan

lain. inatensi


aktivitas tidak
terkontrol


keluyuran

2. DS: Perubahan fisiologi Ansietas


- orang tua klien mengatakan bahwa

anak sulit tidur

14
Otak frontalis lebih
DO: kecil
- terlihat gelisah

- wajah tegang
ADHD
- kontak mata yang buruk
- wajah memerah ↓
- terlihat gugup Imlusif,
hiperaktifitas, dan
inatensi
gelisah


ansietas

15
3. DS : Perubahan fisiologi Gangguan Memori
- orang tua mengatakan sering sekali

lupa tugas sekolah
Otak frontalis lebih
- orang tua mengatakan sering sekali
kecil
lupa dengan perintah yang diberikan
- orang tua mengatakan tidak mampu ↓
melakukan pekerjaan rumah yang biasa ADHD
dia lakukan

gangguan
neurotransmiter


Kesulitan fokus


kesulitan menerima
informasi


hambatan memori

4. DS : Perubahan fisiologi Ketidakefektifan


 dokter mengatakan bahwa Xy kontrol implus

tidak dapat fokus, mudah bosan,
Otak frontalis lebih
meninggalkan tugas yang sudah
kecil
ia mulai dan pindah ke tugas
baru ↓
 orang tua mengatakan anaknya ADHD
kesulitan memulai tidur dan

16
sering terbangun ketika tidur

Gangguan
DO:
mekanisme emosi
 palpera terlihat hitam
 terdapat kantung mata ↓
 tidur 3- 4 jam dan siang hari 1-2
jam mood yang sulit
terkendali


Ketidakefektifan
kontrol implus

Diagnosa
1. Keluyuran bd hiperaktivitas dd gangguan psikologis
2. Gangguan Memori bd perubahan pola tidur dd. palpera menghitam dan ada kantung
mata
3. Ansietas b.d gelisah d.d insomnia
4. Hambatan Pengelolaan Mood b.d gangguan fungsi sosial d.d kesulitan berinteraksi
dengan orang lain

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi (NIC) Rasional Para


. Kriteria hasil f
(NOC)

1. Keluyuran bd (NOC) 1. monitor dan 1. untuk mengetahui


hiperaktivitas dd Setelah dilakukan atur level keaktifan anak dan
gangguan asuhan aktivitas serta menghindari anak
psikologis keperawatan stimuli semakin hiperaktif
selama 7x24 jam berlebihan
diharapkan (misal

17
masalah pada memisahkan 2. agar aktivitas fisik
anak dapat teratasi anak dengan anak dapat terkontrol
dengan kriteria kelompok anak dan tidak terlalu aktif
hasil yang hiperaktiv 3. untuk
1. Sulit dan membuat memudahkan anak
melakukan tugas masalah) dalam melakukan
dipertahankan 2. Pertahankan tugas dan anak lebih
dalam 1 (berat) di jadwal rutin fokus pada tugas
tingkatkan pada 4 yang melibatkan yang di berikan
(ringan) struktur waktu
2. tidak mampu yang seimbang 4. memudahkan anak
fokus dalam dan waktu dalam melakukan
mengerjakan tenang tugas dan
tugas di 3. memberikan meningkatkan
pertahankan pada bantuan kepada pemahaman anak
skala 1 (berat) di anak jika 5. agar sang anak
tingkatkan pada 4 diperukan ketika semakin termotivasi
(ringan) anak untuk melakukan
menyelesaikan pengontrolan emosi
3. Sangat pelupa tugas
di pertahankan
pada skala 1
4. berikan
(berat) di
intruksi dengan
tingkatkan pada 4
beberapa
(ringan)
langkah dengan
4. perilaku
sederhana
berlebihan di
pertahanan pada
skala 1 (berat) di
tingkatkan pada 4
(ringan) 5. memberikan
pujian pada anak

18
dan usaha untuk
mengontrol diri

2. Hambatan (NOC) 1. monitor 1. untuk emngetahui


Memori bd Setelah dilakukan perilaku pasien respon dari klien
perubahan pola asuhan selama terapi 2. untuk membantu
tidur dd. palpera keperawatan klien unutk meatih
menghitam dan selama 7x24 jam 2. ingatan
ada kantung diharapkan implementasika 3. memudahkan klien
mata masalah pada n teknik unutk mengingat
anak dapat teratasi mengingat yang
dengan kriteria tepat misal 4. agar klien dapat
hasil visual imagery lebih melatih
1. mengingat 3. sediakan ingatannya
informasi baru pengingat
saja terjadi secara dengan
akurat di menggunakan
pertahankan pada gambar, dengan
skala 1 (sangat cara yang tepat
terganggu) di 4.berikan
pertahankan pada kesempatan
skala 4 (sebagian klien untuk
besar adekuat) berkonsentrasi
2. mengingat
informasi yang
terbaru secara
adekuat skala 1
(sangat terganggu)
di pertahankan
pada skala 4
(sebagian besar
adekuat)
3. mengingat

19
informasi yang
sudah lama secara
akurat skala 1
(sangat terganggu)
di pertahankan
pada skala 4
(sebagian besar
adekuat)

3. Gangguan (NOC) latihan memori 1. agar anak dapat


Memori bd Setelah dilakukan 4760 terbuka dan dapat
perubahan pola asuhan 1.diskusi mengetahui masalah
tidur dd. palpera keperawatan mengalami 2. mengajarkan
menghitam dan selama 7x24 jam maslah ingatan teknik mengingat
ada kantung diharapkan 2.implementasi agar lebih fokus
mata masalah pada teknik 3. konsentrasi dapat
anak dapat teratasi mengingat yang mengendalikan fokus
dengan kriteria tepat 4. karena pendekatan
hasil 3. berikan yang meyakinkan
1.tekanan kesempatan dapat menjalain
intrakranial untuk hubungan saling
dipertahankan berkonsentrasi percaya
pada 3 5. agar anak lebih
ditingkatkan pada pengurangan bisa mengembangkan
4 kecemasan bicaranya, dan
2. kegelisahan di 5820 pemikirannya
pertahankan pada 4.gunakan terhadap orang lain
2 di tingkatkan pendekatan yang 6. mengajarkan agar
pada 3 tenang dan terlihat tenang dan
3.kecemasan tidak meyakinkan dapat beristirahat
jelas id tingkatkan 5.dorong dengan nyaman
pada 4 verbalisasi
perasaan ,

20
presepsi, dan
ketakutan
6.ajarkan untuk
menggunakan
teknik relaksasi

4. Ketidakefektifa (NOC) Latihan kontrol -agar pasien dapat


n kontrol implus Setelah dilakukan implus berpikir dahulu
asuhan -ajari pasien sebelum bertindak
keperawatan untuk - agar dia merasa
selama 3x24 jam melakukan selalu dihargai
diharapkan tindakan -agar anak dapat
masalah pada berhenti dan merasa bahwa dia
anak dapat teratasi berfikir sebelum salah dan harus
dengan kriteria bertindak memperbaiki
hasil - sediakan -agar perilakunya
1.Mengidentifikas dukungan positif dapat di
i perilaku impulsif dr keluarga atau pertanggubgjawabka
yg berbahaya pun kerabat n
2Mengidentifikasi dekat terhadap -agar mendapatkan
perilaku yg usaha yg informasi sebanyak
mengarah pada berhasil mungkin
tindakan implus -bantu pasien -agar anak dapat
3.Menghindari mengevaluasi mengalihkan
lingkungan hasil yg tidak hiperaktifnya dengan
beresiko tinggi sesuai aktifitas fisik yg
berguna
Manajemen
perilaku
- berikan pasien
tanggungjawab
kepada perilaku
- konsultasi

21
kepada kerabat
dekat atau
keluarga tentang
mendapatkan
informasi
- tingkatkan
aktifitas fisik
dengan cara yg
tepat

3.3 Pathway
Perubahan fisiologi


Otak frontalis lebih kecil


ADHD ↓
gangguan

neurotransmiter
ansietas Imlusif, hiperaktifitas, dan inatensi


Gangguan ↓
Kesulitan fokus
mekanisme aktivitas tidak terkontrol
emosi ↓

kesulitan
↓ keluyuran
menerima
mood yang sulit informasi
terkendali

↓ hambatan
Ketidakefektifa memori
n kontrol
implus

22
3.4 Pendidikan Kesehatan

UJIAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ADHD”

Lelyana Septia Damayanti 172310101128

Mifta Maslihatun L 172310101158

Kelas C 2017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : ADHD

Subtopik : Pengertia ADHD dan penyebab ADHD, tanda dan gejala


ADHD.penanganan insomnia pada ADHD.

Sasaran : Kota Tanggerang

Tempat : Kator Kecamatan Kota Tanggerang

Hari/ tanggal : Jumat, 26 Oktober 2019

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Lelyana Septia Damayanti dan Mifta Maslihatun L.

I. Analisa Data

A. Kebutuhan Peserta Didik

Berdasarkan hasil screening di kota tanggerang 10 oktober 2019 ada 16 anak yang
ADHD mengalami insomnia, maka dari itu dilakukan penyuluhan mengenai
pengurangan/ pengobatan terhadap insomnia yang di alami oleh anak dengan ADHD.
B. Karakteristik Peserta Didik
Orang tua dari anak yang mengidap ADHD

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan orang tua dapat mengurangi serta menanggulangi
adanya insomnia pada anak dengan ADHD.

III. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan hasil yang diharapkan :

24
1. Faktor-Faktor Penyebab dan Faktor yang berkontribusi.

2. Tanda dan gejala ADHD

3. Sumber terpercaya terkait ADHD.

4. Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan dari seorang perofesional kesehatan.

IV. Materi (terlampir):

a) Pengertia ADHD dan Penyebab ADHD.

b) Gejala ADHD.

c) Pengertian insomnia..

d) Pencegahan Insomnia.

e) Pengertian Sleep Hygiene

f) Penerapan Sleep Hygiene

V. Metode

Ceramah dan diskusi


VI. Media

leaflet
VII. Kegiatan Penyuluhan (Teori Health Promotion Models Nola J. Pender)

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

25
1. Pembukaan
· Memberikan salam · Menjawab salam
5 menit

· Perkenalan dan kontrak waktu · Bersedia untuk


dilakukan penyuluhan
· Menanyakan kabar kepada
audien

· Menyebutkan materi yang akan


diberikan

26
2. Inti
· Menanyakan keadaan orangtua · Menjawab
20 menit
klien dengan anak penyandang pertanyaan
ADHD penyuluhan

· Menanyakan cara mengatasi · Mendengarkan dan


anak yang hiperaktif akibat ADHD memperhatikan

· Menanyakan kepada orang tua · Bertanya pada


mengenai kebiasaan anak dengan penyuluh bila masih
ADHD ada yang belum jelas

· Observasi keadaan umum anak


dengan ADHD.

· Memperkenalkan tentang
insomnia anak dengan ADHD.

· Menjelaskan penanganan
insomnia pada anak dengan ADHD

· Menyampaikan materi tentang:

1. Pengertia ADHD dan Penyebab


ADHD.

2. Gejala ADHD.

3. Keluhan anak dengan ADHD.

4. Pengertia Insomnia pada anak


ADHD.

5. PengertianSleep Hygiene.

6. Penerapan Sleep Hygiene

· Mengatur suasana agar terasa


nyaman dan menarik

27
· Memberikan edukasi dan
diskusi dengan model dua arah,
agar komitmen dan tindakan dari
orang tua untuk menerapkan sleep
Hygiene pada anak ADHD

· Anjurkan dengan memberikan


waktu kepada audien untuk
mengungkapkan kembali materi
yang telah disampaikan

· Beri pujian atas kemampuan


audien dalam menjelaskan kembali
apa yang telah dijelaskan oleh
pemateri.

28
3. Penutup
· Evaluasi · Menjawab
5 menit
pertanyaan
· Menanyakan penerapan sleep
hygiene pada anak dengan ADHD · Memperhatikan

· Menyimpulkan materi yang · Menjawab salam


telah disampaikan

· Mengucapkan salam penutup

VIII. Evaluasi

a) Jelaskan pengerti ADHD

b) Jelaskan Penyebab ADHD

c) Jelaskan pengertia Insomnia

d) Jelaskan pencegahan insomnia dengan Sleep Hygiene

e) Jelaskan penerapan Sleep Hygiene

IX. Referensi
Allender J. A dan B. W. Spradley. 2005. Community Health Nursing: Promoting
and Protecting the Public Health 6th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins.

29
Cortese, S. Angriman, M. 2017. Treatment of sleep disorder in youth with ADHD: what is
the evidence from randomised controlled trials and how should the field move
forward?. Taylor & francis Group. 17 (6): 525-527
Scriberras, E. Mulraney, M. Mensah, F. Oberklaid, F. Efron, D. Hiscock, H. 2018.
Sustained impact of a sleep intervention and moderators of treatement outcome for
childern with ADHD: a randomised controlled trial. Cambridge University Press. : 1-10

Materi Penyuluhan

a) Pengertia ADHD dan Penyebab ADHD.


ADHD adalah suatu kondisi adanya gangguan perkembangan pada syaraf yang menyerang
anak sehingga menimbulkan gangguan baik secara akademis maupun interaksi sosial. Dalam
definisi ini dikatakan bahwa anak mendapat gangguan fisik yang mengakibatkan kerusakan
perilaku, emosi, dan mental. anak ADHD adalah anak hiperaktif yang tidak dapat
mengendalikan perilaku dan emosinya. ADHD dapat terjadi dari bayi (kongenital)
berkembang sampai dewasa.

b) Gejala ADHD.
Gejala ADHD ini bisa berbeda pada setiap anak. Seringkali seorang anak harus menjalani
serangkaian proses evaluasi dan tes yang dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah ia
mengidap ADHD atau tidak. Dilansir dari healthline.com, gejala ADHD bisa mulai muncul
saat seorang anak mencapai usia 7 tahun. Secara umum, gejala ADHD pada anak itu meliputi
14 hal ini. Yuk, moms pahami satu per satu.
1. Hanya Fokus pada Diri Sendiri
Salah satu gejala umum ADHD adalah tidak mampu mengenali atau memahami kebutuhan
orang lain. Cenderung hanya fokus pada diri sendiri, cuma menuruti kemauan sendiri.

30
2. Suka Mengganggu
Anak dengan ADHD seringkali mengganggu orang lain. Seperti menyela obrolan atau
mengikuti permainan yang dilakukan oleh orang lain.
3. Nggak Sabar Menunggu Giliran
Menunggu merupakan kegiatan yang paling dibenci. Saat antre atau menunggu giliran,
seorang anak ADHD dikenal nggak sabaran.
4. Gampang Rewel
Saat masih kecil, sering tantrum atau rewel berlebihan. Ia juga sulit mengendalikan emosinya
dan gampang marah tanpa alasan yang jelas.
5. Gampang Gelisah
Anak dengan ADHD susah sekali disuruh duduk diam. Dia gampang sekali gelisah dan
nggak bisa tenang.
6. Susah Bermain dengan Tenang
Bermain dengan tenang sangat sulit dilakukan anak dengan ADHD.

7. Susah Mengerjakan Sesuatu dengan Tuntas


Anak ADHD bisa memiliki banyak minat dan hobi. Hanya saja memiliki kesulitan dalam
menyelesaikan sesuatu sampai tuntas. Belum menyelesaikan satu hal, sudah berganti
melakukan hal lain.

8. Susah untuk Fokus


Sering mendapati si kecil nggak mau fokus atau mendengar saat kita menasihatinya?
Waspada ini juga tanda ADHD pada anak. Anak dengan ADHD biasanya memiliki kesulitan
untuk memusatkan perhatian.

9. Nggak Betah Melakukan Sesuatu yang Membuatnya Berpikir Keras


Dia tidak bisa tenang dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Tak pernah bisa menyelesaikan
PR atau tugas sekolah. Ini juga bisa jadi tanda ADHD. Segala sesuatu yang membutuhkan
kemampuan mental untuk berpikir keras seringkali dihindari anak dengan ADHD ini.

10. Susah Mengikuti Instruksi


Anak dengan ADHD memiliki kesulitan dalam mengikuti instruksi atau menjalankan sebuah
rencana. Sehingga ia sering melakukan banyak kesalahan, tapi ini bukan berarti ia pemalas
atau kurang cerdas.

31
11. Sering Melamun
Anak dengan ADHD nggak selalu tipe yang suka bikin ribut atau bikin onar. Gejala lain
ADHD adalah lebih pendiam dan sering menghindari teman-temannya. Ia cenderung lebih
suka melamun dan mengabaikan semua hal yang terjadi di sekelilingnya.

12. Nggak Bisa Rapi dan Disiplin


Susah sekali baginya untuk lebih rapi atau disiplin mengikuti setiap rencana dan jadwal yang
sudah dibuat.

13. Pelupa
Dia gampang lupa dengan PR, tugas sekolah, dan sebagainya. Bahkan bisa lupa dengan
barang-barang yang dimilikinya, seperti mainannya.

14. Gejala yang Sama Muncul di Situasi Berbeda


Anak dengan ADHD akan memperlihatkan gejalanya tidak hanya di satu situasi saja.
Misalnya, soal susah fokus, ia melakukannya tak hanya di sekolah tapi juga di rumah

c) Pengertian insomnia..

Insomnia adalah kondisi anak mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak
dapat tidur cukup lama sesuai waktu yang dibutuhkan. Insomnia biasanya terjadi pada
orang dewasa tetapi anak juga dapat mengalami insomnia. Penyebab anak susah tidur
biasanya, takut tidur sendiri, tidak mau tidur, stress,kafein,trauma, dan efek samping
obat, penyakit yang mendasari seperti asma, autisme, dan sindrom asperger.

d) Pencegahan Insomnia.

 Tetapkan jam tidur bagi anak setiap harinya. Tidur dalam waktu yang sama setiap
waktunya membuat pikiran anak terbiasa untuk tidur lebih mudah. Waktu tidur
anak usia 2-6 tahun sebanyak 11-13 jam , untuk anak usia 6-10 tahun 10-11 jam.
 Ciptakan kamar tidur yang aman dan nyaman (tidak meletakkan barang elektronik
atau gadget di kamar)

32
 Biasakan prepare sebelum tidur, seperti mencuci kaki, tangan, muka, menggosok gigi,
BAK, berdoa, dll
 Jika anak 10-20 menit tidak bisa tidur, coba tanykan kepada anak alasan anak tersebut
tidak ingin tidur

e) Pengertian Sleep Hygiene

Merupakan identifikasi dan modifikasi perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi tidur.
Seperti melalui metode perilaku, lingkungan, diet, dan olahraga metode ini memiliki motede
yang menjadikan pasien lebih releks untuk dapat tidur dengan nyaman dan tenang.

f) Penerapan Sleep Hygiene


A. Perilaku
1. Memiliki jadwal bangun dan tiduryang teratur setiap hari.
2. Membuat pikiran dan tubuhmenjadi tenang dan relaks.
3. Berada tempat tidur hanya saat tidurdan mengantuk.
4. Tidur siang kurang dari 30menit.
B. Lingkungan
1. Tidur dengan pencahayaan gelap.
2. Temperatur kamar tidur nyaman.
3. Menghindari suara ribut.
4. Membersihkan kamar tidur secarateratur.
C. Diet
1. Makan secara teratur setiap hari.
2. Tidak makan terlalu banyaksebelum tidur.
3. Tidak minum kopi atau kafein sebelum tidur
D. Olahraga
Berolahraga secara teratur selama 20-30 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ellison, A. T. Johnson, B. B., Harell. M. N. 2019. Attention Defisit/ Hiperactivity Disorder


(ADHD). Elsevier. : 225-231.

Soreff, Stephen. 2019. Attention Defisit Hiperactivity DIsorder (ADHD). Medscape.


https://emedicine.medscape.com/article/289350-overview [diakses pada 5 oktober 2019]

Ponte, D. B. Quinte. GC. Cruz. S. Grellert. M. Santos. I. S. 2019. Dietary Patterns and
attention deficit/ gyperactivity disorder (ADHD) : A sistematic review and meta analysis. J
Affct Disord. : 160-173.

Benedicto A.2018.penyebab insomnia. Alo dokter. https://www.alodokter.com/tenang-bunda-


insomnia-pada-anak-bisa-diatasi-dengan-cara-ini

Quimila A. 2018. berbagai penyeban anak kecil mengalami insomnia alias sulit tidur.
hallosehat. https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/penyebab-anak-susah-tidur-
insomnia/

Wilkes, M. A. 2018. Pediactric Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). Medscape.


https://emedicine.medscape.com/article/912633-overview [ diakses, 6 oktober 2019]

Fimela.2017. 14 gejala ADHD. https://www.fimela.com/parenting/read/3773541/14-gejala-


adhd-pada-anak-moms-wajib-tahu

Nami, Torabi. Sleep Hygiene TheGateway for Efficient Sleep: A BriefReview. 2011.
[cited: 2013December 20]. Available fromhttp://www.webmedcentral.com

Yuliati. 2018.Identifikasi dan psikoterapi terhadap ADHD (attention Deficit Hyperactivity


Disorder) prespektif pasikologi pendidikan islam kontemporer. Vol(17) 2, 2527-922X

Selekta, Mayang Cendikia. “Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak
Usia 2 Tahun.” Jurnal Medula Vol. 1, no. 3 (2013).
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/109.

34
Yonafiandi., Syarif I. 2009 Perubahan Neuroanatomi Sebagai Penyebab ADHD. Vol 33 (2).
Majalah kedokteran andalas

Spencer TJ. Issues in the management of patients with complex ADHD symptoms.J Pediatr
2009; 154: S4-S12.

Sugiarmin, Mohamad. “Bahan Ajar: Anak Dengan ADHD.” Bandung :PLB, 2007.
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/.../
ADHD.pdf.

35

Anda mungkin juga menyukai