teknik pemisaha molekul-molekul protein berdasarkan perbedaan berat molekul. Prinsip dari SDS PAGE yaitu dengan memanfaatkan perbedaan kemampuan migrasi dari masing-masing molekul protein. Kemampuan migrasi setiap molekul akan berbeda disebabkan adanya perbedaan berat molekul protein (Davis, 1994). Perbedaan metode elektroforesis dengan metode SDS PAGE yaitu terdapat pada gel yang digunakan. Elektroforesis menggunakan gel agarosa sebagai medium, sedangkan SDS PAGE menggunakan gel berupa poliakrilamid. Metode SDS PAGE dimanfaatkan untuk mendenaturasi protein menjadi bentuk yang lebih sederhana dan mengubah molekul menjadi bermuatan negatif. Metode SDS- PAGE menggunakan gel poliakrilamid yang terbentuk dari hasil polimerisasi monomer akrilamid dan bisakrilamid. Polimerisasi tersebut diinisiasi oleh Amonium Persulfat (APS) yang dapat membentuk radikal bebas. Perlakuan yang pertama yaitu preparasi alat SDS-PAGE. Lempengan kaca sandwich untuk membuat gel dibersihkan menggunakan etanol agar terhindar dari kontaminan lalu didiamkan sampai kering. Lempengan kaca terdapat dua ukuran panjang dan lebih pendek, hal itu bertujuan untuk mencetak gel bawah dan gel atas. Lempengan kaca dipasang pada alat dan diberi sekat antar lempengannya untuk memasukkan gel, kemudian diputar baut dari alat tersebut untuk mempererat lempengan kaca agar tidak terjadi kebocoran. Lempengan kaca yang sudah terpasang diisi dengan akuades untuk memastikan agar tidak terjadi kebocoran. Perlakuan selanjutnya yaitu preparasi gel SDS-PAGE. Gel SDS-PAGE terdiri dari dua jenis, yaitu gel bawah dan gel atas. Perbedaan dari kedua gel tersebut yaitu terdapat pada Tris HCl. Tris HCl pada gel atas mempunyai pH 6.8 sedangkan Tris HCl pada gel bawah mempunyai nilai pH 8. Langkah pertama yaitu membuat gel bawa yang terdiri dari penambahan H2O, akrilamida, Tris HCl pH 8 dan SDS. Amonium persulfat dan TEMED (Tetrametilendiamina) ditambahkan pada bahan-bahan tersebut ketika akan dimasukkan kedalam lempengan kaca karena Amonium persulfat dan TEMED berfungsi untuk membekukan gel. Akrilamid dan bisakrilamid akan menghasilkan sebuah gel poliakrilamid melalui reaksi polimerisasi dan menghasilkan sebuah radikal bebas dengan penambahan ammonium persulfat serta TEMED. Ammonium persulfat berperan sebagai inisiator dan TEMED berperan sebagai katalisator. SDS pada komposisi ini berfungsi untuk membuat molekul menjadi bermuatan negatif serta dapat mendenaturasi protein. Gel atas dan gel bawah yang telah dibuat, dimasukkan ke dalam lempengan kaca yang sudah terpasang dan diuji kebocorannya serta sisir dimasukkan agar terbentuk sumur. Perlakuan selanjutnya adalah preparasi sampel, sampel protein (keju) yang telah disiapkan sebanyak 10 𝜇𝐿 kemudian dimasukkan ke dalam tabung eppendorf. Sampel keju yang telah disiapkan kemudian ditambahakan dengan campuran larutan SDS-Page. Larutan campuran SDS-Page terdiri dari 30𝜇𝐿 Tris HCL, 250 𝜇𝐿 gliserol, 100 𝜇𝐿 SDS, 50 𝜇𝐿 BPB, 45 𝜇𝐿 ddH2O, dan 25 𝜇𝐿 𝛽 −merkaptoetanol. Sampel protein yang telah disiapkan kemudian ditambahan dengan campuran larutan SDS-Page setelah itu terjadi perubahan warna yaitu larutan sampel yang tidak berwarna berubah menjadi kuning-jingga. Perubahan yang terjadi tersebut dikarenakn terjadinya denaturasi protein akibat penambahan SDS. Larutan SDS yang ditambahkan pada percobaan ini berfungsi untuk untuk memberikan memberikan muatan negatif pada protein yang akan dianalisis, dimana SDS yang ditambahkan dapat mendenaturasi protein, membentuk protein yang lebih sederhana serta menyamakan kondisi pada protein. Larutan SDS yang ditambahkan tersebut memiliki muatan negatif yang dapat menghancurkan sebagian struktur kompleks protein dan secara kuat akan tertarik ke arah anoda ketika ditempatkan dalam sebuah medan listrik. Bromofenol (BPB) yang ditambahkan berfungsi sebagai pemberi warna sekaligus untuk mengetahui terjadinya proses running. Larutan 𝛽 −merkaptoetanol yang ditambahkan berfungsi untuk memutus ikan disulfide pada protein sehingga pita yang awalnya berbentuk globular akan berubah menjadi bentuk lurus. Sampel yang telah ditambahkan larutan campuran SDS-Page kemudian dipanaskan, pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mendenaturasi protein yang terkandung dalam sampel. Sampel yang telah dipanaskan kemudian didinginkan terlebih dahulu sebelum di analisis. Analisis sampel dilakukan dengan metode elektroforesis, metode elektroforesis adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk separasi atau pemisahan molekul dari molekul besar yang komponen penyusunnya serupa. Elektriforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau molekul bermuatan yang berdasarkan pada perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Analisis dengan metode elektroforesis dilakukan dengan mengeset set alat elektroforesis kemudian ke dalam set alat elektroforesis dimasukkan gel akrilamid yang telah di siapkan dan juga buffer tank ke dalam tank elektroforesis sampai batas sumur. Larutan running yang digunakan dalam elektroforesis merupakan campuran buffer running 25 mM, 250 mM glisin dan 0,1% SDS/ stok 5X 15.1 gr Tris Base, 94 gr glisin 50 mL 10% SDS, ditambahkan akuades hingga 1000 mL. Larutan running dimasukkan ke dalam kompartmen hingga memenuhi kompartmen upper dan lower. Sampel protein keju kemudian diinjeksikan ke dalam masing-masing sumur yang terbentuk pada gel atas, setelah itu kompartmen ditutup dan dihubungkan elektrode pada buffer atas dan buffer bawah pada kutub positif dan kutub negatif pada elektroda. Elektroforesis dilakukan dengan tegangan sebesar 40-100 V dengan arus listrik 5 A. Elektroforesis dihentikan apabila warna biru tracking dye (BPB) telah mencapai sekitar 0,5 cm dari bagian bawah gel. Gel poliakrilamid pada percobaan ini berfungsi untuk mencegah difusi akibat timbulnya panas pada arus listrik. Buffer pada elektroforesis berfungsi untuk penghantar listrik yang akan membantu pemisahan sampel keju saat proses elektroforesis. Protein -protein pada sampel akan terpisah karena adanya proses separasi pada protein akibat adanya gaya listrik yang melewati gel poliakrilamid yang memisahkan molekul-molekul protein menjadi pita-pita. Sampel yang telah di elektroforesis selanjutnya dilakuakn proses staining dan destaining dengan cara merendam gel poliakrilamid ke dalam larutan pewarna. Larutan pewarna dibuat dengan mencampurkan 1 gr CBB, 450 mL CH3OH, 100 mL CH3OOH dan akuades hingga 100 mL kemudian di kocok perlahan pada temperatur ruang hingga larutan warna dapat diikat oleh protein. Larutan yang telah di rendam dalam larutan pewarna kemjudian dicuci dengan larutan pelepas warna. Larutan pelepas warna atau destaining terbuat dari campuran 100 mL CH3OH, 100 mL CH3OOH, dan akuades hingga 100 mL. Larutan destaining berfungsi untuk menghilangkan CBB yang tersisa serta memperjelas pita protein yang terbentuk. Proses estaining tersebut dilakukan dengan cara menggoyangakan gel yang direndam, pengoyangan tersebut bertujuan untuk mempercepat pelepasan larutan warna. Hasil elektoforesis yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Hasil Uji Elektroforesis
Hasil elektroforesis yang dilakukan pada sampel keju menunjukkan bahwa tidak adanya pita- pita protein yang terbentuk. Pita-pita protein yang tidak terbentuk tersebut mengakibatkan Retension Factor (RF) tidak dapat dihitung yang mengakibatkan nilai BM dari sampel keju tidak dapat diketahui. Pita-pita protein tyang tidak terbentuk dapat diakibatkan beberapa faktor diantaranya ukuran atau bentuk molekul yang terlalu kecil, konsentrasi gel yang rendah, suhu pada saat denaturasi yang tidak sesuai.