Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN

Mata kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita


Kode Mata Kuliah : Bd 306
Beban : 4 SKS (1T, 3P)
Penempatan : Semester III
Waktu : 3 x 50`
Sasaran : Mahasiswa D III Kebidanan Tingkat II

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan


pada neonatus dan bayi baru lahir
dengan masalah yang lazim terjadi
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
pada neonatus dan bayi baru lahir
dengan jejas persalinan
Indikator : Setelah perkuliahan diharapkan
mahasiswa mampu
1. Menjelaskan pengertian kaput
suksedaneum, sefal hematoma, fleksus
brakhialis, fraktur klavikula dan humerus.
2. Menjelaskan penyebab kaput
suksedaneum, sefal hematoma, fleksus
brakhialis, fraktur klavikula dan humerus.
3. Memahami penatalaksanaan kaput
suksedaneum, sefal hematoma, fleksus
brakhialis, fraktur klavikula dan humerus.

A . Materi Perkuliahan (Terlampir)


B. Materi Perkuliahan

o Diskusi kelompok
o Ceramah
o Tanya jawab

C. Langkah-Langkah Perkuliahan
Kegiatan dosen Kegiatan mahasiswa
1. Pembukaan (10 menit)
 Mempersiapkan kelas (alat bantu
perkuliahan)
 Mengucapkan salam  Membalas salam
 Memeriksa kehadiran mahasiswa  Mendengarkan dosen
 Menyebutkan indikator keberhasilan  Mendengarkan dosen
2. Kegiatan inti (120 menit)
 Menanyakan kesiapan masing-masing  Menjawab pertanyaan dosen
kelompok tentang materi perkuliahan
yang akan didiskusikan
 Menjelaskan bagaimana jalan nya  Mendengarkan penjelasan
diskusi kelompok yang diberikan dosen
 Memberi kesempatan kepada  Mempresentasikan hasil
kelompok pertama dan kedua untuk diskusi kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya
dan mahasiswa yang lain untuk
memperhatikan dengan seksama
penyampaian hasil diskusi.
 Memberikan kesempatan kepada  Memberikan pertanyaan
mahasiswa yang lain untuk bertanya kepada kelompok diskusi
kepada kelompok dan kelompok
menanggapi pertanyaan yang
diberikan
 Memberikan pujian atas lancarnya
diskusi yang dilakukan
 Memberikan penguatan tentang materi  Mendengarkan penjelasan
dan penjelasan mengenai pertanyaan yang diberikan dosen
yang belum terjawab dengan tuntas
 Memberi kesempatan kepada
kelompok ketiga dan keempat untuk  Mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusinya diskusi kelompok
dan mahasiswa yang lain untuk
memperhatikan dengan seksama
penyampaian hasil diskusi.
 Memberikan kesempatan kepada  Memberikan pertanyaan
mahasiswa yang lain untuk bertanya kepada kelompok diskusi
kepada kelompok dan kelompok
menanggapi pertanyaan yang
diberikan
 Memberikan pujian atas lancarnya  Mendengarkan dosen
diskusi yang dilakukan
 Memberikan penguatan tentang materi  Mendengarkan dan mencatat
dan penjelasan mengenai pertanyaan penjelasan yang diberikan
yang belum terjawab dengan tuntas dosen
Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa yang lain untuk bertanya
kepada kelompok dan kelompok
menanggapi pertanyaan yang
diberikan

3. Penutup (20 menit)


 Memberikan kesempatan kepada  Menyimpulkan materi
mahasiswa untuk menyimpulkan perkuliahan
materi perkuliahan
 Melakukan refleksi  Bersama dengan dosen
melakukan refleksi
D. Media dan alat perkuliahan
1. LCD- LAPTOP atau OHP-Transparan
2. White board dan spidol

E. Evaluasi
1. Lisan
o Jelaskan penyebab sefhal hematoma
o Jelaskan tanda dan gejala fraktur kalvikula dan
penatalaksanaan nya

F . Referensi
Anonim, 2008. Fraktur Humerus.
http://www.blogspot.com. Available at 22 Oktober 2008
---------, 2008. Caput Succedaneum.
http://www.answer.com. Available 2008
----------, Buku Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. 2003. Pusdiknakes-WHO-
JHPIEGO
----------------------- Asuhan Kesehatan Anak Dalam Keluarga. 1993. Pusdiknas RI
Barkin, Roger M, Diagnosa Pediatri Yang Berorientasi Pada Masalah. 1995.
Binarupa Aksara: Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan. 1999. YBP-SP: Jakarta
Roestam, Mukhtar. Sinopsis Obstetric Jilid 1. 1998. EGC: Jakarta
Varney, Helen, dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. 2008. EGC: Jakarta

Padang, November 2008


Mahasiswa,
Monarisa

Dosen Pembimbing, Dosen Pamong,

(Drs. H. Buchari Nurdin, M.Pd) (Dra. Hj. Mohanis, M.Kes)

ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN

1. CAPUT SUCCEDANEUM
A. Pengertian
Adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena adanya
timbunan getah bening di bawah lapisan apinerose di luar periostium
(konteks keluarga: 1993)
Adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala, yang dapat
melampaui sutura sagitalis (Sarwono: 400).
Adalah pembengkakan pada suatu tempat dikepala karena odema yang
disebabkan tekanan jalan lahir pada kepala (Depkes RI. 1997)

B. Tanda dan Gejala :


 Adanya oedema di kepala sebagai akibat pengeluaran serum
dari pembuluh darah
 Pada perabaan terasa lembut dan lunak
 Oedema melampaui sela-sela tulang tengkorak
 Batas tidak jelas
 Biasanya caput akan hilang dalam 2-3 hari

C. Etiologi
Karena adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir :
 Partus lama
 Persalinan dengan vacum ekstraksi

D. Komplikasi
Dapat menyebabkan hiperbilirubinemia

E. Penanganan :
 Bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal
 Awasi keadaan umum bayi
 Lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi,
masuk sinar matahari
 Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara
menetekkan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering
diangkat, agar benjolan tidak meluas
 Mencegah terjadi infeksi dengan cara ; perawatan tali
pusat dan personal hygiene
 Memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang ;
keadaan trauma pada bayi akan hilang dalam 2-3 hari, perawatan bayi
sehari-hari, manfaat dan cara pemberian ASI

2. CEPHAL HEMATOMA

A. Pengertian :
Adalah pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah
pada sub-periostium dengan batas yang jelas dan darah tidak melewati
garis sutura tengkorak bayi baru lahir.
Adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periostenium
karena tarikan atau tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui batas
sutura sagitalis (Sarwono: 400).
Adalah pembengkakan pada suatu tempat dikepala karena tumpukan
darah sebagai akibat robeknya selaput tulang tengkorak (Depkes RI.
1997)

B. Etiologi :
o Tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama sewaktu persalinan
o Moulage terlalu keras sehingga selaput tengkorak robek
o Partus dengan tindakan seperti forceps / Vacum Ekstraksi

C. Patofisiologi :
Tekanan dan tarikan dijalan lahir pada partus lama maupun
persalinan dengan menggunakan alat menyebabkan robeknya selaput
tulang tengkorak akibat kerusakan jaringan periostium. Sefhal
hematom ini tidak dapat melampaui sutura garis tengah. Tulang yang
paling sering terkena adalah os temporal dan os parietal. Pada
perabaan sefhal hematom mula-mula teraba keras, lama-lama akan
teraba lunak dan akan hilang dalam waktu beberapa minggu jika
tidak terjadi komplikasi.

D. Tanda dan gejala :


o Kepala bengkak dan merah
o Batasnya jelas
o Pada perabaan mula-mula keras, lembut dan lunak
o Adanya nyeri tekan
o Menghilang dalam waktu beberapa minggu
o Bayi mungkin menangis, karena adanya pemecahan darah
sehingga terdapat hiperbilirubunemia dan dapat disertai dengan
fraktur tulang tengkorak.
o Gejala lanjut yang mungkin terjadi adalah anemia dan
hiperbilirubinemia

E. Komplikasi
Komplikasi lanjut bisa terjadi berupa fraktur tengkorak akibat tekanan
dan tarikan yang terlalu kuat, kelainan ini agak lama menghilang (1 – 3
bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan
hiperbilirubinemia, untuk itu perlu pemantauan haemoglobin, hematokrit
dan bilirubin.

F. Penatalaksanaan
o Penatalaksanaan sama dengan caput hanya lebih hati-hati lagi
jangan sering mengangkat kepala bayi, minimal selama 3 hari kecuali
bila benar-benar perlu.
o Kulit kepala harus dijaga kebersihannya
o Daerah yang bengkak tidak perlu dimassase
o Mengubah posisi bayi baru lahir dengan hati-hati pada sisi
yang berlawanan
o Observasi keadaan umum bayi dan daerah yang bengkak.
o Nasehati ibu untuk membawa kembali lagi bayinya jika
bayinya kuning.
o Bila tidak ditemukan gejala lanjut, sefalhematoma tidak
memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang
dengan sendirinya setelah 2 – 12 minggu.

Perbedaan Caput Suksedaneum dengan Cephal Hematoma

Perbedaan Caput Suksedaneum Cephal Hematoma

Terjadi karena Odema Perdarahan


Isinya Cairan getah bening Darah
Batas pinggir Melampaui batas tulang Tidak melampaui batas tulang
tengkorak tengkorak
Perabaan Lembut Teraba keras
Hilangnya Hilang dalam beberapa Membutuhkan waktu lebih
jam (2 – 3 hari) lama, hilang dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan

3. TRAUMA PADA FLEKSUS BRACHIALIS

A. Pengertian :
Adalah terjadinya kelumpuhan pada serabut saraf yang terkena yakni
pada daerah fleksus brachialis. Trauma ini mungkin terjadi para lahir
atau selama kelahiran dengan traksi leher.
Menurut Radiks syaraf yang terkena trauma fleksus brachialis , kelainan
ini dapat dibagi atas :
1. Paralisis Duchenne-Erb
Yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disyarafi oleh cabang-
cabang C5 dan C6 dari fleksus brachialis, dimana lengan dalam
keadaan ekstensi dan abduksi dengan refleks bisep dan refleks moro
negatif. Atau dapat dikatakan juga, bahwa tanda-tanda fisik paralisis
duchenne-erb ini meliputi hilangnya seluruh gerakan tangan yang
terkena dengan abduksi bagian bawah lengan. Ini menimbulkan
rotasi kedalam yang khas bagian bawah lengan dengan jari dan
pergelangan lengan dalam keadaan fleksi. Refleks genggam tetap
utuh, tetapi refleks moro melemah pada daerah yang terkena.

2. Paralisis Klumpke
Yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disyarafi oleh cabang-
cabang C8-Th1 dari fleksus brachialis, kelumpuhan ini sangat jarang
ditemui. Disini terdapat kelumpuhan otot fleksor pergelangan tangan,
sehingga kehilangan refleks mengepal/menggenggam dan tangan
bayi tetap dalam postur seperti cakar.

B. Penyebab :
Kelainan-kelainan ini timbal karena tarikan kuat pada daerah leher pada
saat lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis.
Etiologi secara umum dapat dijelaskan sbb :
 Tarikan lateral pada kepala dan leher pada waktu melahirkan
bahu pada presentasi kepala, contoh pada bayi besar dan distosia
bahu
 Apabila lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi
bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu.

C. Patofisiologi :
Kelainan ini ditemukan pada persalinan dengan letak sunsang, apabila
dilakukan traksi yang kuat dalam usaha melahirkan kepala bayi. Pada
persalinan dengan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin
dengan bahu lebar. Disini kadang-kadang dilakukan tarikan pada kepala
agak kuat kebelakang untuk melahirkan bahu depan.

D. Tanda dan gejala :


 Gangguan motorik lengan atas
 Lengan atas dalam kedudukan ekstensi dan abduksi
 Jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung
 Refleks moro negative
 Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari
 Refleks meraih dengan tangan tidak ada
 Paralisis pada lengan atas dan lengan bawah
Gejala-gejala ini tergantung dari besar kecilnya kelumpuhan

E. Penatalaksanaan :
 Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai
dengan tujuan mencegah terjadinya fraktur, contoh immobilisasi
lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90 0. siku fleksi
900 disertai supine lengan bawah dan pergelangan tangan dalam
ekstensi. Kegiatan ini dilakukan selama 12 jam sehari, disertai massase
dan latihan gerak. Masa penyembuhan bervariasi antara 2 bulan
sampai 2 tahun.
 Beri penguat/ bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya
dengan cara meletakkan tangan bayi yang lumpuh di sebelah
kepalanya yaitu dengan memasang perban pada pergelangan tangan
bayi kemudian dipenitikan dengan bantal/ seprei disamping
kepalanya
 Rujuk segera ke RS
4. FRAKTUR CLAVICULA

A. Pengertian :
Adalah patahnya tulang clavicula pada saat persalinan biasanya
kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan
pada presentasi bokong.
Fraktur klavikula cukup sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma
toraks, atau disertai trauma pada sendi bahu ).
Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah)

B. Etiologi :
o Kesukaran dalam melahirkan bahu
o Pada kelahiran kepala dengan anak besar maupun dengan
kelahiran sunsang dengan lengan membumbung ke atas

C. Tanda dan gejala ;


o Deformitas, nyeri pada lokasi trauma.
o Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi
yang mengalami gangguan
o Bayi rewel karena kesakitan
o Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit pada daerah yang
sakit
o Refleks moro menghilang pada sisi lengan yang fraktur

D. Komplikasi
Timbulnya malunion fracture dapat mengakibatkan penekanan pleksus
brakhialis dan pembuluh darah subklavia.

E. Penatalaksanaan :
o Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu.
Pemberian analgetika.
o Operatif : fiksasi internal
o Hati-hati pada waktu mengangkat dan mengubah posisi bayi,
ajari juga ibu cara melakukan hal itu.
o Hindari sebanyak mungkin menggerakkan daerah yang
mengalami patah tulang.
o Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7 – 10 hari dengan
immobilisasi dalam posisi abduksi 60 0 dan fleksi 90 0
dari siku yang
terkena
o Rawat bayi dengan hati-hati
o Nutrisi (ASI) yang adequate
o Rujuk ke RS dan biasanya periode penyembuhannya berkisar 3
minggu.
o Foto rontgen untuk menentukan fraktur

FRAKTUR HUMERUS

A. Pengertian :
Adalah patah tulang lengan atas yang terjadi akibat kesalahan tehnik
mengeluarkan lengan pada letak kepala atau pada letak sunsang
dengan lengan membumbung ke atas.

B. Etiologi :
o Kesalahan tehnik dalam melahirkan lengan pada presentasi
kepala atau pada letak sunsang dengan lengan membumbung ke atas.

C. Tanda dan gejala :


o Bayi tidak dapat menggerakkan lengan sccara bebas pada sisi
yang mengalami gangguan
o Bayi rewel karena kesakitan
o Refleks moro menghilang pada sisi lengan yang fraktur

D. Dampak Masalah
Fraktur humerus akan menimbulkan dampak baik terhadap klien
sendiri maupun keadaan keluarganya.
 Terhadap Klien
1) Bio
Pada klien fraktur ini terjadi perubahan pada bagian tubuhnya yang
terkena trauma, peningkatan metabolisme karena digunakan untuk
penyembuhan tulang, terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi
kebutuhan biasanya terutama kalsium dan zat besi
2) Psiko
Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari
fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga
maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan
harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta tuakutnya
terjadi kecacatan pada dirinya.
3) Sosio
Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam
masyarakat karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak
akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam
melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti biasanya.

4) Spiritual
Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang
diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.

 Terhadap Keluarga
Masalah yang timbul pada keluarga dengan salah satu anggota
keluarganya terkena fraktur adalah timbulnya kecemasan akan
keadaan klien, apakah nanti akan timbul kecacatan atau akan sembuh
total. Koping yang tidak efektif bisa ditempuh keluarga, untuk itu
peran perawat disini sangat vital dalam memberikan penjelasan
terhadap keluarga. Selain tiu, keluarga harus bisa menanggung semua
biaya perawatan dan operasi klien. Hal ini tentunya menambah beban
bagi keluarga.
Masalah-masalah diatas timbul saat klien masuk rumah sakit, sedang
masalah juga bisa timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga
harus bisa merawat, memenuhi kebutuhan klien. Hal ini tentunya
menambah beban bagi keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam
keluarga.

E. Penatalaksanaan
o Immobilisasi lengan selama 2 – 4 minggu.
o Rawat bayi dengan hati-hati
o Nutrisi (ASI) yang adequate
o Rujuk ke RS dan biasanya periode penyembuhannya berkisar 3
minggu.
o Beri bantalan kapas atau kasa antara lengan yang terkena dan
dada dari ketiak sampai siku.
o Balut lengan atas sampai dada dengan kasa pembalut.
Fleksikan siku 90 derajat dan balut dengan kasa pembalut lain, balut
lengan atas menyilang dinding perut. Yakinkan bahwa tali pusat tidak
tertutup kasa pembalut.
Mata Kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita
Kompetensi Dasar : Neonatus dan Bayi dengan Jejas Persalinan
Dosen Pamong : Dra.Hj.Mohanis, M.Kes
Dosen Pembimbing : Drs.H.Buchari Nurdin, M.Pd
Pertemuan Ke : VI (Keenam)
Oleh :

Monarisa
Nim. 074323425

PRODI DIV BIDAN PENDIDIK JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN DEP KES PADANG
TAHUN 2008

Anda mungkin juga menyukai