Laporan Transistor 2
Laporan Transistor 2
PENDAHULUAN
1
Kegunaan dari transistor adalah sebagai penguat arus, pemutus, dan
penyambung, stabilisasi sinyal dan lainnya disebut dengan transistor. Transistor
diperlukan untuk menguatkan arus yang masuk pada rangkaian listrik, atau pada
komponen listrik tertentu, agar arus yang masuk tepat pada rangkaian atau
component tersebut, sehingga komponen dapat bekerja secara optimal.
1.3 Tujuan
Menetukan hubungan arus basis dengan arus kolektor?
1.4 Hipotesis
Arus basis berbanding lurus dengan arus collector.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transistor
Arus didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui suatu
luasan penampang lintang. Jika Q adalah muatan yang mengalir penampang
lintang A dalam waktu t , arus adalah :
Q
I
t ………………………………………..(2.2)
Arus listrik bisa berupa arus searah (DC), di mana arus tetap tidak berubah pada
satu arah; atau bisa berubah arus bolak-balik (AC), dimana arus berganti arah
dengan frekuensi tertentu,, biasanya 60 Hz
3
Simbol sirkit kedua jenis transistor itu hampir sama. Perbedaannya terletak
pada arah panah di ujung emitter. Seperti yang telah diketahui, arah panah ini
menunjukkan arah aliran arus konvensional yang berlawanan arah dalam kedua
jenis tadi tetapi selalu dari bahan jenis p ke jenis n dalam sirkit emitter dasar.
Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari bahan seng konduktor.
Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor
efek medan ( Field Effect Transistor – FET). Transistor digunakan dalam
rangkaian untuk memperkuat isyarat, artinta isyarat lemah pada masukan
diubah menjadi isyarat pada keluaran. Transistor dwikutub dibuat dengan
menggunakan semikonduktor ektrinsik jenis p dan jenis n yang disusun seperti
gambar 2.1. Ketiga bagian transistor ini disebut emitor, basis, dan kolektor.
Masing-masing transistor ni dihubungkan keluar transistor dengan
menggunakan konduktor sebagai kaki transistor.
4
dan kolektor. Masing-masing bagian transistor akan dihubungkan keluar
transistor dengan menggunakan konduktor sebagai kaki transistor. Pada
transistor dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis diberi panjar maju
sehingga arus mengalir dri emitor ke basis. Panjar (inggris ; bias) adalah
tegangan dan arus dc yang harus lebih dulu dipasang agar rangkaian transistor
bekerja. Seperti lazimnya, arus listrik ditentukan mempunyai arah seperti gerak
muatan positif.
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu
rangkaian CE (Common Emitter), CC (Common Collector) dan CB (Common
Base). Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa
parameter penting dan berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat
untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio.
Nilai penguatan ini disebabkan karena apabila kita mengalirkan arus pada kaki
base ke emitor (pn) maka arus akan mengalir melewati collectorke base
kemudian arus mengalir dari collector ke emitor.
Hubungan antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva diode karena
junctionbase-emitor tidak lain adalah sebuah diode. VBE adlah tegangan jepit
5
6ilic junction base-emitor. Arus hanya akan mengalir jika tegangan antara base-
emitor lebih besar dari VBE. Sehingga arus IB mulai aktif mengalir pada saat
nilai VBE tertentu
(Neutrino, 2009:19-20).
Untuk transistor pnp semua arus dihitumg terbalik dan voltase harus
menjadi terbalik berarti VBE dan VCE menjadi negative atau menjadi VEC
(voltase emitor-kolektor). Kerja transistor berdasarkan kepekaan arus yang
dihasilkan oleh emitor (pengeluaran) oleh beda tegangan antara emitor dan
basis (tumpuan). Jika trgangan emitor naik sedikit sehingga beda tegangan
antara basis emitor naik sedikit, arus yang dikeluarkan oleh emitor akan
berubah banyak. Arus ini dikumpulkan oleh kolektor yang diberi panjar mundur
oleh VCC sehingga arus tak dapat membalik dari kolektor ke basis seperti
terlihat dalam gambar 2.1
6
sambungan basis emitter, suatu suplai positif pada kolektor akan menyebabkan
arus mengalir di antara kolektor dan emitter. Dua hal yang harus diperhatikan
pada arus kolektor ini adalah :
1. Untuk arus basis nol, arus kolektor turun sampai pada tingkat arus
kebocoran, yaitu kurang dari 1µA dalam kondisi normal (untuk transistor
7ilicon).
2. Untuk arus basis tertentu, arus kolektor yang mengalir akan jauh lebih besar
daripada arus basis itu. Arus yang dicapai ini disebut hFE, dengan
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
8
Multimeter digunakan sebagai amper-meter (A2) dengan batas ukur
2,5 mA DC
Potensiometer 10 kΩ diatur pada nilai hambatan maksimum
Kumparan dipasang pada rangkaian basis transistor
3. Hubungkan catu-daya kesumber tegangan PLN (alat masih dalam
keadaan mati/off).
4. Pilih tegangan keluaran catu-daya 3V AC
5. Hubungkan rangkaian ke catu-daya (gunakan kabel penghubung).
6. Periksa kembali rangkaian
3.2.2 Langkah-langkah Percobaan
1. Catu daya dihidupkan (on), kemudian saklar ditutup (posisi 1)
2. Potensiometer diatur sehingga kuat arus yang ditunjukkan
amperemeter A1 dan A2 dapat dibaca dengan baik. Dicatat hasil
pembacaan pada A1 dan A2 pada table hasil pengamatan
3. Lakukan kembali langkah b sebanyak 4 kali dengan kuat arus yang
berbeda (dengan cara diatur potensiometer), cata hasilnya kedalam
table pada hasil pengamatan.
3.3 Gambar Percobaan
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
No IB IC IC
(μA) (μA) IB
1 32 420 13,13
2 100 420 4,2
3 145 420 2,9
4 235 420 1,8
4.1.2 Perhitungan
I C 420
13,13
IB 32
I C 420
4, 2
I B 100
I C 420
2,9
I B 145
I C 420
1,8
I B 235
10
11
12
BAB V
5.1 Kesimpulan
Arus basis yang dihasilkan dari rangkaian Transistor II ini adalah berubah-
ubah tergantung dengan pengaturan potensiometernya. Sedangkan arus kolektor
yang dihasilkan dari tangkian ini adalah tetap, walaupun kita mengubah
pengaturan potensiometernya. Kita dapat mencari faktor penguat arus (β) dengan
IC
menggunakan persamaan . Dari persamaan tersebut maka dapat dilihat
IB
hubungan antara arus basis dan arus kolektor. Semakin besar arus basis yang
dihasilkan, maka faktor penguat arus (β) yang dihasilkan transistor akan semakin
kecil.
3.1 Saran
1. Diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan mengetahui maksud
dan tujuan percobaan tersebut agar percobaan dapat berjalan lancar dan
praktikan dapat mengambil pelajaran dari percobaan tersebut.
2. Diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan mengetahui alat-alat
apa saja yang digunakan, dan apa fungsi dari alat-alat yang akan digunakan
tersebut, agar praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik dan benar.
3. Perlu adanya kerja sama yang baik antara pratikan dengan asisten dosen
maupun dosen.
4. Prktikan harus teliti dalam pengukuran maupun perhitungan.
5. Diharapkan para asisten mengusai materi yang akan diprktikumkan agar
dapat membimbing jalannya praktikum dengan baik dan benar
13
14