Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Biologi

PROSEDUR ALOKASI PANCA INDRA


Tugas ini diselesaikan untuk memenuhi kompetensi dasar semester dua
Tahun Ajaran 2018/2019

Disusun Oleh :
Adlan Adi Ramadhan (02)
Callista Najla Raptania (10)
Muhammad Adelmar (19)
Namira Salsabila (25)
XI MIPA 6

SMA NEGERI 3 BOGOR


Jalan Pakuan No. 4
Telp (0251)8321747 Baranangsiang - Bogor Timur
Website : www.smantiboo.sch.id E-mail : sman3bgr@smantiboo.sch.id
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan
Praktikum Biologi ; Prosedur Alokasi (Uji Panca Indra) ini. Tak lupa shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, karena berkat pengorbanan beliau kita dapat merasakan manisnya
keislaman.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


guru pengajar yang telah memberikan banyak masukkan dan materi pembelajaran
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia ini dengan sebaik
mungkin. Dan terima kasih juga kepada kedua orang tua dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


kekurangan baik dari segi penulisan, isi maupun pemilihan ide. Oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang dapat
membangun penulis agar dapat menulis laporan praktikum yang lebih baik lagi.

Dan kami berharap, semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca yang sudah mau menyempatkan diri untuk membaca laporan
praktikum ini.

Bogor, 4 Mei 2019

Anggota
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran di lingkungan mengenai membran
timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di membran timpani persatuan waktu
adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut
gelombang suara. Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan
nada berkaitan dengan frekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar suara
semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada. Kekuatan suara
dipengaruhi juga dengan posisi suara, semakin pendengar mendekati sumber akan semakin jelas
suaranya, sedangkan apabila pendengar menjauhi sumber maka akan semakin kabur suaranya.
Telah diketahui bahwa adanya suatu suara akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar
suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai masking (penyamaran). Tingkat suatu suara menutupi
suara lain berkaitan dengan nadanya. Kecuali pada lingkungan yang sangat kedap suara.
Penyaluran suara adalah proses telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal
menjadi potensi aksi pada saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-
tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan
gelombang dalam cairan telinga dalam. (Sumber : Internet)

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum tentang alokasi suara yaitu menentukan tempat


datangnya suara sedangkan untuk blind spot yaitu menentukan terjadinya blind spot.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan Praktikum


ALAT
(Lokalisasi Suara)
- Garputala atau benda lain yang apabila dipukul akan berbunyi
(Menentukan Blind Spot)
- Penggaris
- Pulpen atau pensil
BAHAN
(Lokalisasi Suara)
- Sistem pendengaran manusia
(Menentukan Blind Spot)
- Sehelai kertas putih
- Mata

2.3. Cara Kerja


(LOKALISASI SUARA) (MENENTUKAN BLIND SPOT)
1. Tutuplah mata orang yang akan diteliti 1. Pada kertas putih tersebut berikan tanda (+)
2. Bunyikan garputala/benda lain pada dan tanda (-) dengan jarak 7,5 cm
jarak 15 cm dari : 2. Pegang kertas tersebut kemudian letakkan
a. Muka depan didepan kita dengan jarak awal
b. Belakang kepala 3. Tutup mata kiri, kemudian fokuskan mata
c. Atas kepala kanan pada tanda secara menyilang
d. Samping kanan 4. Gerakkan perlahan mendekati mata sambil
e. Samping kiri memndang salah satu tanda tadi secara
3. Begitu alat dibunyikan, orang tersebut menyilang
harus menentukan letak sumber bunyi.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

Lokalisasi Suara
3.1. Hasil Pengamatan

Posisi sebelum mata


Posisi sesudah mata ditutup
No. Nama ditutup
A B C D E A B C D E
1. Adlan Adi R. ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✗ ✔ ✔ ✔ ✗
2. Callista Najla ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✗ ✔ ✔ ✔ ✔
3. M.Adelmar ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✗ ✔ ✔ ✔
4. Namira Salsabila ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

Menentukan Blind Spot


3.2.Hasil Pengamatan

No Nama Mata Kanan (cm) Mata Kiri (cm)


1 Adlan 25 cm 23 cm
2 Callista 24 cm 20 cm
3 M.Adelmar 26 cm 22 cm
4 Namira 30 cm 21 cm
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan Lokalisasi Suara


Pada sebagian individu hilangnya suatu fungsi alat indera berpengaruh terhadap
ketajaman fungsi alat indera lain. Telinga merupakan organ pendengaran dan
keseimbangan, hilangnya fungsi penglihatan tidak berpengaruh dalam menentukan
arah sumber suara, karena saraf auditori menerima rangsang suara yang akan diolah
oleh saraf otak dan diterjemahkan menjadi berupa sumber suara dan suatu informasi.

4.2.Kesimpulan Blind Spot

Mekanisme pembentukan bayangan pada mata terjadi saat cahaya masuk ke mata,
diterima kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan bayangan akan jatuh di
bintik kuning pada retina. Kemudian diteruskan ke bagian saraf optik lalu diteruskan pada
lobus ospital pada otak besar. Mata kita memiliki keterbatasan dalam melihat, sehingga
sesuatu yang ada di hadapan kita bisa tidak terlihat. Di dalam bola mata, persisnya pada
bagian retina, yaitu bagian bola mata sebelah belakang, terdapat bintik buta yang
merupakan bagian dari retina yang tidak memiliki sel-sel penangkap cahaya, sehingga
cahaya yang jatuh pada daerah bintik buta atau blind spot ini tidak akan menghasilkan
bayangan. Ternyata kita yang memiliki mata normal, juga memiliki kekurangan berupa
“buta” pada kondisi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai