Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

ANATOMI SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM IMUN

SGD 2
Pande Putu Krisna Hadi Saputra (1402105056)
Putu Rhisa Mahasari (1402105014)
Putu Adyan Wacaka (1402105016)
Ni Wayan Ika Puspita Sari (1402105029)
Made Juliana Dewi (1402105025)
Ni Kadek Danis Lisyaningsih (1402105032)
Putu Nia Puspayanti (1402105007)
Putu Ayu Maha Erni (1402105042)
Ida Ayu Dwi Wahyuni (1402105028)
A.A. Putu Nita Widyasrini (1402105043)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2
ANATOMI SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM IMUN

1. Sebutkan 3 komponen utama dalam sistem endokrin!


Tiga komponen utama sistem endokrin adalah :
a. Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim
hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus (saluran). (Syaifuddin,
2011)
b. Hormone adalah bahan ( penghantar kimiawi) yang dihasilkan tubuh oleh
organ yang memiliki efek regulatik spesifik terhadap aktivitas organ
tertentu, yang disekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah ke
jaringan sasaran untuk memengaruhi/ mengubah kegiatan jaringan sasaran.
(Syaifuddin, 2011)
c. Sel reseptor hormone merupakan olekul pengenal spesifik dari sel tempat
hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya Umumnya
pengikatan Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen
Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma)
atau pun intraselluler. (Indah, Mutiara. 2004)

2. Jelaskan perbedaan kelenjar eksokrin dan endokrin!


a. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil senyawanya. Senyawa yang dihasilkan kelenjar eksokrin
dialirkan melalui saluran (duktus) misalnya : air liur dan kelenjar keringat.
(Karmana, Oman. 2006)
b. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus
dalam penyaluran hasil senyawanya. Senyawa yang dihasilkan kelenjar
endokrin tidak dialirkan melalui suatu saluran, tetapi langsung terdifusi ke
dalam darah. Kelenjar endokrin berhubungan erat dengan kapiler darah
sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan mengalir
bersama aliran darah. (Karmana, Oman. 2006)
3. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
Hormone adalah bahan ( penghantar kimiawi) yang dihasilkan tubuh oleh
organ yang memiliki efek regulatik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu,
yang disekresi oleh kelenjar endokrin, diangkut oleh darah ke jaringan sasaran
untuk memengaruhi/ mengubah kegiatan jaringan sasaran. (Syaifuddin, 2011)
Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar
yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat
diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang
lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung
diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu
yang panjang.

4. Sebutkan dan jelaskan jenis kelenjar endokrin dalam tubuh manusia,


lokasi, hormon yang dihasilkan, dan fungsinya! (sertakan gambar)
a. Kelenjar pinealis
Kelenjar pienalis atau kelenjar epifise terdapat di dalam ventrikel otak.
Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus
superior. Kelenjar ini berukuran kecil dan berwarna merah seperti cemara
(Syaiffudin, H., 2006).

Gambar 1.1 Kelenjar Pineal


Dari segi struktur, kelenjar pienalis dibungkus jaringan ikat piamater.
Elemen-elemen jaringan ikat membentuk septasi dan lobulasi. Komponen
seluler utama dari kelenjar ini adalah astrosit dan pienalisosit (sel
epiteloid). Sel-sel jaringan ikat (sel plasma, fibroblas, sel mast, makrofag)
juga sering ditemukan (Universitas Gadjah Mada., n.d). Fungsi dari
kelenjar pienalis ini belum diketahui secara jelas. Kelenjar ini
menghasilkan sekresi interna yang berfungsi untuk membantu pankreas
serta kelenjar kelamin yang penting untuk mengatur aktivitas seksual serta
reproduksi manusia. Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar pienalis
diatur oleh syarat syaraf yang ditimbulkan cahaya oleh mata. Kelenjar ini
menyekresikan melatonin (Syaiffudin, H., 2006).
 Hormon melatonin : Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak
bila dibandingkan dengan orang dewasa. Melatonin merupakan
hormon yang berfungsi untuk mengatur irama sirkandian manusia.
Hormon ini berperan untuk mengatur rasa kantuk pada diri seseorang
(Syaiffudin, H., 2006).
b. Kelenjar hipofisis/pituitary/master of glands

Gambar 1.2. Kelenjar Hipofisis/Pituitary


Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitari merupakan kelenjar yang terletak
di sela tursika, pada konvavitas berbentuk sadel dari tulang sfenoid
(Jayapardi, I., 2002). Kelenjar hipofisis memiliki ukuran kira-kira
10x13x6 mm serta memiliki berat sekitar 0,5 sampai 1 gram. Bagian
superior dari kelenjar hipofisis ini terdapat diafragma sella. Diafragma
sella merupakan suatu perluasaan transversal dari duramater. Bagian ini
juga merupakan suatu bagian yang ditembus oleh tungkai hipofisis
(Jayapardi, I., 2002). Secara fisiologis, kelenjar hipofisis dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu hipofisis anterior (adenohipofisis) serta hipofisis
posterior (neurohipofisis). Antara hipofisis anterior dan hipofisis posterior,
terdapat suatu daerah kecil yang disebut sebagai pars intermedia.

Gambar 1.4. Kelenjar Hipofisis dan fungsinya


Lobus Anterior/Adenohypophysis : Secara embirologis, hipofisis
anterior merupakan bagian hipofisis yang berasal dari kantong rathke.
Kantung ranthke merupakan suatu invaginasi epitel faring sewaktu
pembentukan embrio. Hal ini berbeda dengan hipofisis posterior (Guyton,
A. C., & Hall, J. E., 2012).

Gambar 1.3. kelenjar Hipofisis Anterior

Sel yang
No. Hormon Fungsi
Menghasilkan
1. Sel orangeophil GH (Growth Hormon yang berfungsi merangsang
(alpha Hormone) pertumbuhan tulang, jaringan lemak,
acidophil/sel serta visera penting pada individu
somatotrope) yang masih muda. Selain itu, hormon
ini berfungsi mengatur metabolisme
protein, elektrolit, karbohidrat dan
lemak
2. Sel carminophil Hormon Merangsang pertumbuhan payudara
(epsilon prolaktin wanita dan memproduksi air susu
acidophil/sel (luteotropic
mammotrope) hormone/ LTH).
3. Sel beta thyrotropic Menstimulasi sintesis dan sekresi
basophil (sel hormon/thyroid hormon tiroid (tiroksin dan
thyrotropic) stimulating triiodotironin)
hormone/TSH
4. Sel FSH (Folicle Menimbulkan pertumbuhan folikel
gonadothropic stimulating di ovarium dan membentuk sperma
tipe 1 hormone) pada testis
5. Sel LH (Luteinizing Menstimulasi sintesis testosteron di
gonadothropic Hormone) sel Leydig testis, merangsang
tipe 2 ovulasi, pembentukan korpus
luteum, dan sintesis estrogen dan
progesteron di ovarium
6. Sel ACTH Menstimulasi sintesis dan sekresi
corticotrophic (Adenocorticotr hormon adenokortikal (kortisol,
opic Hormone). androgen dan aldosterone).
7. Sel pada pars Melanocyte- Mempengaruhi kondisi kulit,
intermedia stimulating membantu proses pigmentasi
hormone
(MSH).
Sumber: (Pratiwi, H., 2013) (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012)
(Syaiffudin, H., 2006).
Lobus Posterior/Neurohipophyisis
Hipofisis posterior merupakan bagian hipofisis yang berasal dari
evagianasi atau penonjolan jaringan saraf dari hipotalamus (Syaiffudin, H.,
2006).
No. Hormon Fungsi
1. Antidiuretic hormone Meningkatkan reabsorbsi air oleh ginjal
(ADH/vasopressin) dan menimbulkan vasokontriksi serta
meningkatkan tekanan darah
2. Oksitosin Merangsang ejeksi air susu dari payudara
dan merangsang kontraksi uterus
Sumber: (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin, H., 2006).
c. Kelenjar thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di dalam tubuh.
Secara normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram pada manusia
dewasa (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012). Kelenjar tiroid terletak tepat
dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta terdiri
dari dua lobus, yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling
berhubungan. Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm,
dan lebar 2,5 cm (Syaiffudin, H., 2006). Secara mikroskopis, struktur
kelenjar tiroid ini terdiri dari banyak folikel-folikel tertutup yang dipenuhi
oleh bahan sekretorik yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel
epitel kuboid yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel.
Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein trigobulin besar, yang
mengandung hormon tiroid dalam molekul-molekulnya. (Guyton, A. C., &
Hall, J. E., 2012).

Gambar 1.3. Kelenjar Tiroid dan kelenjar Paratiroid

Secara fisiologis, kelenjar tiroid ini berfungsi untuk menyesekresikan dua


hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
 Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Sekeresi hormon tiroid ini
memerlukan bantuan TSH untuk endosistosis koloid pada mikrovili,
enzim proteolitik untuk memecahkan tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3) dari trigobulin. Selanjutnya tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
akan dilepaskan ke dalam darah. Kedua hormon berfungsi untuk
meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh dengan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia di sebagian besar sel. (Guyton, A. C., & Hall, J.
E., 2012).
 Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), kelenjar ini juga
menyesekresikan kalsitonin. Hormon kalsitonin merupakan hormon
yang berfungsi untuk menambah deposit kalsium di tulang. Selain itu,
hormon ini berfungsi untuk mengurangi konsentrasi kalsium di cairan
ekstrasel (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012).
d. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di atas selaput yang
membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4 buah. Setiap dua
pasang kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid.
Setiap kelenjar paratiroid berukuran kira-kira 5x5x3 mm, dengan berat
sekitar 25-30 mg (Syaiffudin, H., 2006).

Gambar 1.5. Kelenjar Parathiroid


Sel utama dari kelenjar ini terdiri dari sel prinsipal dan sel oksifil. Sel
prinsipal ada 2 macam, yaitu sel prinsipal terang dan sel prinsipal gelap.
Jumlah sel prinsipal lebih banyak dibanding sel oksifil. Hormone yang
dihasilkan oleh kelenjar paratiroid adalah hormone Paratiroksin.
 Paratiroksin merupakan polipeptida produk sekretorik sel-sel prinsipal
kelenjar paratiroid (Universitas Gadjah Mada., n.d). Hormon ini
berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium serum. Produksi
hormon paratiroksin akan meningkat apabila kadar kalsium dalam
plasma menurun. Hormon ini meningkatkan kadar kalsium dalam
darah dengan meningkatkan absorbsi kalsium pada usus dan ginjal,
serta melepaskan kalsium dari tulang (Guyton, A. C., & Hall, J. E.,
2012).
e. Kelenjar suprarenalis/adrenal
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar berbentuk ceper yang terdapat di
bagian atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua buah, terdapat satu pada
masing-masing ginjal. Kelenjar ini memiliki berat kira-kira 5-9 gram
(Syaiffudin, H., 2006). Kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) serta bagian dalam (medula). Bagian korteks merupakan
bagian kelenjar yang berasal dari sel-sel mesodermal, sedangkan bagian
medula merupakan bagian yang berasal dari sel-sel ectodermal
(Universitas Gadjah Mada., n.d). Perbatasan korteks-medula interdigitasi
atau dapat terlihat jelas.

Gambar 1.6. Kelenjar Adrenal


Bagian Kortex
Bagian korteks adrenal merupakan bagian yang tersusun dari sel-sel
sekretorik berbentuk polihedral tersusun dalam bentuk tali-tali, biasanya
setebal 2 sel. Tali-tali tersebut terorientasi secara radial dari daerah
medula. Bagian ini terbagi menjadi beberapa zona, yaitu zona gromerulosa
(lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah yang paling besar), zona
retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi medula)
(Universitas Gadjah Mada., n.d).
No. Hormon Fungsi
1. Aldosteron (salah satu Meningkatkan reabsorbsi natrium ginjal,
jenis hormon dari sekresi kalium, dan sekresi ion hidrogen
golongan
mineralkortikoid)
2. Glukokortikoid (jenis  Meningkatkan glikogenesis dan
hormon yang terutama glukogenesis di dalam sel hati
dilepaskan adalah  Meningkatkan metabolisme protein
kortisol) terutama di otot dan tulang
 Meningkatkan sintesis DNA dan RNA
dalam sel hati
 Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan
sekresi ion K di dalam ginjal
 Menurunkan ambang rangsangan susunan
saraf pusat
 Menggiatkan sekresi asam lambung
 Menguatkan efek noreadrenalin terhadap
pembuluh darah dan merendahkan
permeabilitas dinding pembuluh darah
 Mempunyai efek antiinflamasi. Hormon
ini menstabilkan membran lisosom,
menurunkan sintesis kolagen,
meninggikan degradasi kolagen, dan
menghambat prolifuasi fibroblas.
 Menurunkan daya tahan terhadap infeksi
dan menghambat pembentukan antibodi
 Menghambat pelepasan histamin dan
reaksi alergi
3. Androgen (terutama Hormon yang terkait dengan maskulinisasi
ketosteroid yang memacu anabolisme protein dan
dehidroepialdosteron) merangsang pertumbuhan.
4. Estrogen Memacu pertumbuhan dan perkembangan
sistem reproduksi wanita, payudara wanita
dan ciri seksual sekunder wanita.
Sumber: (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin, H., 2006).

Gambar 1.6. Kelenjar Adrenal bagian korteks dan medulla

Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama medula, yaitu
sel kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel kelenjar dari medula
adrenal berukuran besar, berbentuk kolumner atau polihedral, nukleusnya
besar dan vesikuler. Sel kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap
venula, kutub yang lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta
memiliki granula yang tercat kromafin yang sering disebut adrenokron.
Sel-selnya disebut sel kromafin atau feokrom (Universitas Gadjah Mada.,
n.d). Kelenjar ini ini berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang
menyekresikan epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap
rangsang simpatis. Sel kelenjar dapat memproduksi efinefrin disamping
norefrinefrin yang diubah oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol
(Syaiffudin, H., 2006).
No. Hormon Fungsi
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
menyebabkan vasokonstriksi sehingga hormon ini
berperan dalam meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah yang meningkat berperan untuk
memperbaiki keadaan syok yang bukan disebabkan
oleh pendarahan.
2. Efinefrin 1. Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
berfungsi untuk memvasodilatasi arteriole dari
otot tulang serta memvasokontriksi arteriole
pada kulit. Pada jantung, efinefrin berfungsi
menambah atau meningkatkan kontraksi otot
jantung, serta memperbesar curah jantung.
2. Hormon ini juga dapat berdampak terhadap
metabolisme. Terkait dengan metabolisme
tubuh, hormon ini berfungsi untuk:
 Mestimulasi pemecahan glikogen oleh hepar
dan otot. Aksi iniberfungsi untuk menaikkan
tekanan darah melalui penambahan AMP
(Adenosin monofosfat).
 Menyebabkan efek lipolisis dalam jaringan
lemak. Efek lipolisis menyebabkan pelepasan
amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak
sebagai pemicu dalam otot dan hati untuk proses
glukoneogenesis.
 Menghalangi pelepasan insulin dalam pankreas
 Dalam keadaan darurat, efinefrin digunakan
untuk melepas asam lemak dari jaringan untuk
pembakar dalam otot, meningkatkan mobilisasi
glukosa dengan menambah glukoneogenolisis
serta glukogenesis, mengurangi uptake glukosa
dalam otot, mengurangi pelepasan insulin,
sehingga glukosa digunakan oleh sistem saraf
sentral.
3. Hormon ini juga berdampak terhadap otot polos
dari vicera. Efinefrin dapat menyebabkan
relaksasi otot polos gaster, usus, vesica urinaria
serta otot polos bronkus.
Sumber: (Syaiffudin, H., 2006).

f. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak di rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan
hormone somatotrof. Adapun fungsi hormone ini adalah untuk :
- Mengatur proses pertumbuhan.
- Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
- Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang
menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell

Gambar 1.7. Kelenjar Thymus


g. Kelenjar pancreas/langerhans
Letaknya : di rongga perut
 Hormon Insulin Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
 Mengatur kadar glukosa dalam darah.
 Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam
hepar dan otot.
 Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja yang
sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi
meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen
menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

Gambar 1.8. Kelenjar Pankreas

h. Kelenjar kelamin/gonad
Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium di rongga perut
dan pada pria letaknya di testis di rongga perut bawah.
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :
 Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron,
merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa. Fungsi Hormon Testosteron : a. Mengatur ciri kelamin
sekunder. b. Mempertahankan proses spermatogenesis.

Gambar 1.9. Sistem reproduksi pria


 Sel Ovarium

Gambar 2.1. Sel ovarium


Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
 Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk memperlihatkan
ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
 Hormon Progesteron, hormon ini berfungsi mempersiapkan masa
kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan enjaga
kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
 Hormon Relaksin, hormon ini berfungsi untuk membantu proses
persalinan dalam kontraksi otot.

5. Sebutkan tipe-tipe sel pada Pulau Langerhans beserta fungsinya!


Pancreas menghasilkan kelenjar endokrin bagian dari kelompok sel yang
membentuk pulau –pulau langerhans. Pulau-pulau langerhans berbentuk oval
tersebar diseluruh pancreas. Dalam tbh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau
langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengah dari sel ini
menyekresi hormone insulin. Dalam tubuh manusia normal terdapat pulau
langerhans menghasilkan 4 jenis sel yaitu : (Syaifuddin, 2011)
a. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40% memproduksi glucagon menjadi factor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif.
b. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
c. Sel-sel D 5-15% membuat somatotastin
d. Sel-sel F 1 % mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida

6. Jelaskan hubungan antara hipotalamus dan kelenjar endokrin dalam


tubuh manusia!
Sel-sel neurosekresi hipotalamus mengintegrasikan fungsi-fungsi endokrin
dan fungsi syaraf dengan cara mempengaruhi kelenjar pituitary. Pituitary
posterior merupakan perluasan otak yang menyimpan dan membebaskan dua
hormone (oksitosin dan antidiuretik, ADH) yang diahsilkan oleh sel-sel
neurosekresi di hipotalamus. Oksitosin menginduksi kontrasksi uterus dan
pelepasan susu, dan ADH meningkatkan reabsorpsi air di ginjal. (Campbell,
NA., et al, 2004)
Di bawah pengarahan hormone –hormon pembebas dan penghambat yang
dikirimkan oleh pembuluh portal khusus dari hipotalamus, pituitary anterior
menghasilkan suatu kumpulan hormone, yang meliputi hormone perangsang
tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH), hormone perangsang folikel
(follicle stimulating hormone, FSH), hormone luteinisasi (luteinisasi hormone,
LH), hormone pertumbuhan (growth hormone), prolaktin (PRL), hormone
adrenokortikotropik (ACTH), hormone perangsang melanosit (MSH), dan
endorphin. Hormone tropic yang secara kimiawi berhubungan dekat dengan
TSH dan gonadotropin (FSH dan LH) merangsang secara berturut-turut
kelenjar tiroid dan gonad, untuk menghasilkan hormonnya. GH mendorong
pertumbuhan secara langsung dan merangsang produksi faktor pertumbuhan.
Prolaktin merangsang laktasi. ACTH merangsang korteks adrenal. MSH
mempengaruhi pigmentasi kulit. Endorphin, opiate alami otak, menghambat
persepsi rasa sakit. (Campbell, NA., et al, 2004)

7. Sebutkan organ yang menyusun sistem imun!


Organ-organ yang berperan dalam menyusun sistem imun adalah :
 Tonsil : ialah jaringan limpatik yang etrdiri dari kumpulan – kumpulan
limfosit dan fungsinya ualah memproduksi limfosit dan antibody yang
kemudian masuk ke dalam cairan lymph
 Limpa : sebuah kelenjar berwarna terletak sebelah belakang lambung
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah putih , tempat
cadangan sel darah merah , tempat pembongkaran sel darah merah
yang sudah mati, tempat membunuh kuman-kuman penyakit.
 Thymus : suatu jaringan lymphatic yang terletak di rongga dada bagian
atas. Thymus membesar sewaktu pubertas dan atrhopy setelah dewasa.
Fungsi thymus adalah memproses limposit menjadi limposit T.
 Sumsum tulang : termasuk jaringan limfatik yang memproduksi
limfosit muda yang akan diproses pada thymus atau temmpat – tempat
lainnya untuk menjadi limfosit T dan limfosit B.

8. Sebutkan jenis-jenis leukosit dan jelaskan perbedaannya! (sertakan


gambar)
Terdapat enam macam sel darah putih yang terdapat dalam darah. Keenam sel
tersebut adalah : Netrofil polimorfonuklear, Ensinofil poliformonuklear,
Basofil polimorfonuklear, Monosit, Limfosit, Sel plasma (kadang-kadang).
Gambar 2.2. Jenis-Jenis Sel Leukosit

Jenis-jenis Sel Leukosit Bergranula


No Perbedaan Eosinofil Basofil Neutrofil
1. Jumlah 1-4 % dari total 0- 1% dari total sel 60 -70 % dari total
sel darah putih. darah putih. sel darah putih.
2. Inti Inti biasanya Inti satu, besar Memiliki inti dengan
terbagi dalam 2 bentuk pilihan bentuk bermacam-
lobus ireguler, umumnya macam bermacam-
bentuk huruf S, macam. Ada dua
sering tidak jenis netrofil yaitu
terlihat akibat netrofil batang dan
tertutup oleh netrofil segment.
granula yang Ciri–ciri netrofil
berukuran cukup batang:
besar inti berbentuk
seperti batang,
bentuk ginjal atau
huruf S, berwarna
ungu tua,
Ciri-ciri neutrofil
segmen:
Mempunyai inti
terdiri 2-5 lobus
yang di hubungkan
dengan benang
kromatin padat,
warna ungu
tua padat.
3. Ukuran Berdiameter Berdiameter Berdiameter 12–15
sekitar 9 µm sekitar 9-10 µm µm
4. Granula Granula ovoid Granulanya sangat Netrofil batang:
yang bereaksi besar bulat, Granula kecil–kecil
dengan eosin, jumlahnya banyak halus, warna
lebih kasar tetapi letaknya lembayung muda.
dan berwarna tidak begitu rapat. Netrofil segmen:
lebih merah Granula basofil Granulanya kecil–
gelap (karena menyekresi kecil, warna
mengandung histamin dan lembayung muda
protein basa). heparin banyak tetapi
Granulanya terpisah.
merupakan Terdapat dua jenis
lisosom yang granula neutrofil
mengandung yaitu granula primer
fosfatae asam, dan granula
katepsin, sekunder. Kedua
ribonuklase, tapi granula berasal dari
tidak lisosom.
mengandung Grandula primer
lisosim. mengandung
mieloperoksidase,
fosfatase asam dan
hidrolase asam lain.
Grandula sekunder
mengandung
fosfatase lindi dan
lisosom.

5. Fungsi Dapat berfungsi Fungsinya Neutrofil merupakan


memfagositosis berperan dalam garis
dan mencerna respon alergi. depan pertahanan
kompleks Selain itu, basofil seluler terhadap
antigen-antibodi mencegah invasi jasad renik,
setelah proses koagulasi darah memfagosit partikel
kekebalan dengan kecil
melakukan menyekresikan dengan aktif.
fungsinya. Selain heparin. Neutrofil berperan
itu, eusinofil menfagosit bakteri
respon alergi, dan
pada pertahanan menghancurkannya.
melawan parasit
dan dalam
pengeluaran
fibrin
yang terbentuk
selama
peradangan.
Sumber: (Effendi, Z., 2003) (Krishnan, S., 2011) (Pujis, R., n.d.) (Diana.,
n.d.).
Netrofil, ensinofil dan basofil yang merupakan sel polimorfonuklear
seluruhnya memiliki gambaran granular, oleh karena itu disebut granulosit,
atau dalam terminology klinis disebut “poli” karena intinya yang multiple.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Jenis-jenis Leukosit Tidak Bergrandula
No. Perbedaan Limfosit Monosit
1. Jumlah Antara 25% dan 35% dari Antara 5% sampai 10%
total sel darah putih. dari total sel darah putih.
2. Ukuran Diameter Diameter antara 16 – 20
antara 8 – 10 mikron. mikron.
Kira-kira 10% limfosit
yang beredar merupakan
sel yang lebih besar
dengan diameter 12-
16µm.
3. Inti Inti berbentuk bundar atau Inti bentuknya bervariasi
lonjong, berlekuk atau biasanya berbentuk ginjal.
berbentuk seperti ginjal. Kromatin tersusun
Kelompok kromatin dalam untaian dengan
tampak kasar dan tidak warna lembayung muda
berbatas tegas.
4. Sitoplasma Sitoplasma sedikit, Sitoplasma banyak
berwarna biru muda. Kira- berwarna biru keabu –
kira 10% limfosit abuan, mengandung
yang beredar merupakan banyak vakuola halus
sel yang lebih besar sehingga memberi
dengan diameter 12-16µm rupa seperti kaca.
dengan
sitoplasma yang banyak
yang mengandung sedikit
granula azuropilik.

Sumber: (Krishnan, S., 2011) (Pujis, R., n.d.)


Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organism penyerang
terutama dengan cara fagositosis (memkannya). Fungsi limfosit dan sel
plasma terutama berhubungan dengan sistem imun. (Guyton, A. C., & Hall, J.
E., 2007)
Granulosist dan monosit hanya dibentuk dalam sumsum tulang. Granulosit
dan monosit akan disimpan dalam susmsum sampai diperlukan di sistem
sirkulasi. Bila kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai macam faktor
akan menyebabkan leukosit tersebut dilepaskan. Biasanya, leukosit yang
bersikulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali lipat jumlah yang disimpan
dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan leukosit selama 6 hari.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Limfosit dan sel plasma terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen
khususnya di kelenjar limfe, limpa, tinus, tonsil, dan berbagai kantong
jaringan limfoid di mana saja dalam tubuh, seperti sumsum tulang dan plak
Player di bawah epitel dinding usus. (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)

Gambar 2.3. Sel darah putih

Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya


4 sampai 8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4 sampai 5 hari dalam jaringan
yang membutuhkan. Pada keadaan infeksi berat, masa hidup granulosit
kadang lebih singkat bahkan hanya sampai beberapa jam. Hal ini dikarenakan
granulosit bekerja lebih cepat pada daerah infeksi, melakukan fungsinya, dan
kemudian masuk dalam proses ketika sel-sel itu sendiri dimusnahkan.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Monosit memiliki masa edar yang singkat yaitu 10 sampai 20 jam dalam
darah. Begitu masuk dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai
ukurannya besar sekali dan menjadi makrofag jaringan, dalam bentuk ini, sel-
sel monosit dapat hidup berbulan-bulan kecuali sel tersebut dimusnahkan saat
melakukan fungsi fagositik. (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu, bersama dengan aliran
limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam,
limfosit keluar dari darah dan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis,
selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi, demikian seterusnya
sehingga terjadi sirkulasi limfosit yang terus menerus di seluruh tubuh.
Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan
tergantuk pada kebutugan tubuh akan sel tersebut. (Guyton, A. C., & Hall, J.
E., 2007)

9. Sebutkan jenis-jenis limfosit dan jelaskan perbedaannya!


Sel limfosit secara jelas dapat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu :
a. Limfosit T. Pada masa embrio, kedua macam limfosit ini berasal dari sel
stem hematopoietic pluripoten yang membentuk limfosit sebagai salah
satu hasil diferensiasi sel terpenting. Hamper semua limfosit yang
terbentuk akhirnya berada dalam jaringan limfoid, namun sebelum sampai,
limfosit berdiferensiasi lebih lanjut. Limfosit yang dipersiapkan umtu
membentuk limfosit T teraktivasi, mula-mula bermigrasi ke kelanjar timus
dan diolah lebih dulu disana, sehingga limfosit tersebut disebut limfosit T.
Dalam sel timus, limfosit T membelah secara cepat dan pada waktu yang
bersamaan membentuk keanekaragaman yang ekstrem bereaksi melawan
berbagai antigen spesifik. Artinya, tiap satu limfosit di kelenjar timus
membentuk reaktivitas yang spesifik untuk melawan satu antigen.
Kemudain limfosit berikutnya membentuk spesifilitas terhadap antigen
yang lain. Berbagai limfosit T yang telah diproses ini meninggalkan timus
dan menyebar ke seluruh tubuh melalui darah untuk mengisi jaringan
limfoid di setiap tempat. Bertanggung jawab dalam pembentukan limfosit
teraktivasi yang dapat membentuk imunitas diperantarai sel. (Guyton, A.
C., & Hall, J. E., 2007)
b. Limfosit B. limfosit B yang yang dibersiapkan untuk membentuk
antibody, mula-mula lebih dulu diolah di hati selama masa pertengahan
kehidupan janin, kemudian di sumsum tulang pada masa akhir janin dan
sesudah lahir. Lmfosit B berbeda dengan limfosit T dalam dua hal :
Pertama, berbeda dengan seluruh sel yang membentuk reaktivitas terhadap
antigen (seperti yang terjadi pada limfosit T), limfosit B secara aktif
menyekresikan antibody yang merupakan bahan reaktif, kedua, limfost B
bahkan memiliki banyak keanekaragaman daripada limfosit T.
Bertanggung jawab dalam pembentukan antibody yang memberikan
imunitas humoral. (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Perbedaan Sel Limfosit
Adapun perbedaan sel Limfosit T dan sel limfosit T dijelaskan dalam tabel
berikut.
No Perbedaan Sel Limfosit T Sel Limfosit B
1. Tempat Sel limfosit ini berasal Sel limfosit ini berasal dari
Pematangan sel dari sumsum tulang limfosit matang yang
tetapi matang di timus berdiferensiasi di sumsum
tulang
2. Lokasi utama Parakortikal Folikel
dalam kelenjar
getah bening
3. Reseptor dari TcR Antibodi
antigen
4. Fungsi Proteksi terhadap Proteksi terhadap mikroba
mikroba intraselular ekstraselular
5. Produk yang Th1: IFN-γ/TNF-α Antibodi (Sel B menjadi sel
disekresi Th2: IL-4, IL-5, IL-6 plasma)
Tc: perforin
6. Tipe dari Sel Dalam bentuk aktif, sel Sel limfosit B berikatan
Aktif T dapat berupa sel T dengan antigen akan
sitotoksik, sel T helper menyebabkan sel
atau sel T penekan berdiferensiasi menjadi sel
plasma
7. Waktu hidup panjang atau lama Pendek
Sumber: (Nuraini, T., n.d.) (Baratawidjaja, K. G., 2004)

10. Sebutkan organ yang termasuk :


a. Pertahanan tubuh lini pertama
Organ tubuh yang termasuk pertahanan tubuh lini pertama adalah :
 Kulit (menyekresi asam lemak dan keringat yang mengandung
garam sehingga menghambat laju bakteri)
Kulit merupakan organ terluas yang berperan dalam pertahanan fisik
terhadap lingkungan dan inflamasi. Kulit terdiri dari dua lapisan,
yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan merupakan bagian
terluar yang mengandung keratinosit. Keratinosit merupakan sel
epitel skuamosa yang berperan untuk memproduksi berbagai sitokin,
seperti IL-1, IL-6, IL-10, TGF-β, dan TNF-α. Keratinosit ini
berperan dalam reaksi imun non-spesifik, inflamasi, modulasi atau
regulasi respons imun di kulit. Selain keranosit, epidermis juga
memiliki melanosit. Melanosit ini berperan dalam memproduksi
pigmen.
Selain keratinosit dan melanosit, pada epidermis terdapat sel
Langerhans (LC) serta sel T. Antigen Presenting Cell (APC)/Sel
Langerhans, serta sel T ini memiliki reseptor seperti TCR dan Fc-R
yang memberikan sensitifitas dari respon imun. Dermis merupakan
lapisan kulit di bawah epidermis yang mengandung sel CD4+ dan
CD8+ terutama perivaskular yang disertai dengan sedikit makrofag
(Baratawidjaja, K. G., 2004).
 Membran mukosa
Mukosa ditemukan di permukaan saluran pernapasan serta saluran
pencernaan. Mukosa mengandung sel limfosit dan Antigen
Presenting Cell (APC) yang mengawali respon ketika terdapat
antigen yang terhirup atau termakan (Baratawidjaja, K. G., 2004).
 Kelenjar Air Mata
Kelenjar air mata terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal
di atas orbita. Kelenjar ini terletak di dalam palpebra superior.
Kelenjar air mata berfungsi untuk memproduksi air mata. Air mata
berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena air mata
mengandung lisozim. Lizozim merupakan enzim yang memiliki
aktivitas sebagai antibakteri. Walaupun air mata mengandung enzim
bakteriostatik dan lisozim, air mata tidak dianggap sebagai
antimikroba yang aktif. Terkait dengan fungsi kekebalan, air mata
lebih cenderung memiliki fungsi mekanik yaitu membilas
mikroorganisme sekaligus produk-produk yang dihasilkannya
(Universitas Sumatera Utara, 2011).
 Kelenjar Air Liur
Terkait dengan sistem kekebalan tubuh, sel-sel plasma dalam
kelenjar saliva menghasilkan antibodi, terutama dari kelas Ig A.
Selain itu, beberapa jenis enzim antimikrobial terkandung dalam
saliva seperti lisozim, laktoferin dan peroksidase (Hasibuan, S., n.d.)
 Lambung dan Usus Halus
Terkait dengan fungsi immunitas, lambung yang mempunyai kondisi
keasaman dengan pH yang sangat rendah berperan untuk
menghancurkan mikroba yang masuk ke saluran pencernaan. Selain
adanya kondisi asam pada lambung, usus halus memiliki sel paneth
yang juga berperan dalam fungsi imunitas. Sel Paneth yang terletak
pada dasar crypt pada usus halus menghasilkan antibakteri dan anti
jamur yaitu cryptidin atau α-defensin. Sel Paneth tepatnya terletak di
bawah epithelial stem cells (Rifai, M., 2011).
b. Pertahanan tubuh lini kedua
Organ yang termasuk pertahanan tubuh lini kedua adalah :
 Kelenjar limfe atau kelenjar getah bening
Kelenjar limfe atau kelenjar getah bening merupakan agregat nodular
limfoid yang terletak sepanjang jalur limfe di seluruh tubuh
(Baratawidjaja, K. G., 2004). Terkait dengan fungsi imunitas,
kelenjar limfe memiliki beberapa fungsi, yaitu menyaring antigen
atau benda asing pada cairan limfe, membuang dan menghancurkan
bakteri, serta membentuk limfosit dan antibodi (Syaiffudin, H.,
2006).
 Limpa
Limpa terletak di belakang lambung. Organ ini merupakan tempat
respon utama imun terhadap antigen yang berasal dari darah. Organ
ini merupakan salah satu tempat mengumpulkan dan membersihkan
antigen dari darah. Mikroba dalam darah dibersihkan oleh makrofag
yang ada di dalam limpa. Limpa merupakan tempat utama fagosit
memakan mikroba yang dilapisi oleh antibodi (opsonisasi)
(Baratawidjaja, K. G., 2004).
 Kelenjar Timus dan Sumsum Tulang
Sel limfosit T dan limfosit B merupakan sel yang berperan dalam
sistem kekebalan tubuh. Kedua sel ini sama-sama diproduksi di
sumsum tulang, namun tempat pematangan sel limfosit T berbeda
dengan sel limfosit B. Sel limfosit B dimatangkan di sumsum tulang,
sedangkan sel limfosit T dimatangkan di Timus, sebelum akhirnya
beredar dalam aliran darah dan berkumpul dalam limpa dan kelenjar
getah bening.
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. G. (2004). Immunologi Dasar (Edisi 6). Balai Penerbit FKUI:


Jakarta.
Campbell, Neil. A., Jane B. Reece., Lwrence G. Mitchell. 2004. Biologi. Ed. 5-
Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Diana. (n.d.). Leukosit (Sel Darah Putih). Retrieved from Universitas
Muhammadiyah Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-
dianatripr-5312-2-bab2.pdf
Effendi, Z. (2003). Peranan Leukosit sebagai Antiinflamasi Alergik dalam Tubuh.
Retrieved from Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-
zukesti2.pdf
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical
Physicology) (Edisi 11). EGC: Jakarta.
Hasibuan, S. (n.d.). Keluhan Mulut Kering ditinjau dari Faktor Penyebab,
Manifestasi dan Penanggulangannya. Retrieved from Universitas
Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-
sayuti.pdf
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Fakultas Kedokteran Bagian
Biokimia Universitas Sumatera Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-mutiara2.pdf
Jayapardi, I. (2002). Tumor Hipofisis. Retrieved from Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-
iskandar%20japardi50.pdf
Karmana, Oman. 2006. Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama
Krishnan, S. (2011). Leukosit. Retrieved from Universitas Sumatera Utara.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-
rizqipujis-6917-3-babii.pdf
Nuraini, T. (n.d.). Fisiologi Sistem Pertahanan Tubuh. Retrieved From
Universitas Indonesia.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/fisiologisiste
mpertahanantubuh.pdf
Pujis, R. (n.d.). Leukosit. Retrieved from Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-
rizqipujis-6917-3-babii.pdf
Pratiwi, H. (2013). Sistem Endokrin. Retrieved From Universitas Brawijaya.
http://herlina.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/ENDOKRIN.2013.pdf
Rifai, M. (2011). Bab IV Pertahanan Tubuh. Retrieved from Universitas
Brawijaya.
http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/BAB-
IV.PERTAHANAN-TUBUH.pdf
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
(Edisi 3). Jakarta: EGC.
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
(Edisi 2). Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2011). Anatomi fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk
keperawatan & kebidanan . Ed.4. Jakarta : EGC
Universitas Sumatera Utara. (2011). Sistem Sekresi Air Mata. Retrieved from
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%
20II.pdf
Universitas Gadjah Mada. (n.d). Bab V Sistem Hormon. Retrieved from
Universitas Gadjah Mada.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/37958/e53330797c1b
941f2e0510ad0418d3d1

Anda mungkin juga menyukai