Anda di halaman 1dari 69

TES PSIKOMETRI

HENNY ROSITA
DEFINISI DAN TUJUAN TES PSIKOMETRI
❖ DEFINISI :
Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengevaluasi bakat, kepribadian, tingkah
laku, dan kemampuan seseorang.
DEFINISI DAN TUJUAN TES PSIKOMETRI

❖ Tujuan utama tes adalah menilai kelayakan


seseorang untuk menjalankan pekerjaan atau
posisi tertentu.
❖ Tes psikometri dilakukan dengan memberi
kuesioner, tes kepribadian, dan memeriksa
pencapaian akademik peserta.
Siapa yang Perlu Menjalani Tes
Psikometri dan Hasil yang Diharapkan ?
❖ Biasanya diwajibkan bagi orang-orang
yang menginginkan penilaian
terhadap kemampuan kejiwaan,
tingkah laku, dan kecocokan untuk
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Siapa yang Perlu Menjalani Tes
Psikometri dan Hasil yang Diharapkan ?

❖ Tes ini seringkali digunakan dalam


manajemen sumber daya manusia.
Dilaksanakan untuk memeriksa
kondisi psikologis, khususnya pada
orang-orang yang menderita penyakit
kronis atau telah mengalami kejadian
yang penuh tekanan dan
mengguncangkan jiwa.
Pertanyaan psikometri meliputi dua bidang:
1. Pengujian Aptitude:
▪ Tes Aptitude menilai kecerdasan dan
kemampuan. Perekrut menggunakan hasil
untuk menentukan apakah Anda mampu
melakukan pekerjaan tersebut.
▪ Pertanyaan tes terfokus pada bidang-bidang
seperti penalaran abstrak, berhitung, membaca,
berpikir analitis dan memeriksa informasi
2. Penilaian Kepribadian:
▪ Tes kepribadian mengukur perilaku, emosi dan
proses berpikir Anda. Perekrut menggunakan
hasil untuk menilai apakah tipe kepribadian
Anda cocok untuk pekerjaan dan budaya
perusahaan.
▪ Pertanyaan tes terfokus pada pendapat,
tindakan, reaksi, perilaku, pikiran dan perasaan
Anda.
APA YANG MEREKA LIHAT?
Dengan menggabungkan hasil tes aptitude (bakat)
dan penilaian kepribadian, perekrut melihat
wawasan dan kemampuan Anda untuk:
1. Bekerja dalam tim.
2. Bekerja secara mandiri.
3. Toleransi stres.
4. Melakukan komunikasi sosial.
APA YANG MEREKA LIHAT?
5. Memenuhi persyaratan
intelektual pekerjaan itu
6. Bekerja dengan
antusiasme.
7. Memotivasi diri.
JENIS JENIS TES PSIKOMETRI
❑ Tes IQ Stanford-Binet
❑ Teori Tes Klasik
❑ Teori Respon Butir
❑ Model Rasch
❑ Tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)
❑ Five Factor Model
❑ Tes PAPI (Personality and Preference
Inventory)
JENIS JENIS TES PSIKOMETRI

❑ Skala Likert
❑ Hyperbolic Cosine Model
❑ Tes MMPI (Minnesota Multiphasic
Personality Inventory)
MMPI
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
▪ Tes psikometri yang digunakan untuk
mengukur psikopatologi orang dewasa di
dunia
MMPI
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

▪ Tujuan dari tes ini adalah memberikan


gambaran tentang dimensi-dimensi
kepribadian dan psikopatologi yang penting
dalam klinik psikiatri secara akurat.
MMPI
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

▪ MMPI merupakan hasil kolaborasi yang


dikembangkan pada tahun 1930 dari
seorang psikolog dan psikiater bernama Starke
R Hathaway PhD dan Dr JC McKinley
di Universitas Minnesota
MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

skala ?

skala L
skala
validitas
Tes MMPI skala F
skala klinis
skala K
SKALA VALIDITAS
❑ SKALA ? (CAN NOT SAY) :
▪ Skala yang disebut sebagai skala tidak
tahu adalah sejumlah pernyataan
yang dibiarkan kosong.
▪ Yang dianggap skor tinggi adalah 30
atau lebih butir pernyataan yang
tidak dijawab
SKALA VALIDITAS
▪ Dan apabila ini terjadi, maka tes MMPI
dikembalikan kepada individu untuk
mengisi yang dikosongkan.
▪ Bila seseorang mengisi tidak kurang
dari 10 butir pernyataan, maka
dibiarkan saja karena tidak
mempengaruhi hasil.
SKALA VALIDITAS
▪ Seseorang yang banyak tidak mengisi
butir pernyataan, biasanya tergolong
orang yang tidak kooperatif, kurang
dapat mengambil keputusan karena
ragu-ragu, terlalu berintelektualisasi,
dan terkadang memiliki ciri-ciri obsesif
SKALA VALIDITAS
❑ SKALA L (LIE SCALE) :
▪ Skala yang terdiri dari 15 pernyataan
yang berisi kekurangan-kekurangan
kecil yang terdapat pada setiap orang,
dan setiap orang itu rela
mengakuinya.
SKALA VALIDITAS
▪ Skor yang tinggi berarti bahwa subjek
berusaha menampakkan diri sebaik
mungkin di hadapan orang lain,
menyembunyikan hal-hal yang kurang
baik tentang dirinya dalam tes yang
mengakibatkan dia mengisi MMPI
dengan tidak secara jujur atau banyak
berbohong.
SKALA VALIDITAS

▪ Orang yang mendapat skor rendah


termasuk orang yang tegang,
kurang mawas diri, dan berpendirian
agak kaku.
SKALA VALIDITAS
❑ SKALA F
▪ Skala ini terdiri dari 64 pernyataan
dan jarang sekali dijawab sesuai
dengan arah skoringnya.

▪ Bila terdapat skor tinggi pada skala


ini, maka kebenaran tes kurang dapat
dipercayai.
SKALA VALIDITAS
▪ Individu dengan skor yang rendah
biasanya tergolong orang
yang konvensional, dapat diandalkan
dan mempunyai minat-minat
terbatas.
SKALA VALIDITAS
❑ SKALA K :
▪ Skala yang terdiri dari 30 butir
pernyataan untuk mengukur sikap
subjek terhadap tes.
▪ Skor tinggi subjek berarti subjek
bersikap defensif, tidak mau mengakui
kekurangan atau kelemahan
psikologisnya.
Skala Validitas
▪ Skor yang sedang berarti subjek
memiliki kekuatan ego yang baik,
dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan dan memiliki kemampuan
adaptif yang
SKALA VALIDITAS
▪ Skor rendah berarti subjek terlalu
terbuka, terlalu kritis terhadap
dirinya, kurang puas dengan
kedaannya, serta bersedia mengakui
gangguan dan gejala-gejalanya.
SKALA KLINIS
❑ SKALA 1 :
▪ Skala yang terdiri dari 33 pernyataan dan
menggambarkan dimensi gangguan fisik serta
fungsi tubuh.
▪ Skor tinggi berarti subjek terlalu memperhatikan
kesehatan tubuhnya dan merasakan keluhan-
keluhan somatik lebih dari yang biasa.
SKALA KLINIS
▪ Skor rendah berarti subjek memiliki energi
yang penuh, ambisius, tidak memiliki
hambatan-hambatan, dan tidak menghiraukan
keluhan fisik.
SKALA KLINIS
❑ SKALA 2 :
▪ Skala yang terdiri dari 60 butir pernyataan
yang menggambarkan dimensi depresi
▪ Skor tinggi berarti individu mengalami depresi,
suka memikirkan sesuatu dengan
perasaan cemas dan pesimistik.
SKALA KLINIS
▪ Skor sedang berarti subjek berekasi baik
terhadap psikoterapi
▪ Skor rendah berarti subjek mempunyai
pandangan hidup yang optimistik,
gembira, spontan dan kadang-kadang kurang
mengalami hambatan.
SKALA KLINIS
❑ SKALA 3
▪ Skala yang terdiri dari 60 pernyataan yang
menggambarkan konversi
▪ Skor tinggi menunjukkan adanya
ketidakmatangan, represi yang bersifat histeris,
mudah terpengaruh oleh sugesti-sugesti dan
mudah bereaksi secara emosional
SKALA KLINIS
▪ Skor rendah berarti subjek kurang spontan dan
seorang yang kurang senang berpartisipasi
dengan orang-orang lain
SKALA KLINIS
❑ SKALA 4 :
▪ Skala yang terdiri dari 50 pernyataan dan
menggambarkan orang yang tidak
menghiraukan nilai-nilai sosial, kurang mampu
mengambil manfaat dari pengalaman dan sukar
mengadakan hubungan interpersonal yang
lama.
,
SKALA KLINIS
▪ Skor tinggi berarti subjek adalah impulsif,
kurang mampu memberikan reaksi
emosional yang mendalam, dan marah
terhadap orang lain.
▪ Skor sedang berarti subjek adalah orang yang
suka berpetualangan, suka bergaul dan suka
berbicara banyak.
SKALA KLINIS
▪ Skor rendah berarti subjek adalah seorang
yang penurut dan tidak banyak tingkah
lakunya
SKALA KLINIS
❑ SKALA 5 :
▪ Skala yang terdiri dari 60 pernyataan untuk
wanita dan 60 pernyataan untuk pria serta
menggambarkan minat dan perhatian terhadap
orang yang tidak sejenis.
SKALA KLINIS
▪ Skor tinggi pada pria berarti dia termasuk orang
yang sensitif, memiliki minat dan kesenangan
yang bersifat feminin.
▪ Skor tinggi pada wanita berarti dia termasuk
orang yang kompetitif, agresif, maskulin dan
aktif.
SKALA KLINIS
▪ Skor rendah pada pria berarti dia suka
berpetualang, lebih suka bersikap dan
bertindak aktif.
▪ Pada wanita, skor rendah berarti minat yang
bersifat sangat feminin, pasif dan bersedia
menerima tugas-tugas yang berat.
SKALA KLINIS
❑ SKALA 6 :
▪ Skala yang terdiri dari 40 butir pernyataan dan
mengambarkan dimensi kecurigaan, merasa dikejar
dan gejala paranoid.
▪ Skor tinggi pd skala ini berarti subjek mempunyai
sifat sangat curiga yg besar, disertai dg kurangnya
perhatian terhadap lingkungannya, kurang ada
kontak sosial dan keras kepala
SKALA KLINIS
❑ SKALA 7 :
▪ Skala yang terdiri dari 48 pernyataan dan
menggambarkan sindrom neurotik,
seperti fobia, obsesi dan kompulsif.
▪ Skor tinggi berarti subjek mengalami kecemasan,
berpendirian kaku, sangat ragu-ragu, dan
memiliki kepercayaan diri kurang
SKALA KLINIS
▪ Skor rendah berarti subjek dapat berpikir
teratur dan baik, realistik dan dapat
menggunakan kemampuan-kemampuannya
dengan lancar dan mudah
SKALA KLINIS
❑ SKALA 8 :
Skala yang terdiri dari 78 pernyataan dan
menggambarkan dimensi psikopatologi
pikiran aneh serta tingkah laku yang banyak
kaitannya dengan skizofrenia.
SKALA KLINIS
▪ Skor tinggi berarti subjek kurang suka bergaul,
suka menarik diri dari lingkungannya, melakukan
hal-hal yang berada di luar norma-norma
masyarakat.
▪ Skor rendah berarti subjek merupakan orang
yang konvensional, terkontrol, dan memiliki ciri-
ciri orang penurut.
SKALA KLINIS
❑ SKALA 9 :
▪ Skala yang terdiri dari 49 pernyataan dan
menggambarkan dimensi hipomania, pikiran-
pikiran dan aktivitas-aktivitas yang berlebihan.
▪ Skor tinggi berarti subjek mempunyai tingkat
energi yang tinggi, kurang tenang, gelisah, tidak
sabar dan hiperaktif.
SKALA KLINIS
▪ Skor tinggi sekali berarti subjek menderita
gangguan bipolar tipe manik.

▪ Skor rendah berarti subjek mempunyai tingkat


energi yang rendah, tidak kompetitif, dan kurang
percaya diri
SKALA KLINIS
❑ SKALA 0 :
▪ Skala yang terdiri dari 70 pernyataan dan
menggambarkan dimensi minat untuk
berpartisipasi secara sosial
SKALA KLINIS

▪ Skor tinggi berarti subjek adalah pemalu, kurang


pandai bergaul dengan orang lain, sensitif dan
lebih suka menyendiri.
▪ Skor rendah berarti subjek suka bergaul, ramah,
dan banyak mengadakan hubungan interaktif
dengan orang lain
APA YANG HARUS DIPERSIAPKAN ?
1. Persiapkan mental dan fisik
2. Persiapkan alat tulis dan kebutuhan
pribadi
3. Menjawab soal dengan konsisten dan
apa adanya (jujur)
4. Jangan terburu buru
5. Jangan terpengaruh oleh orang lain
PSIKOTES
1. Tes Logika Penalaran
Soal tes logika penalaran ini terdiri atas
deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi
dan lain-lain. Yang menjadi penilaian
dalam tes ini adalah kemampuan Anda
dalam memahami pola-pola atau
kecenderungan tertentu (berbentuk
gambar) dengan melakukan prediksi
berdasarkan pola gambar tersebut:
PSIKOTES
Contoh soal tes logika penalaran
PSIKOTES
Tips dan cara mengerjalan soal logika
penalaran :
Sebelum Anda mengerjakan tes logika
penalaran konsentrasikan pikiran Anda,
hati-hati dan teliti dalam mengerjakan
soal. Karena bentuk-bentuk yang
ditawarkan hampir serupa walau tak
sama.
PSIKOTES
Jika Anda belum bisa mengerjakan salah
satu soal segera lompat kesoal
berikutnya atau kesoal yang lebih
mudah, karena waktu terus berjalan.
PSIKOTES
2. Tes PAPI (Perception and Preference
Inventory)
Tes PAPI lebih cenderung kepada tes
kepribadian diri, yaitu mengungkap
motivasi, gaya kepemimpinan, level
energi, lingkungan sosial, gaya pekerjaan,
temperamen dan hubungan sosialisasi
antara sesama karyawan dan atasan.
PSIKOTES
CONTOH Tes PAPI
a. Saya adalah
pemimpin yang
baik
b. Saya selalu
mengerjakan
pekerjaan
dengan teliti
PSIKOTES

Tips dan cara mengerjakan soal tes PAPI


Sebelum Anda mengerjakan soal tes
PAPI, penitia penyelenggara psikotes
akan memberikan aba-aba, seperti anda
diminta untuk memilih salah satu
kecenderungan yang menurut anda ada
pada diri anda atau yang paling sesuai
dengan sifat dan karakter pribadi Anda.
PSIKOTES
Jika jawaban Anda adalah pernyataan
yang pertama maka Anda akan diminta
melingkari tanda panah diatas nomor
soal dan begitu pula dengan sebaliknya.
Saran saya sesuaikan jawaban Anda
dengan jenis serta posisi pekerjaan yang
Anda lamar, dan jawablah setiap
pertanyaan dengan konsisten namun
fleksible.
PSIKOTES
3. Baum Tree Test (Psikotes
Menggambar Pohon)
Tes psikotes menggambar pohon ini
terdiri atas tugas untuk menggambar
pohon. Sebelum anda mengerjakan
soal psikotes ini, narator akan memberi
kertas HVS kosong dan sedikit petunjuk
kriteria pohon yang boleh digambar
seperti :
PSIKOTES

• pohon berkambium (dicotyl)


• bercabang dan berbuah.
• dan pohon yang berdaun
Anda tidak diperbolehkan untuk
menggambar pohon jenis bambu,
pisang, semak belukar ataupun jenis
tanaman monocotyl dan sejenisnya.
PSIKOTES

• Pada umumnya penilaian atas tes ini


adalah seberapa jauh tingkat imajinasi
Anda, kreatifitas mengenai detil-detil
serta ketelitian Anda dalam bekerja nanti
serta kedisiplinan dan ketanggapan Anda
dalam memahami perintah yang
disampaikan kepada Anda. Usahakan
gambar pohon yang Anda gambar sedetail
mungkin dan berbentuk.
PSIKOTES

• Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai


karakter dan kepribadian seseorang.
Contoh soal psikotes menggambar pohon
PSIKOTES

4. Draw A Person Test ( Tes Psikotes


Menggambar Orang)
▪ Soal psikotest DAP ini hampir sama
dengan soal psikotes baum tree
test, namun pada tes ini Anda akan
diminta menggambar seseorang.
PSIKOTES
▪ Sebelum tes ini dimulai, narator akan
memberi sedikit instruksi dalam
mengerjakan soal psikotes DAP ini.
▪ Kira-kira instruksi dari narator seperti ini:
"buatlah sebuah gambar orang lengkap
dan bukan gambar kartun apakah dia
seorang wanita atau pria, dan sebutkan
nama serta umurnya serta profesinya".
PSIKOTES

Contoh soal psikotes


draw a person (DAP)
PSIKOTES
5. House Tree Person Test (HTP)
Pada tes ini, peserta tes akan diminta
untuk menggambar sebuah rumah,
sebuah pohon dan seorang manusia.
Kemudian hasil gambar tersebut
dievaluasi dari berbagai aspek untuk
menilai karakter kepribadian peserta
tes.
PSIKOTES

Dalam tes house tree person (HTP) ini


yang dinilai adalah kemampuan,
karakter dan kepribadian seseorang
(calon karyawan) sesuai dengan
gambar yang dibuatnya.
PSIKOTES

Anda mungkin juga menyukai