Tugas Critical Journal

“HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU,PENDAPATAN

KELUARGA,KECUKUPAN PROTEIN & ZINC DENGAN STUNTING(PENDEK)
PADA BALITA USIA 6-35 BULAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA
SEMARANG ”

DISUSUN

OLEH :

HERAWATI BANJARNAHOR

4192421007

PENDIDIKAN FISIKA REGULER A 2019

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
 Judul Jurnal :Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu,Pendapatan Keluarga,Kecukupan Protein &
Zinc Dengan Stunting(pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota
Semarang,

Tema umum :Kesehatan dan Resikonya

1.Latar Belakang

Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut
umur.Pola asuh/ pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan Akan
mengakibatkan anak menjadi pendek. Seorang ibu yang memiliki status gizi yang baik akan
melahirkan anak denga giji yang baik juga.Kemampuan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pangan baik dalam jumlah maupun mutu gizinya sangat berpengaruh bagi status
gizi anak.Keluarga dengan penghasilan relative tetap,prevalensi berta kurang dan prevalensi
kependekan lebih rendah dibandingkan dengan keluarga yang berpenghasilan tidak
tetap.Maka dari situ jurnal ini menarik sebuah permasalahan yaitu apa hubungan tingkat
pendidikan ibu,pendapatan keluarga,priotein dan zinc dengan stunting(pendek)? Yang mana
akan dibahas pada jurnal tersebut.

2.Tujuan

Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu,pendapatan keluarga,kecukupan protein

dan zinc dengan kejadian Stunting (pendek) pada balita usia 6-35 bulan

3.Rumusan Masalah

1.Bagaimana hubungan tingkat pendidikan ibu dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-
35 bulan?

2. Bagaimana hubungan antara pendapatan keluarga dengan stunting (pendek) pada balita
usia 6-35 bulan

3. Bagaimana hubungan antara kecukupan protein dengan stunting (pendek) pada balita
usia 6-35 bulan?

4. Bagaimana hubungan antara kecukupan zinc dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-
35 bulan?

4.Ringkasan Teori

Kekurangan gizi masa anak-anak selalu dihubungkan dengan kekurangan vitamin

mineral yang spesifik dan berhubungan dengan mikronutrien tertentu.Konsekuensi
kekurangan mukronutrien selama masa nak-anak sangat berbahaya.Kekurangan protein
murni pada stadium berat menyebabkan Kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima
tahun.Protein berfungsi untuk membentuk jaringan tubuh baru dalam masa pertembuhan dan
perkembangan tubuh,memelihara jaringan tubuh,memperbaiki serta mengganti jaringan
rusaak atau mati,menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme.
Zinc merupakan zat giji yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar
akhir-akhir ini.Kekurangan zinc pada saat anak-anak dapat menyebabkan stunting(pendek)
dan terlambatnya kematangan fungsi seksual.
Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah
gizi,terutama dalam hal asupan gizi keluarga,mulai dari penyiapan makanan ,pemilihan bahan
makanan,sampai menu makanan.

5.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei.Peneliti melakukan pengukuran satus gizi
(TB/U),perhitungan konsumsi protein dan zinc menggunakan food recall 2x 24 jam.Jenis
penelitian explanatory research dengan metode survei dan pendekatan yang digunakan adalah
design cross sectional karena variabel-variabelnya diambil dalam waktu bersamaan.
Uji hubungan yang digunakan adalah uji Chi Square.Syarat uji Chi Square adalah
nilai expected yang kurang dari lima dan atau nilai expected setiap sel yang kurang dari lima
tidak boleh lebih besar atau samadengan 50 %.

6.Hasil Penelitian
* Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Stunting pada Balita
Berdasarkan hasil uji Fisher exact diperoleh p=0,646 (p>0,05),sehinggan dapat dikatakan
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan Stunting(pendek) pada balita.Hal
ini bisa disebabkan karena indikator TB/U merefleksikan riwayat gizi masa lalu dan bersifat
kurang sensitif terhadap perubahan masukan zat gizi,dimana dalam hal ini ibu mempuyai
peranan dalam alokasi masukan zat gizi.
*Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Stunting pada Balita
Berdasarkan hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai p=1,000(p>0,05),sehingga dapat dikatakan
tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan Stunting(pendek) balita.Hal
ini bisa disebabkan karena pendapatan yang diterima tidak sepenuhnya dibelanjakan untuk
kebutuhan makan pokok ,tetapi untuk kebutuhan lainnya.
*Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dengan Stunting pada Balita
Hail analisis ujin fisher exact diperoleh nilai p=0,003(p<0,05),sehingga dapat dikatakan ada
hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan stunting(pendek) pada balita.Hasil pada
penelitian ini sebagian besar balita yaitu sebanyak 48,5 % memiliki tingkat kecukupan
protein yang kurang
* Hubungan Tingkat Kecukupan Zinc dengan Stunting pada Balita
Berdasarkan hasil uji fisher exact diperoleh nilai p=0,032 (p<0,05) sehingga dapat dikatakan
ada hubungan antara tingkat kecukupan zinc dengan stuntin pada balita.Hasil pada
penelitiann ini sebanyak 63,6% balita memiliki tingkat kecukupan zinc yang kurang dan
sisanya sebanyak 36,4 % memiliki tingkat kecukupan zinc yang baik.

7.Kesimpulan
1.Sebagian besar ibu (69,7%) memiliki tingkat pendidikan lanjut dan sebagian besar
keluarga (60,6%) berpendapatan diatas UMR kota semarang yaitu Rp.991.000,00
2.Empat puluh koma delapan persen(48,5%) tingkat kecukupan protein balita termasuk
kategori kurang
3.Sebagian besar tingkat kecukupan zinc balita(63,6%) dalam kategori kurang.
4.Balita dengan status gizi pendek sebesar 78,8% dan sangat pendek sebesar 21,2 %
5.Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu degan stunting (pendek) pada balita usia 6-35
bulan (p=0,646)
6.Tidak ada hubungan tingkat kecukupan pendapatan keluarga dengan stunting(pendek) pada
balita usia 6-35 bulan(p value=1,000)
7.Ada hubungan yang positif tingkat kecukupan protein dengan stunting (pendek) pada balita
usia 6-35 bulan ( p value=0,003)
8.Ada hubungan yang positif tingkat kecukupan zinc dengan stunting (pendek) pada balita
usia 6-35 bulan(p value=0,032)