Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA NASKAH AKADEMIK

UNTUK PEMBUATAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN DAERAH


Dosen Pengampu : Dr. Andina Elok Puri Maharani, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH
Fadhila Adiamara E0017166
Karenina Maria Tavarez E0017248
Onni Dwiatmi E0017370
Theodore E0018386

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
PENTINGNYA NASKAH AKADEMIK

Sebelum resmi disahkan sebagai Undang-Undang, norma-norma hukum yang


terkandung didalamnya disusun dalam bentuk suatu naskah rancangan Undang-Undangan.
Rancangan atau draft Undang-Undang itu dapat dibedakan dalam 3 macam, yaitu (i.)
Rancangan yang bersifat akademik atau biasa disebut sebagai naskah akademis (academic
draft), (ii.) Rancangan yang bersifat politik yang dapat disebut sebagai naskah politik.
Rancangan ini baru mengikat secara politik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pembahasannya, dan (iii.) Rancangan yang sudah bernilai yuridis yang dapat kita namakan
sebagai naskah yuridis.1
Naskah Akademik merupakan bagian penting dari suatu proses pembentukan peraturan
perundang-undangan. Namun, tidak semua jenis peraturan perundangan mengharuskan naskah
akademik tetapi naskah akademik akan menjadi acuan untuk mengetahui arah penyusunan
suatu rancangan peraturan perundang-undangan.
Naskah Politik merupakan perubahan status rancangan Undang-Undang atau academic
draft yang diputuskan oleh pemegang otoritas politik menjadi rancangan Undang-Undang yang
resmi.
Naskah Yuridis atau Naskah Hukum merupakan naskah yang mana telah disahkan oleh
Rapat Paripurna DPR sebagai tanda telah tercapainya persetujuan bersama atas rancangan
Undang-Undang tersebut untuk disahkan menjadi Undang-Undang, sehingga isi rancangan
Undang-Undang yang bersangkutan tidak boleh diubah, termasuk oleh presiden.
Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian terhadap masalah
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pengaturannya dalam Rancangan
Undang-Undang. Proses pembentukan Naskah Akademik membutuhkan waktu lama dengan
kecermatan yang tinggi. Bahwa pembentukan Naskah Akademik harus melalui penelitian atau
pengkajian yang cermat dan mendalam dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk
memberikan masukan secara lisan dan tertulis. Saran yang dianjurkan bagi Pemerintah maupun
Dewan Perwakilan Rakyat agar dapat lebih mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai
pentingnya Naskah Akademik.
Naskah Akademik itu sendiri, diharapkan dapat digunakan sebagai filter untuk
menyaring kepentingan politik, sehingga masyarakat bebas mengeluarkan aspirasi, melakukan
apresiasi dan pengawasan agar menghasilkan peraturan yang responsif, aspiratif, efektif dan

1
Perihal Undang-Undang hal.224
aplikatif keberlakuannya dalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini, Naskah Akademik
menjadi sudah seharusnya beriringan terhadap kepentingan masyarakat luas.
Adapun penulisan tujuan dan kegunaan penyusunan Naskah Akademik disesuaikan
dengam ruang lingkup permasalahan yang akan dijelaskan dalam Naskah Akademik.
Penyusunan Naskah Akademik tersebut dilakukan dengan metode pengumpulan data dan
analisis data. Data yang dimaksud berupa data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, bisa juga melalui pakar.
Sedangkan, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil penelusuran, pencrian,
dam pengumpulan data lapangan yang selanjutnya diolah dan dirumuskan dalam format
Naskah Akademik.
Dalam rumusan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menyebutkan bahwa RUU
dan Ranperda ketika meyebutkan langsung untuk keperluan Naskah Akademik. Jenis peraturan
perundang-undangan lain tak disebut sama sekali mengenai wajib tidaknya menggunakan
Naskah Akademik. Tetapi dalam praktiknya, Naskah Akademik sering dipersiapkan dalam
pembuatan rancangan peraturan selain UU dan Peraturan Daerah. Naskah Akademik dianggap
penting untuk pembentukan peraturan perundangan dan peraturan daerah.

Pentingnya Naskah Akademik untuk Pembentukan Perundang-Undangan


Naskah Akademik merupakan bagian penting dari proses pembentukan peraturan
perundang-undangan. Tidak semua jenis peraturan perundangan mengharuskan menggunakan
Naskah Akademik. Akan tetapi, Naskah Akademik menjadi acuan dalam mengetahui arah
suatu penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan. Adapun berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratyran Perundang-Undangan, Naskah
Akademik merupakan hasil penelitian ataupun pengkajian hukum terhadap suatu masalah
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai peraturan masalah tersebut dalam suatu
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi
terhadap permasalahan atau kebutuhan hukum masyarakat.
Ketentuan Pasal 43 ayat (3) menyebutkan bahwa “Rancangan Undang-Undang yang
berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus disertai Naskah Akademik”. Kemudian dalam
Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-
Undang dilakukan sesuai dengan teknis penyusunan Naskah Akademik. Pasal 33 ayat (3)
menyebutkan materi yang diatur sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) yang telah melalui
pengkaji dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik

Anda mungkin juga menyukai