Juvenile Rheumatoid Arhtritis
Juvenile Rheumatoid Arhtritis
1
PENDAHULUAN
Galen (1558-1616)
Pertama kali dideskripsikan oleh Still 1897
Yunani : Rheuma = flux (aliran)
Yunani : Arthron = sendi
Penyakit jaringan ikat
Banyak jumlah dan jenis
Ditandai dgn artritis dgn klinis dan penyebab yang berbeda
Imunoinflamatorius
Artritis kronis pada juvenil
Diaktivasi oleh kontak dengan antigen
2
Definisi “arthritis”
• Minimal 2 dari : Bengkak, keterbatasan gerak, sakit / nyeri,
panas / hangat, eritema
• Sakit sangat, eritema sangat, atau demam sangat hebat
penyebab lain dari sinovitis seperti ARF atau artritis septik
KLASIFIKASI
o 1970, European League Againts Rheumatism (EULAR) American
College of Rheumatology (ACR) dan Juvenile Chronic Arthritis (JCA)
o 1993, International League of Association for Rheumatology (ILAR)
Juvenile Idiopatik Arthritis (JIA)
o ACR : batasan usia, durasi penyakit, onset artritis (oligoartritis, poliartritis
& onset sistemik)
o EULAR : istilah JCA untuk kumpulan penyakit dengan artritis kronik pada
anak
3
Kriteria RA menurut ACR
_________________________________________________
1. Usia penderita < 16 tahun
2. Artritis pada satu sendi atau lebih
3. Lama sakit > 6 minggu
4. Tipe onset penyakit (dalam 6 bulan pertama) :
a. Poliartritis : ≥ 5 sendi
b. Oligoartritis (pauciarticular) : < 5 sendi
c. Sistemik : demam minimal 2 minggu, keterlibatan
ekstra-artikular
5. Kemungkinan penyakit artritis lain dapat disingkirkan
_________________________________________________ 4
Kriteria EULAR
___________________________________________________
1. Usia < 16 tahun
2. Artritis pada 1 sendi atau lebih
3. Lama sakit > 3 minggu
4. Tipe onset penyakit :
a. poliartritis : > 4 sendi, faktorreumatoid (-)
b. oligoartritis (pauciarticular) : < 5 sendi
c. sistemik : artritis dengan demam
d. artritis reumatoid juvenile : > 4 sendi RF (+)
e. spondilitis ankilosing juvenile
f. artritis psoriatik juvenil
5
___________________________________________________
Kriteria ILAR
__________________________________________
1. Sistemik
2. Oligoartritis : persisten, extended
3. Poliartritis : RF (-)
4. Poliartritis : RF (+)
5. Artritis psoriatik
6. Artritis terkait enteritis
7. Undifferentiated arthritis :
a. tidak memenuhi kategori
b. memenuhi > satu kategori
6
Insidens dan epidemiologi
• Bukan penyakit yang jarang pada anak
• Insidens tidak diketahui
• Semua ras dan area goegrafik
• Insidens antara 2 - 20 / 100.000
• Prevalensi antara 16 – 150 / 100.000
• Sistemik dan onset pada usia lebih tua sering pada anak
laki-laki
• Polyarticular and early-onset pauciarticular lebih sering
pada perempuan
7
PATOGENESIS
Sekumpulan penyakit yang tidak homogen
Faktor etiologi banyak
Sering dikaitkan dgn imunopatogenesis penyakit kompleks
imun
Autoimun
Autoantigen : agregat IgG dan antigen sinovia produksi
dipengaruhi oleh berbagai rangsangan
Kelainan tahap awal : kerusakan mikrovaskuler serta
proliferasi sel sinovia
Kelainan lanjut : edema sinovium, proliferasi sel sinovia
mengisi rongga sendi
Tahap awal PMN dominan, selanjutnya limfosit, makrofag dan
sel plasma dominan
8
Sel plasma produksi terutama IgG dan sedkit IgM RF (IgM
anti IgG)
IgG cairan sinovia juga punya aktivitas anti IgG
Reaksi Ag-Ab kompleks imun aktifkan komplemen
material biologik aktif inflamasi proliferasi dan kerusakan
jaringan sinovium
Fase kronik (respons imun selular) :
- produksi enzim dan pembentukan jaringan granulasi
karakteristik : kerusakan tulang rawan, ligamen, tendon, tulang
- limfosit, makrofag, dan sel sinovia berbagai sitokin
(kolagenase, prostaglandin, plasminogen) aktifkan sistem
kalikrein dan kinin-bradikinin reaksi inflamasi dan
kerusakan jaringan lanjut
9
Type III hypersensitivity reactions (Arthus Reaction) - Ab-Ag Complexes
11
Manifestasi klinis Clinical Polyarticular JRA
• RF (-) pada semua umur, RF (+) jarang sebelum usia 8 thn,
kedua sub grup sering pada anak perempuan
• Symmetric polyarthritis kecil
• Sendi Lumbo-sacral biasanya renggang
• Mungkin dengan manifestasi sistemik ringan
12
Polyarticular (RF negative)
20 – 30 % JRA
Poliartritis simetris pada sendi besar dan kecil
Sering pada wanita, biasanya pada usia awal anak
ANA (+) pada 25 %
Sering terdapat nodul reumatoid
Artritis berat pada 10 -15 %
Demam tinggi dan rash tidak ada
Respons terhadap terapi bagus
13
Polyarticular (RF positive)
5 – 10 % dari semua JRA
Poliartritis simetris pada sendi besar dan kecil
Sering pada wanita
ANA (+) pada 50 -75 %
Artritis berat pada > 50 %
Onset mendadak, pada usia > 8 tahun
Mungkin mirip dgn RA dewasa
Sering dengan nodul subkutan
Rheumatoid vasculitis
Tanpa terapi kerusakan sendi progresif dalam 6 – 12 bulan
Felty syndrome, Sjogren syndrome
14
Pauciarticular JRA
• Asimetris, sering pada sendi besar
• Sulit dibedakan berdasarkan sendi yang terkena, ≤ 4 sendi
• Early-onset (before age 6) and late-onset
17
Iridisiklitis dengan pupil ireguler
18
Band keratopathy pada pasien dengan JRA
19
Manifestasi klinis onset sistemik JRA
10 -20 % dari JRA
Manifestasi sistemik
Sedikit lebih sering pada laki-laki
RF dan ANA negatif
Artritis berat pada 25 %
Demam tingi intermiten
Rash
2/3 dengan lymphadenopathey atau hepato-splenomegaly
Sakit perut ringan, peningkatan serum transaminase &
hyperbilirubinemia
Pleuritis dan ericarditis pada 50%
Lekosit meningkat, anemia, DIC
Iridocyclitis tidak ditemukan
20
Arthritis pada Systemic-onset JRA
• Mungkin tidak tampak aktif, anak biasanya dengan mialgia,
arthralgia, atau arthritis transient selama episode demam
• Beberapa anak berkembang menjadi polyarthritis dalam
beberapa bulan atau tahun
• Klasifikasi anak dengan manifestasi sistemik tapi tanpa arthritis
masih kontroversi
Prognosis
• 75-80% anak bisa survive tanpa kecacatan yang berarti
• Amyloidosis, sekunder dari JRA bisa fatal tapi jarang terjadi
• Systemic-onset dan RF (+) risiko untuk kerusakan sendi
• pemantauan ketat bisa cegah komplikasi iridosiklitis
22
Indikator prognosis buruk JRA
• Penyakit sistemik aktif dalam 6 bulan
• Polyarticular onset, wanita, RF, kaku pagi yang persisten
• Tenosynovitis, nodul subkutan, ANA, sendi kecil tangan & kaki
terlibat lebih awal, erosi cepat, berkembang jadi pauciartikular
Imaging
• Awal : pembengkakan soft tissue, osteoporosis, periostitis
• Lanjut : subchondral erosi dan narrowing of cartilage spaces,
dan destruksi tulang
• MRI perlihatkan kerusakan sendi lebih awal
23
Differential Diagnosis
• Infectious: septic arthritis, Lyme disease, reactive arthritis,
osteomyelitis, rat-bite fever
• Malignancy: leukemia, neuroblastoma
• Non inflammatory conditions: trauma, Legg-Calve-Perthe
disease, slipped capital femoral epiphysis, Osgood-Schlatter
disease, Discitis, HSP, toxic synovitis
• Rheumatic Disease : rheumatic fever, ankylosing
spondylitis, SLE, dermatomyositis, scleroderma
25
Rheumatoid Factor
• Antibodi IgM yang bereaksi dengan antibodi host dan antibodi lain
dari klas IgG
• Respons antigen untuk memproduksi RF tidak diketahui
• Pemeriksaan dengan aglutinasi lateks
• RF bukan penyebab RA, tapi mungkin ada andil terhadap kerusakan
jaringan dengan membentuk kompleks imun
Anti-nuclear antibodies
• SLE, early-onset pauciarticular disease, polyarticular
disease
• Tidak berkaitan dengan sistemik atau late-onset
pauciarticular disease (boys)
• Berkaitan dengan chronic iridocyclitis
26
Tata laksana JRA
Basic program : Acetylsalicylic acid, Balanced rest/exercise,
Physical and occupational therapy, Education of patient and
family, Involvement of school and community agencies
Non steroid anti-inflamasi (naproksen 15-20 mg/kgbb/hari)
Steroid intra artikular
Hospitalisasi
Hydroxychloroquine
Gold salts
Penicillamine
Sulfasalazine
Systemic corticosteroid medications
Prophylactic surgery
Reconstructive surgery
Immunosuppressive drugs and experimental therapy
27
Drug Therapy for JRA
Medication Dose Indication Toxicity
Immunosuppressive regimen
- Methotrexate 5-10 mg/M2/week orally
- Azathioprine 1-2 mg/kg/day orally
- Cyclophosphamide Oral:1mg/kg/day, IV pulse: 500 mg/M2/month
Plasmapheresis
29
Rheumatoid arthritis
30
Rheumatoid arthritis
Therapy
NSAID
DMARDS
gold
penicillamine
methotrexate
hydroxychloroquine
Anti-TNF
31
32
33
NSAID(non steroidal anti-inflammatory drugs)
• Untuk mengurangi inflamasi. SE : mual, nafsu makan menurun,
sakit perut
• 50-60% JRA memperlihatkan perbaikan yang signifikan
terhadap pemberian NSAID.
Methotrexate
• Digunakan secara luas pada pasien dengan polyarticular JRA
Kortikosteroid
untuk sistemik, dosis rendah untuk ”bridge therapy” untuk
anak yang belum respons thd penambahan obat spt mtx
ocular,oral, IV, intraarticular
Eye drops atau subtendon injections: uveitis karena JRA
34
KORTIKOSTEROID…………………..
• Rute bervariasi, oral lama efek samping
• IV untuk penyakit berat, acute systemic connective tissue disease
• Intraarticular corticosteroids: untuk JRA yang tidak respons terhdp
terapi standar, sebagai terapi inisial pauciarticular JRA
GOAL
• Maksimalisasi fungsi aktivitas sehari-hari, Mengurangi rasa sakit
• Mencegah atau mengurangi kerusakan organ
• Menghindari / minimalisasi toksisitas obat
SEBAGAI DOKTER
• Kelola penyakit, tetapkan dan monitor pengobatan
• Koordinasi dgn tim medis lain, edukasi pasien & keluarga mereka
35
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
1. Rehabilitasi dan fisioterapi untuk cegah sendi kontraktur
2. Stretching
3. Hydrotheraphy renang
4. Pembedahan untuk memperbaiki deformitas sendi
5. Nutrisi
6. Edukasi pengobatan, sifat penyakit, perkiraan penyakit
kepada pasien dan anggota keluarga
36 36
37 37
38 38
39 39
40