Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palopo, 26 November 2017

Penulis
MAKALAH
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

OLEH:

1. KRITINA RISMAN
2. KURNIATI DODA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................
1. Latar Belakang ..................................................................................
2. Tujuan Umum ..................................................................................
3. Tujuan Khusus .................................................................................
BAB 2 Sudden Infant Death Syndrome ............................................................
1. Definisi ................................................................................................
2. Kriteria SIDS ......................................................................................
3. Faktor resiko terjadinya SIDS .............................................................
4. Pencegahan terhadap SIDS .................................................................
5. Faktor-faktor penyebab bayi meninggal mendadak ............................
6. Diagnosa .............................................................................................
BAB 3 Penyakit penyebab SIDS menurut DIMAIO .......................................
BAB 4 Pemeriksaan Post Mortem .....................................................................
BAB 5 Penutup ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death
Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi
yang tampaknya sehat. SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering
ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami
SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi
pada usia 2-4 bulan dan terjadi diseluruhdunia.
Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang tetap tidak
jelas, bahkan setelah otopsi, merupakan kematian paling utama pada tahun
pertama kehidupan setelah masa neonatus. Peristiwa ini menggambarkan
sindroma bayi mati mendadak (SIDS yaitu Sudden Infant Death Syndrome).
Sindrom mati mendadak itu banyak dikaitkan dengan kurangnya respons yang
mengejutkan pada otak yang memicu bayi bernapas megap-megap. Dalam kondisi
semacam itu, bayi akan menangis untuk merangsang pernapasan normal kembali.

2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah di Departemen Forensik RS Haji Adam Malik Medan dan
mengetahui lebih jelas mengenai kematian bayi yang disebabkan oleh Sudden
Infant Death Syndrome.

3. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian Sudden Infant Death Syndrome.
2. Mengetahui faktor risiko yang dapat menyebabkan Sudden Infant Death
Syndrome.
3. Mengetahui tindakan pencegahan terjadinya Sudden Infant Death
Syndrome.
BAB II
Sudden Infant Death Syndrome
1. Definisi
S1DS adalah sebutan kematian mendadak bagi bayi atau balita dibawah
satu tahun tanpa ada pertanda sebelumnya.
Di Amerika Serikat, sindrom ini disebut sebagai pembunuh nomor wahid.
Namun, apa penyebab SIDS, para ahli hingga kini belum satu kata. Center for
Disease Control and Prevention, misalnya, menyatakan penyebab datangnya
SIDS adalah gangguan pernapasan pada bayi ketika tidur. Dokter Debra E Weese-
Mayer, profesor dan direktur Pediatric of Respiratory Medicine di Rush
University Medical Center, Chicago, menjelaskan bahwa mutasi gen
diindikasikan sebagai penyebab SIDS. Kesimpulan itu dia dapatkan setelah
dirinya meneliti 92 bayi, baik yang terkena SIDS maupun yang tidak. Hasilnya
ditemukan mutasi gen bernama 5-HTT yang berhubungan dengan proses
pengaturan serotonin, zat kimia yang berfungsi dalam pernapasan dan denyut
jantung. Saraf bayi yang biasanya berfungsi untuk membangunkan bayi dan
membantu pernapasan mereka saat kekurangan oksigen terganggu oleh mutasi
gen itu. Akibatnya, bayi sulit terbangun dan berkemungkinan meninggal dunia
akibat kekurangan pasokan oksigen. Weese-Mayer juga menyatakan bahwa aspek
etnis menentukan SIDS pada bayi. Penelitiannya membuktikan bahwa bayi yang
berkulit hitam lebih berisiko mengalami mutasi gen dibandingkan bayi yang
berkulit putih.
Kelompok ilmuwan dari National Institute of Child Health and Human
Development bagian dari National Institutes of Health di Bethesda, Maryland,
menemukan penyebab lain terkait sindrom itu. Setelah meneliti 31 mayat bayi
yang meninggal akibat SIDS dan 10 bayi lainnya yang tidak mengalaminya pada
2006, ditemukan fakta bahwa kelainan biologis bayi dalam otak ternyata juga
menyebabkan SIDS. Berdasarkan temuan mereka, bayi yang mengalami SIDS
umumnya mengalami kerusakan kemampuan otak dalam menggunakan seretonin
dan neurotansmiter yang memainkan peran penting dalam mengatur sistem
pernapasan dan denyut jantung pada bayi. Itu bisa melemahkan kemampuan otak
bayi untuk mengatur seluruh sistem tubuh mereka, termasuk juga pernapasan
ketika tidur. Sinyal dari otak yang seharusnyamembangunkan bayi dan membantu
pernapasan mereka saat kekurangan oksigen tidak berfungsi. Mereka akan sulit
bangun tidur, dan suplai oksigen berkurang hingga lemas.
Penelitian itu diperkuat dengan hasil penelitian European Mollecular
Biology Laboratory in Monterotondo Italy and Colleague, yang juga menyebut
melemahnya kandungan seretonin dalam otak bertanggung jawab terhadap
terjadinya SIDS. Hanya saja, kesimpulan tersebut diambil melalui tikus percobaan
yang mempunyai gejala hampir sama dengan kematian akibat sindrom kematian
pada bayi.
Studi yang diumumkan dalam Journal of the American Medical
Association (2008), National Institutes of Health Maryland itu juga menjelaskan
risiko SIDS akan meningkat jika faktor kekurangan biologis otak bayi dipacu oleh
pengaruh lingkungan. Antara lain seperti terbiasa tidur tengkurap, alas tidur dan
selimut yang terlalu lembut pada masa rawan perkembangan awal kehidupan bayi,
dan perputaran udara dalam kamar bayi yang tidak lancar. Yang harus diingat,
kata mereka, kondisi leher bayi masih belum maksimal sehingga sulit untuk
memutar kepala secara leluasa untuk memperoleh udara ketika bernapas.
Untuk mengurangi risiko SIDS, salah satu cara yang disarankan adalah
menggunakan kipas angin. Penelitian para ilmuwan dari Divisi Penelitian Kaiser
Permanente, California, Amerika, dalam Archieves of Pediatric and Adolescent
Medicine, Oktober tahun lalu, mengungkap hal tersebut. Penelitian yang didanai
oleh Institut Kesehatan Amerika itu dilakukan dengan mewawancarai ibu-ibu dari
185 bayi yang meninggal akibat SIDS dan 312 bayi sehat. Mereka menemukan
kenyataan bahwa jendela yang dibuka dalam kamar bayi juga mengurangi risiko
SIDS sebesar 36 persen ketimbang dengan bayi yang tidur dalam keadaan kamar
tertutup meskipun hubungannya tidak terlalu berarti.
2. Kriteria SIDS
Kematian bayi dapat disebut sebagai SIDS apabila:
1. Bayi meninggal mendadak.
2. Penyebab kematian tak diketahui walaupun sudah diotopsi, x-ray,
investigasi tkp, dll secara menyeluruh.
3. Gizi bayi cukup.
4. Tak ada pertanda penyakit.
5. Tak ada tanda kekerasan.
6. CPR atau pernafasan buatan jarang sekali memberi efek pada bayi yang
sudah tidakbernafas.
Penyebab ketidaknormalan itu masih belum diketahui jelas. Namun, bukti
statistik menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan
dengan sindrom mati mendadak pada bayi. Tim dokter yang dipimpin Dr Anne
Chang, seorang profesor di bidang pernapasan di Royal Children's Hospital
Foundation di Brisbane, Australia, berupaya mencari kaitan antara kedua hal itu
dengan mengamati 20 bayi sehat berusia sekitar tiga sampai lima bulan. Usia itu
merupakan usia yang berisiko mati mendadak.
Para ahli mengamati sepuluh ibu bayi yang tidak merokok pada masa
kehamilan, sedangkan yang lain merokok selama kehamilan. Untuk penelitian,
bayi diletakkan di punggung, posisi yang direkomendasikan untuk mencegah
kematian mendadak. Kemudian, bayi-bayi itu diganggu oleh suara nyanyian yang
kekuatannya mencapai 80 desibel dari pengeras suara di dekat mereka setelah
tidur. Tes dilakukan selama para bayi tidur nyenyak dan dalam keadaan terang
sepanjang tahap tidur antara sepuluh sampai dua belas jam. lrama jantung dan
pernapasan serta respons tingkah laku bayi seperti gerakan badan dan membuka
mata diamati. Para peneliti menemukan tidak ada perbedaan cara tidur bayi atau
bangun ketika suara terdengar selama tidur nyenyak.
Periode ditentukan oleh kecepatan gerak mata di samping pupil. Tetapi,
perbedaan besar meningkat pada respons mereka selama membuka mata atau
bergerak selama periode itu, bahkan ketika rangsangan terhadap telinga
diperbesar. Para peneliti percaya penemuan itu menambah kecurigaan bahwa
nikotin dapat berakibat pada perkembangan kunci fungsi motoris bayi, yakni
memerintahkan otak untuk tidur dan membangunkan serta fungsi jantung
sertaparu-paru. Penyebabnya tidak diketahui. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa SIDS lebih sering teijadi pada bayi yang tidurnya tengkurap dibandingkan
dengan bayi yang tidurnya terlentang atau miring. Karena itu sebaiknya bayi
ditidurkan dalam posisi terlentang atau miring. Resiko terjadinya SIDS juga
ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke kasur atau
selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan diatas kasur
yang keras.

3. Faktor Risiko Terjadinya SIDS:


a. Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan)
b. Kasur yang lembut (pada bayi kuran dari 1 tahun)
c. Bayi premature
d. Riwayat SIDS pada saudara kandung
e. Banyak anak
f. Musim dingin
g. Ibunya perokok
h. Ibunya pecandu obat terlarang
i. Ibunya berusia muda
j. Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
k. Perawatan selama kehamilan yang kurang
l. Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi
laki-laki

4. Hal yang Dapat Dilakukan Untuk Menekan Risiko Terhadap SIDS


1. Perhatikan posisi tidur
Di Amerika, SIDS lebih sering teijadi pada bayi yang tidur dengan posisi
tengkurap. tengkurap bermanfaat untuk membantu perkembangan bagian otot
leher bayi, selain itu baik pula untuk perkembangan otot napasnya. "Tapi harus
dicermati, jangan sampai ada yang menghalangi jalan napas bayi, khususnya bayi
yang belum bisa mengangkat kepala.

Gambar 1
Gambaran saluran pernafasan bayi pada posisi tidur terlentang (gambar 1) dan
posisi tidur telungkup (gambar 2)
Sumber : U.S Department of Health and Human Services. National Institutes of Health Eunice Kennedy
Shriver National Institute of Child Health and Human Developmant.

2. Sirkulasi udara
Pastikan ruang tidur bayi memiliki sirkulasi udara yang baik. Sebuah
penelitian menunjukkan angka kejadian SIDS lebih rendah pada bayi yang tidur
menggunakan kipas angin dibanding yang memakai penyejuk ruangan.
3. Tempat tidur
Tidurkan bayi di kasur yang tidak terlalu empuk dan tidak menggunakan
bantal, khususnya jika bayi tidur tengkurap. Jauhkan selimut, boneka, atau benda
lain yang bisa menutup hidungnya.
4. Pcngawasan
Kebiasaan orangtua di Indonesia yang tidur bersama bayinya ternyata bisa
mengurangi risiko SIDS. "Ibu bisa mengawasi jika bayinya tertutup hidungnya
atau mengalami henti napas," katanya. Hindari pula membedong bayi terlalu kuat
karena bayi masih bernapas menggunakan dada dan perut. Apa jadinya jika ia
dibedong kuat-kuat.
5. Posisi menyusui
Pilihlah posisi menyusui yang aman untuk bayi, yakni satu tangan ibu
yang diangkat ke atas kepala bayi. "Jangan sampai bayi tertindih tangan ibunya,"

5. Faktor-Faktor Penyebab Bayi Meninggal Mendadak


a) Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah
diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena
SIDS dan telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas
dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan
SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral
atau apnea obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS.
b) Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah
mengisyaratkan bahwa bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas
pada susunan saraf pusat.
c) Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan
dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap
saluran pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS
masih belum di ketahui.
d) Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan
ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga
menimblkan apnea, maka di berikan perhatian yang cukup besar akan
kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer
teijadinya SIDS pada beberapa bayi.
e) Abnormalitas jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan
pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saa
ini untuk menunjukan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada
SIDS.
Gejala : Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS.
6. Diagnosa
SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba
meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang
jelas. Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat
fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang rendah
dan abnormalitas control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat
pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal.
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan
emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka
seringkali merasa bersalah. Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan
untuk memiliki anak lagi.

7. Pencegahan
Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati
50%) sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi
terlentang atau miring (terutama ke kanan).
1. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut
belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
2. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur,
walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi
bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
3. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi
diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air,
bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
4. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta
mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi
Anda. Hal ini untuk mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih benda-
benda tersebut.
5. Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau tempat
penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan
waktu tidur mengandung risiko SIDS.
6. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama
dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut
bayi Anda.
7. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu
lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan
selimut sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi
Anda berada di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada
si bayi,Ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di
bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
8. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda
sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun
kelahiran bayi Anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang
merokok.
9. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur.
Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi
sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut
yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda terlalu
kepanasan.
10. Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri
untuk waktu yang cukup lama.
11. Perlu diketahui juga, SIDS lebih umum teijadi di negara barat dari pada di
kawasan timur. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada umumnya
bayi di negara Eropa dan Amerika Serikat tidur di ruangan terpisah dengan
orang tuanya sedangkan di negara-negara timur lazimnya bayi tidur
bersama orang tua sehingga memudahkan orang tua mengawasi sang buah
hati. Tetapi bagaimanapun tentunya ada baiknya untuk mencegah sebelum
terlambat.
Beberapa tips:
a. Jangan merokok, mengkonsumsi kafein berlebihan, menggunakan obat
terlarang, dan mengkonsumsi alkohol saat hamil. Studi menyatakan bahwa
ibu yang mengonsumsi zat-zat tersebut lebih rawan menghadapi SIDS.
b. Jangan merokok di sekitar bayi, daya tahan tubuh bayi masih lemah. Paru-
parunya pun juga tidak sekuat orang dewasa, karena itu hindari merokok
di sekitar bayi.
c. Jaga suhu ruangan tempat bayi tidur.
d. Perhatikan pakaian bayi, pastikan hangat tidak terlalu dingin atau terlalu
panas. Jangan pakaikan pakaian yang terlalu ketat.
e. Singkirkan benda-benda yang dapat menghalangi jalur pernafasan bayi,
perhitungkan juga kemungkinan pergerakan bayi.
f. Tidurkan bayi dengan posisi menghadap atas, tidur tengkurap memang
bagus untuk melatih perkembangan otot leher bayi. Namun selalu awasi
bayi bila tidur tengkurap, karena posisi ini menyulitkan bayi untuk
bernafas.
g. Jika bayi belum berusia setahun, sebaiknya hindarkan tidur tengkurap
daiam waktu lama.
h. Kipas angin disebut-sebut sebagai salah satu sarana untuk menghindarkan
bayi dari kematian mendadak atau SIDS. Tapi para ahli sepakat bahwa
dibutuhkan penelitian lebih lanjut soal itu.
Ada 3 hal yang menyebabkan masalah kematian pada bayi:
1. kematian karena adanya kelainan bawaan semisal bayi lahir dengan
kelainan jantung dan paru-paru yang memungkinkan kejadian
kematiannya diprediksi. Terlebih bila kelainan tersebut merupakan salah
satu faktor risiko.
2. kematian karena penyakit yang didapat, semisal radang paru-paru atau
pneumonia maupun akibat suatu kecelakaan yang didapat di rumah, di
jalan, atau di mana pun.
3. Sementara kematian berikut yang lebih dikenal dengan istilah SIDS, agak
sulit diprediksi. Sebab, kejadian kematian ini bersifat dadakan, hingga tak
pernah bisa diperkirakan apa penyebabnya dan bagaimana
mengantisipasinya.
Menurut spesialis anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, angka
kejadian SIDS di Amerika cukup tinggi, meski tak ada angka pastinya. Sementara
di Indonesia, data mengenai berapa banyak kasus kejadiannya malah tak diketahui
hanya saja di beberapa negara, kejadian SIDS cenderung meningkat. Terutama
pada bayi yang terbiasa tidur dengan posisi tengkurap.
Sebetulnya, posisi tidur tengkurap bermanfaat untuk mencegah terjadinya
aspirasi / tersedak. Yakni, masuknya cairan muntahan ke dalam paru-paru yang
bisa membahayakan. Selain itu, baik pula untuk pergerakan otot pernapasannya.
Tapi posisi tidur ini mesti dicermati bila bayi memiliki kelainan neurologis
semisal pergerakan kepalanya susah." Meski tak ada batasan waktu yang baku,
orang tua harus tetap mengawasi bila bayinya tidur dengan posisi ini sekaiipun
bayi punya insting untuk membebaskan diri. Artinya, jika napasnya susah, ia akan
bergerak dengan sendirinya.
Meskipun begitu para ilmuwan dan pakar kesehatan belum menemukan
secara pasti apa penyebab SIDS. Namun ada beberapa teori yang dikemukakan,
diantaranya :
 Malfungsi otak, teori ini mengatakan bahwa teijadi delay antara sel-sel
saraf yang mengatur kerja jantung dan sistem respirasi.
 Hyperthermia, peningkatan suhu tubuh bayi ( yang mungkin disebabkan
ruangan yang terlalu panas) dapat mempengaruhi metabolisme tubuh bayi
yang berpengaruh pada peningkatan kerja jantung berlebihan.
 Apnea.
 Kekurangan oksigen, dapat terjadi karena berbagai faktor.
 Dll.
Para ahli berpendapat SIDS terjadi karena kombinasi berbagai penyebab di
atas. Namun tetap saja penyebab pastinya belum diketahui.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kejadian SIDS, diantaranya :
a. Faktor Ibu
Selama masa kehamilan, faktor diri ibu sangat berpengaruh. Ibu yang
merokok, minum minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan secara bebas,
berpeluang memperoleh bayi yang pertumbuhannya terganggu. Hal ini bisa
menjadi risiko faktor penyebab terjadinya SIDS.
b. Kelahiran Prematur
Prematuritas juga bisa menjadi risiko terjadinya SIDS karena organ-organ
tubuhnya yang belum matang dan sempurna. Demikian juga dengan sistem
pernapasannya yang bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasannya.
Sementara pada bayi yang tidak dilahirkan prematur, sistem pernapasannya mulai
bagus/matang di usia 8 bulanan. Itu sebabnya kasus SIDS jarang dijumpai pada
bayi atas usia 6 bulan.
c. Sulit Napas
Sesudah bayi lahir, ada kejadian yang dinamakan asfiksia. Yakni bayi
mengalami kesulitan bernapas. Biasanya akan menampakkan gejala biru, susah
bernapas, dan berkurangnya denyut jantung.
d. Disfungsi Pada Batang Otak
Usia terbanyak kejadian SIDS ditemui pada bayi usia 2-4 bulan.
Sedangkan mayoritas atau 95 persen, dijumpai pada bayi di bawah 6 bulan.
Penyebabnya, kemungkinan terjadi disfungsi atau gangguan pada batang otak.
Gangguan ini mengakibatkan berubahnya pola pernapasan si bayi. Dalam bahasa
Inggris istilahnya arousal, yang bisa digambarkan mirip orang yang kekurangan
oksigen selagi tidur.Ini membuatnya gelagapan dan terbangun, tapi kemudian bisa
tertidur lagi. Nah, pada bayi, tingkat kewaspadaan inilah yang terganggu
sementara ia tak mampu mengatasinya. Singkatnya, berawal dari fungsi otak yang
terganggu/berkurang tanpa diketahui penyebabnya. Proses arousal-nya pun jadi
kurang bagus yang diikuti dengan pola tidur dan kontrol kurang bagus serta pola
pernapasannya juga tak baik. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan
gangguan/perubahan denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh. Akibatnya,
paru-parunya jadi kekurangan oksigen lalu menyebabkan gangguan berhenti
napas.
e. Posisi Tidur Tengkurap
Kejadian SIDS akibat posisi tidur tengkurap ternyata sekitar 3 kali lebih
besar dibanding posisi terlentang. Ini bisa dimengerti karena pergerakan kepala
pada pada bayi usia 2 bulan mestinya sudah kuat. Sedangkan bayi dengan
gangguan di otak umumnya tidak kuat mengangkat kepalanya. Akibatnya, posisi
tidur tengkurapmemperbesar kemungkinan teijadinya SIDS. Belum lagi faktor
kasur yang sangat empuk atau lunak, yang menyebabkan kepalanya "terbenam" ke
dalam kasur. Akibatnya, bayi kesulitan mengangkat kepalanya mencari udara
bebas.
Di lain pihak, sebetulnya kalau kondisi si bayi normal-normal saja (dalam
arti tak ada dasar gangguan otak), maka posisi tidur tengkurap tak memicu
terjadinya SIDS. Sayangnya, ada-tidaknya gangguan atau kelainan pada batang
otak bayi baru lahir, tidak mudah segera diketahui. Sementara dari hasil otopsi
pada bayi-bayi di luar negeri yang mengalami SIDS, ternyata kejadian ini
terutama teijadi pada bayi-bayi yang memiliki kelainan pada batang otak,
pembengkakan pada paru-paru, dan perdarahan pada daerah sekitar dada. Semua
itu dapat terjadi akibat kondisi asfiksia/kesulitan bernapas akibat hipoksia atau
kekurangan oksigen dalam jangka waktu cukup lama dalam darahnya.
f. Dialami Ras Tertentu
Soal ras ternyata merupakan salah satu faktor munculnya kejadian SIDS
yang banyak terjadi pada kalangan kulit hitam. Namun, tandas Bambang, itu
kejadian di luar negeri, sedangkan di Indonesia belum ada penelitiannya.
g. Kurang Pengawasan
Bisa pula terjadi bayi tertutup selimut dalam keadaan tidur. Tentu saja
risiko SIDS tetap terbuka, terlebih bila dibarengi dengan kurangnya pengawasan
orang tua. Selama tetap diawasi dengan baik, menyelimuti bayi tak akan jadi
masalah. Selain itu, pernah pula dilaporkan bayi mengalami SIDS karena hidung
dan mulutnya tertutup payudara si ibu saat menyusui. Kemungkinan ini terjadi
bila ibu menyusui bayinya sambil tiduran, tapi kemudian tertidur karena capek.
Tertutupnya mulut dan hidung si bayi membuat bayi seperti dibekap.
BAB III
Penyakit penyebab SIDS menurut DIMAIO (1998)

1. penyakit jantung antara lain : infeksi, kelainan jantung bawaan, kardiomiopati,


abnormalitas katub, stenosis aorta, tumor, kegagalan sistim konduksi,
flbroblastosis otot,stres emosi.
2. penyakit pembuluh darah : abnormalitas aorta, abnormalitas arteri koronaria,
malformasi vaskuler, hipertensi pulmonum, marfan s disease.
3. penyakit saluran napas : asma bronkial, sumbatan saluran napas atas, displasia
bronkopulmonum, bronkopneumonia akut, perdarahan paru masif,
hemosiderosis pulmonum, pneumotoraks tension.
4. penyakit sistim saraf pusat : tumor otak, epilepsi, infeksi, perdarahan diatesis,
tuberous sklerosis.
5. kelainan darah : hemoglobinopathy, limphoma, leukemia, gangguan
pembekuan darah, ruptur limpa.
6. penyakit saluran cerna : gastroenteritis, obstruksi saluran cerna, hernia
diafragmatika bawaan, anoreksia nervosa.
7. penyakit saluran kemih : penyakit ginjal primer, ovarium terpelintir.
8. penyakit metabolik/endokrin : kegagalan oksidasi asam lemak, kegagalan
metabolik karbohidrat, kegagalan asam amino, diabetis melitus, hipoplasia
adrenal, sindroma reye.
9. Iain-Iain : kelainan kromoson, anafilaktik.
BAB IV
Pemeriksaan Post Mortem

1. Pemeriksaan luar : tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan, dijumpai adanya


tanda asfiksia.
2. Pemeriksaan daiam : dijumpai gambaran pembendungan dan asfiksia dari
organ-organ viceral, edema glotis, corpus alienum, kelainan anatomi organ dalam
3. Pemeriksaan tambahan : sitologi (temuan virus, bakteri), kimia (kadar elektroli
melalui vitreous), histopatoiogi jaringan (gambaran bronkiolitis paru, encephalitis,
stenosis hati), toksikologi (kadar obat atau racun), radiologi (pneumothoraks
spontan)

ASPEK MEDIKOLEGAL
1. Mati wajar oleh karena penyakit-penyakit bawaan atau penyakit yang di dapat
selama hidup.
2. Kecelakaan, misalnya salah posisi tidur, tertutup bantal atau selimut.
3. Pembunuhan yang ditutupi dengan kecelakaan.

PERMASALAHAN
a) Faktor penyebab SIDS sangat beragam (multi faktorial)
b) Insidens di Indonesia tidak jelas
c) Autopsi kasus SIDS di indonesia jarang.
d) Kematian tiba-tiba pada bayi sering dianggap biasa.
e) Orang tua/keluarga biasanya menolak unuk dilakukan autopsi pada bayinya .
BAB V
PENUTUP

SIDS adalah sebutan kematian mendadak bagi bayi atau balita dibawah
satu tahun tanpa ada pertanda sebelumnya. Jika bayi belum berusia setahun,
sebaiknya hindarkan tidur tengkurap dalam waktu lama. Kipas angin disebut-
sebut sebagai salah satu sarana untuk menghindarkan bayi dari kematian
mendadak atau SIDS.
Dalam Journal of the American Medical Association (2008), National
Institutes of Health Maryland itu juga menjelaskan risiko SIDS akan meningkat
jika faktor kekurangan biologis otak bayi dipacu oleh pengaruh lingkungan.
Antara lain seperti terbiasa tidur tengkurap, alas tidur dan selimut yang terlalu
lembut pada masa rawan perkembangan awal kehidupan bayi dan perputaran
udara dalam kamar bayi yang tidak lancar. Namun tetap saja penyebab pastinya
belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Budiyanto, dkk. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran


Forensik FKUI, 1997; hlm.2, 214-218
2. Sheperd, Richard. Simpson's forensic medicine. 12^ editionm. Greaat Britain:
Arade Publisher, 2003; page 120, 124-125
3. Hall & Guyton. Buku Ajar Fi siologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta, 1997 : EGC
; him. 706-707
4. http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007 06 01 archive.html (diunduh tanggal
2 Januari 2008)
5. http://www.hvtd.org (diunduh tanggal 1 Januari 2008 )
6. http://www.nih.gov/medical/zoomifv 8.html (diunduh tanggal 31 Desember
2007)
7. dokky omed .ac.j p/a-super/super-c-5. htm I

Anda mungkin juga menyukai