Rs Bhayangkara - Cervical Syndrome-2
Rs Bhayangkara - Cervical Syndrome-2
PERIODE 2
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
Disusun Oleh :
MUSYAHIDATUN ANISA
(PO714241161053)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan
kasus ini yang berjudul “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
GANGGUAN FUNGSIONAL CERVICAL ET CAUSA CERVIVAL
SYNDROME”Laporan kasus ini merupakan salah satu dari tugas klinik pada
Ruang rehab Medik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Selain itu juga laporan
kasus ini bertujuan memberikan informasi mengenani penatalaksaan fisioterapi
untuk kasus tersebut.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak / Ibu dosen Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
2. Bapak Abd.Rahman,SKM selaku Clinical Edukator
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Laporan Kasus ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang
membutuhkan.
PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Lembar Pengesahan. ...........................................................................................ii
Kata Pengantar. ...................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................Iv
PENDAHULUAN
iritasi atau kompresi dari akar saraf cervikal yang akan menimbulkan nyeri, ngilu,
kesemutan, kram-kram serta rasa tidak enak pada leher bagian belakang dan bisa
menjalar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah tergantung dari akar mana yang
terkena.
radikulopati. Radikulopati berarti radiks posterior dan anterior yang terkena proses
vertebralis yang paling sering terkena adalah C7 sekitar 60%dan C6 sekitar 25%.
Radikulopaticervikalisadalahkondisineurologisyang
Radikulopaticervikalisadalahkerusakanataugangguanfungsisarafakibat
kompresisalah
satuakarsarafdekatvertebracervikalis.Kerusakanakarsarafdidaerahcervikalisdapatm
manaakaryang rusakberada.
meningkat setiap 6 bulan sekali berdasarkan dari diagnosis dokter. Dari penelitian
318 pasien diselidiki ada 26% pasien mengalami gangguan facet joint yang
bersifat simtomatik dan dari sebanyak penelitian 126 pasien 65% pasien memiliki
gangguan pada facet joint. Pasien yang lain mengalami dislokasi cervical dan
gangguan saraf pada cervical. Studi ini menunjukkan bahwa prevalensi nyeri
sendi servical pada facet joint mungkin serendah 26% atau setinggi 65%,
leher,spasme otot dan gangguan aktivitas bila tidak segera dilakukan penanganan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Biomekanik
1. Anatomi Spine
a. Spinal Colum
spinosus tetapi terdapat facet pada bagian superior dan inferior. Hal tersebut
membentuk sendi yang berpartisipasi dalam pergerakan fleksi extensi pada leher.
Pada axis/ C2 mempunyai struktur unik berupa pivot yang berfungsi sebagai rotasi
bercabang dan terlihat dari sisi posterior. Vertebral foramen mempunyai bentuk
Berperan untuk menggerakan, scapula dan lengan, kemudian dilihat dari belakang
otot punggung yang superfisial ditampilkan di sisi kiri gambar tersebut. Pada sisi
kanan gambar, menunjukan otot yang lebih dalam, bekerja pada scapula dan otot
e. Ligamen Cervical
Stabilitas tulang belakang tersusu oleh dua komponen yaitu komponen jaringan
lunak yang membentuk tiga pilar, pertama yaitu satu tiang atau kolom di depan
yang terdiri atas korpus serta discus intervertebralis. Ke dua dan ke tiga yaitu
kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri atas rangkaian sendi.
intervertebralis lateralis. Secara keseluruhan tulang belakang dapat
diumpamakan sebagai satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu kolom
di depan dan dua kolom di samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas
lamina kanan dan kiri, pedikel, procesus transversus dan procesus spinosus.
Tulang belakang dikatakan tidak stabil bila kolom vertikal terputus pada lebih dari
dua komponen.
Plexus cervicalis ini membentuk interkoneksi yang tidak teratur dari berbagai
saraf yang membawa implus sensoris dari mulai leher, belakang kepala
sampai ke bahu. Saraf yang paling penting pada plexus ini dari mulai C3, C4
dan C5 yang akan mensarafi bagian mata, diafragma yang akan dilanjutkan
2. Definisi
interaksi yang kompleks antara otot dan ligamen serta faktor yang
otot kronis, adaptasi postural dari nyeri primer lain (Shoulder, sendi temporo
cervikalis dan sendinya dan nyeri leher ini mengganggu aktivitas seseorang.
Menurut Finkelstein, (2012) nyeri leher adalah nyeri pada ujung saraf
yang terletak di berbagai ligament dan otot leher, serta discus intervertebral
Rheumatology (2012) nyeri leher adalah rasa sakit di leher yang bisa
dilokalisasi pada tulang belakang leher atau dapat menyebar ke lengan bawah
(radiculopati).
3. Etiologi
Duduk statis saat bekerja dan tempat kerja yang tidak didesain secara
kursi tidak menopang tubuh untuk duduk tegak dan sebagainya sering kita
jumpai. Tanpa kita sadari kita pun sering melakukan aktivitas seperti itu.
Aktivitas yang terus menerus akan menimbulkan masalah baru dan keluhan-
keluhan pada tubuh kita, terutama pada sekitar leher dan bahu. Keluhan yang
sering ditimbulkan, antara lain: nyeri otot di sekitar leher dan bahu, kaku,
Keluhan itu juga dapat menyebar ke punggung atas, punggung bawah dan
otot yang menopang bahu dan leher. Penyebab cervical syndrome pada
otot yang paling sering terlibat dalam nyeri myofascial adalah trapezius,
kerja tidak memiliki sandaran tangan yang sesuai atau tidak ergonomis.
Masalah lain yang mungkin berperan dalam gambaran klinis nyeri myofascial
4. Patofisiologi
tubuh bagian atas lebih sering terkena dibanding tubuh lain. Titik nyeri 84%
terjadi pada otot upper trapezius, levator scapula, infra spinatus, scalenus.
Otot upper trapezius merupakan otot yang sering terkena (Lofriman, 2008).
Salah satu kondisi yang sering menimbulkan rasa nyeri pada otot upper
pain, tightness, stiffness, spasme, keterbatasan gerak, respon cepat lokal dari
tertentu dan bersifat lokal. Nyeri pada otot upper trapezius atau pada daerah
leher sampai pundak ini timbul karena kerja otot yang berlebihan, aktivitas
trapezius, sehingga otot menjadi tegang, spasme, tightness dan stiffness. Otot
terjadiiskemik dalam jaringan. Pada serabut otot menjadi ikatan tali yang
merangsang hipersensitivitas.
Otot upper trapezius adalah otot tipe I atau tonik juga merupakan otot
postural yang berfungsi melakukan gerakan elevasi. Kelainan tipe otot ini
cenderung tegang dan memendek. Itu sebabnya jika otot upper trapezius
berkontraksi dalam jangka waktu lama jaringan ototnya menjadi tegang dan
dengan adanya postur yang jelek, mikro dan makro trauma. Akibatnya yang
terjadi adalah fase kompresi dan ketegangan lebih lama dari pada rileksasi,
terjadinya suatu keadaan melebihi batas (critical load) dan juga otot tadi
mengalami kelelahan otot yang cepat. Trauma pada jaringan, baik akut
tidak dapat dipertahankannya jarak antar serabut jaringan ikat, sehingga akan
2010).
5. Gambaran Klinis
a) Nyeri leher, umumnya terjadi saat leher harus melakukan pergerakan dan
1) Pengukuran Nyeri
cm. Salah satu ujungnya ditandai “tidak ada nyeri”, dan ujung lainnya ditandai
“nyeri hebat”. Skala ini digunakan secara vertikal atau horizontal, sambil
diagnosa fisioterapi dan jenis latihan yang diberikan, dan dapat menentukan
manual atau manual muscle testing (MMT) dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai Keterangan
atau diraba)
gerakan sendi
Gravitasi
Minimal
tahanan maksimal
3) Pemeriksaan ROM
Tes ini bertujuan untuk mengetahui gerakan sensi dengan menggunakan alat
bantu goniometer. Dalam literature telah ditetapkan kriteria normal ROM untuk
individu.
4) Tes Sensibilitas
dikeluhkan pasien dan apa yang tercantum pada diagnose, tes khusus yang
dilakukan yaitu :
a. Raba ringan
ya atau tidak
b. Tajam/tumpul
dirasakan. Jika ada rasa lebih dari satu jawaban pilihan, lingkari pilihan
1. Komunikasi terapeutik
peningkatan suhu 1ºC akan terjadi perubahan viskositas cairan intra cell,
3. Active stretching
Active stretching adalah suatu metode penguluran yang biasa dilakukan pada
aktif
5. Massage
umum dan local dengan tekanan dan regangan pada otot dan memberikan
stimulasi
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Identitas UmumPasien
1. Nama : TN. S
2. Umur : 82 tahun
6. Agama : Islam
B. AnamnesisKhusus
Suhu : 36,5oC
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis
2. Dinamis
kebelakang
D. Pemeriksaan FungsiDasar
feel nyeri
nyeri
kanan nyeri
Lateral Tidak Nyeri Tidak nyeri, soft end feel Tidak ada
Kiri nyeri
Rotasi Tidak Nyeri Tidak nyeri, Soft end feel Tidak ada
kanan nyeri
Rotasi Tidk Nyeri Tidak Nyeri, Soft end feel Tidak ada
Kiri nyeri
1. Palpasi
3. Pengukurn ROM
adalah ROM dari setiap gerakan pada regio shoulder dan region elbow
Ekstensi/fleksi S 38 – 0 – 40 S 40- 0 – 40
6. Pemeriksaan Spesifik
a) Spurling’s test
samping badan.
F. DiagnosaFisioterapi
G. Prolematika fisioterapi
PROBLEMATIK
FISIOTERAPI
H. Tujuan IntervensiFisioterapi
a. Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri
b. Jangka panjang
I. ProgramIntervensiFisioterapi
Komunikasi terapeutik
mengurangi nyeri.
e. Dosis :
F :3 kali seminggu
I : 49
T :10-15 cm
T :10 menit
Active stretching
e. Dosis :
F: setiap hari
I: toleransi pasien
T: kontak langsung dengan pasien
T: 8 kali repetisi
secara berirama (tiga kali per detik) dan jarak gliding dimulai dari
Massage
J. EvaluasiFisioterapi
meningkat dan kemampuan fungsional sudah ada perubahan lebih baik dari
sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP
interaksi yang kompleks antara otot dan ligamen serta faktor yang
otot kronis, adaptasi postural dari nyeri primer lain (Shoulder, sendi temporo
cervikalis dan sendinya dan nyeri leher ini mengganggu aktivitas seseorang.
a. Komunikasi Terapeutik
b. MWD
c. Active stretching
e. Massage
dengan menerapkan intervensi yang aktif dan terapi latihan diberikan agar gerak
Sumber Buku
Aras, Djohan. Ahmad, Hasnia. Ahmad, Andy. The New Concept Of Physical
Publishing.2016
Angliadi LS, Sengkey L, Gessal J, Mogi J. Buku diktat Ilmu Kedokteran Fisik dan
Simon Carette, MD, MPhil. Cervical Radiculopathy. Cited: February, 13th 2012.
Available from http://enotes.tripod.com/cervical_radiculopathy.pdf