Makalah Pemicu 1
Makalah Pemicu 1
PEMICU 2 BLOK 7
“ METABOLISME TERGANGGU”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
2019
KETUA : REGINA SIANIPAR (180600118)
LAMTUTUR (180600121)
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, laporan hasil diskusi Pemicu 2 Blok 7 dengan judul “ Metabolisme Terganggu” dapat
selesai tepat pada waktunya. Laporan pemicu ini kami susun berdasarkan hasil diskusi kami
yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam sidang pleno.Di samping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan laporan ini sehingga dapat terealisasikan.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
KELOMPOK 6
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus merupalan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
glukosa darah melebihi batas normal.Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka
akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, termasuk penyakit
jantung, ginjal, kebutaan, dan mudah terkena ateroskelosis.Diabetes Melitus disebabkan
oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta dari pulau-pulau
langerhans.Gejala khas diabetes melitus berupa pliuria, polidipsia, lemas, dan berat
badan turun (meskipun nafsu makan meningkat), hiperglikemia, dan glukosuria.
Seorang perempuan umur 55 tahus datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan sakit
gigi dan gusinya bengkak. Dari hasil pemeriksaan intra oral, terlihat gigi molar satu
kanan bawah mengalami abses. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien ini sering
mengalami buang air kecil, badan merasa mudah lelah dan berat badan makin menurun,
walau banyak makan. Keluhan ini sudah dialami sejak 4 bulan yang lalu, selain itu
pasien sering merasa haus sehingga pasien banyak minum dan dan kebas ditangan dan
kaki. Pada pemeriksaan fisik di dapat tinggi badan 165 cm, BB 85 kg, kesadaran compos
mentis, TD 120/170 mmHg, frekuwensi nadi 90x/menit regular. Pernafasan 24x/menit
regular, suhu 37⁰C.
Hasil laboratorium darah rutin dengan batas normal, kadar gula darah sewaktu 365
mg/dl.
BAB II
PEMBAHASAN
13. Jelaskan kenapa pada pasien diabetes melitus rentan terkena infeksi!
Kejadian infeksi lebih sering terjadi pada pasien dengan diabetes akibat muncylnya
lingkungan hiperglikemik yang meningkatkan virulensi patogen, menurunkan
produksi interleukin yang menyebabkan terjadinya disfungsi kemotaksis dan aktivitas
fagositik, serta kerusakan fungsi neutrofil, glikosuria, dan dimotilitas gastrointestinal
dan saluran kemih. Sarana untuk pemeriksaan peunjang harus lengkap seperti
pemeriksaan kultur dan resistensi antibiotik.
Infeksi yang terjadi pada Diabetes Melitus , yaitu
Tuberkulosis pada Diabetes Melitus
Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran nafas
Infeksi saluran cerna
Infeksi jaringan lunak dan kulit
Infeksi rongga mulut
Infeksi telinga
Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV).6
14. Jelaskan indikasi rujuk pada kasus tersebut!
Berdasarkan skenario tanda kardiral Diabetes Melitus didapati dari anamnesa pasien,
dengan pasien yang keadaannya termasuk obesitas tingkat 1, kadar gula darah
sewaktu 365 (normal <180 mg/dl). Nilai tersebut adalah kategori risiko untuk
penanganan tindakan dental (perawatan abses gigi). Pasien dirujuk ke dokter spesialis
penyakit dalam. Apabila dokter spesialis penyakit dalam telah memberikan surat
keterangan dapat dilakukan tindakan perawatan abses pada gigi, baiknya perawatan
dilakukan pada pagi hari karena kadar gula darah belum meningkat. Pasien diberikan
obat antibiotik dan analgesik untuk mengurangi rasa sakit.
BAB III
PENUTUP
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah melebihi batas normal. Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka akan
menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, termasuk penyakit
jantung, ginjal, kebutaan, dan mudah terkena ateroskelosis. Penyakit ini dapat dikontrol
dengan cara pola hidup dan olahraga yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sibernagl S. Color Atlas of Pathophysiology. Edisi (3). Jerman : Thieme, 2016 : 320.
2. Pardede SO. Poliuria pada Anak. J Sari Pediatri 2003; 5(3 ) : 103-110.
3. Rias YA. Hubungan antara Berat Badan dengan Kadar Gula Darah Acak pada Tikus
Diabetes Melitus. J Juyanto 2017 ; 4(1).
4. Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapura: Elsevier Science, 2016 : 905.
5. Nair M, Peate I. Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan : Panduan Penting untuk
Mahasiswa Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta : Bumi Medika, 2015 : 422.
6. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Jakarta : PB PERKENI, 2015.
7. J Li, N Zhang, B ye, W Ju, B Orser, J E M Fox, MB Wheeleer, Q Wang, and W-Y
Lu.Non-Steroidal anti-inflammatory drugs increase insulin release from beta cells by
inhibiting ATP-Sensitive Potassium Channels. British Journal of Pharmacology 2007
; 151(4) : 483-493.
8. Dwi RK. Diabetes untuk ditakuti. Jakarta : F-Media, 2014 : 16-17.