Anda di halaman 1dari 17

Tugas Akuntansi Sektor Publik

Digitalisasi Sektor Publik

Di susun oleh:

Nur Ilham Habibie – 120110170026

Ferry Siriton – 120110170054

Suandre Mart Brema k – 120110170089


Daftar isi

Cover ............................................................................................................................................................ 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................ 4
Definisi Teknologi ............................................................................................................................... 4
Definisi Digitalisasi.............................................................................................................................. 5
Karakteristik Digitalisasi ................................................................................................................... 6
Faktor Digitalisasi Sektor Publik ...................................................................................................... 7
Klasifikasi Digitalisasi Sektor Publik Pemerintah ........................................................................... 7
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 8
BAB IV ....................................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 17
BAB I
LATAR BELAKANG

Pada dewasa ini, perkembangan teknologi semakin cepat dan bersifat masih secara
menyeluruh terahadap berbagai sektor dilingkungan masyarakat. Teknologi dikembangkan karena
dalam lingkungan masyarakat dinilai sangat membutuhkan sebuah peningkatan dalam aspek
efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Hal-hal yang bersifat rutin dan dilakukan secara sekuensi
merupakan pekerjaan yang membutuhkan sebuah peningkatan efisiensi baik waktu maupun
sumber daya. Internet dan software merupakan pengembangan teknologi yang berperan sangat
penting dalam hal tersebut.

Sektor publik merupakan cerminan bagaimana teknologi ini sangat dibutuhkan. Dilihat
dari jenis aktifitas yang dilakukan, sektor publik memiliki kecenderugnan melayani publik secara
rutin dan sekeunsi. Dalam hal melayani publik, eifisiensi dan efektifitas menjadi faktor penting
bagaimana pandangan masyarakat tentang kualitas yang diberikan. Hal ini menjadi dilema dalam
lingkungan masyarakat, mengingat keinginan mereka untuk mendapatkan sebuah pelayanan yang
terbaik akan tetapi pada kenyataan yang ada kurangnya responsifitas dari organisasi sektor publik
sehingga menyebabkan masalah kepuasan.

Pemerintah merupakan contoh dalam sektor publik yang menjadi sorotan besar dalam
memberikan pelayanan publik. Melihat puluhan tahun kebelakang, pemerintah Indonesia menjadi
sosok yang sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat
akan tetapi dengan keterbatasan akan pengetahuan teknologi, tingkat efisien yang harus nya
diberikan malah tidak ada sama sekali.

Mengantri dalam pemeblian tiket kerta api, mengantri dalam pembayaran pajak, sulitnya
untuk membuat berkas usaha, dan lamanya proses dari setiap layanan yang diberikan pemerintah
merupakan contoh bagaimana kurang nya tingkat efisien dan efektifitas yang berikan oleh
pemerintah. Oleh karena itu, digitalisasi pada masa sekarang merupakan sebuah langkah besar
dalam meningkatkan kinerja sektor publik terutama dalam hal ini adalah pemerintah. Dengan,
digitalisasi tersebut nantinya masyarakt akan merasa diberikan kemudahan dalam mendapatkan
layanan publik serta merasakan kulalitas dari pelayanan publik tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Definisi Teknologi
Menurut Harahap penggunaan kata teknologi pada dasarnya mengacu pada sebuah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki tentang cara kerja di dalam bidang teknik, serta mengacu pula pada
ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik atau industry tertentu. Definisi ini tentu saja
sangat mengacu pada definisi praktis dari teknologi, yang banyak ditemukan pada pabrik-pabrik
dan juga industry tertentu.

Pendapat lainnya mengenai pengertian teknologi diungkapkan oleh Miarso (2007) yang
mengungkapkan bahwa teknologi merupakan suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai
tambah. Proses yang berjalan tersebut dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu,
dimana produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada. Lebih lanjut
disebutkan pula bahwa teknologi merupakan suatu bagian dari sebuah integral yang terdapat di
dalam suatu sistem tertentu.

Pada tahun 1937, muncullah pendapat lainnya mengenai teknologi. Pendapat ini dicetuskan
oleh seorang sosiolog yang berasal dari Amerika, bernama Read Bain. Bain (1937) mengatakan
bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, aparat, senjata, perumahan,
pakaian, peranti pengangkut dan komunikasi, dan juga keterampilan, dimana hal ini
memungkinkan kita sebagai seorang manusia dapat menghasilkan semua itu.

Toynbee pada tahun 2004 mengatakan bahwa teknologi merupakan ciri dari adanya sebuah
kemuliaan manusia, dimana hal ini membuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup hanya untuk
makan semata, namun membutuhkan lebih dari itu. Lebih lanjut dikemukakan oleh Toynbee,
bahwa teknologi dapat memungkinkan konstituen non material dari sebuah kehidupan yang
dimiliki manusia yaitu perasaan, ide, pemikiran, intuisi, dan juga ideal. Dan teknologi juga
membuktikan sebuah manifestasi dari kecerdasan pikiran seorang manusia.

Berdasar pada beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan
mengenai definisi teknologi, tekonlogi merupakan sebuah inovasi dalam hidup manusia baik
berupa alat maupun cara yang dapat digunakan untuk membantu aktifitas manusia dalam
kehidupannya.
Definisi Digitalisasi
Digitalisasi (bahasa Inggris: digitizing) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan
proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Digitalisasi
dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk
membuat koleksi perpustakaan digital. Digitalisasi memerlukan peralatan seperti komputer,
scanner, operator media sumber dan software pendukung. Dokumen tercetak dapat dialihkan ke
dalam bentuk digital dengan bantuan program pendukung scanning dokumen seperti Adobe
Acrobat dan Omnipage. Dokumen audio dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan bantuan
program pengolah audio seperti CoolEdit dan JetAudio. Dokumen video dapat dialihkan ke dalam
bentuk digital dengan bantuan program pengolah video.

Tujuan Digitalisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam
banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari berbagai
bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar dan suara lebih stabil. Proses dari
digitalisasi disebut dengan Digitasi.

Digitasi merupakan proses alih media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau
elektronik melalui proses scanning, digital photograph atau teknik lainnya. Proses digitasi ini
memerlukan banyak pertimbangan sebelum dilakukan proses digitasi. Hal ini karena proses
digitasi biasanya memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Di samping itu dituntut
adanya tenaga ahli yang cukup menguasai teknik digitasi ini. Investasi yang diperlukanpun tidak
sedikit, karena perpustakaan perlu menyediakan alat dan sarana bagi proses digitasi ini. Satu hal
yang cukup penting diperhatikan dalam hal proses digitasi adalah masalah penentuan koleksi atau
analisis koleksi. Perpustakaan perlu melakukan skala prioritas koleksi yang harus digitasi dan tidak,
hal ini dikarenakan tidak semua koleksi ‘dapat’ dan perlu di alih mediakan. Beberapa hal yang
dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya adalah:

a. Kekuatan koleksi

Kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi perpustakaan itu sendiri
untuk melakukan ekspansi ke dalam format digital.
b. Keunikan koleksi

Apabila perpustakaan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau koleksi langka, maka
perlu dipikirkan untuk melakukan digitasi terhadap koleksi tersebut. Biasanya koleksi-koleksi
yang bernilai sejarah, kuno, langka dan tidak dapat ditemukan di tempat lain menjadi
pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi.

c. Prioritas bagi komunitas penggguna

Kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi perpustakaan untuk


melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan kurikulum dari universitas yang
mewajibkan adanya sumber-sumber informasi digital yang diakses oleh mahasiswa melalui
perpustakan.

d. Kemampuan staff

Perpustakaan juga harus dapat mempertimbangkan bagaimana kemampuan staff dalam


melakukan manajemen koleksi digital, mulai dari penguasaan terhadap teknologi informasi,
bagaimana teknis dan prosedur digitasi, hingga bagaimana melakukan pengelolaan dan
perawatan koleksi digital hasil digitasi. Hal ini perlu sebagai jaminan kesinambungan
pengelolaan dan perancangan koleksi digital di perpustakaan tersebut.

Karakteristik Digitalisasi
Karakteristik digitalisasi secara umum antara lain:

- Bersifat digital
- Erat kaitannya dengan internet
- Teradapat infrastruktur pendukung yaitu hardware, software, dan aplikasi
- Manusia sebagai operator
- Memiliki prosedur penggunaan
- Sedikit tatap muka, lebih banyak secara online
Faktor Digitalisasi Sektor Publik
Beberapa faktor dilakukannya digitalisasi pada sektor publik antara lain :

- Perkembangan teknologi
- Kurangnya tingkat efisien pada proses manual
- Kebutuhan manusia yang semakin cepat dan luas

Klasifikasi Digitalisasi Sektor Publik Pemerintah


E-Government

Adalah sebuah proses pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pengimplementasiannya.

E-Budgeting

Adalah sebuah proses penganggaran yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang saling terintegrasi.

E-Procurement

Adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara


elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing
secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website.
BAB III
PEMBAHASAN
E-Government

Pemerintahan elektronik atau e-government (berasal dari kata Bahasa Inggris electronics
government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks
tertentu transformational government) adalah penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan
bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan
pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal,
menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Keuntungan yang
paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas
yang lebih baik dari pelayanan publik.

Manfaat

Tentunya pelaksanaan E-Government ini memiliki berbagai manfaat, berikut beberapa


manfaat dari E-Government:

- Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,


kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas
- Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan
- Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang #
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari
- Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan
baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan
- Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada.
- Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam
proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
Ruang lingkup

Ruang lingkup dari penggunaan E-Government secara menyeluruh mencakup pada:


1. Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat)
Pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk
memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Contoh : E-KTP, atau
www.jabarprov.go.id, dan lain-lain. Atau informasi yang menganai pajak online, layanan
jaminan sosial, mencari lowongan pekerjaan, dan sebagainya.
2. Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha)
Contohnya pada proses perizinan pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh
pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi secara online bagi pelaku
usaha. Contohnya www.indotender.com, dan sebagainya. Atau informasi menganai pajak
perseroan, peraturan pemerintah (hukum bisnis), pendaftaran perusahaan, peluang usaha
atau bisnis, dan sebagainya.
3. Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah)
Memperlancar kerjasama antar negara dengan dimudahkannya komunikasi, seperti
kepentingan diplomasi, atau berbagai informasi yang dianggap penting oleh negara yang
satu dan lainnya. Contohnya www.embassyofindonesia.org dan lain sebagainya. Atau
informasi menganai blogging untuk kalangan legislative, konsultasi secara online,
pelayanan kepada masyarakat secara terpadu, pendidikan secara online, dan sebagainya.
4. Government to Employees (Pemerintah ke Aparatnya)
keadaan internal juga menjadi tempat diterapkannya E-Gov dalam upaya kemudahan
informasi atau akses berbagai tugas/hasil kerja dan lainnya. Contohnya bisa diumpamakan
seperti system KRS online yang diberlakukan di Universitas dimana Rektorat menjadi
Pemerintah dan Dosen serta mahasiswa/i menjadi aparat yang berada dalam suatu
organisasi.
Kendala

Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan e-government adalah kurangnya ketersediaan
infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di
Indonesia. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini
dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin
murah. Kendala lainnya adalah masih banyaknya penyelenggara pelayanan publik baik di pusat
maupun daerah yang belum mengakomodir layanan publiknya dengan fasilitas internet.

E-budgeting

E-budgeting adalah bagian dari program e-government. E-budgeting ini dianggap sebagai
solusi yang bisa mengatasi kekurangan dari penyusunan anggaran secara manual. E-budgeting
adalah bentuk akuntabilitas juga transparansi dari pemerintah (daerah) terkait pengelolaan
keuangan.

E-Budgeting juga sebagai sistem penyusunan anggaran yang di dalamnya termasuk


aplikasi program komputer berbasis web untuk memfasilitasi proses penyusunan anggaran belanja
daerah Dengan penerapan teknologi informasi seperti sistem informasi penyusunan anggaran ini,
pemerintah daerah akan lebih mudah dalam menentukan arah kebijakan berkaitan dengan
penganggaran pemerintah daerah

Tunjuan

E-Budgeting memiliki beberapa tujuan, berikut tujuan dari program E-Budgeting:

- Akurat
Sehingga anggaran yang disusun SKPD sesuai dengan alokasi belanja, memiliki dasar
analisa biaya yang akurat dan akuntabel dan sesuai dengan RPJMD.
- Mudah
Melalui E-Budgeting mempermudah Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan
SKPD dalam proses penyusunan anggaran. Sehingga proses penyusunan anggaran
semakin mudah dan cepat karena sudah tersistem
- Transparan
Anggaran daerah akan semakin transparan, artinya anggaran daerah dapat di ketahui
oleh banyak orang.
- Penyusunan RKA
Memudahkan melakukan penyusunan dan pengkoreksian RKA
- Laporan
Pemerintah daerah akan mudah untuk pembuatan laporan karena E-Budgeting telah
tersistem dengan baik.
- Terintegrasi
Terintegrasi dengan E-Planning dan SIMDA Keuangan sehingga mempercepat proses
perencanaan daerah.

Namun siapa saja pengguna E-Budgeting? Berikut adalah flowchart dan juga pengguna E-
Budgeting.
Fitur

Dalam E-Budgeting juga memiliki berbagai fitur, berikut adalah fitur-fitur yang tersedia di
E-Budgeting:

- SSH (Satuan Standar Harga)


- HSPK (Harga Satuan pokok Kegiatan)
- Pra RKA (Draft RKA dilakukan merinci renja/RKPD)
- RKA (Rencana Kerja Anggaran)
- DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
- Laporan-Laporan
- Integrasi Sistem (E-Planning, SIMDA keuangan, E-Procurement Daerah)

Berikut adalah salah satu contoh format laporan yang telah di buat melalui sistem E-
Budgeting.
E-Procurement

e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan


secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi
dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing secara elektronik
dengan menggunakan modul berbasis website.

Proses Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan menggunakan e-procurement
secara signifikan akan meningkatkan kinerja, efektifitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas
transaksi yang dilakukan, selain itu biaya operasional dapat dikurangi secara signifikan karena
tidak diperlukan lagi penyerahan dokumen fisik dan proses administrasi yang memakan waktu dan
biaya.

E-procurement merupakan suatu mekanis pembelian masa kini atau dapat dikatakan
sebagai teknik pembelian moderen dengan memanfaatkan sejumlah aplikasi berbasis internet dan
perangkat teknologi informasi. E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk perantaraan
barang dan jasa atau digunakan untuk tendering barang dan jasa antara perusahaan dengan
pemasok. E-procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-perusahaan besar dan
badan-badan usaha umum. E-procurement juga merupakan aplikasi e-commerce untuk proses
negosiasi dan perjanjian (contracting). E-procurement sangat berpengaruh terhadap bisnis suatu
perusahaan, dimana e-procurement memberikan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan
produktivitas suatu perusahaan.
E-procurement memiliki beberapa komponen, berikut adalah komponen-komponen dari E-
procurement:

- Hardware
- Software
- Brainware
- Users
- Policy
- Governance
- Business process
- Infrastruktur perusahaan
Manfaat

- Proses pengadaan barang/jasa menjadi lebih mudah.

- Menghemat biaya administrasi pengadaan, serta biaya penggunaan bahan habis pakai.

- Mempercepat proses pengadaan barang/jasa.

- Mendapatkan harga dan produk barang/jasa yang lebih kompetitif dengan semakin
banyaknya peserta yang mendaftarkan diri mengikuti pelelangan.

- Meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

Kendala

Terdapat beberapa masalah yang mungkin akan di hadapi oleh pemerintah dari program E-
procurement, berikut beberapa masalah yang mungkin akan di hadapi oleh pemerintah:

- Keharusan memilih harga terendah seringkali membuat banyak lembaga pemerintah


justru berpotensi menerima barang/ jasa yang tidak sesuai standar. Selain itu proses
lelang seringkali diikuti oleh peserta (perusahaan) yang “banting harga”.

- Pengadaan barang/ jasa yang bersifat sulit diukur (intangible) seperti biaya konsultasi,
belanja perangkat lunak (software/ aplikasi), berpotensi menimbulkan dugaan korupsi
dari lembaga penyidik/ anti korupsi seperti BPK, KPK, Polisi dan Kejaksaan.
Pemahaman dalam menentukan harga barang/ jasa yang layak sesuai spesifikasi atau
“kelas” seringkali masih menjadi perdebatan antara panitia lelang dan lembaga
penyidik.

- Begitu besarnya sorotan publik (masyarakat dan lembaga penyidik) dan makin
banyaknya peserta lelang, menimbulkan efek keengganan untuk menggunakan
anggaran lelang adakan menjadi panitia lelang.

- Belum adanya peraturan hukum yang memayungi proses e-procurement. Akibatnya


belum ada standar baku mengenai standar proses e-procurement, waktu, penggunaan
teknologi informasi, sumber daya manusia, keabsahan hukum dan sebagainya.

- Rendahnya komitmen pemimpin lembaga pemerintah untuk mengadakan barang/ jasa


secara transparan baik secara konvensional atau elektronik.
Contoh

E-Procurement PLN (eProc) sebagai salah satu aplikasi yang merupakan implementasi dari
IT Governance yang mendukung GCG. Terwujudnya aplikasi tersebut merupakan hasil kebijakan
Manajemen PT. PLN (Persero) tahun 2000 terkait dengan Informasi Stok Material PLN,
Penyusunan HPS, dan Monitoring Pergerakan Material. Sedangkan hasil Amanat RUPS tahun
2003 menetapkan agar PLN mengoptimalkan eProc yang sudah dikembangkan untuk tercapainya
harga pembelian yang optimal dan tercapainya inventoru PLN yang efisien. Proses pengadaan
secara manual dapat mengakibatkan sulitnya informasi mengenai harga satuan khusus di internal
PLN, perlakuan yang tidak sama kepada Calon Penyedia Barang/Jasa (CPBJ), dan lemahnya
pertanggung jawaban terhadap proses pegadaan sehingga mengakibatkan resiko di kemudian hari.
Terkait tidak adanya informasi stok barang di gudang, mengakibatkan sulitnya mencapai sasaran
stok optimal. Aplikasi eProc mampu membawa manfaat bagi Perusahaan yakni adanya
standardisasi proses pengadaan, terwujudnya transparansi dan efisiensi pengadaan yang lebih baik,
tersedianya informasi harga satuan khusus di internal PLN, serta mendukung pertanggung-
jawaban proses pengadaan. Beberapa kendala dalam implementasi eProc dapat teratasi dengan
adanya komitmen pada seluruh jajaran manajemen dan pelaksana pengadaan untuk menggunakan
eProc sebagai sarana proses pengadaan barang/jasa di PLN, dan melakukan sosialisasi secara
bertahap serta melakukan penyederhanaan proses pengadaan, memanfaatkan teknologi dan
pengembangan aplikasi yang bersifat fleksibel.
BAB IV
KESIMPULAN
Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan e-government adalah kurangnya ketersediaan
infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di
Indonesia. Akibatnya berbagai program pemerintah yang menggunakan sistem atau teknologi
komputerisasi cukup terhambat, contoh nya masih banyak masyarakat yang belum mengerti apa
itu E-Budgeting atau E-Procurement.

Perlu pelatihan untuk masyarakat dalam bidang teknologi agar program E-Government
dapat terlaksana dengan baik. Karena program E-Government perlu di terapkan di abad 21 ini,
disebabkan kemajuan teknologi yang pesat di dunia Indonesia tidak boleh tertinggal teknologi.
Selain itu E-Government sangat membantu kinerja dan efektifitas pemerintah daerah. Dengan
adanya E-Government pemerintah tidak perlu melakukan pencatatan dan pekerjaan lain nya secara
manual, melainkan dengan sistem yang telah di buat.

E-Government memiliki beberapa program, contohnya adalah E-Budgeting dan E-


Procurement, jika E-Government dapat di terapkan dengan baik maka kedua program (E-
Budgeting dan E-Procurement) akan mudah diterapkan di segala kalangan masyarakat.
Daftar Pustaka
https://riezlioko.wordpress.com/2012/02/04/konsep-e-government-dan-ruang-lingkupnya/

http://www.pengertianku.net/2014/12/inilah-pengertian-e-government-dan-contohnya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik

https://brainly.co.id/tugas/18188104

https://www.integraindonesia.co.id/e-budgeting/

http://www.berbagifun.com/2018/06/apa-itu-e-budgeting.html

http://konsepeb.blogspot.com/2013/04/e-procurement.html

Anda mungkin juga menyukai