Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKRIN)


DI BENGKEL RAPI MOTOR

“TUNE UP”

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir
Prakerin Tahun Pelajaran 2017/2018

Disusun Oleh :

Nama : DESTA ADI PRASETYO


NIS :-
Program Keahlian : Tehnik Kendaraan Ringan

SMK YOS SOEDARSO SIDAREJA


JI. Ranggasena NO.596 Sidareja
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

i
PENGESAHAN

Laporan kegiatan ini disusun oleh :


Nama : DESTA ADI PRASETYO
NIS :-
Program Keahlian : Tehnik Kendaraan Ringan

Laporan kegiatan ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan oleh Dewan Penguji,
pada :
hari :
tanggal :
tempat :

Mengetahui,

Kaprog TKR Ketua Panitia Prakerin

ANTONIUS TRIPRIYO H, S.Pd JOKO SUPARWANTO, A.Md

Kepala SMK Yos Soedarso Mekanik di Bengkel Rapi Motor

Ir. PARSIYAN, S.Pd. MM GITO

ii
MOTTO

 Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit.


 .Janganlah takut untuk melangkah karena jarak 1000 mil dimulai dengan
langkah pertama.
 Kita akan sukses jika belajar dari kesalahan.
 Ingatlah bahwa kesuksesan selalu di sertai dengan kegagalan.
 Ketika anda tidak pernah melakukan kesalahan,itu artinya anda tidak
pernah berani mencoba.

iii
PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan laporan ini kepada:


1. Orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik.
2. Ir. Parsiyam, S.Pd. MM, selaku kepala SMK Yos Soedarso Sidareja
3. Antonius Triprio Hadiyanto,S.Pd, selaku kepala Program TKR
4. Joko Suparwanto,A.Md, selaku ketua panitia Prakerin
5. Bapak dan ibu guru atas semua ilmu yang telah diberikan.
6. Gito, selaku Pembimbing di Bengkel Rapi Motor
7. Semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
8. Pembaca yang budiman.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) yang telah dilaksanakan di Bengkel Tirta Kencana Magelang. Laporan ini
disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti Uji Kompetensi di SMK Yos
Soedarso, tahun pelajaran 2017/2018.
Kegiatan Prakerin dimaksudkan sebagai salah satu bekal dalam memasuki
dunia usaha atau dunia industri dan untuk memupuk sikap mental yang lebih baik
dalam melaksanakan kewajiban sebagai penerus bangsa sehingga mampu dan siap
bekerja.
Sehubungnya dengan terlaksananya Prakerin ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari semua pihak secara morol maupun material, oleh karena itu saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Parsiyam, S.Pd. MM, selaku kepala SMK Yos Soedarso Sidareja
2. Antonius Tripriyo Hadiyanto,S.Pd, selaku kepala Program TKR
3. Joko Suparwanto,A.Md, selaku ketua panitia Prakerin
4. Gito, selaku Pembimbing di Bengkel Rapi Motor
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
pembaca dan masyarakat umum, semoga laporan ini bermanfaat.

Sidareja, Agustus 2017

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………... ......................... i


HALAMAN PENGESAHAN……………….………………………. .............. ii
HALAMAN MOTTO……………….………………………. ............................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………….……………………. ................. iv
KATA PENGANTAR………………………………………… ......................... v
DAFTAR ISI……………………………………………………….. .................. vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Kerja Industri (Prakerin)……...…………… ......... 1
B. Tujuan Praktek Kerja Industri (Prakerin)…………………… ........ 1
C. Tujuan Penyusunan laporan Praktek Kerja Industri (Prakarin)… ... 2
BAB II PENGELOLAAN PERUSAHAAN ........................................................ 3
A. Profil Bengkel Rapi Motor……… .................................................. 3
B. Struktur Organisasi rapi Motor……… ............................................ 3
C. Pengaturan Jam Kerja……...………… ........................................... 4
D. Bidang Produksi/ Hasil Produksi……...……………...................... 4
E. Letak Perusahaan……...…………… .............................................. 4
F. Kegiatan yang dilakukan selama Prakerin……...……………........ 4
BAB III KAJIAN TEORI ..................................................................................... 5
A. Tune Up…..…………………………… ......................................... 5
B. Pemeriksaan pada Sistem Pelumasan............................................... 5
C. Pemeriksaan pada Sistem Pengapian.............................................. 6
D. Pembersihan Saringan Udara........................................................... 13
E. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar................................................... 13
F. Pemeriksaan Sistem Pendingin....................................................... 14
BAB IV KEGIATAN PRAKTEK ........................................................................ 15
A. Tune Up pada Toyota Avanza KM 30.000...................................... 15
B. Alat dan Bahan................................................................... ............. 15
C. Keselamatan Kerja........................................................................... 15
D. Proses Pengerjaan.................................................................... ........ 16

vi
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 22
A. Kesimpulan…………… .................................................................. 22
B. Saran-saran……………………………………… .......................... 22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………… ............................... 23

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri (Prakerin)


Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) sebagai perwujudan
kebijaksanaan dari “Link and match” dalam prosesnya dilaksanakan dalam dua
tempat yaitu di sekolah dan dunia usaha atau dunia industri. Upaya ini dilaksanakan
dalam rangka peningkatan untuk tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Khususnya SMK Yos Soedarso Sidareja dalam mencapai tujuan relevasi dengan
kebutuhan tenaga kerja.

Harapan utama dari penyelenggaraan Praktek Kerja Industri atau Prakerin


tersebut adalah agar siswa dapat memilih atas kerja yang meliputi :
1. Kemampuan dalam bekerja di perusahaan.
2. Memiliki inisiatif yang luas.
3. Memiliki kuantivitas.
4. Hasil pekerjaan yang berkualitas dan benilai.
5. Disiplin dalam belajar maupun disiplin waktu.
6. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.
7. Mengembangkan ketrampilan di dunia usaha.

B. Tujuan Praktek Kerja Industri (Prakerin)


1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan ketrampilan yang
membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial
dalam lapangan kerja antara lain : Struktur organisasi usaha, jenjang karier,
asosiasi usaha yang potensial dalam lapangan kerja antara lain : struktur
organisasi usaha, jenjang karier, asosiasi usaha, manajemen usaha dan
sebagainya.
3. Meningkatkan, memperluas serta memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah.

1
4. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap proesionalisme yang
diperlakukan oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
jurusan atau bidangnya.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk memasyarakatkan baik sebagai
pekerja penerima upah (emplove) maupun pekerja mandiri (enteremer)
terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja lapangan yang sedang
dilaksanakan.
6. Memperoleh pendidikan dari sekolahan yang akan diterapkan di lapangan
kerja industri kerja atau dunia industri atau sebaliknya.
7. Meningkatkan kemampuan ketrampilan di dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan dan maupun mengembangkan ide-ide yang bagus.
8. Memperoleh masukan dari dunia usaha yang belum diberikan dibangku
sekolah tentang ketrampilan dalam bekerja maupun berorganisasi dalam
berusaha.
9. Dapat menerapkan ajaran yang diberikan oleh Bapak / Ibu Guru waktu di
bangku sekolah di dunia industri / waktu bekerja di lapangan.
10. Mampu menyesuaikan diri dan bersikap baik atau disiplin dalam bekerja
waktu masuk dan sebagainya.

C. Tujuan Penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)


1. Siswa mampu memahami dan mengembangkan pelajaran.
2. Menambah perbendaharaan perpusatakan sekolah dan menunjuang pening -
katan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
3. Mengumpulkan data guna keperluan sekolah dan diri sendiri.
4. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti US dan UN pada tingkat akhir.
5. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai
dengan program study dipilihnya dari karya tulis yang disusun.
6. Siswa mampu meringkas dan mencatatnya di dalam penyusunan karena
adanya ringkasan dan catatan materi dan dunia industri membuat kita lebih
tahu dan sewaktu – waktu lupa dapat membukanya kembali.

2
BAB II
PENGELOLAAN PERUSAHAAN

A. Profil Bengkel Tirta Kencana Magelang


Sejarah dari berdirinya Bengkel Mobil Rapi Motor karena ada seorang
pengusaha yang ingin mempunyai sebuah usaha yang berupa bengkel mobil yang
akhirnya bertemu dengan seseorang yang di anggap dapat mengelola usaha bengkel
mobil kepada Bapak Gito, akhirnya di cari sebuah tempat yang strategis ( tempat
yang dekat dengan jangkauan konsumen dan dekat pula dengan tempat penjualan
seperpat mobil.
Dan akhirnya di pilih sebuah tempat yang bertempat di Jln. Magelang, KM 5
Depan TVRI Yogyakarta

B. Struktur organisasi Bengkel Rapi Motor

Pemilik Bengkel

GITO

Mekanik I Mekanik II

DIAN ARIF

3
C. Pengaturan Jam Kerja
Jadwal pada saat mengikuti pelatihan Prakerin di Bengkel Rapi Motor sebagai
berikut :
Hari Masuk : Senin – Sabtu
Jam kerja : Pukul 08.00 – 17.00 (Senin s/d Sabtu)
Tata tertib selama di DU / D :
- Selama berada di dalam bekerja harus
menggunakan baju wearpack
- Pada saat bekerja tidak di perbolehkan
bercanda.
- Pada saat memperbaiki atau melepas sesuatu
harus menggunakan alat sesuai fungsinya

D. Bidang Produksi / Hasil Produksi


Bidang yang di produksi berupa tune-up dan perbaikan mesin mobil yang lain
1. Seperti perbaikan sistim rem
2. Perbaikan sistim pendingin
3. Perbaikan sistim kemudi
4. Tune Up
5. Pebaikan sistim kelistrikan

E. Letak Perusahaan
Letak perusahaan berada di tempat yang strategis dengan perumahan /
jangkauan konsumen dan pengambilan tempat bengkel dekat dengan toko-toko
penjualan spearpart. Bengkel tempat kami Praktek Industri (Prakerin) terletak di Jln.
Magelang KM 5, Depan TVRI Yogyakarta

F. Kegiatan Yang Dilakukan selama Prakerin


Kegiatan Prakerin pada saat berada di bengkel adalah membantu para pekerja /
para mekanik memperbaiki mobil-mobil yang di perbaiki / menyervis mobil-mobil
pelangan yang mengunakan jasa bengkel kami.

4
BAB III
KAJIAN TEORI

A. Tune Up
Tune up merupakan pekerjaan pemeriksaan, dan penyetelan secara berkala
pada mesin yang dilakukan seorang mekanik yang bertujuan untuk merekondisikan
mesin agar performanya dapat maksimal. Tune up harus selalu dilakukan pada
kendaraan sehingga kendaraan selalu siap bila digunakan kapanpun.

B. Pemeriksaan pada sistem pelumasan.


Sistem pelumasan merupakan suatu sistem pada mesin yang berfungsi untuk
mensirkulasikan oli mesin supaya oli mesin dapat melumasi bagian – bagian mesin
yang bergerak. Oli pelumas yang digunakan kekentannya harus sesuai dengan
standar SAE ( Society of Automotive Enginery ) dan kualitasnya harus sesuai dengan
standar API ( American Petroleum Institute ). Oli pelumas yang banyak digunakan
pada kendaraan Toyota pada umumnya digunakan oli mesin dengan standar SAE
15W – 30 dan standar API SM.
Pekerjaan Tune Up yang harus digunakan pada sistem pelumasan mesin adalah :
1. Pemeriksaan kualitas ( mutu ) dan kekentalan oli mesin.
Pemeriksaan kualitas dilakukan secara visual dengan cara melihat warna oli
mesin. Apabila warna oli mesin telah menghitam, maka oli mesin tersebut
terdapat banyak kotoran sehingga oli mesin harus diganti. Pada kendaraan
Toyota, penggantian oli mesin harus dilakukan tiap 5.000 KM.
2. Pemeriksaan kuantitas/kecukupan oli mesin.
Pemeriksaan kuantitas oli mesin pada oil pan dilakukan dengan menggunakan
oil dip stick. Jumlah minyak harus di garis F, jika minyak berada di bawah F
maka minyak pelumas harus ditambah.

5
3. Penggantian Oil Filter.
Oil filter pada mesin harus diganti secara rutin, sebab kotoran yang tertumpuk
didalam oil filter dapat menyumbat dan merusak oil filter, sehingga kinerja oil
filter akan memburuk dalam menyaring kotoran pada oli mesin. Pada kendaraan
Toyota, oil filter harus diganti tiap 10.000 KM atau tiap ganti oli ke 2 dan
kelipatannya.

C. Pemeriksaan pada Sistem Pengapian.


Sistem pengapian pada kendaraan berfungsi untuk menyediakan nyala api
melalui busi untuk membakar campuran udara - bahan bakar pada akhir langkah
kompresi.
Pekerjaan tune up yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan baterai.
Pemeriksaan pada baterai terdiri dari pemeriksaan tegangan baterai,
pemeriksaan berat jenis elektrolit, dan pemeriksaan jumlah elektrolitnya pada
baterai jenis basah.
Pemeriksaan tegangan baterai dilakukan dengan menggunakan AVO
meter. Baterai yang baik mempunyai tegangan normal sebesar 12 volt ( 2 volt
tiap sel ), dan tegangan pengisian baterai maksimal sebesar 14 volt.
Pemeriksaan berat jenis cairan elektrolit ( H2SO4 ) baterai dilakukan dengan
menggunakan hidrometer. Semakin lama baterai digunakan, berat jenis H2SO4
pada cairan elektrolit baterai semakin berkurang karena penguapan, sedangkan

6
kandungan air pada cairan elektrolit semakin bertambah. Bila hal tersebut terjadi
pada baterai, maka baterai tidak dapat menyimpan arus listrik dengan baik. Berat
jenis cairan elektrolit baterai yang nomal ialah 1,25 – 1,27 pada suhu 200C.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghisap cairan elektrolit baterai kedalam
hidrometer dengan menekan rubber bulbnya, kemudian baca hasil pengukuran
pada float.

Kondisi elektrolit :

Berat jenis pada suhu 200 C Diagnosa Koreksi


Lebih dari 1,30 Sangat tinggi Tambahkan air suling
1,25 – 1,27 Baik -
1,10 – 1,21 Kurang Strum accu
Dibawah 1,10 Sangat kurang Strum accu

Pemeriksaan jumlah elektrolit baterai dilakukan secara visual dengan


melihat apakah ketinggian volume cairan elektrolit dibawah atau tepat pada garis
upper level pada baterai. Bila berada dibawah garis upper level, maka
tambahkan air suling pada baterai hingga ketingginnya tepat pada garis upper
level.

2. Pemeriksaan Busi

7
Busi merupakan komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk
memercikkan bunga api melalui elektroanya pada akhir langkah kompresi. Baik
buruknya kondisi busi akan mempengaruhi sempurna atau tidaknya suatu proses
pembakaran pada mesin.
Pemeriksaan busi dilakukan dengan melihat secara visual kondisi
elektrodanya ,melakukan pembersihan ulir dan penyetelan gap / celah antara
elektroda dan massa busi menggunakan feeler gauge busi.
Elektroda busi yang masih baik bentuknya rata atau tidak cacat. Bila bentuknya
tidak rata seperti terpotong ( cacat ), maka elektroda busi tersebut sudah jelek
dan harus diganti. Penggantian busi juga dilakukan bila elektroda busi sudah
hampir habis / terkikis.

Pembersihan bagian ulir busi dilakukan dengan menyikatnya


menggunakan sikat busi kemudian menyemprotnya dengan tekanan angin dari
kompresor. Saat melakukan penyikatan ulir busi, hati – hati jangan sampai
merusak bagian elektrodanya.
Penyetelan celah / gap antara elektroda dan massa busi dilakukan dengan
menggunakan feeler gauge busi. Pada kendaraan Toyota, gap busi Avanza
,Rush, Agya, Yaris, Etios, Vios dan Kijang EFI yaitu 1,00 mm, Kijang Innova
1,10 mm, dan Kijang mesin karburator yaitu 0,80 mm.

8
3. Penyetelan Celah Platina dan Sudut Dwell
Penyetelan celah platina dan sudut dwell hanya dilakukan pada mesin
konvensional, sedangkan pada mesin dengan sistem kontrol elektronik atau EFI
tidak dilakukan sebab mesin EFI tidak lagi menggunakan platina untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari primer koil ke massa. Mesin
EFI dilengkapi dengan igniter yang untuk menyalakan percikan bunga api pada
busi.
Platina pada mesin konvensional ditempatkan pada breaker plate
distributor. Besar nya celah platina di setel untuk mendapatkan sudut dwell yang
tepat. Sudut dwell merupakan sudut lamanya platina pada saat posisi celah
platina tertutup. Sudut dwell harus distel hingga ukurannya antara 460 – 580,
tetapi sudut dwell yang baik ialah tepat pada 520. Pengukuran sudut dwell
menggunakan dwell angle tester atau tune up tester.

Besar kecilnya sudut dwell akan berbanding terbalik dengan besar


kecilnya sudut platina. Semakin besar sudut dwell, semakin kecil sudut
platinanya, dan semakin kecil sudut dwell, semakin besar sudut platinanya.

9
Langkah – langkah penyetelan celah platina adalah sebagai berikut :
 Posisikan rubbing blok pada nok distributor yang rata, tempatkan feller
gauge pada diantara rubbing blok atau pada kontak point.
 Kendorkan baut platina dan atur celah sesuai dengan ukuran feller
gauge.
 Keraskan baut pengikat platina.
 Dengan menggunakan dwell angel tester, periksa sudut dwell apakah sudut
dwell sudah sesuai dengan stadar atau tidak. Bila tidak sesuai, setel kembali
celah platina hingga sudut dwell tepat sesuai standar.

4. Pemeriksaan Kabel Busi dan Kabel Tegangan Tinggi


Kabel busi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari
distributor ke busi, sedangkan kabel tegangan tinggi berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition koil ke distributor.
Cara pemeriksaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Alat yang
digunakan untuk memeriksa tahanan kabel busi dan kabel tegangan tinggi adalah
AVO meter.

Nilai tahanan kabel busi yang baik yaitu < 25 KΩ.

10
5. Pemeriksaan Vacuum Advancer dan Governoor Advancer
Vacuum advancer pada sistem pengapian kovensional berfungsi untuk
memajukan timing pengapian berdasarkan besarnya kevakuman pada intake
manifold, dengan cara memajukan platina melawan putaran poros nok
distributor untuk lebih cepat membuka sehingga bunga api pada busi lebih cepat
timbul. Pemajuan timing pengapian terjadi bilamana beban mesin bertambah.

Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan vacuum tester atau dengan


menghisap selang pemasukan yang terhubung ke intake manifold. Pada saat
dihisap, breaker plate harus bergerak.

Governoor advancer merupakan salah satu komponen pada sistem


pengapian konvensional yang berfungsi untuk memajukan timing pengapian
berdasarkan putaran mesin. Pemajuan timing pengapian dilakukan dengan cara
menggerakkan distributor cam lebih cepat beberapa derajat dari putaran poros
distributor, sehingga pembukaan platina akan terjadi lebih cepat.

11
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memutarkan rotor distributor
berlawanan dengan arah jarum jam. Apabila rotor dapat kembali ke posisinya
semula setelah diputarkan, berarti governoor advancer kondisinya masih baik,
bila tidak berarti kondisinya sudah jelek dan pegas governoor harus diganti.

6. Pemeriksaan Ignition Coil


Koil merupakan komponen pada sistem pengapian berfungsi untuk
menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi 5.000 – 25.000 volt untuk
membangkitkan percikan api pada busi.
Pengukuran tahanan ignition koil dilakukan untuk mengetahui besarnya
tahanan listrik pada kumparan primer dan sekunder koil. Alat yang digunakan
pada proses pengukuran tahanannya yaitu AVO meter. Spesifikasi tahanan
primer koil yaitu 1,3 – 1,6 Ω, sedangkan tahanan sekundernya 10,7 – 14,5 KΩ.

12
7. Pemeriksaan Timing Pengapian
Timing pengapian adalah saat dimana busi memercikkan bunga api.
Timing pengapian merupakan awal proses pembakaran yang hasil akhirnya akan
mendapatkan tekanan pembakaran maksimal. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan alat timing light. Kisaran timing pengapian saat selang vacuum
advancer dilepas ialah 50 – 80 menjelang TMA.

D. Pembersihan Saringan Udara


Saringan udara merupakan bagian dari mesin yang berfungsi untuk
memisahkan kotoran dari udara yang akan masuk ke intake manifold. Bila kotoran
tersebut tidak dibersihkan, maka kotoran bersama – sama udara akan masuk ke mesin
dan mengotori mesin dan menyebabkan mesin menjadi tersendat.
Pekerjaan ini dilakukan dengan menyemprotkan permukaan saringan udara
dengan tekanan angin dari kompresor hingga saringan udara bersih dari kotoran yang
menempel.

E. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke mesin sesuai
dengan kebutuhan mesin. Jumlah bahan bakar yang di suplai ke mesin akan
mempengaruhi baik tidaknya suatu proses pembakaran pada mesin.
Pekerjaan – pekerjaan tune up yang berkaitan dengan sistem bahan bakar antara lain :
1. Pembersihan fuel filter
Fuel Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran dari bahan bakar.
Pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan bagian dalam fuel filter dengan

13
tekanan angin dari kompresor. Arah penyemprotan dilakukan dari saluran masuk
fuel filter.
2. Penyetelan campuran bahan bakar – udara pada karburator
Penyetelan campuran bahan bakar – udara pada karburator dilakukan
untuk mendapatkan campuran gas yang ideal sesuai dengan kebutuhan mesin.
Penyetelan dilakukan dengan memutar idle mixture adjusting screw pada
karburator hingga mesin tidak mengeluarkan asap yang berlebihan.

3. Penyetelan Putaran Idle


Putaran idle mesin ialah putaran pada mesin pada saat pedal gas tidak
ditekan. Putaran idle mesin harus distel sesuai dengan putaran idle yang di
rekomendasikan manual book kendaraan yang bersangkutan. Putaran idle di stel
dengan memutar idle adjusting screw.

F. Pemeriksaan Sistem Pendingin


Pemeriksaan sistem pendingin dilakukan dengan memeriksa kecukupan air
pendingin, pemeriksaan tutup radiator, kebocoran radiator, dan selang – selang cairan
pendingin.

14
BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK

A. Tune Up Pada Toyota Avanza KM 30.000


Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang pekerjaan – pekerjaan tune up
untuk mesin Toyota Avanza pada KM 30.000. Pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan
yaitu :
1. Pemeriksaan Busi
2. Mengganti filter oli mesin
3. Mengganti Oli mesin.
4. Pembersihan saringan udara.
5. Pemeriksaan kecukupan cairan pendingin mesin.
6. Pemeriksaan baterai.

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
- 1 set kunci yang terdapat pada caddy mekanik, yang terdiri dari kunci
sock, handle, kunci ring, kunci pas, obeng, palu, dan lain – lain.
- Lift Stall.
- Air gun.
- Corong oli.
- Bak oli.
- Battery tester.

2. Bahan
- 1 unit mobil Toyota Avanza
- Oil Filter
- Oli Mesin TGMO Semi Syntetic ( 4 liter )

C. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan manusia
- Gunakan wearpack yang sesuai dengan badan kita untuk kenyamanan.
- Gunakan masker dan sarung tangan.

15
- Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki.

2. Keselamatan alat
- Gunakan alat – alat kerja dengan benar dan hati – hati untuk menghin
dari kerusakan pada alat kerja.
- Simpan kembali alat kerja setelah digunakan dalam caddy apabila telah
selesai bekerja, bila masih diperlukan simpan saja di atas caddy.

3. Keselamatan bahan
- Hindari kerusakan pada bahan kerja.
- Pisahkan bahan kerja yang dibutuhkan dengan bahan kerja yang rusak.
- Hati – hati dalam menangani bahan kerja.
- Simpan baut – baut dan mur – mur yang dilepas pada wadah yang
disediakan.

D. Proses Pengerjaan
a. Persiapan sebelum bekerja
1. Buka bagian kap mesin.
2. Pasangkan fender dan grill cover pada bagian fender dan grill
kendaraan, untuk melindungi kedua bagian bodi kendaraan tersebut dari
kerusakan dan kotoran.
3. Pasangkan steer cover pada steering wheel ( roda kemudi ), pada floor
mat pada bagian lantai kendaraan, dan seat cover pada bagian jok supir.
b. Pemeriksaan Busi
 Pembongkaran
1. Lepaskan selang yang terpasang pada box saringan udara, dengan
mengendorkan bautnya menggunakan rachet handle, sambungan
pendek, dan kunci sock , lalu lepaskan selang tersebut.
2. Lepaskan sensor THA, dan PIM serta selang pemasukannya dari
box saringan udara.
3. Lepaskan box saringan udara dari mesin, dengan cara melepaskan
baut – bautnya terlebih dahulu menggunakan rachet handle,

16
sambungan pendek, dan kunci sock. Simpan box saringan udara
pada bagian rak bawah caddy.
4. Lepaskan ignition koil ( koil ini tipe stik koil ), dengan cara
melepaskan bautnya menggunakan rachet handle, sambungan
pendek, dan kunci sock.
5. Lepaskan busi dari mesin, dengan menggunakan sliding,
sambungan panjang, dan kunci busi.
 Pemeriksaan busi :
Bersihkan bagian ulir dan ujung insulator busi menggunakan sikat
busi dan menyemprotkannya dengan tekanan angin kompresor
menggunakan air gun. Hati – hati jangan sampai merusak electrode
busi. Lalu setel celah businya menggunakan feeler gauge busi. Celah
busi TOYOTA Avanza yaitu 1,00 mm. Hati – hati jangan sampai
merusak elektrode dan massa busi ketika menyetel celahnya.
 Pemasangan :
1. Pasang kembali busi – businya pada lubang busi. Alat yang
digunakan adalah sliding, sambungan panjang, dan kunci busi. Hati
– hati jangan sampai merusak busi ketika mengencangkannya.
2. Pasang kembali ignition koil pada lubang busi, lalu kencangkan
bautnya. Alat yang digunakan adalah rachet handle, sambungan
pendek, dan kunci sock. Hati – hati jangan sampai salah dalam
memasang koil, pasang kembali masing – masing koil pada busi
sesuai dengan urutannya pada saat melepas koil dari busi. Bila
pemasangan koil tidak sesuai dengan urutannya, pengapian tidak
akan sesuai dengan Firing Order nya.
3. Pasang kembali box saringan udara pada mesin, dan kencangkan
baut – bautnya. Alat yang digunakan adalah rachet handle,
sambungan pendek, dan kunci sock.
4. Pasangkan sensor THA, dan MAP pada box saringan udara. Dan
juga pasangkan selang udara pada box saringan udara. Dengan cara
:

17
- Pasangkan selang udara pada box saringan udara.
- Kencangkan baut pengikatnya, menggunakan rachet handle,
beserta sambungan pendek dan kunci sock.
c. Mengganti Oil Filter Mesin
1. Lepaskan oil filter dari dudukannya, menggunakan oil filter wrench.
Putar berlawanan arah jarum jam oil filternya untuk melepaskan oil
filtyer dari dudukannya.
2. Bersihkan dudukan oil filter dari oli mesin.
3. Pasangkan oil filter baru pada dudukannya menggunakan tangan untuk
pengerasan awalnya, dan untuk pengerasan terakhir menggunakan oil
filter wrench. Jangan terlalu kencang ketika mengencangkan oil filter –
nya, sebab bila terlalu kencang dapat merusak seal oli pada oil filter.
d. Mengganti Oli mesin
1. Persiapan pertama, siapkan wadah penampungan oli mesin bekas,
sarung tangan dan lap majun. Jangan lupa menggunakan helm.
2. Naikkan kendaraan dengan lift stall, dengan menekan tombol “Up”
hingga ketinggiannya diatas kepala kita. Tekan tombol “Lock” untuk
mengunci lift stall.
3. Kendorkan drain plug oil pan menggunakan kunci ring.
4. Lepaskan drain plug dengan tangan. Hati – hati dalam menurunkan oli
mesin karena oli mesin kadang – kadang masih panas.
5. Tampung oli mesin pada wadah penampungan oli mesin bekas yang
disediakan.
6. Setelah oli mesin dikeluarkan dari oil pan, tutup kembali drain hole oil
pan dengan drain plugnya. Kencangkan drain plug-nya menggunakan
kunci ring.
7. Buang oli mesin bekas pada drum penampungan oli mesin bekas.
8. Turunkan kendaraan. Tekan tombol “Lock” kembali untuk meng –
unlock lift stall, lalu tekan tombol “Down” untuk menurunkan
kendaraan.
9. Buka tutup oli mesin, dengan menggunakan corong oli masukkan Oli
Mesin TGMO semi Syntetic sebanyak 3,5 liter.

18
10. Periksa kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip stick.
Terdapat 2 garis pada oil dip stick, yaitu garis atas dan garis bawah.
Pastikan jumlah oli mesin yang terukur pada oil dip stick berada di
garis atas oil dip stick.
11. Hidupkan mesin selama kurang lebih 3 menit, kemudian matikan
mesin.
12. Periksa kembali kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip
stick. Pastikan jumlah oli mesin yang terukur pada oil dip stick tetap
berada di garis atas oil dip stick.
e. Pembersihan Saringan Udara Mesin.
Periksa saringan udara. Bila saringan udara kotor, semprotlah
saringan udara dengan tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun
untuk membersihkannya.
f. Pemeriksaan Cairan Pendingin Mesin.
Periksa air radiator pada recervoir tank nya. Pastikan permukaan air
radiator berada tepat pada garis “full”, bila tidak tambahkan air pada
recervoir tank-nya hingga permukaan air radiator tepat pada garis full.
g. Pemeriksaan Baterai.
Pemeriksaan baterai meliputi :
1. Pemeriksa kecukupan cairan elektrolit baterai. Pastikan bahwa cairan
elektrolit baterai berada pada garis upper level. Bila tidak, tambahkan
air suling pada baterai.
2. Periksa kondisi baterai. Alat yang digunakan adalah battery tester. cara
penggunaannya adalah :

19
 Hubungkan kabel berwarna merah dengan terminal positif baterai,
dan kabel berwarna hitam dengan terminal negatifnya. Setelah
battery tester terkoneksi dengan baterai, tekan tombol enter.
 Battery tester akan meminta kita untuk memilih jenis baterai, pilih
“ standar “ bila jenis baterai yang digunakan adalah baterai standar.
Kemudian tekan tombol enter.
 Battery tester akan meminta kita untuk memilih lokasi baterai (
battery location ), pilih “in vehicle”. Kemudian tekan tombol enter.
 Battery tester akan meminta kita untuk memilih kode baterai yang
digunakan. Tekan kursor atas atau bawah hingga menemukan kode
baterai yang cocok. Karena baterai yang diperiksa jenisnya standar,
maka pilih “34B19”, lalu tekan tombol enter.
 Kemudian akan muncul tulisan “ Testing “. Tunggu hingga tulisan
tersebut hilang. Setelah itu battery tester akan memberitahukan
voltase atau tegangan baterai pada saat mesin tidak dihidupkan.
Kemudian tekan tombol enter ketika muncul kata “ Press enter to
start engine”. Hal ini menandakan bahwa battery tester akan
memeriksa kondisi baterai pada saat engine di start.
 Hidupkan mesin. Perhatikan ukuran tegangan baterai pada saat
mesin di start ( cranking result ). Setelah itu tekan tombol enter.
 Setelah menekan tombol enter, battery tester akan mengukur
tegangan pengisian baterai ( charging voltage ). Tegangan
pengisian baterai maksimal harus 14 volt. Kemudian tekan enter
untuk mencetak ( printer ) hasil pemeriksaan baterai.

h. Penutupan
1. Periksa kembali hasil pekerjaan kita.
2. Periksa kekerasan mur roda menggunakan kunci momen. Momen
standar pengencangan mur roda yaitu 12 Kg.m.
3. Periksa dan setel tekanan udara ban depan dan ban belakang dengan tire
pressure tester. Pastikan bahwa tekanan udara ban depan 30 psi dan
tekanan udara ban belakang 32 psi.

20
4. Lepaskan fender cover, seat cover, gril cover, dan floor mat dari
kendaraan.
5. Tutup kabin mesin.
6. Lapor kepada foreman bahwa pekerjaan kita telah selesai. Foreman
akan melakukan test drive untuk memeriksa kondisi kendaraan.
7. Setelah test drive selesai dan foreman memastikan kondisi kendaraan
setelah tune up baik, kendaraan akan diserahkan kepada pelanggan.
8. Bereskan kunci – kunci kedalam cady.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya praktek kerja Industri di Bengkel Rapi Motor dapat membawa
pengaruh yang sangat positif. Adanya kegiatan praktek kerja industri, segala ilmu
atau teori yang telah didapatkan dari sekolah dapat diterapkan atau diaplikasikan
secara langsung ke lapangan sehingga kebenaran dari suatu teori dan analisa dapat
diketahui, dibuktikan serta dapat menambah wawasan tentang segala hal-hal baru
yang tidak didapatkan sebelumnya.
Dengan melaksanakan praktek kerja industri, kami telah mendapatkan
pengalaman dan pelajaran yang bermanfaat. Juga sebagai bekal bekerja untuk terjun
ke dunia usaha/industri dan kami dapat mengetahui secara langsung cara kerja alat-
alat yang digunakan dalam perusahaan.

B. Saran-saran
1. Untuk Sekolah :
- Waktu yang digunakan untuk PRAKERIN dijadikan lebih lama dan
program TKR lebih di tingkatkan.
- Waktu pemberangkatan PRAKERIN mohon pada waktu kelas XI akhir
atau kelas XII awal supaya bekal untuk Prakteknya lebih matang.

2. Untuk Bengkel:
- Supaya para pegawai dan pimpinan saling membantu tanpa ada
perbedaan antara pimpinan dan pegawai.
- Supaya jangan pernah bosan dalam membimbing peserta program TKR

22
DAFTAR PUSTAKA

http://otomotifgriz.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-tune-up.html

23

Anda mungkin juga menyukai