Nursing Entrepreneur
Nursing Entrepreneur
Masalah kesehatan muncul salah satunya dari ketidak mandirian klien secara finansial. Sebagai
illustrasi pada saat bimbingan profesi perawatan jiwa masyarakat di suatu wilayah di Bandung,
penulis menemukan kasus sebagai berikut;
Kepala keluarga tinggal di rumah kontrakan 4×4 meter. Mata pencaharian menarik becak.
Kontrakan sudah habis dan harus segera dibayar. Listrik Belum dibayar, rumah bocor,
Persediaan beras di rumah sudah kosong. Anak yang paling kecil menjadi pengamen. Anak
kedua terlibat tawuran dan minuman keras. Klien tersebut mengalami TBC khronis dan muntah
darah. Istrinya menjadi tukang cuci pakaian tetangga, iapun sudah mulai mengeluh batuk dan
sulit tidur.
Bila perawat melakukan asuhan klien di atas, maka tidak ada ilmu yang paling relevan digunakan
perawat selain ilmu tentang perubahan behavior dengan jiwa entreprenueur, karena akar
masalahnya adalah uang dan kepribadian. Bila faktor genetik dan takdir yang menjadi masalah,
maka kuncinya adalah merubah DNA nya dengan metoda re-change your DNA yang digagas
Rhenald Kasali. Mungkinkah DNA dirubah?, menurut Kazuo Murakami, ahli genetika terkemuka
dunia, pemenang max Planck research Award dan Japan Academi Prize dalam diri orang miskin
ada gen kaya yang sedang tidur (dormant) dan perlu dibangkitkan(2). Gen tidur bisa juga dalam
bentuk gen kanker atau gen penyakit lain yang mengancam. Jadi ada dormant posistif yang
menguntungkan dan dormant negatif yang merugikan. Melalui penelitian genetika selama lebih
dari 40 tahun, Murakami menemukan bahwa kita bisa mengkondisikan tombol gen kita meng
”on”-kan gen positif dan meng”off”-kan gen negatif. Stimulusnya bisa dari lingkungan.
Lingkungan paling dekat dengan klien adalah perawat. Perawatlah yang dapat memberi stimulus
agar klien menjadi kaya. Dapat memenuhi kebutuhannya, tidak tergantung pada orang lain. Bukan
rahasia, ada ribuan keluarga yang bernasib sama dengan klien di atas di Indonesia. Kenyataannnya
tidak bisa diselesaikan langsung oleh perawat. Karena perawat bukan dewa atau sinterclas.
Perawat perlu membekali diri agar cerdas secara finansial, menjadi bagian dari solusi dan
bermanfaat untuk orang banyak. Gen dormant klien harus dibangkitkan oleh perawat. Melalui
stimulus berupa dorongan, nasehat, ajakan, berupaya sebagai role model, Stimulasi tersebut akan
efefktif bila perawat sendiri memiliki jiwa entrepreneur dan telah membangkitkan gen tidur dalam
dirinya. Dengan demikian sangat penting menggali wacana ke arah kaitan konsep nursing dengan
entrepreneur (nursepreneur).
Pohon-pohon itu dikembangbiakkan dengan metode hidroponik menggunakan sinar matahari dan
air yang diperkaya dengan nutrisi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pohon-pohon tersebut
ditumbuhkan di air dan bukan di tanah. Pada umumnya, tanah sangatlah penting untuk pembiakan
tanaman. Tanaman mengirimkan akarnya ke dalam tanah untuk menyerap nutrisi dan kelembapan
yang diperlukan untuk tumbuh. Tentu saja, tanaman juga memerlukan sinar matahari dan udara,
tetapi tanah selalu dianggap sebagai salah satu aspek terpenting dalam bercocok tanam.
Namun, seorang ahli agronomi, Shigeo Nozawa, beranggapan bahwa hal yang sebaliknyalah yang
benar. Dengan keyakinan bahwa kemampuan sebuah tanaman untuk tumbuh justru dihalangi oleh
kenyataan bahwa akar-akar tanaman tersebut tumbuh di dalam tanah, ia pun menumbuhkan
tanaman di air, untuk melepaskan akar-akar dari kurungannya dan membiarkannya dengan bebas
menyerap pemberian alam. Hal ini dikenal dengan metode hidroponik, dan hasilnya adalah pohon
tomat yang menghasilkan seribu kali Iipat buah daripada pohon konvensional.
Nozawa dapat melihat kehidupan dari sudut pandang pohon tomat. Dari hal ini, kita dapat melihat
bahwa bahkan tomatpun memiliki potensi jauh lebih besar daripada yang dapat kita keluarkan
Murakami (2007). Bayangkan. Jika filosofi Nozawa telah membantu tanaman menyadari potensi
mereka, apakah yang akan terjadi jika kita menerapkan filosofi ini pada manusia?. Walaupun kita
berjuang untuk membangun potensi kita, kita terus terperangkap dalam batasan yang kita terapkan
pada diri sendiri. Jika perawat atau dokter berkata, “Apakah mungkin bapak bisa membayar
pengobatannya?, resep ini mungkin terlalau mahal bagi bapak, obat generic ini mungkin sangat
cocok bagai bapak yang secara ekonomi di bawah rata-rata!”
Batasan yang kita terapkan pada diri sendiri dan klien kita hampir selalu didasari oleh
perbandingan dengan orang lain. Ini adalah sebuah sudut pandang yang sangat sempit. Tetapi, kita
masih yakin bahwa batasan-batasan ini ada, dan kita memandang pengalaman dan pengetahuan
kita sebagai sesuatu yang absolut. Sungguh suatu perspektif yang sangat sempit.
Nozawa menjelaskan bagaimana ia mendapat ide untuk memproduksi tomat raksasa: “Tumbuh-
tumbuhan yang kita lihat di sekitar kita hanya menunjukkan potensi yang terbatas sebagai reaksi
dari kondisi tertentu. Saya mulai meneliti kondisi apa saja yang mencegah mereka menyadari
potensi yang lebih besar. Saya pun mengambil kesimpulan bahwa tanah adalah salah satu dari
hambatan mereka.” Menurut jalan pikiran konvensional, tanah sangatlah penting untuk
pertumbuhan tumbuhan, tetapi Nozawa membalikkan ide ini. Nozawa menyimpulkan bahwa jika
halangan-halangan ini dihilangkan, efisiensi fotosintesis akan lebih baik dan pertumbuhan
tanaman pun akan meningkat. Teorinya itu terbukti dengan peningkatan panen seribu kali lipat
pada pohon-pohon tomatnya.
Manusia pun sama halnya. Jika kita menghilangkan semua hambatan dan menyediakan
Iingkungan yang sesuai, potensi kita untuk berkembang akan tidak terbatas. Jika tomat dapat
mencapai peningkatan potensi seribu kali lipat, maka bukan tidak realistis untuk mengharapkan
peningkatan kemampuan yang lebih besar pada manusia, yang merupakan organisme yang lebih
kompleks. “manusia pasti memiliki potensi yang lebih besar.”
Berapa banyak orang di dunia yang menyalahkan kelemahan mereka, seperti kurang memiliki
keahlian olahraga, atau menyalahkan orangtua mereka. Memang benar bahwa keturunan
memengaruhi karakteristik dan kemampuan setiap individu. Tetapi, walaupun sifat-sifat ini
diwariskan secara genetik, gen kita juga dilengkapi dengan suatu tombol nyala/padam yang dapat
mengubah fungsi gen tersebut. Contohnya, olahraga secara teratur akan menyalakan gen yang
bermanfaat yang berakibat meningkatnya kekuatan otot dan kesehatan, dan pada saat yang sama
juga memadamkan gen yang merugikan.
Lingkungan juga dapat memicu mekanisme nyala/padam ini. Namun, yang lebih luar biasa adalah
kenyataan bahwa mekanisme nyala/padam tersebut dapat dipicu oleh sikap mental. Penelitian di
masa kini menunjukkan bahwa cara berpikir dapat mengaktifkan gen kita. Sebuah eksperimen
yang baru-baru ini dilakukan Kazuo dkk. menemukan bahwa kita dapat menurunkan secara
signifikan tingkat gula darah pada penderita diabetes setelah makan. Selanjutnya ditemukan pula
bahwa gen-gen tertentu dapat teraktivasi oleh perasaan bahagia, dan membuktikan untuk pertama
kali bahwa berpikir positif dapat memicu tombol positif genetic dormant. Dengan mempelajari
bagaimana mengaktifkan gen positif dan menonaktifkan gen negatif kita, terbuka kemungkinan
tak terbatas untuk mengembangkan potensi kemampuan finansial manusia.
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan sebagai berikut: Perawatan adalah memberikan
pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu seni, sikap dan
kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan hasrat dan kemampuannya
untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran
perawat melalui intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan
kepada kliennya.
Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang dirangkum dalam 3 pola :
1. Kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien
2. Hubungan interpersonal antara perawat dan pasien
3. Unsur biasa dari perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik.
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan atau
memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat terhadap
klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh
menjadi menjadi negatif juga.
Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional klien. Suasana emosional
klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi
penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat.
Perawat-perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional, reaktif dan
menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya sendiri belum terpenuhi
secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang
masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji, honor, komisi atau sejenisnya.
Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada kliennya. Menurut prof. Arphon
ahli holistic care, setiap perawat memancarkan aura pada lingkungannya. Lingkungan akan
merasakan apakah kehadiran perawat menyebabkan lebih tenang, lebih termotivasi atau makin
cemas. Aura perawat yang buruk biasanya mencerminkan karakter perawat tersebut, dimana secara
psikologis klien tidak tenang berdekatan dengan tipe perawat tersebut. Contoh perawat yang
memiliki aura buruk seperti perawat pemarah, pendendam, otoriter, sombong tidak empati dan
kurang toleran.
Gambar 1. Kaitan ilmu keperawatan dengan entrepereneur yang dilandasai teori model
keperawatan Glen Faye Abdellah. Aura perawat yang memiliki kecerdasan finansial
memberikan efek penyembuhan klien.
Hubungan interpersonal perawat klien dapat mengalami hambatan komunikasi. Perawat yang
memiliki aura buruk biasanya mengalami countertransferencedalam dirinya. Bentuk-
bentuk countertransference adalah: tidak mampu berempati terhadap klien, perasaan tertekan
selama/setelah proses, tidak bijaksana dalam membuat membuat kontrak dengan klien,
terlambat atau terlalu lama, Klien dan perawat dalam “mood” yang kurang baik, Marah dan
tidak sabar karena klien tidak mau berubah, aura perawat dalam memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan emosional klien sangat penting.
Gambar X.
Prof. Arphon dengan perawat Indonesia mentransfer Aura positif pada klien
di Bangkok hospital Thailand.
Marilah kita tinjau Teori Model keperawatan menurut Imogene M. King. Kerangka ini
dikenal sebagai kerangka sistem terbuka. Asumsi yang mendasari kerangaka ini adalah
Pertama, asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Kedua, tujuan asuhan keperawatan adalah
kesehatan bagi individu, kelompok dan masyarakat. Ketiga, manusia selalu berinteraksi
secara konstan terhadap lingkungan.
Dalam kerangaka konsep ini terdapat 3 sistem yang saling berinteraksi dan saling
berhubungan. Pertama, kepribadian (personal system). Setiap individu mempunyai sistem
kepribadian tertentu. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi, konsep diri, pertumbuhan
dan perkembangan, gambaran diri, tempat dan waktu. Kedua, sistim interpersonal. Sistem
interpersonal terbentuk karena hasil interaksi manusia. Konsep ini dapat berupa interaksi,
komunikasi, perjanjian, stress dan peran pendidikan, sistem pekerjaan dan kelompok sebaya.
Menurut king tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat dan pasien saling
bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak
dicapai. Faktor utama yang menentukan adalah kepribadian perawat (personality system).
Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan kepribadian (personal
system). Kepribadian itu sebetulnya adalah anugerah Tuhan yang dilengkapi dengan pengaruh
lingkungan yang kita terima atau kita alami pada masa pertumbuhan kita (5). Ada beberapa ahli
yang beranggapan bahwa segalanya telah diprogram dalam genetik. Beberapa ahli lain
menyatakan bahwa faktor belajar dan lingkungan memegang peranan yang sangat menentukan.
Perpaduan kedua faktor itu dinamakan Anna Anastasia, dimana keduanya membentuk kepribadian
perawat yang akan mempengaruhi perilaku pasien.
John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat
pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia.
1. Tipe realistik .
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti
mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier
yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe
intelektual/investigative .
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku
tindakan, senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial
yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli
matematika.
3.Tipe sosial. Senang
membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan
berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam
kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja
sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe
konvensional. Menyukai
pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Pekerjaan
yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe
usaha/enterprising. Cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk
memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe
ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe
artistik . Cender
ung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-
tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi,
seniman, dekorator, penari, dan penulis.
Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian tipe sosial, hal ini terutama
dipengaruhi tokoh keperawatan dunia sejak zamannya Florence Nightingale. Tidak seperti
perawat Indonesia, Florence tidak mengalami mahalnya tarip dasar listrik, tingginya harga BBM
tanpa subsidi, mahalnya pendidikan anak berkualitas, ia juga tidak berdesakan dalam bis kota
sebelum berangkat tugas. Florence betul-betul altruism yang berorientasi sosial dan kemanusiaan
belaka, karena mobil pribadi dan istana ayahnya di Inggris yang mewah cukup untuk menghidupi
ia sampai generasi ke tujuh. Doktrin keperawatan bahwa kita harus bersipat Altruism semata
(hanya berorinetasi kemanusiaan) terus-menerus diajarkan di Akper dan STIKes, karena Florence
dianggap contoh tuladan dalam sejarah Keperawatan, hal ini telah menyebabkan banyaknya
perawat kurang cerdas secra finansial dan kurang dihargai.
Menurut ketua PPNI Jabar dalam sebuah audiensi dengan asisten gubernur Jawa Barat, karena
dilandasi semangat kemanusiaan saja, perawat banyak yang digaji di bawah UMR. Banyaknya
waktu dihabiskan untuk menolong klien yang sakit, di pihak lain perawat meninggalkan anaknya
yang sakit akibat kurang gizi dan kekebalannya lemah, ada yang terkena TBC kelenjar atau terkena
DHF. Di Indonesia perawat digaji rendah per bulan Sementara di Amerika perawat sudah digaji
tinggi dengan hitungan per jam.
Gambar
X. Perjuangan
Florence dalam menumbuhkan jiwa altruism bagi perawat menjadi salah satu faktor pendukung
kurang cerdasnya finansial perawat dan klien
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan
perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk
memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi
kebutuhan dasarnya.
Untuk melengkapi pengertian keperawatan, maka yang paling esensial dan paling awal
dikemukakan oleh ICN (International Confrencce of Nursing) Sebagai berikut,
Nursing :The uniqe function of the nurse is to assit the individual, sick or well, in the performance
of those activities contributing to health or its recovery (or the peaceful death) that he would
perform unaided if he had the necessary strength, will or knowledge.( Fundamentals of nursing
1983 :5). Another factor that has increased the demand and needed for nursing services is the
greater the fimansial support provided through health insurance programe ( Fundamentals of
nursing 1983 :18).
Dari definsi di atas dikemukakan bahwa aspek ekonomi serta dukungan finansial akan
mempengaruhi tuntutan dalam dunia keperawatan, terutama yang menyangkut asuransi pelayanan
kesehatan. Masalah finansial ini patut digaris bawahi karena dalam paradigma sehat
di Indonesia yang mengarah pada pencegahan agar orang sehat tidak menjadi sakit, justeru telah
menyebabkan makin tingginya anggaran bidang kesehatan. Di samping hal tersebut saat ini
program Askeskin yaitu sebuah asuransi untuk keluarga miskin dan masyarakat tidak mampu
setiap tahun terus meningkat. Sebagai ilustrasi penulis menyampaikan pengalaman selama 10
tahun, bahwa lebih dari 90% pasien-pasien gangguan jiwa yang dirawat di RSJ menggunakan
askeskin atau subsidi dana pemerintah. Ke depan pengertian UU Kes no. 23 yang memfokuskan
ciri sehat klien harus produktif secara sosial dan ekonomi patut terus dikembangkan guna
mencetak klien yang mandiri secara ekonomi.
Gambar
X. Hampir
seluruhnya klien gangguan jiwa di Rumah sakit Jiwa akibat sosial ekonomi
PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang
melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture(bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko. Dalam konteks yang lebih luas entrepreneur
disinonimkan dengan “founder”.
Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu
demikian. Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit. Prof W.Long
menyebutkan istilah dari bahasa jerman “unternehmer”, dan “unternehmergeist” yang memiliki
pengertian semangat untuk gagasan baru yang menguntungkan (spirit of entrepreneurship). (1).
Referensi lainnya menyebutkan bahwa kata “entrepreneur” berasal dari bahasa
Perancis “entreprendre” yang berarti memulai, mengambil inisiatif dan tindakan sejenis. Artinya
dalam konteks dunia usaha, itu berarti memulai sebuah usaha atau bisnis. Kamus Webster
kemudian mendefinisikannya sebagai seseorang yang mengorganisasi, mengelola, dan mengambil
risiko dari suatu bisnis atau perusahaan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
entrepreneur diartikan sebabagai orang yang pandai atau berbakat dalam membuat produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Definisi entrepreneur ini terus berkembang dengan bermacam penekanan sejalan dengan
peradaban manusia. Richard Cantillon, misalnya, mendefinisikan entrepreneur sebagai orang
yang mempekerjakan diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang membeli sesuatu pada harga
tertentu dan menjualnya pada harga tak tentu di masa depan. Entrepreneur di sini identik dengan
mereka yang menanggung ketidakpastian (uncertainty) atau risiko. (Bisnis Indonesia, 9 Oktober
2003)
Menurut Rhenald Kasali entrepreneur adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan
temuan-temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah,
memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, karyanya dibangun berkelanjutan (bukan
ledakan sesaat) dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja efektif di tangan orang lain (dalam
Paulus Winarto, 2005).
Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk
dalam market baru. Dalam ranah kehidupan sehari-hari dan dalam bahasa yang sederhana
entrepreneur dapat dikenali dengan contoh seorang yang mengubah sesuatu yang tidak berguna,
sampah, rongsokan menjadi sesuatu yang berharga atau mendatangkan manfaat. Dalam hal ini
seseorang itu mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat
sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas
tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling
berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan
suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya,
ia dapat dikatakan sebagai seorang entrepreneur.
Definisi terkini mengenai seorang entrepereneur adalah: Orang yang membentuk ulang atau
mevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penemuan atau, sebuah kemungkinan
teknologis yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru atau memproduksi
suatu bentuk lama dengan cara baru. Beberapa ahli menjelaskan seorang entrepereneur dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan berikut, kemudian dari cara menjawabnya kita bisa melihat
apakah ia seorang entrepereneur atau seperti perawat kebanyakan, pertanyaan adalah sebagai
berikut:
1. Apakah Anda mendambakan keamanan saat orang banyak berkerumun?
2. Apakah Anda bertindak berdasar konsensus dan komite?
3. Apakah Anda mau memberi pengorbanan?
4. Apakah Anda merasa nyaman bekerja 6 atau 7 hari, 60-80 jam seminggu?
5. Apakah Anda mudah dikacaukan saat mengerjakan proyek khusus?
6. Apakah Anda siap untuk melakukan lebih dari yang dilakukan pesaing Anda?
7. Dapatkah Anda membuat keputusan penting?
8. Dapatkah Anda mengendalikan diri saat mereka di sekitar Anda tak lagi mampu?
Para ahli merasa masih ada satu hal yang diperlukan bagi seseorang untuk menjadi
Entrepreneur yang sukses, yaitu motivasi dan disiplin diri. Motivasi dan disiplin diri
mendapatkan proporsi yang besar untuk membentuk seseorang menjadi Entrepreneur sejati, selain
faktor bakat dan faktor lingkungan. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki bakat
Entrepreneur dapat menjadi seorang wirausahawan sejati. Seseorang yang telah banyak mengikuti
kursus-kursus, pelatihan-pelatihan maupun kuliah yang membahas mengenai cara mengelola suatu
bisnis atau apapun, tetap memerlukan motivasi dan disiplin diri dalam menjalankan usahanya.
Motivasi dan disiplin diri merupakan faktor penting, selain faktor bakat dan lingkungan, dalam
membentuk seseorang menjadi wirausahawan sejati.
Faktor lingkungan ternyata paling penting yang masih dapat dibagi kedalam dua hal, yaitu
pengalaman dan pendidikan. Keduanya sama-sama memberikan kontribusi yang besar dalam
pembentukan jiwa Entrepreneur. Dengan memiliki banyak pengalaman dan mengikuti banyak
pelatihan maupun kursus yang sifatnya pendidikan, maka seseorang barulah lengkap dapat menuju
jalur kesuksesan untuk menjadi seorang wirausahawan sejati.
Tahun 1000
Kekuasaan berada di tangan kaum rohaniwan yang secara
kebetulan adalah beberapa orang yang mampu membaca
dan menulis
Tahun 1455
Penemuan mesin cetak yang memungkinkan
pengetahuan lebih bisa disebarkan kepada lebih banyak
orang. Dengan demikian kekuasaan bergeser dari agama ke
politik
Tahun 1555
Politisi mulai lebih berkuasa dan untuk mempertahankan
kekuasaan itu, birokrasi dibuat
Tahun 1970
Penemuan microchip memungkinkan informasi lebih
tersebar kepada keompok orang yang lebih besar.
Kekuasaan bergeser perlahan dari politik ke ekonomi
Tahun 1995
Ekonomi sekarang begitu penting sehingga menjadi sebab
jatuhnya banyak pimpinan politik (mis.Presiden Soeharto
dari Indonesia, Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh
dari Thailand) selama masa yang sangat singkat
Tahun 2020
Keseimbangan kekuasaan bergeser perlahan dari birokrasi
menjadi kewirausahaan. (Bill Gates dipilih sebagai orang
paling berkuasa di Inggris)
Telah diramalkan bahwa selama 25 tahun, birokrat akan bersikap defensive, mencari cara untuk
mempertahankan status keamanan yang sudah ada dari standar hidup mereka, sedangkan individu
yang berjiwa Entrepreneur akan bersikap ofensif, mencari cara memperbesar kesempatan mereka,
kemampuan mereka dan kualitas hidup mereka yang meningkat. “Karena perkembangan dinamis
bakat Entrepereneur, Amerika Serikat mampu mewujudkan lebih dari 15 juta pekerjaan dalam
tempo 7 tahun.”
2. PENGERTIAN NURSEPRENEURS
Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan leMone (1997:11), membahas tentang
expanded career Roles and function of Nurses, meliputi ; clinical Nurse specialist, Nurse
practitioner, Nurse anesthetist, Nurse midwife, Nurse educator, Nurse administrator, Nurse
researcher, Nurse entrepreneur. Nurse entrepreneur is a nurse , usually with an advanve
degree, who may manage a clinic or helath related business, conduct research, provide
education or serve aas an adviser or consultant to institutions, political agencies or business.
(3).
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan
lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya
banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak
sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia, misalnya Saat pembubaran Konas
jiwa, Penulis peranh berkunjung ke klinik perawat yang mengelola kolam renang, balai
kesehatan sekaligus pemancingan di daerah Soreang. Di Bali perawat memiliki balai
Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh
adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern,
terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah sakit
atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu
sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang
bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan atau
menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter,
pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien
saat ibadah haji.
Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat entrepreneur dalam
kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikan sebagai entrepreneur, termasuk seorang
perawat. Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat di ruangan
akan menjadi uang. Karena perawat yang berjiwa entreperneur memilki ciri berorientasi pada
keuntungan. Sebagai contoh masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak
terpakai, sisa makanan pasien, cucian keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang
tua yang sakit dengan anak.
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh perawat
yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi Arabia,
Qatar dan Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan memiliki
keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada keuntungan berupa besarnya gajih yang
diperoleh, gaji tersebut selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang.
Gambar X.
Demonstrasi besar-besaran Perawat di depan gedung DPR-RI
menuntut disyahkannya UU Praktek Keperawatan
Akar masalahnya adalah penghargaan dan kesejahteraan profesi perawat
Gambar X.
Beberapa logo asosiasi bisnis dan entrepreneur dalam bidang keperawatan
di luar negeri yang menandai bangkitnya para pengusaha.
Sementara perawat di Indonesia masih sibuk dengan definisi apa itu perawat professional.
Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing),
namun harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan
karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas. Agar konsep
Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep nursepreneur, akan
dicakup lima ciri entrepeneur unggulan (Paulus Winarto, 2005):
1. Berani mengambil
risiko. Perawat berani memulai
sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua risiko diambil melainkan risiko
yang telah diperhitungkan dengan cermat (calculated risk).
2. Menyukai
tantangan. Segala sesuatu
dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan jaman yang terus
berubah menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur
unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala
hambatan.
3. Punya daya tahan yang tinggi. Seorang
entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu bangkit
dari kegagalan serta tekun.
4. Punya visi jauh ke depan
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang
amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi,
10 tahun lagi, dan seterusnya. Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan pula karena latah
(ikut–ikutan).
5. Selalu berusaha memberikan yang
terbaik. Perawat entrepreneur akan mengerahkan
semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka ia akan merekrut orang-orang yang
lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil
risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak
atau kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan
kebiasaan umum. Tapi, bukankah perahu dapat berlayar dan layang-layang hanya dapat terbang
tinggi jika ia mampu melawan arah arus angin? Tampaknya, begitu pula caranya jika kita ingin
menjadi nursepreneur unggulan. (Paulus Winarto, 2005)
MEMAHAMI KATA “ENTREPRENUER” DALAM KEPERAWATAN
Dalam sebuah weblog karya Nurmartono, salah seorang tokoh keperawatan menyampaikan sebuah
testimoni yaitu Danielle D. Shapiro, RN, BSN, CMSRN, Legal Nurses Chairman – Shapiro
Medical Legal Consulting Las Vegas, NV. Belaiu mengemukakan:
” Saya sangat senang masuk dalam Nurse Entrepreneur Network (NEN) sebuah kelompok
“Nursepreneurs.”. Dia menyatakan kepuasaannya setelah menyelesaikan sebuah teleclass “Get
Clients Now !” sebuah kelas program yang dibuat oleh NEN untuk meningkatkan minat perawat
di Amerika dalam bidang kewirausahaan. Dengan rata-rata gaji pokok U$ 20 – U$ 40/hour (sekitar
Rp. 180.000-Rp. 360.000,-/jam) untuk seorang RN di Amerika Serikat, dengan keahlian dan gelar
Danielle, apa mungkin masih kurang untuknya. Sehingga ada pertanyaan yang lantas bergulir;
Bagaimana mungkin dengan income sedemikian Danielle masih melakukan aktifitas tersebut
?. Entrepreneur dapat merupakan proses aktualisasai diri dimana unsur keberanian dan kecerdasan
seseorang diuji dalam dunia nyata. Kesiapan menanggung resiko dan kesiapan untuk kaya dengan
cepat serta latihan membangun jaringan akan memberikan kepuasan tersendiri. Kata enterpreneur
dalam keperawatan mengandung pengertian suatu soft skill yang dimilki perawat sehingga ia
mampu merubah tantangan dan hambatan menjadi keuntungan.
Perawat adalah sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini memiliki peran terdepan dalam
memberikan tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa
kesejahteraan seorang perawat penting sekali, agar pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien dapat berhasil optimal. Di lain pihak perkembangan profesi lain di luar bidang
keperawatan semakin maju semisal kedokteran, kesehatan masyarakat/public health, dsb. karena
mereka terus melakukan transformasi dan lebih cepat memodifikasi makna sebuah “profesi” itu
sendiri.
Ada sebuah harapan baru tentang profesi perawat di Indonesia, yang dapat dikembangkan dalam
upaya alternatif solusi “pengangguran terdidik” perawat Indonesia. Saat ini upaya penempatan
perawat di luar negeri menjadi altenatif utamanya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
perawat. Namun ada yang sedikit terlupakan dan justru telah banyak dilakukan profesi lain yakni
sebuah kata “entrepreneur”, yang diterapkan secara nyata. Thema ini pernah diangkat dalam salah
satu seminar. Seminar nasional bertajuk “Nursing Entreprenueurship Membangun Jiwa
Entrepreneur Perawat” yang dilaksanakan oleh Forum mahasiswa keperawatan Jabar-Banten
bekerja sama dengan Rifa Corporation di Bandung. Dengan nara sumber prof. Eli Nurachmah dan
pakar bisnis lain. Hal ini dapat menjadi stimulus munculnya budaya pemikiran entreprenur. Ilmu
Entrepreneur sendiri bersipat netral dan dapat menjiwai berbagai disiplin ilmu. Entrepreneur lebih
bersipat soft skill yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola hambatan dan
tantangan menjadi peluang yang menguntungkan, baik secara finansial maupun untuk marketing
profesi itu sendiri. Soft skill berupa kemampuan wirausaha menjadi hal yang sangat penting bagi
perawat masa depan dalam tatanan era global yang berfokus pada keunggulan. Singapura, Jepang
dan Taiwan merupakan negera kecil yang miskin sumber daya alam tetapi penduduknya 50%
memiliki jiwa entrepeneur yang tinggi sehinga tumbuh menjadi macan-macan Asia dalam
perekonomian.
Sebagian besar kita telah mengenal di luar negeri nama seperti Bill Gates (Microsoft
Founder), Oprah Winfrey (entertainment), Martha Steward (media, dan kerajinan rumah), dsb.
Atau di Indonesia nama-nama seperti Martha Tilaar, Tantowi Yahya, dsb-nya. Mereka adalah
sebagian kecil saja dari para entrepreneur.
Fenomena entrepreneur muncul berbarengan dengan diterapkannya pasar bebas dalam
bidang keperawatan dan kesehatan. Fenomena lain yang mencuat misalnya alih profesi dokter
menjadi perawat di Filipina. Sekitar 6.000 dokter di Filipina sedang belajar menjadi perawat agar
mereka bisa dapat pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri, Jumlah tersebut merupakan peningkatan
dari 2.000 dokter yang belajar menjadi perawat tahun lalu, kata Menkes Francisco Duque. Eksodus
dokter dan perawat tersebut telah menciptakan suatu “situasi yang mengancam” bagi sistem
perawatan kesehatan di filipina sendiri dan suatu satuan tugas telah dibentuk untuk meneliti
dampaknya, Filipina membentuk tim penyusun rancangan undang-undang yang akan mewajibkan
para dokter untuk berpraktik di Filipina selama paling tidak tiga sampai empat tahun sebelum
mereka bisa bekerja di luar negeri.
Suatu studi Universitas Filipina menemukan bahwa antara tahun 2000 hingga 2003, lebih dari
50.000 perawat Filipina pergi ke luar negeri untuk bekerja, katanya.
Seorang dokter yang bekerja di suatu rumah sakit pemerintah di Filipina hanya berpenghasilan
sekitar 25.000 peso (446 dolar AS) sebulan. Seorang dokter dapat berpenghasilan sekitar 8.000
dolar bila bekerja sebagai perawat di luar negeri.
Bahkan para pengacara, akuntan, dan insinyur mendaftarkan diri untuk dilatih sebagai perawat.
Para perawat Filipina dibutuhkan di Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan bahkan negara
yang dekat dengan negara tersebut, yakni Singapura, dan Jepang.
Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa negara tersebut menghadapi kekurangan
tenaga medis bila para tenaga profesionalnya di bidang kesehatan terus mencari pekerjaan di luar
negeri
Mereka memiliki keyakinan bahwa dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian,
mingguan, bulanan, tahunan dan “dadakan”, serta income antar negara (income di LN dan di
Indonesia ) semuanya penting terpenuhi. (4). Bekerja di LN bisa menjadi langkah awal menjadi
pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di
Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita memang perlu modal finansial dan modal
karakter. Untuk mencari modal finansial kita boleh menjadi karyawan dulu (employer). Setelah
gaji kita ditabungkan maka kita mulai punya modal finansial yang akan kita rubah menjadi mesin
pencetak uang (aset). Kemudian hasilnya dapat diinvestasikan oleh perawat yang akan
menjadi pasif income.
Gambar 4.
Apakah yang terpikir oleh mahasiswa keperawatan
saat melihat pohon bambu masalah atau peluang?
Pikiran mahasiswa cerdas di atas adalah pikiran orang kebanyakan. Biasanya dilandasi
sikap praktis dan efisien. Ingin cepat mneyelesaikan masalah dan memberi kesan sangat peduli
pada orang lain. Pikiran tersebut menghinggapi sebagin bangsa besar kita. Pikiran empati semu
seperti itu bukan termasuk ciri entrepreneur. Banyak orang pintar tetapi Indonesia kering
wirausahawan (entrepreneur). Padahal para wirausahawan inilah yang menjadi fasilitator bagi
kemajuan ekonomi sebuah negara. Menurut chairman kelompok usaha Ciputra, Indonesia
membutuhkan setidaknya 2% penduduknya agar mampu berpikir sebagai wirausaha untuk
menopang kemajuan ekonomi. Padahal saat ini hanya terdapat sekitar 0,8% penduduk Indonesia
yang menjadi wirausahawan. Entrepreneurship pada dasarnya adalah upaya menciptakan nilai
tambah, dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya.
Seorang entreperenur mampu melihat masalah menjadi peluang. Selain menyelesaikan masalah ia
juga mampu menghasilkan uang dari masalahnya.
Kini mahsiswa perawat yang berjiwa entreprenur datang. Ia menghadapi masalah yang sama.
Sebongkah pohon bambu yang mengotori halaman. Muncul ide kretaifnya yang dilandasi
kemampuan berpikir untung (think benefit). Maka saat melihat bongkahan pohon bambu yang
terpikr adalah :
4. Calung millenium
Apakah kita melihat perbedaan saat seorang mahassiwa perawat enterperenur mengahadapi
masalah dengan, seorang mahassiwa cumlaude menghadapi masalah?. Perbedaannya adalah
kemampuan berfikir untung dan kebiasaan berfikir lain dari yang biasanya. Itulah yang
menyebabkan seorang penggagas sering ditertawakan. Dulu pemilki ide jalan layan ditertawakan.
Pemilki ide remote control dianggap gila, pemilki ide air teh dalam kemasan dianggap aneh dan
berbicara di tengah hutan dengan lawan bicara di tengah kota adalah pekerjaan mustahil.
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya macet saat mau dinas
ke Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya
meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak keburu masak di rumah,
mahalnya biaya berkomunkasi dengan suami. Seorang perawat yang berjiwa entrepreneur akan
mulai berpikir beda dan berpikir untung. Tahap selanjtnya mungkin muncul gagasan-gagasan
segar dan ide-ide kreatif misalnya perawat menciptakan CD rekaman English for nurse saat
macet, laundry for nursing staf, Re-use machine for waste medical, katering siap antar bagi
perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide-ide tersebut harus dibiasakan muncul. Seberapa
jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus dimunculkan. Di luar negeri justru ide
sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide tentang alat penjepit kuping anjing
jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan dan tercelup pada makanan.
Gambar 5.
Apakah yang terpikir oleh mahasiswa keperawatan
saat melihat tumpukan sampah medis di rumah sakit?
Menurut valentino Dinsi, Jika kita ingin mencetak calon entrepereneur yang tangguh dan memilki
ide kreatif 1% saja dari penduduk Indonesia, maka jumlahnya sudah di atas 2 juta orang. Kalau
seluruh perawat di Jawa Barat saja ada sekitar 20.000 orang maka ada sekitar 200 orang perawat
yang memiliki jiwa entreperenuer dengan langkah awal keberanian untuk berpikir untung serta
mampu melihat masalah menjadi peluang. Tetapi apakah kebiasaan berpikir untung terlahir karena
seseorang berkesempatan untuk bersekolah tinggi?. Ternyata bersekolah tinggi-tinggi, membuat
pribadi pembelajar memperoleh pengetahuan. Tapi belum tentu mereka memiliki ide.
Napoleon Hill pemah berkata,”Pikiran adalah benda”. Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup
membawa kita kemana-mana. Setiap orang punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide,
adalah pikiran yang punya arah atau tujuan. Menurut Valentiono Dinsi menganggap pengetahuan
berharga bisa saja pandangan itu keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang berguna. Banyak orang
dalam masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan sehingga kita mendorong
anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran ijazah. Einstein pemah bilang,”Pengetahuan yang
tidak diterapkan itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah dunia.” Apa gunanya menjadi
perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?. Mugkin cukup inspiratif bagi Anda, menyimak sidang
penghinaan terhadap Henri Ford, pendiri Ford Motor. Koran pemah
menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke pengadilan. Untuk membuktikan
bahwa ia memang orang bodoh dan tak berpendidikan, pembelanya menanyakan pertanyaan
seperti ini :
Seperti kebanyakan dari apa-apa yang dipelajari mahasiswa kita. Pertanyaan itu berkisar dari
sejarah sampai fisika dan matematika agar kita mengingatnya setiap mau ujian. Bila kita tidak
mampu menjawabnya itu akan membuktikan bahwa ia tidak punya pengetahuan dan memang
bodoh!. Henry Ford bosan menghadapi semua pertanyaan itu. Ia sontak berdiri, menghadap hakim.
”Ya Tuhan, mengapa saya harus menyia-nyiakan waktu menjawab pertanyaan bodoh ini bila
dengan hanya memencet tombol, saya bisa memanggil ahli sejarah terbaik untuk menjawab
pertanyaan dan dengan tombol lain saya bisa memanggil ahli fisika terbaik untuk menjawab dan
ahli matematika terbaik untuk menghitung semua soal….”
Semua yang ada di ruang sidang, terdiam. Baru saja mereka mendengarkan kata-kata dari seorang
terpelajar dan bijaksana. Tak perlu dikatakan, Henry Ford memenangkan perkara!.
Demikianlah perbedaan antara pergi ke sekolah dan menjadi terpelajar. Banyak orang
menganggap orangtua dan kakek kita tidak terpelajar karena tidak pemah bersekolah. Ini
menyedihkan! Beberapa anak bahkan merasa malu akan orangtuanya karena punya orangtuanya
petani padi, penjual rokok, penjual koran atau pedagang kaki lima. Apakah kita bisa menanamkan
seorang lulusan universitas tapi malu akan orang tuanya sebagai orang terpelajar?. Yang menarik,
dari semua hal yang berubah dalam 50 tahun terakhir, pendidikanlah yang berubah belakangan.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa seorang ilmuan yang mempelajari hidup dan pemikiran
Socrates mendapat PhD untuk itu. Tapi Socrates sendiri tidak punya ijazah sama sekali.
Pendidikan kita sering melahirkan orang-orang tidak kreatif dan berpikiran linier. Bila jawabannya
tidak sesaui keinginan dosen maka dianggap salahg. Pendidikan tidak merangsang untuk
menghasilkan ide-ide baru karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide, pikiran kita harus
bebas. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan menguncinya. Tujuan pendidikan
adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang terbuka.
Anda akan memperhatikan bahwa sulit sekali ide muncul bila pikiran terlalu kaku dan terkontrol
atau terkondisi. Perhatikan bahwa salah satu penemu terbesar sepanjang masa, Thomas Alfa
Edison, hanya bersekolah selama tiga bulan. Henry Ford bersekolah sebentar. Mungkin spesialis
terlalu terbenam dalam pikiran mereka, sehingga mereka tidak bisa keluar untuk memecahkan
masalah. Anda pernah dengar, bukan, tentang Lembah Silikon (Silicon Valley). Itu desa kecil di
California. Bukan kebetulan kalau di sini lahir banyak ide. Miliuner yang dihasilkan lembah ini
setiap bulan, mengejutkan. Setiap lima hari, sebuah perusahaan go public di Lembah Silokon! .
Tahun 1980-an, ”mesin uang” mereka, sektor manufaktur. tahun 1990-an, pebisnis jasa,
merupakan gelombang kedua pencetak uang. Pada milenium baru ini, penghasil uang terbesar,
adalah kelompok yang bekerja berdasarkan ide. Telah lahir 20 multimiliuner yang berusia di
bawah 40 tahun pada 1 September 1999. Ini berarti sudah waktunya kita mengubah ide yang dapat
membantu kita mendapatkan uang tunai, penjualan atau bisnis, dalam kehidupan sehari-
hari.Bila Anda merenungkan lebih lanjut, bahwa ternyata setiap masalah yang belum terselesaikan
adalah karena kita belum memikirkan ide untuk mecahkannya.
Kadang-kadang dalam pencarian kita untuk suatu pemecahan kita tidak boleh hanya bertahan pada
cara pikir lama. Masalahnya sejak sekolah kita terkondisikan demikian, kita hanya punya jawaban
yang salah atau benar. Hidup tidak semuanya hitam atau putih. Kadang bisa juga berwama abu-
abu bahkan seperti pelangi. Cobalah beberapa ide atau metode yang mungkin. Beberapa mungkin
kedengaran gila, tapi mungkin juga berhasil.
Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul sebuah angka
nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu harus
berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak, memberi pengaruh terhadap
banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.
Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan
rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psiklogi dunia formal. Ya,
tegasnya: pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak. Mereka bersekolah, tapi
kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah
tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja, menjadi kian sempit lantaran persaingan amat
ketat.
Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu persekolahan dan
penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan dalam
dirinya.
Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi Chandra, drop out dari Universitas
terkemuka, Gajah Mada, kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor
Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan 107.334 siswa
dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003).
Ya, sudah dikatakan bahwa abad ke-20 adalah abad di mana gelar akademi dari universitas sangat
peting, tapi tidak lagi di abad 21. Kecenderungan ini sudah dimulai di AS, Jepang, dan kemudian
di seluruh dunia. Banyak yang drop out dan mulai! Bila Anda punya gelar, itu bagus, tapi jangan
jadikan itu sebagai halangan. Jangan biarkan ijazah Anda menentukan jumlah yang bisa Anda
dapatkan atau apa yang bisa anda lakukan.
PERAWAT SIBUK TETAPI TETAP MISKIN
Ada profesi yang bekerja keras dalam menjemput rejeki tetapi tetap saja miskin. Ada juga perawat
yang jabatannya di ruangan biasa saja tetapi sudah naik haji tiga kali, ke rumah sakit naik mobil
mewah, shodaqoh rajin dan tidak pernah bertengkar di kantor gara-gara honor yang kecil.
Adakalanya seorang sahabat saya perawat yang menduduki posisi terhormat seperti kepala
ruangan merasa pusing bila ditanya masalah penghasilan dan ketentraman hatinya. Saat perawat
ditanya berapa tabungan anda di Bank?, berapa deposito anda?, kapan anda ke tanah suci?,
seberapa banyak aset yang anda miliki? apakah anda sering menunggu gaji bulanan?, Apakah
sering terjadi konflik di tempat kerja gara-gara honor yang tidak sesuai?, apakah hati anda tidak
tenang menghadapi masa depan?. Apakah otak mulai panas saat harga-harga melambung tinggi?.
Marilah kita simak sebuah hadits Qudsi. Hadits Qudsi adalah hadits khusus yang memiliki
kedudukan penting. Saking pentingnya Hadits Qudsi biasanya diwahyukan Allah langsung pada
nabi tanpa melalui malaikat jibril.
Hai anak Adam luangkan waktu untuk beribadah kepadaKu niscaya Aku penuhi dadamu dengan
kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan (kemiskinan). Kalau tidak aku penuhi
tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan. (HR
Attirmidzi dan Ibnu Maajah)(1)
Pernahkan kita mendengar seorang perawat yang pergi pagi sekali dinas ke rumah sakit,
puskesmas atau dinas kesehatan ?. Mereka pergi sebelum anak-anak bangun dan tidak sempat
sarapan pagi. Sholat berjamaah shubuh ketinggalan, mandi terburu-buru. Kemudian berjam-jam
macet di jalan. Naik motor ugal-ugalan dengan dalih menjemput rejeki. Sesampainya di tempat
kerja keringat bercucuran, melakukan operan. Kemudian melakukan rutinitas sebagai perawat.
Ganti balutan, memberi obat, penyuluhan, melakukan tugas administrasi, rapat, seminar,
presentasi, memberi kuliah atau harus kuliah, membaca, berdiskusi, bergelut dengan kemacetan
lagi dan pulang ke rumah dalam keadaan lelah. Anak-anak sudah tertidur pulas. Diantara anaknya
ada yang terkena TBC kelenjar karena kurang mendapatkan gizi. Anaknya tidak cukup makan
meskipun laporan pembantu selalu menyampaikan makan banyak dan habis. Perawat terlalu
banyak memberikan penyuluhan makanan bergizi pada pasien. Perawat lupa membeli makanan
bergizi untuk keluarganya karena cicilan rumah dan motor baru lebih penting.
Esoknya bergelut lagi dengan kemacetan sambil menghitung hari kapan tiba saatnya tanggal
gajian, tanggal yang dinanti-nantikan. Otakpun berputar pengeluaran apa saja yang harus segera
dibereskan seperti kontrakan, gas, rekening listrik, SPP anak, cicilan motor, cicilan mobil,
perabotan rumah tangga arisan, telepon, PDAM dan setelah dikalkulasi, pas tanggal lima belas pas
gaji habis semua sudah masuk pada posnya masing-masing. Esoknya mulai antri dengan
kemacetan lagi dan kita makin sibuk tetapi pendapatan tidak bertambah naik. Hal ini persis seperti
apa yang disindir Allah dalam Hadits Qudsinya: ….”Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan
kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan..”. Tidak seperti peribahasa yang
sering kita dengar di bangku sekolah ”Semakin kamu kerja keras maka semakin sukses”.
Peribahasa itu bukan hadits Qudsi yang dijamin kebenarannya oleh Allah dan cocok untuk segala
zaman. Peribahasa itu telah meracuni pikiran kita dan meracuni pikiran sebagian besar perawat
Indonesia, seharusnya kita tetap meluangkan waktu untuk bermunajat kepada Allah yang
menguasi seluruh rejeki mahlukNya di muka bumi ini.
Perawat sering lupa bahwa hari ini Allah menjamin rejeki milyaran ikan-ikan di lautan dan cacing-
cacing tanah. Allah menjamin rejeki ulat-ulat pohon. Hari ini Alah menjamin ribuan rejeki kupu-
kupu dan jutaan burung-burung di angkasa. Hari ini dan seterusnya Allah menjamin rejeki
perawat-perawat di Rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, Akper, Stikes dan instansi swasta
lainnya. Esok hari dan seterusnya Allah akan menjamin oksigen, kelembaban, suhu tubuh,
temperatur lingkungan, sinar matahari, peristaltik usus, garavitasi bumi, cahaya, gerak, kedipan
mata dan sesuap nasi sesuai dengan volume lambung yang telah diciptakan Allah. Singkatnya
rejeki apapun bentuknya sudah selesai direncanakan Allah semenjak kita berada dalam kandungan.
Rejeki tersebut bukan semata-mata hasil kerja keras. Bila kita kerja keras tetapi tidak meluangkan
waktu untuk bermunajat, maka dada kita akan melarat (mental miskin). Ciri mental miskin itu
adalah kita menyangka kurang kerja keras. Sehingga makin banting tulang semakin kurang.
Akhirnya miskin betulan. Dalam artian hati selalu gelisah, merasa cemas dengan masa depan,
waswas, banyak utang, merasa tidak cukup, gangguan tidur dan di lain pihak kalau melihat
besarnya penghasilan dengan keinginan dan kebutuhan selalu tidak seimbang.
Perawat kaya selalu meluangkan waktunya untuk bermunajat kepada Allah. Misalnya saat datang
ke ruangan ia mengambil air wudlu dan meluangkan waktu sholat dluha. Setelah seminar membaca
buku ilmu keperawatan meluangkan waktu untuk membaca hadits nabi dan berdzikir, Setelah
selesai rapat dengan pimpinan ia mengadakan meeting dan teleconfrence dengan Allah di
Mushola. Efek dari sholat dluha membuat ia lebih fress dan santai. Sholat berjamaah membuat
pembuluh darah menjadi Vasokontriksi kembali dan pemusatan energi ke dalam organ visceral.
Munculnya rasa nyaman, rileks dan segar. Hal ini merupakan bentuk refreshing dan istirahat bagi
tubuh dari kesibukan kerja yang membuat melarat sperti yang diungkapkan hadits nabi:…. Kalau
tidak aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari
kemelaratan…. .. Bila kita rajin bermunajat Allah akan mengilhamkan kepada jiwa kita sehingga
dalam bekerja kita tidak saja bekerja keras, tetapi kerja cerdas serta kerja ikhlas.
Sebagai illustrasi tukang becak setiap hari kerja keras, tukang gali batu setiap hari kerja keras,
nelayan setiap hari bekerja keras, perawat setiap hari kerja keras mendorong blankar, mengangkat
pasien, menjaga kebersihan lingkungan, memandikan, mengganti balutan, tetapi sudahkah mereka
kerja cerdas dan kerja ikhlas?. Apakah dengan kerja keras kita semakin kaya materi dan kaya hati?.
Pentingnya mengolah ketiga aspek bagi perawat supaya ketiga-tiganya bekerja. Contoh uraian
berikut bagaimana seorang perawat memadukan ketiga aspek tersebut untuk menggapai
kesejahteraaan dunia dan berlimpahnya kekayaan.
Pernahkah anda mengunjungi stasion kereta yang masih primitif?, WC yang becek, tempat duduk
berantakan, informasi tidak jelas, kereta datang dan pergi terlambat. Tidak jelas mana copet mana
petugas. Tidak jelas mana pedagang asongan mana pramugari kereta, bahkan tidak jelas mana
ruang tunggu mana tempat sampah.
Pernahkah anda makan di restoran siap saji made in Amerika?. Meskipun konsumennya sebagian
besar orang Islam, restoran tersebut beberapa waktu yang lalu harus ditutup paksa karena dianggap
milik kafirun dan mendanai pembantaian umat Islam oleh Yahudi di berbagai negara. Gedung
yang megah, tata warna yang indah dan bau harum yang mengundang selera adalah ciri khas
restoran tersebut. Prinsip kepuasan pelanggan dan total quality control mewarnai setiap
penyajiannya. WC nya terkadang lebih indah dibanding ruang utama perawat. Dengan Sigma
Kepuasan semenjak masuk, pintu kaca terbuka secara otomatis atau minimal dibukakan oleh
pelayan yang cakep atau cantik. Menginjak lantai sangat bersih licin dan wangi. Memesan
makanan dilayani dengan petugas berseragam yang cantik dan murah senyum. Meja makan dengan
tata warna yang sudah dirancang untuk meningkatkan selera makan. Semua didesain sesuai dengan
hasil riset dengan pendekatan psikologi konsumen.
Pernahkah anda mengunjungi sebuah STIKes yang jorok? Puskesmas lembab dan bocor serta
rumah sakit yang kumuh?. Pernahkah anda mengunjungi sebuah Rumah Sakit dimana saat datang
dijaga satpam yang berwajah bengis, parkir sulit, masuk gerbang dengan pagar usang, lantai ubin
tua dan bau Lysol. Sampah medis berserakan, bekas slang infus di pojok-pojok, dimana-mana
terdapat plastik transfusi, abocat, kapas alkohol dan bekas balutan, tikus berseliweran, kucingpun
tidak berselera mengejarnya karena tikusnya besar sekali. Warna dinding sudah kusam, suara
blankar berisik karena rodanya sudah longgar. Mahasiswa berseliweran, Ko-Ass, dokter, keluarga
pasien, Analis, dokter gigi, bidan dan satpam semua bergerak dalam lorong yang sama. Pasien
belum bisa istirahat karena suasananya riuh seperti pasar malam.
Sebagai pemeluk agama pilihan Tuhan saya sering bertanya dalam forum seminar. Benarkah kita
kita tidak boleh kaya?, Bagaimana kalau kita memilki uang banyak sehingga bisa membuat Airport
yang canggih, terminal yang bersih, pasar yang rapih dan rumah sakit yang nyaman?. sedangkan
Allah itu bersih dan mencintai kebersihan, Allah itu indah mencintai keindahan, Allah itu maha
pengatur dan mencintai keteraturan. Agama ini sudah dirancang oleh Allah dengan sempurna.
Agama ini pasti memberikan petunjuk bagi kita agar menciptakan Syorga di dunia. Agama ini
sangat lengkap dan pasti mampu membuat dunia ini indah meskipun tetap bersikap juhud. Dengan
agama ini bukan saja kita akan berjaya di akherat tetapi kita juga bisa sejahtera di dunia.
Ironisnya terminal primitif, pasar tradisional, rumah sakit kumuh banyak terdapat di negara yang
mayoritas perawatnya beragama Islam. Ada satu hadits nabi yang kita lupa bahwa semuanya
membutuhkan uang bukan hanya semangat membaja. Dalam beberapa seminar saya sudah
menyampaikan bahwa menurut Sayidina Ali RA. pendidikan yang berkualitas itu modalnya hanya
dua yaitu dosen/guru yang berkulitas dan yang keduanya adalah uang. Apakah ada sarana
parasaran atau sistem yang tidak membutuhkan uang?. Mari kita simak Hadits berikut :
Pada akhir zaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan
urusan dunianya (HR Athabrani)(1:190)
Perawat kaya (cerdas secara finansial) saat ini sangat dibutuhkan. Ia akan membangun agamanya
dan berdawah dengan media canggih. Ia akan membangun pusat-pusat layanan kesehatan
masyarakat. Ia akan membuat sekolah-sekolah berkualitas bertaraf International sehingga benar-
benar menjadi Rahmatan Lil Alamin.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perawat dalam menemukan peluang usaha atau bisnis
dalam bidang keperawatan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
– Langkah pertama : dimana biasanya perawat berkumpul?. Misalnya di Rumah sakit, Puskesmas,
Klinik, Stikes, Akper, Panti, Tempat seminar, tempat pelatihan, Sanggar
– Langkah kedua : apa yang biasanya dibutuhkan mereka?. Misalnya makanan, pakaian, angkutan,
pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin cuci, laptop, printer, alat tulis, kado, buah-buahan
dsb.
– Langkah ketiga : dengan siapa mereka berhubungan setiap hari?. Misalnya dokter, perawat lain,
masyarakat, pasien, korban, keluarga, kelompok khusus, pemerintah.
– Langkah ke lima : barang dan jasa apa yang dibutuhkan dan bisa kita jual bagi mereka ? Misalnya
makanan, pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin cuci, laptop, printer,
alat tulis, kado, buah-buahan dsb.
– Langkah ke enam : Jasa apa yang bisa kita tawarkan kepada mereka ? mencucui, memasak,
mengajar, mendengar, mendorong, membersihkan, menghubungkan.
– Langkah lanjutan : inovasi apa dari produk yang dihasilkan orang lain yang bisa kita rubah atau
kita sempurnakan, misalnya dalam hal ini saya ingin memberikan contoh norak agar anda terbiasa
dengan ide yang dinggap buruk. Idenya adalah Motor dan laptop menjadi molap, bicaralah dengan
pabrik Honda untuk membuat Molap, kita bisa membuat motor yang ada laptopnya di tengah jok,
sehingga orang yang dibonceng bisa duduk sambil ngetik atau carilah ide yang lebih gila dari itu.
Bisanya dari 10 ide gila ada satu ide yang normal.
– Langkah terakhir mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau bisa dengan sholat istikharah,
dengan demikian meskipun perusahaan kita bangkrut di dunia, tetapi kita akan tetap kaya di
akherat karena banyanya niat baik dan pahala sholat sunat sesuai dengan niat kita menjadi
entreperenur yaitu Rich until hereafter (kaya sampai akherat). Selanjutnya buatlah kartu nama
perusahaan kita agar mudah berhubungan dengan orang lain. Tuliskan nama kita dan jabatan kita
sebagai presiden direktur merangkap karyawan dan komisaris pemegang saham. Biasakanlah
untuk siap menghadapi kegagalan makin banyak akan makin bijak menghadapi masa depan. Tidak
usah terlalu serius, bukankah dunia ini hanya main-main saja?
Tingginya jumlah institusi perawat di indonesia memungkinkan terbukanya peluang usaha atau
bisnis di bidang ;
Buku-buku keperawatan
CD-CD perkuliahan
Rumah kontrakan
Asrama perawat
Catering perawat
E Book Askep
Out let pakaian dan atribut rumah sakit
Instrumen Alat kesehatan
Jaringan penyedia perawat ke luar negeri
Toko aksesories keperawatan
Sablon dan percetakan buku-buku keperawatan
Restoran diet milik perawat bagi klien diabet, stroke, kanker, asma
Explore Bandung for terminall illness (mobil wisata bagi pasien yang mau meninggal)
Home care
Pelatihan babysitter
Nursing laundry
Pelatihan helper gerontik
Jasa statistic for Nursing research
Distributor beras bagi dosen keperawatan
Internet
Rental latop
Rental infocus
Hotel pelatihan perawat
Wisma perawat
Pom bensin milik perawat
Aqua galon Sehat
Pabrik Abocath
Pabrik kateter
Pabrik obat
Pabrik penyediaan kapas steril
Kerjasama dengan ITB dalam pembuatan phantom
Kerjasama dengan ITB dalam membuat instrument bedah
Pabrik bethadin
Komentar pertama yang akan kita dapati pada saat kita mengajukan ide bisnis tersebut adalah, “ah
itu tidak mungkin”, “itu kan sudah ada”, ‘sulit untuk memulainya’. ‘hal tersebut mana bisa
laku” Manusia-manusia seperti itu telah membatasi dirinya dan otaknya dari sumber-sumber
rezeki yang telah disediakan Allah yang maha Luas rahmatNya, Maha kaya, maha kreatif. Dulu
ide air putih dimasukan ke dalam botol banyak ditertawakan orang. Sekarang hampir semua orang
menggunakan produk tersebut dan ingin meniru keberhasilan Aqua, termasuk orang-orang yang
pernah mencemooh. Jadilah kita pecundang-pecundang kalah yang tak pernah gagal karena tak
pernah mau memulai suatu kebaikan. Ketakutan terhadap kegagalan telah melahirkan manusia-
manusia kalah yang terkumpul di seluruh wilayah Indonesia. Akhirnya manusia-manusia kreatif
yang kaya ide telah menjadi milyuner di Singapura, Jepang, Taiwan, Amerika, Jerman dsb.
Siapa penemu angka nol?, siapa penemu tusuk gigi?, siapa penemu peniti?, siapa penemu kaos
kaki?, siapa penemu kancing baju?, siapa penemu pentil?, siapa penemu atom heckter?, mereka
adalah para penghayal yang pada awalnya ditertawakan dan dicemoohkan. Karena idenya yang
sepele dan dianggap tak berharga. Siap penghayal yang tidak mungkin hayalannya itu untuk
dilakukan tetapi paling diminati oleh anak-anak dan menghasilkan milyaran rupiah?.Dialah
Doraemon. Maka oleh karena itu hanya ada dua pilihan untuk para penghayal dan penggagas ide
baru yaitu kaya atau kaya orang gila.
“Jangan menunda hingga esok apa yang dapat Anda kerjakan hari ini.”
(Benjamin Franklin)
Diawal buku ini kami telah menyampaikan sebuah slogan yang wajib dijalankan setiap calon
wirausaha : Praktek! Praktek! Praktek! Inilah sesuatu yang para pemimpin dalam semua bidang
sepakat. Setiap pekerjaan besar – entah itu menjalankann perusahaan, penjualan tingkat tinggi,
dalam sains atau pemerintahan – memerlukan orang yang berfikir untuk bertindak. Para eksekutif
utama yang mencari tokoh kunci, menuntut jawaban terhadap perrtanyaan :”Apakah ia akan
melaksanakan pekerjaan tersebut?” “Apakah ia akan menuntaskannya?” “Apakah ia orang yang
berinisiatif?” “Dapatkah ia memberikan hasil, atau apakah ia hanya pandai omong?”
Semua pertanyaan ini mempunyai satu tujuan : Mencari tahu apakah orang tersebut adalah
orang yang suka bertindak ?.Gagasan yang bagus saja tidak cukup. Gagasan sederhana yang
dilaksanakan dan dikembangkan, adalah seratus persen lebih baik daripada gagasan hebat yang
mati karena tidak ditindaklanjuti. Tidak ada yang datang dengan hanya memikirkannya.
Ingatlah. Semuanya yang kita miliki di dunia ini, dari satelit hingga pencakar langit hingga
makanan bayi, hanyalah suatu ide yang dilaksanakan.
Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah
menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah
menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam
air?” Ternyata berbagai komentar diberikan oleh peserta seminar. Tetapi yang
paling sering ialah ”Dia tenggelam karena ia tak dapat berenang.” Yang hadir
heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim
bercanda. Untuk menyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang
tenggelam di air sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya,
yang akan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip pendapat Lim:
”Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak menggerakkan dirinya
ke tempat lain.” dengan demikian kata kuncinya adalah bergerak, berubah,
mencari ide lain dan mencoba cara baru. Berarti berapa kali orang jatuh tak
jadi masalah, yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali
jatuh.
Dalam hal ini kulitas diri sendiri menjadi hal yang sangat penting dan menentukan. Tidak ada
apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Sebagain besar oarng mengatakan bahwa
kegagalan wirausaha karena tidak bakat, tetapi banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses.
Sebagian lagi menyatakan bahwa orang harus jenius. Jenius yang tidak sukses sudah malahan akan
menjadi bahan olok-olokan. Yang terakhir beranggapan bahwa kesuksesan seorang pengusaha
terlerak pada latar belakng pendidikan. Tetapi dunia ini penuh dengan orang terpelajar dan bergelar
sarjana. Ternyata hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh. Ketabahan adalah
kemampuan bangkit kembali untuk kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam benturan antara
sungai dan batu, air sungai senantiasa menang bukan dengan kekuatan tapi dengan ketabahan.
Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda
bangkit kembali.
Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda dapat
mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan Anda
sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini
berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri Anda. Seperti Thomas Alfa
Edison, saat ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal?
Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini
menjawab, ”Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan
hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan
percobaan yang gagal.”
Allah SWT maha penyabar menypakan bumi ini milyaran tahun agar betul-betul siap dihuni
manusia. Tiga ratus lima puluh tahun dengan tabah bambu runcing menghadapi jet tempur dan
meriam penjajah sebelum lahirnya Indonesia. Charles Goodyear yang tekun, membuahkan ban
yang memungkinkan kendaraaan melaju kencang. Tabahnya Wright and wright membuahkan
pesawat terbang yang bisa digunakan kita ke tanah suci. Bethoven, mengisi dunia dengan musik
inspiratif, John Milton membuahkan karya puisi indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna
netra yang tegar Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat dengan
ditemukannya braile, ketabahan Abraham Lincoln membuatnya terpilih menjadi presiden. Thomas
Alfa Edison, memberi kita bola lampu listrik hingga teranglah dunia di malam gulita. Kesuksesan
sebenarnya tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah merupakan salah satu alasan
orang gagal dalam bisnis, politik, dan karirnya.
Membangun Jejaring
Persahabatan merupakan unsur penting dalam hidup kita, sebagaimana hubungan profesional
menjadi pusat keberhasilan kita. Karena itu, membangun jejaring menjadi keahlian yang sangat
bermanfaat.
Ungkapan “Yang penting bukan apa yang Anda tahu, tapi siapa yang Anda
kenal” tidak sepenuhnya benar, tapi hanya separuh benar. Kenyataannya,
dalam mengembangkan karier dan bisnis atau menuntun ke arah cita-cita,
yang penting adalah siapa yang kenal Anda!
Bakat, keahlian, pengalaman dan kepandaian semata tidaklah cukup untuk
mencetak keberhasilan. Justru, hubungan dan kontak dengan orang lainlah
yang akan mendorong Anda menuju sukses. Sukses bersifat relatif, karena
Anda tahu apa yang Anda inginkan, apa nilai yang Anda anut, serta apa yang
Anda mau lakukan.
Anda pasti akrab dengan komputer. Internet, juga bukan lagi sesuatu yang
asing. Semua menyadari, internet memberi akses informasi instan, dari yang
serius seperti peta investasi lintas bangsa, kebijakan politik, isu-isu
kemanusiaan terkini sampai sekadar resep dan anekdot. Bagi wirausahawan,
informasi harus bisa ia jadikan “peluru” dalam pertempuran bisnis. Jadikanlah
informasi sebagai kekuatan saat ia dipertukarkan. Salah satu cara
memperkuat basis informasi, membangun jejaring.
Apakah jejaring itu? Dalam konteks ini, yang kami maksud adalah, proses dua
arah yang benar di mana berbagai sumberdaya dibagikan dan diterima. Di
dalam proses ini, ada semangat saling berbagi informasi. Ya: informasi! Kalau
Anda termasuk tipe pembangun jejaring yang baik, maka Anda akan bahagia
saat Anda dapat memberi kepada mitra-mitra Anda, stakeholder jejaring,
seluruh elemen yang terlibat dalam “proses saling berbagi informasi” ini.
Sepintas, “berbagi informasi” serasa sesuatu yang mudah. Perlu energi lebih,
kalau pertukaran informasi dilekati kepentingan
memperkuat performance bisnis. Menerapkan pertukaran informasi dan
membangun “jejaring yang efektif” untuk menguatkan sebuah usaha, tidaklah
segampang menjelaskannya. Bagaimana agar sukses membangun jejaring?
Saran kami, jadilah pribadi yang menjunjung tinggi cara, proses serta tujuan
dibangunnya sebuah jejaring. Jangan mengabaikan pentingnya ikhtiar
mengembangkan dan memperhalus kemampuan melakukan tindak lanjut.
Anda mungkin punya banyak informasi menarik dan potensial melancarkan
bisnis Anda, tapi semuanya tidak menjadi apa-apa tanpa tindak
lanjut. Sebagai wirausahawan yang berhasrat memperkuat usaha melalui
jejaring, fokus tindakan Anda: menyadarkan, bahwa mitra jejaring
Anda punya informasi bernilai. Pastikan, Anda temukan argumentasi yang
tepat, apa informasi itu, dan bagaimana ia bisa bernilai bagi Anda.
Jika Anda menemukan seseorang yang mampu memberikan inspirasi kepada Anda mintalah
bantuan kepadanya
Keberuntungan pastilah sesuatu yang berada pada tempat dan waktu yang
tepat. Mungkin saja, ciri paling umum yang dapat ditemukan pada orang-
orang beruntung adalah bahwa mereka memanfaatkan kesempatan yang
mereka dapatkan. Keberuntungan bukan sesuatu yang harus Anda tunggu
sambil santai, tetapi harus diraih. Napoleon pemah berkata: Jangan jendral-
jenderal brilian, tetapi berilah saya jendaral—jenderal yang memiliki
keberuntungan.”
GAYA MANAJEMEN-nya berdasar pada akal sehat dan PERTUMBUHANNYA berasal dari
momentum alamiah dan intuisi.
Keahlian bisnis dari bangku kuliah? Oke, ia adalah serangkaian “nilai studi” di
atas kertas sertifikat kelulusan. Tapi, itu bukan jaminan sang alumnus sekolah
bisnis, akan mampu merintis bisnis. Sebab, dengan gelar dan nilai cum
laude sekalipun, sebatas “jaminan” penguasaan administrasi bisnis. Dan
administrator bukanlah wirausahawan. Jangan berharap, setelah sukses
studi Master of Bussiness Administration (MBA), misalnya, sang alumnus akan
mengurus sebuah industri, melibatkan keluarganya total bekerja bersamanya
– mungkin tanpa upah dulu – sampai usahanya sukses. Ini bukan “kelas”
akademisi bisnis, tapi dunianya seorang wirausahawan
dengan energi juang bisnis yang tinggi. Akademisi bisnis, memang
diperlukan dalam sebuah usaha, karena perannya berkait erat dengan
langkah pembenahan sistem manajemen dan kontrol dalam sebuah bisnis.
namun begitu, sang master administrasi bisnis, tidak bisa memulai bisnis itu
sendiri.
Jika Anda bekerja dengan orang yang sangat cemerlang dibidangnya dan
memiliki beragam bakat dan latar belakang, Anda akan mengembangkan
sebuah tim dengan kekuatan dan kelenturan yang baik. Adalah esensial untuk
mampu mengenali bakat sejati dan mengembangkannya.
Memakai otak orang lain adalah benar-benar suatu kesenangan jika anda suka
permainan dalam tim. Bekerja dengan seorang yang tidak Anda sukai secara
aktif, di sisi lain, bisa menjadi sebuah pengalaman yang sangat membuat
stress, walaupun mereka sangat cakap dalam pekerjaannya.
Anda tidak akan pemah menyesal bekerja dan berkembang bersama orang-orang berbakat. Orang-
orang seperti ini yang akan membuat Anda menjadi wiraswastawan yang lebih sukses. Satu fakta
menarik, bisa diperlhatkan di sini, bagaimana figur kharismatik di sebuah di desa tertinggal,
menarik ”orang-orang terdidik” untuk berbuat sesuatu didesanya. Ia, figur yang mampu bekerja
dengan otak orang lain, meskipun cuma berbekal Sekolah Rakyat ”Ongko Loro” (Angka Dua).
Contoh serupa itu, kami temukan di Cijeruk, Bogor Selatan. Ada Haji Zakaria, punya tanah
lumayan luas, pendidikannya cuma SR, tapi ia bisa mengoptimalkan lahannya sebagai contoh bagi
pertanian di desanya dan desa-desa sekitarnya, saat melibatkan mulai LSM Pertanian Organik
sampai Dinas Pertanian setempat, memperlihatkan bagaimana bertani yang baik dan bernilai
bisnis.
Fokus
Referensi
(1). http://www.nurse-entrepreneur-network.com/public/images/portallogo.gif
(2). http://www.nursepreneurglobal.net/sula/images/logo.gif
(3). http://nurmartono.blogspot.com/2006/12/nursepreneurs.html
(4). http://wirausahakita.blogspot.com.
(5). http://www.Okezone.Com. Kepribadian Penentu Karier
(6). http://www.sciencedaily.com/.jpg
(7). http://www.gazellebookservices.co.uk/Military/originals/Military
(8). http://news.okezone.com. boboy-gadis-dalam-pasungan-wafat
(1). Muhammad Faiz Almatih,1100 Hadits terpilih Sinar Ajaran Muhammad, Gema Insani Press,
Jakarta 1993.
Valentiono Dinsi, Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Letsgo Indonesia, 2004
(2). Kazuo Murakami, The divine message of the DNA, Tuhan dalam gen kita, Mizan, 2007
(3) Taylor, Lilis dan leMone, Fundamental of Nursing, (1997, jb lippincott
company, Philadelphia.USA