Makalah Manajemen Kepemimpinan Kelompok 1
Makalah Manajemen Kepemimpinan Kelompok 1
DISUSUN OLEH :
1. Hijir Ardianyah (2017 121 071)
2. Ferdy Ariansyah (2017 121 063)
3. Rade Febriansyah (2017 121 078)
4. Fransiska Dwi Lestari (2017 121 073)
5. Nia (2017 121 058)
6. Alifia Jehan (2017 121 054)
7. Fitria (2017 121 052)
8. Agnes Windiarti (2017 121 055)
Mata Kuliah : Manajemen Kepemimpinan
Dosen Pengasuh : Ermini, SH, M.M
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat mengumpulkan bahan-bahan
materi dan dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Pengaruh Manajemen
Perubahan Terhadap Suatu Organisasi” sebagai tugas mata kuliah Manajemen
Kepemimpinan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan bimbingan, dan
saran dari dosen dan teman-teman, sehingga tidaklah berlebihan dalam kesempatan ini kami
ingin mengucapakan terima kasih kepada Ibu Ermini, SH, M.M. selaku dosen mata kuliah
Manajemen Kepemimpinan dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Kritik dan Saran ......................................................................................................... 10
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan organisasi yaitu membuat organisasi tersebut menjadi berkembang
dan maju,dan apabila tujuan yang ingin dicapai tersebuat gagal,maka bisa dikatakan bahwa
organisai tersebut mati.Ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya suatu organisai
berkembang,yang pertama yaitu gagalnya suatu sistem informasi,yang ditandai dengan tidak
tertunjangnya kebutuhan organisasi yang menyebabkan tidak tercapainya suatu
tujuan,gagalnya sistem informasi ini pun mempunyai penyebab,yaitu kurangnya dukungan
dari manajemen eksekutif,dan input dari end user,spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu
berubah-ubah serta inkompetensi secara teknologi. Yang kedua adalah tidak terdapatnya
anggota yang profesional,yang dimaksud profesional disini adalah orang yang mempunyai
keahlian khusus,apabiala organisasi atau perusahaan tidak mempunyai anggota yang
profesional,akan menyebabkan terhambatnya suatu perkembangan pperusahaan.Yang ketiga
adalah insentif,dengan insentif akan membuat anggota dari organisasi akan bersemangat
sehingga kinerja akan cepat,sedangkan tidak memiliki insentif makan kinerja organisasi
tersebut akan lambat.
Maka dari itu perubahan pada sebuah organisasi ternnyata perlu dikelola dengan baik,
karena perubahan selalu harus difikirkan atau jika mungkin akan menjadi sebuah kebutuhan
organisasi atau perusahaan. Membaca bagian Pedahuluan dalam buku mata kuliah Teori
Organisasi bab “Mengelola Perubahan Organisasi” bahwa kasus GenRad memberikan
gambaran bahwa keefektifan organisasi sering menuntut kita dalam meakukan perubahan.
Dunia sering berubah, termasuk lingkungan sekitar kita. Dalam menuntut kebutuhan baik
barang maupun jasa, hal ini pun berpengaruh bagi “tubuh” organisasi. Teknologi non rutin
memerlukan lebih banyak perubahan di badingkan yang rutin, dan untuk memastikan
keefektifan, jenis yang non rutin membutuhkan struktur yang lebih fleksible. Demikian pula,
organisasi yang menghadapi perubahan lignkungan yang cepat. Organisasi yang
menghadapi tingkat perubahan yang tinggi, di katakan akan paling efektif dengan sebuah
struktur yang adhocratic atau paling tidak sebuah struktur dengan sejumlah karakteristik
utama adhocracy.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang belakang yang dikemukakan di atas masalah dalam makalah ini
adalah pengaruh manajemen perubahan terhadap eksistensi suatu organisasi.
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas bahwa tujuan penulis membuat makalah ini
adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen perubahan terhadap eksistensi suatu
organisasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
Berikut ini adalah penjelasan mengenai arti manajemen perubahan menurut para ahli:
Menurut Prof. Dr. J. Winardi, pengertian manajemen perubahan adalah upaya yang
ditempuh oleh manajer untuk mengatur perubahan secara efektif, dimana diperlukan
pemahaman mengenai motivasi, kepemimpinan (baca: Pengertian Kepemimpinan), konflik,
kelompok, dan komunikasi (baca: Pengertian Komunikasi).
2. Wibowo
3. Nikhols
B. Sasaran-Sasaran Perubahan
Dalam menganalisa sasaran-sasaran perubahan yang sifatnya organisasional,
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara sasaran-sasaran yang ingin dicapai itu dengan
tujuan yang hendak dicapai, sepanjang tujuan yang telah ditentukan sebelumnya tidak turut
diubah. Memang bukan hal yang mustahil terjadi bahwa tujuan organisasi pun dirasakan
memerlukan perubahan, baik dalam arti keseluruhan, maupun komponen tertentu dari tujuan
tersebut.
Berikut adalah sasaran-sasaran perubahan tersebut:
a. Perubahan dalam struktur organisasi
Komponen organisasi yang amat sering dijadikan sebagai salah satu sasaran
perubahan organisasional adalah stuktur organisasi. Perubahan dalam struktur
organisasi meliputi :
1. Perumusan dalam rumusan atau segi-segi tertentu pada tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Perubahan dalam mision yang hendak diemban. Seperti
misalnya mission suatu Angkatan Bersenjata yang dirumuskan dengan gaya
tertentu dalam suasana damai yang perlu diubah apabila negara dalam
keadaan perang.
3. Perubahan dalam rumusan, sifat dan jenis tugas pokok, tugas dan kegiatan
operasional.
4. Perubahan dalam beban kerja yang dipikul oleh organisasi sebagai
keseluruhan atau komponen-komponen tertentu dari organisasi.
b. Perubahan prosedur kerja.
Perubahan dalam bidang prosedur kerja dapat saja terjadi dengan atau tanpa
perubahan dalam struktur organisasi. Perubahan dalam prosedur kerja dapat terjadi
secara menyeluruh dan mencakup seluruh peroses administrasi, ataupun terjadi secara
inkeremental artinya hanya mencakup sebagian proses administrasi. Perubahan
prosedur kerja meliputi:
1. Perubahan prosedur kerja dalam kegiatan investigatif dalam rangka analisa
dan perumusan kebijaksanaan. Dalam rangka analisa san perumusan
kebijaksanaan, organisasi-organisasi modern melakukan kegiatan
investigatif atau dengan kata lain usaha pengumpulan informasi. Jika
misalnya suatu organisasi mengambil keputusan untuk mengubah strategi
dan caranya memperoleh informasi, keputusan tersebut tentunya
mempunyai implikasi dalam bentuk perubahan dalam prosedur kerja untuk
memenuhi kebutuhan organisasi akan informasi tertentu.
2. Perubahan prosedur kerja dalam perumusan kebijaksanaan. Hal ini
berkaitan dengan manajemen dan gaya kepemimpinan para pemimpin
organisasi. Artinya, jika seorang pemimipin menerapkan manajemen
terbuka dan sifatnya partisipatif, ia akan mengajak bawahannya untuk
berperan aktif dalam perumusan kebijaksanaan. Cara dan pendekatan
seperti ini mungkin terasa berbelit-belit dan rumit, akan tetapi dipandang
dari segi perilaku administratif, jalan inilah merupakan cara yang terbaik.
Atau sebaliknya ketika seorang pemimpin menjalankan manajemen yang
sifatnya otoriter ia akan menutup partisipasi bawahannya dalam proses
perumusan kebijaksanaan tersebut
3. Perubahan prosedur kerja dalam proses pengambilan keputusan.
Sebagaimana halnya dengan proses perumusan kebijaksanaan, proses
pengambilan keputusan juga berkaitan dengan manajemen dan gaya
kepemimpinan para pemimpin organisasi. Dalam proses pengambilan
keputusan perlu dirumuskan secara tegas dan jelas sifat dan bentuk
keterlibatan berbagai pihak, termasuk segala perubahan yang dianggap
perlu untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja baik di tingkat
individual maupun pada tingkat organisasional.
4. Perubahan prosedur dalam perencanaan. Hal ini berkaitan dengan kepekaan
dan sikap tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
berbagai bidang diluar organisasi yang pengaruhnya dirasakan dalam
pelaksanaan tugas fungsional organisasi. Perubahan-perubahan tersebut
berimplikasi terhadap kualitas, jenis dan bentuk informasi yang diperlukan
dalam menyusun rencana yang pada gilirannya mungkin menuntut
perubahan dalam prosedur kerja. Misalnya, suatu organisasi niaga yang
memproduksi mobil mewah. Tiba-tiba terjadi krisis ekonomi yang
mengakibatkan harga-harga kebutuhan pokok naik. Sehingga orang-orang
terpaksa mempertimbangkan kembali niatnya untuk membeli mobil mewah
dan lebih banyak memikirkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang
lebih mendesak. Hal ini mengakibatkan organisasi niaga tersebut harus
mengadakan penyesuaian tertentu dalam menyusun rencana kerjanya baik
dalam rencana produksi, penggudangan, pemasaran dan sebagainya.
5. Perubahan prosedur kerja dalam pengorganisasian. Hal ini berkaitan dengan
perubahan yang bersifat struktural dalam organisasi.
6. Perubahan perubahan prosedur kerja dalam pergerakan bawahan. Hal ini
berkaitan dengan faktor motivasional yang bersifat kebendaan dan non-
kebendaan dari para anggota organisasi. Para anggota organisasi akan
menerima perubahan yang akan terjadi apabila dalam diri mereka timbul
keyakinan bahwa perubahan yang terjadi itu akan menguntungkan atau
bahkan merugikannya. Disamping itu pimpinan organisasi memang perlu
untuk selalu mencari dan menemukan prosedur baru yang dapat
menguntungkan bagi organisasi dan yang memberi kemudahan bagi para
anggotanya. Misalnya pada prosedur pembayaran gaji dan upah.
Pembayaran gaji dengan cara yang konvensional dengan cara antri di depan
loket pembayaran gaji mungkin lebih efisien dan lebih mudah apabila
diganti dengan sistem pembayaran transfer via rekening. Hal tersebut diatas
dapat mempunyai efek motivasional yang tidak kecil artinya.
7. Perubahan prosedur kerja dalam melaksanakan tugas operasional. Hal ini
berkaitan dengan kebiasaan, cara kerja dan prosedur kerja operasional yang
sudah biasa dipergunakan oleh para petugas operasional yang yang tidak
mudah untuk diubah. Masalahnya sering berubah dari masalah yang bersifat
teknis menjadi masalah sikap. Contohnya para petani yang tinggal di daerah
pedesaan dan hidup dalam lingkungan yan dapat dikatakan tradisional,
sudah mempunyai persepsi dan kebiasaan tertentu tentang cara bercocok
tanam atau bertani. Persepsi dan kebiasaan tertentu itu bahkan mungkin
sudah dianggap sebagai satu-satunya persepsi dan kebiasaan yang benar dan
oleh karena itu tidak perlu diubah lagi. Apalagi kalau mengingat bahwa
persepsi dan kebiasaan itu telah berlaku turun-temurun di masyarakat.
Apabila ada usaha dari pemerintah misalnya untuk mengubah persepsi dan
kebiasaan itu tidak mudah dan memerlukan kesabaran, tenaga, biaya, waktu
yang tidak sedikit. Umpamanya kebiasaan dalam menyuburkan tanah
dengan cara lama yang menggunakan pupuk kimiawi diganti dengan cara
menggunakan pupuk organik. Jelaslah bahwa mengubah prosedur kerja
operasional tidak tepat apabila hanya dipandang sebagai masalah teknis
saja, karena sering yang menjadi penghalang adalah justru sikap mental
yang mengakibatkan orang tidak mau atau enggan menerima perubahan.
Kareanya, pendekatan yang diperlukan tidak hanya pendekatan teknis,
melainkan juga pendekatan psikologis dan perilaku.
8. Perubahan prosedur kerja dalam hal melakukan pengawasan. Pengawasan
merupakan fungsi manajemen yang sangat penting artinya dalam
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas kerja. Dengan kata lain,
pengawasan amat penting peranannya dalam menghilangkan atau
mengurangi pemborosan dan penyimpangan dari rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya, dalam usaha pengumpulan fakta dan data
operasional dengan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi
pengawasan yang nantinya akan meningkatkan efisiensi organisasi.
D. Pelaku Perubahan
Setidak-tidaknya ada tiga pelaku perubahan yang bisa berperan dalam setiap proses
perubahan, diantaranya adalah:
1. Para pelaku perubahan dengan kekuasaan resmi (legitimacy of change) adalah
mereka yang memiliki kekuasaan yang diakui secara formal dan dianggap sah.
2. Para pendorong dan penganjur timbulnya perubahan (instigators of change) adalah
mereka yang memandang perlunya perubahan karena telah membandingkan dan
melihat sesuatu yang baik di tempat lain, seperti mereka yang baru kembali dari
studi banding.
3. Para fasilitator perubahan (facilitator of change) adalah mereka yang memiliki
kewibawaan dan diakui serta dikenal sebagai pemimpin informal yang
memudahkan serta melicinkan proses timbulnya perubahan.
Para pelaku perubahan tersebut diatas memiliki karakteristik dan cirri-ciri sebagai
berikut :
1. Memiliki pemikiran dan ide inovatif, bersemangat dan berani.
2. Selalu mencari hal-hal baru yang menantang dengan mempertimbangkan resiko
yang tidak terlalu tinggi.
3. Ingin selalu melihat organisasi, masyarakat atau institusinya berkembang maju dan
memilii loyalitas yang tinggi serta komitmen yang kuat
4. Pandai berorganisasi, cerdik dalam berpolitik, mengerti sistem kekuasaan serta
batas-batas perubahan yang ingin dilakukan tetapi tidak terkalahkan oleh rintangan
dan keterbatasan yang ada.
5. Dapat menjadi anggota dan pemain tim yang efektif serta gampang dan senang
berkawan.
E. Studi Kasus
Perubahan struktural
Pada tanggal 11 mei 2012 di lakukan RUPS (Rapat umum pemegang saham)
yang salah satu agendanya adalah melakukan perombakan susunan direksi
PT.Telkom tbk perubahan atau pun perombakan yang di lakukan ini tentunya di
berlatar belakangi oleh menurunnya kinerja dari karyawan Telkom. Dengan
direksi yang baru tentunya akan membawa semangat baru yang mana direktur
utamanya dipimpin oleh Arief Yahya
Berikut adalah sususanan direksi yang baru:
Direktur Utama: Arief Yahya (CEO),
Direktur Keuangan: Honesti Basyir
Direktur Enterprise and Whole Sale: M Awaludin
Direktur Human Capital and General Affair: Priyantono Rudito
Direktur Information and Technology: Indra Utoyo
Direktur Compliance and Risk Management: Ririek Adriansyah
Direktur Network and Solution: Rizkan Chandra
Direktur Konsumer: Sukardi Silalahi
Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan
layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication,
Information, Media & Edutainment.
Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan
pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan,
perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang
maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai
masa depan.
Perubahan tagline simbol pada logo baru yaitu The World in your hand.
Perubahan yang dilakukan PT. Telkom ini dikarenakan harus menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan yang ada. Saat ini The Telkom Way merupakan
budaya Perusahaan yang memiliki harapan mampu memadukan seluruh elemen
Perusahaan untuk dapat memberikan value terbaik kepada setiap pemangku
kepentingan.
E. Dampak perubahan
Perubahan ini didasari PT.Telkom Indonesia ingin membangun brand image
baru. Brand image Indonesia yang ingin diusung Telkom dengan warna merah
putih didalam logo Telkom Indonesia. Perubahan logo ini berdampak pada citra
Telkom semakin positif karena diringi dengan perubahan layanan pada
pelanggan lebih baik di sesuaikan dengan tema perubahan logo Telkom
Indonesia saat ini dengan tujuan mempersiapkan generasi muda yang
berkualitas. Telkom akan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan.
Peningkatan laba bersih tahun 2013 sebesar 10% dari tahun sebelumnya dan
Dirut Telkom mendapatkan penghargaan. (DetikNews (2013)) (diakses: 30
Oktober 2014).
Direktur Utama Telkom Arief Yahya Raih Penghargaan “Marketeer of the
Year” 2013
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) Arief Yahya
meraih penghargaan “Marketeer of the Year” 2013 pada hari Kamis, 12
Desember 2013 untuk perannya dalam dunia pemasaran. Arief Yahya dinilai
sebagai pelaku pemasaran yang berhasil menunjukkan semangat pemasaran
secara hebat ditambah dengan kinerja yang bagus meskipun harus menghadapi
persaingan yang sulit di era sekarang. Kerja keras jajaran Telkom membuahkan
hasil kinerja keuangan perusahaan yang selalu positif dan selalu mencetak laba
dan jumlah yang cukup berarti. Sebagai perbandingan pada laporan keuangan
ataupun kinerja keuangan Telkom kuartal III/2013 yang diumumkan Oktober
lalu, Telkom berhasil meraih laba bersih Rp 11.057 triliun. Perolehan itu naik
10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp 10.001
triliun.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. Dimulai oleh dunia usaha
yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang
dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Seperti halnya yang dilakukan oleh PT Telkom yang telah melakukan perubahan dan
dapat dilihat hasilnya memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan PT
Telkom tersebut. Meningkatnya kinerja karyawan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan
dari organisasi tersebut. dan bisa kita lihat sampai sekarang PT Telkom semakin maju dan
berkembang. dari Studi kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengaruh manajemen
perubahan terhadap eksistensi suatu organisasi atau perusahaan sanagat penting terhadap
kemajuan dan perkembangan suatu organisasi.