Disusun oleh :
Kelompok 13 / Kelas C 2017
Vinanda Maria Prastica 172310101126
Khoirum Misbahul U 172310101131
Resti Indri Safitri 172310101151
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas Program Encourage Autonomous Self-
enrichment (EASE) pada pasien dengan gagal ginjal kronik
2.1.2 Intervention
Dalam menunjang keberlanjutan peningkatan self-efficacy
pasien dan meminimalisir jumlah pasien yang drop-out, diberikan
latihan khusus (program pengayaan/lanjutan) seperti teknik manajemen
diri, teknik monitoring diri (self-monitoring), dan teknik lain yang
dibutuhkan peserta untuk menguatkan kemampuan dan kepercayaan diri
pasien dalam melakukan kontrol diri, mendukung tercapainya tujuan
kesehatan, dan mengatasi kesulitan yang dialami pasien terutama dalam
mengontrol diet secara mandiri, melakukan aktivitas fisik yang sesuai,
memanajemen berat badan, serta pengobatan rutin untuk mengontrol
tekanan darah dan fungsi ginjal.
2.1.3 Comparative
Edukasi konvensional berfokus pada pengetahuan dan
keterampilan self-management. Sedangkan edukasi yang digunakan
peneliti adalah Program lanjutan/pengayaan yang dinamakan Encourage
Autonomous Self-Enrichment.
2.1.4 Outcame
2.5 Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan untuk
digunakan sebagai rujukan
2.5.1 Effectiveness of an educational intervention (the Encourage
Autonomous Self-Enrichment Program) in patients with chronic
kidney disease: A randomized controlled trial
- Penjelasan journal utama pelaksanaan EBN
Abstrak
Tujuan : Penelitian ini menguji efektivitas Mendorong Otonom Program
pendidikan pasien Pengayaan Diri, yang mendukung otonomi pasien
dan motivasi intrinsik dengan tujuan meningkatkan self-efficacy dan
mempertahankan manajemen diri, tentang self-efficacy yang dirasakan,
perilaku manajemen diri, dan titik akhir fisiologis (tekanan darah dan
parameter fungsi ginjal) pada pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Abstrak
Tujuan : Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah suatu kondisi yang ditandai
dengan hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Program manajemen
diri telah banyak diterapkan pada program pendidikan penyakit kronis,
yang dirancang untuk menunda fungsi ginjal yang memburuk,
mencegah depresi, dan meningkatkan kualitas kehidupan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis efektivitas program manajemen diri dalam
memperbaiki pasien CKD. eGFR, mengurangi gejala depresi, dan
meningkatkan kualitas hidup dalam kontrol acak atau klinis percobaan.
Metode : Menggunakan istilah-istilah kunci, pencarian dilakukan dalam jurnal-
jurnal peer-review berbahasa Inggris di CKD yang diterbitkan antara
2002 dan 2014 di database termasuk CINAHL, Cochrane Library,
MEDLINE, dan PubMed. Variabel yang diukur termasuk eGFR pasien
CKD, depresi, dan kualitas hidup. Perangkat lunak komersial
Comprehensive Meta-Analysis digunakan untuk analisis.
Hasil : Delapan studi memenuhi kriteria inklusi. Program manajemen diri
berdampak signifikan terhadap CKD depresi pasien, dengan ukuran efek
.298 [interval kepercayaan 95% (CI) (0,07, 0,53)]. Namun demikian
intervensi program manajemen diri tidak berpengaruh secara signifikan
pada eGFR pasien maupun fisik dan dimensi kualitas hidup mental,
dengan ukuran efek 0,059 [95% CI (0,69, 0,81)], 0,155 [95% CI (0,81,
0,50)] dan 0,424 [95% CI (0,75, e0,10)].
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi dari program
manajemen diri membawa hasil positif untuk pengurangan gejala
depresi pasien. Selain menyediakan hasil berbasis bukti yang lebih
objektif, penelitian ini memberikan referensi untuk personil perawatan
kesehatan klinis yang cenderung pasien dengan CKD.
BAB 3. PROSEDUR APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING
Pelaksanaan EBN ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hiroko
Joboshi Michiyo Oka pada tahun 2016.
3.1 Subyek
Subyek dalam penerapan EBN ini adalah pasien penderita gagal ginjal
kronik yang ada di Jepang.
Kriteria inklusi: Dipilih 65 pasien gagal ginjal kronik di 13 klinik Jepang atau
rumah sakit umum yang memfokuskan dalam kedokteran internal dan urologi.
3.2 Prosedur Pelaksaan Evidence Based Practice
Prosedur pelaksanaan EBN ini meliputi prosedur teknis. Adapun prosedur
tersebut adalah sebagai berikut:
3.2.1 Prosedur Teknis
a. Prosedur pelaksanaan
- Sebanyak 65 peserta atau subyek percobaan dialokasikan secara
acak ke dalam kelompok intervensi (n = 33) dan kelompok
kontrol (n = 32).
- Kelompok intervensi mengikuti otonomi dan mendorong rencana
aksi program self-efficacy selama 12 minggu.
- Kelompok kontrol menerima standar pendidikan yang diberikan
oleh perawat dengan membagikan selebaran (leaflet) sesuai
dengan instruksi dokter dan memberikan layanan medis
tambahan, seta menjawab pertanyaan pasien pada kunjungan
rawat jalan.
- Kelompok intervensi berpartisipasi dalam langkah- langkah dari
rencana aksi program EASE dari program pertama sampai ke
enam.
- Dalam Langkah 1 informasi tentang peserta seperti karakteristik
demografi, rencana perawatan, dan data pemeriksaan
dikumpulkan. Sesuai perawatan medis masing-masing pasien dan
peserta dievaluasi untuk memastikan kesiapan psikologis dan fisik
mereka. Contohnya mempertimbangkan hubungan klien-
profesional pengaruh besar pada perilaku perawatan kesehatan. -
- Dalam Langkah 2, perawat mendorong peserta untuk secara
mandiri mengklarifikasi masalah yang berkaitan dengan gaya
hidup mereka dan menentukan teknik manajemen diri yang
diperlukan untuk gaya hidup yang lebih sehat.
- Dalam Langkah 3, peserta terlibat dalam pengaturan tujuan
khusus untuk menumbuhkan efikasi diri dan menerima dukungan
untuk pencapaian otonom dari tujuan-tujuan ini, sebagaimana
ditingkatkan self-efficacy dianggap menyebabkan perubahan
perilaku.
- Pada Langkah 4, teknik untuk mencapai tujuan ini dipilih. Di
dalam studi, self-efficacy digunakan untuk memantau tindakan
dan emosi peserta menuju tujuan yang diharapkan. Para peserta
menggunakan teknik pemantauan diri yang terlibat pemantauan
tindakan mereka dan manfaat terkait, yang dicatat menggunakan
pemantauan catatan. Teknik lain ditambahkan sesuai dengan
kondisi peserta; ini termasuk penguatan perilaku dan pencapaian
sasaran tambahan (sasaran tindakan adalah atur menggunakan
langkah-langkah kecil yang dimulai dari tujuan yang dapat
dicapai).
- Untuk Langkah 5, para perawat mendukung pencapaian peserta
dari tujuan tindakan mereka melalui wawancara dan komunikasi
telepon atau email.
- Pada Langkah 6, pencapaian tujuan dinilai. Meskipun langkah 1-4
umumnya dilakukan selama satu sesi wawancara, wawancara lain
dijadwalkan untuk peserta yang tidak yakin dengan perilaku
manajemen diri mereka dan tujuan hidup. Langkah 5 dan 6
melibatkan dukungan yang diberikan melalui wawancara bulanan,
kunjungan rawat jalan, dan panggilan telepon atau email setiap
minggu atau dua minggu, dan penilaian dibuat pada setiap contoh.
Ketika kunjungan rawat jalan dipisahkan oleh ≥1 bulan, panggilan
telepon atau email digunakan untuk penilaian, bukan wawancara.
- Untuk mencegah pemblokiran peserta, wawancara ditetapkan
untuk menghindari penjadwalan simultan kunjungan rawat jalan
untuk intervensi dan kontrol peserta.
- Wawancara dilakukan di ruang pribadi yang terpisah dan
menggunakan waktu luang yang tersedia selama kunjungan rawat
jalan.
- Penyedia intervensi yang direkrut untuk penelitian ini termasuk
perawat dengan pengalaman di Intervensi program EASE yang
karyanya telah dipresentasikan di konferensi akademik dan dalam
jurnal akademik. Perawat ini berpartisipasi dalam briefing studi
dan EASE lokakarya pelatihan program. Selama lokakarya,
mereka menerima pelatihan tentang EASE.
BAB 4. PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Program pengayaan/lanjutan dari program edukasi konvensional terbukti
memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan self-efficacy pasien.
Perbedaan yang signifikan secara statistik diamati pada hasil psikologis
tetapi tidak dalam hasil fisiologis (tekanan darah, fungsi ginjal, eGFR. Oleh
karena itu diharapkan penelitian selanjutnya untuk memperpanjang periode
intervensi dan melanjutkan jangka panjang penilaian agar didapatkan hasil
untuk mengevaluasi hubungan antara manajemen diri dan data fisiologis pasien.
5.2 Saran
Bagi Profesi Keperawatan
Bagi profesi keperawatan diharapkan dapat membantu pasien dalam
meningkatkan self-efficacy pasien ini dapat diterapkan dalam intervensi
keperawatan kepada pasien. meningkatkan self-efficacy ini melibatkan secara
aktif dan kooperatif pasien dalam mencegah progresif penyakit dan
memperbaiki exercise tolerance.
DAFTAR PUSTAKA
http://dx.doi.org/10.1016/j.anr.2016.04.002