Anda di halaman 1dari 10

PORTOFOLIO TENTANG KALIBRASI KAMERA

OLEH : ISTIQOMAH (35 15 100 050)

Kamera dalam fotogrametri merupakan instrument paling penting, karena digunakan


untuk membuat foto yang merupakan alat utama dalam fotogrametri. Oleh karena itu, foto yang
akurat (mempunyai kualitas geometri yang tinggi) diporeleh dari kamera yang teliti. Kamera
pada fotogrametri dibagi menjadi dua yakni :

a. Kamera Metrik
Kamera metric merupakan kamera yang dirancang khusus untuk keperluan fotogrametrik.
Kamera metric yang umum memiliki ukuran format 23 cm × 23 cm, kamera metric
dibuat stabil dan dikalibrasi secara menyeluruh sebelum digunakan. Nilai – nilai kalibrasi
dari kamera metric seperti panjang, focus, distorsi radial lensa, koordinat titik utama foto
diketahui dan dapat digunakan untuk periode yang lama.
b. Kamera Non Metrik
Kamera non metric dirancang untuk foto professional maupun pemula, dimana kualitas
lebih diutamakan daripada kualitas geometrinya.

Kamera fotogrametri tidak mempunyai lensa yang sempurna, sehingga proses perekaman
yang dilakukan akan memiliki kesalahan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkalibrasian
kamera untuk dapat menentukan besarnya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Kalibrasi
adalah kegiatan untuk memastikan hubungan antara hargaharga yang ditunjukkan oleh suatu alat
ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Kalibrasi kamera dilakukan untuk
menentukan parameter distorsi, meliputi distorsi radial dan distorsi tangensial, serta parameter-
parameter lensa lainnya, termasuk juga principal distance (c), serta titik pusat fidusial foto..
Distorsi lensa dapat menyebabkan bergesernya titik pada foto dari posisi yang sebenarnya,
sehingga memberikan ketelitian pengukuran yang tidak baik, namun tidak mempengaruhi
kualitas ketajaman citra yang dihasilkan

Prosedur kalibrasi kamera bertujuan untuk mengkarakteristik jalur-jalur sinar yang


memasuki pada setiap eksposure [Donald Moe, 2010]. Parameter yang digunakan untuk proses
ini disebut parameter orientasi dalam. Parameter utama adalah focal length dari lensa dan lokasi
principle point. Terdapat juga parameter lensa distorsi yang didapatkan dari distorsi atau
gangguan-gangg8uan selama proses pengambilan data. Distorsi lensa meyebabkan bergesernya
titik pada doto dari posisi yang sebenarnya, sehingga memberikan ketelitian pengukuran yang
tidak baik, namun tidak mempengaruhi kualitas ketajaman citra yang dihasilkan.
Symbol Deskripsi
F Gaussian focal length
K1, K2, K3 Parameter distorsi radial
P1, P2 Parameter distorsi decentering
B1, B2 Parameter distorsi skala (untuk kamera digital)
Xp, Yp Posisi principle point
Proses kalibrasi kamera dilakukan dengan mengambil minimal 6 gambar dari sebuah pola
dengan grid tertentu. Gambar tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak untuk kemudian
diproses secara otomatis untuk menghitung parameter-parameter yang dibutuhkan. Hasil dari
kalibrasi kamera ini dapat disimpan dan digunakan kembali untuk proses-proses selanjutnya
yang menggunakan kamera tersebut [Gorski, Kuczko, Wichniarek, Zawadski, 2010].

Kalibrasi kamera dilakukan untuk menentukan besarnya distorsi pada lensa. Kalibrasi
kamera dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu [Stensaa 2007 dalam Ikawati 2012] :
1) Laboratory calibration
Merupakan kalibrasi yang dilakukan di laboratium dan terpisah dengan pemotretan
obyek. Metode ini cocok digunakan untuk kalibrasi kamera metric. Metode ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu optical laboratory calibration dan test range calibration.
Kalibrasi kamera manual (metode laboratorium)

Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah


 EFL (Equivalent Focal Length)
EFL adalah sudut terdekat, hampir tidak ada distorsi
𝐸𝐹𝐿 = 𝑜𝑓1 + 𝑜𝑓2 + 𝑜𝑓3 + 𝑜𝑓44 tan 𝜃𝑓
 CFL (Calibration Focal Length)
CFL adalah panjang fokus yang terkalibrasi
|max Δˠ| = |minΔˠ|
Max positif Δˠ + max negatif Δˠ = 0
 Distorsi Radial dari Calibrated Focal Length (CFL)
Δϒ (CFL) = Jarak rata-rata – CFL tanθ
 Error Vektor Distorsi
Error Vektor Distorsi adalah arah distorsi masuk atau keluar
2) In field calibration
Metode kalibrasi in field calibration menggunakan target dan parameter kalibrasi
kamera dihitung menggunakan prinsip bundle adjustment, plumb line, atau Direct
Linear transform (DLT).
a. bundle adjustment
b. plumb line
c. Direct Linear transform (DLT)
Merupakan suatu metode kalibrasi kamera yang didasarkan kondisi kolinearitas
dimana pusat proyeksi pada lensa dan titik ideal pada ditra fotografik terletak
pada satu garis lurus.
u=

v=
dimana:
(u, v ) = Koordiinat citra fotografik
(X,Y,Z) = Koordinat di lapangan
L1, L2, … , L3 = Parameter standar DLT – 3D
Persamaan di atas didapatkan dari kondisi kolinearitas. Filosofi persamaan
tersebut didapatkan bila suatu obyek direkam menggunakan kamera maka sama
dengan memetakan suatu obyek berupa titik O dalam suatu ruang ke suatu bidang
citra fotografik yaitu titik I’ dalam citra fotografik.

3) Self calibration
Kalibrasi pada saat pemotretan dikenal dengan self calibration, yakni mengkalibrasi
kamera sekaligus pada obyek amat dan data diambil bersamaan dengan data
observasi. Pada self calibration pengukuran titik-titik target pada obyek pengamatan
digunakan sebagai data untuk penentuan titik obyek sekaligus untuk menentukan
parameter kalibrasi kamera.
PORTOFOLIO TENTANG PHOTOMODELER SCANNER

OLEH : ISTIQOMAH (35 15 100 050)

PhotoModeler Scanner adalah perangkat lunak yang dibuat oleh Eos System Inc, yang
tergabung dalam Windows Corporation. Kegunaan utama perangkat lunak ini adalah adanya
suatu proses yang dinamakan dengan inverse camera, dalam proses tersebut daoat dilakukan
pengukuran yang akurat di origin foto yang belum terdefinisi. Modul PhotoModeler Scanner
digunakan untuk membuat model 3D sari rangkaian foto suatu obyek. Model yang dihasilkan
berupa sekumpulan titik-titik tiga simensi yang mempunyai nilai berupa koordinat kartesian 3D.
Kalibrasi kamera pada PhotoModeler Scanner dilakukan untuk memberikan hasil ukuran yang
akurat. Kamera kalibrator dalam PhotoModeler Scanner mampu menyimpan informasi tambahan
untuk membantu mengukur kualitas hasil kalibrasi. Keseluruhan RMS Residual dan Maksimum
Residual memberikan umpan balik yang berguna tentang keberhasilan kalibrasi dan sangat
berguna ketika membandingkan dua kalibrasi dari kamera yang sama. Semakin kecil nilai RMS
Residual maka semakin baik pula kualitas hasil kalibrasi.

Kemampuan PhotoModeler Scanner sebagai berikut :

Dapat membuat model dengan akurat


Mampu membuat model 3D berkualitas tinggi yang didapat dari pengukuran foto
Dapat melakukan banyak pemodelan dan mengukur berbagai pekerjaan
Dilengkapi kemampuan untuk memindai berpasang-pasang foto untuk menghasilkan
padat titik awan (point cloud) dan permukaan dapat menyatu
Memiliki kemampuan untuk melakukan Modeling Permukaan padat (Dense Surface
Modeling/DMS). Modeling Permukaan padat (DMS) dalam aplikasi ini menggunakan
sebagian besar dari point 3D yang diperlukan dalam pemodelan.

Beberapa contoh penggunaan DMS antara lain:

1. Arsitektur dan Pelestarian: mendapatkan bentuk permukaan padat dari dinding batu atau
strukturnya (menangkap detail dalam kenampakan bangunan)
2. galian arkeologi: mendapatkan titik padat dari permukaan galian bertingkat; memindai
artefak tanpa menyentuhnya,
3. Forensik: pemindaian 3D dari bekas gigitan, pemindaian permukaan 3d tanda ban dan
jejak kaki di tanah dan pasir basah.
4. Pertambangan, Penggalian dan Geoteknik: model permukaan wajah tambang terbuka,
tebing, karakteristik terkena batu; model tumpukan terak dan stok; pemantauan gunung
berapi
5. Teknik Sipil: pemodel cut and fills (pemotongan dan pengisian) pada proyek jalan;
pemodelan permukaan dan pengukuran stock piles, survei gundukan pasir untuk
pemantauan erosi.
Photomodeler Scanner menggunakan tenaga VRMesh Reverse library sehingga tidak ada
bagian bentuk yang terpisah dari titiknya. meshing, penyaringan, membersihkan alat sangat
diperlukan. Photomodeler Scanner berisi semua yang anda butuhkan untuk pengambilan foto
Triangulasi hingga selesai dan siap untuk ekspor.

Fungsi tools-tools pada PhotoModeler Scanner


1. File

Menu ini berisi tools yang berhubungan dengan berkas-berkas yang akan digunakan mulai
dari membuka lembar baru, menyimpan pekerjaan hingga meng eksport pekerjaan yang
sudah selesai dilakukan.

a. Getting Started, digunakan untuk membuka jendela/halaman yang baru.


b. Open Project, digunakan untuk membuka project yang telah dibuat dari file disk
computer.
c. Open Merged Project, digunakan untuk membuka project Gabungan Dialog yang
memungkinkan untuk membuka beberapa proyek PhotoModeler yang telah bergabung
d. Save Project, digunakan untuk menyimpan project yang telah dibuat.
e. Save As Project, digunakan untuk menyimpan project yang telah dibuat kedalam file
yang baru.
f. Add/Remove Photos, digunakan untuk menambahkan atau memindahkan foto.
g. Edit Photo Sets, digunakan untuk mengedit foto pada dialogset. Dapat menambah atau
menghapus photo.
h. Import, digunakan untuk memilih file yang akan di impor.
i. Export, digunakan untuk memilih file yang akan di ekspor Export Model atau Ekspor
3D Viewer Animation.
j. Print or Output Open View, digunakan untuk membuka pilihan laman print and output
dialogset jendela yang terbuka, printer, clipboard atau file
k. Exit, digunakan untuk keluar dari jendela PhotoModeler Scanner

2. Edit
a. Undo, digunakan untuk kembali pada perintah sebelumnya.
b. Delete Selected Items, digunakan untuk memilih item yang dihapus.
c. Select Items Mode, digunakan untuk memilih item dan memindahkan item untuk
perintah lain.
d. Region Select (Temporary), digunakan untuk menempatkan program ke dalam pilih
Modus daerah polygon.
e. Select All Marks, digunakan untuk memilih semua item dalam jendela yang aktif.
f. Invert Selection, digunakan untuk mengembalikan warna
g. Other selection tools, digunakan untuk memilih tools yang digunakan atau dihapus.
h. Point Review Mode, digunakan untuk melihat point item.
i. Expand selection to all windows, digunakan untuk mencari semua Marks pada foto-
foto terbbuka yang saat ini dipilih dan semua obyek yang dipilih dalam Pemirsa 3D,
dan Tabel dan kemudian menambahkan obyek yang terkait untuk seleksi.
j. Open Photos Showing, digunakan untuk membuka semua foto yang item dipilih.
k. Open Map Locating Selected, digunakan untuk membuka lokasi pengambilan foto
yang dipilih.
l. Create Photo Set, digunakan untuk membuat satu set foto baru dari semua foto yang
dipilih.
m. Edit Photo Set, digunakan untuk mengedit, menambahkan / mengurangi satu set foto.
n. Draw Mark Mode, digunakan untuk menambahkan gambaran mark.
o. Create Photo Mode, digunakan untuk membuat satu set foto baru pada perintah lain.
3. View
4. Marking

5. Referencing

6. Project
7. Window

8. Options

9. Dense Surface
10. Help

a. Help Topics, digunakan untuk menampilkna bantuan online untuk PhotoModeler


Scanner
b. Send file to Tech Support, digunakan untuk mengirim file PhotoModeler Scanner
c. Tutorial Videos, menampilkan video tutorial penggunaan PhotoModeler Scanner
d. Play Tutorial (from web), menampilkan tutorial PhotoModeler Scanner yang ada
pada web resmi.
e. PhotoModeler on the Web, digunakan untuk menunjukkan sub menu dari tiga link ke
situs PhotoModeler Scanner.
f. About PhotoModeler Scanner, digunakan untuk pengenalan PhotoModeler Scanner.
Referensi :
Kharollis, Nico. 2017. Laporan Fotogrametri Pengenalan Software PhotoModeler Scanner.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Nurwijayanti, Amalia, dkk. Laporan Praktikum Fotogramteri I Kalibrasi Kamera dengan
Bantuan Software PhotoModeler Scanner. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Ristanto, Wahyu. 2016. Laporan Fotogrametri Digital Pemodelan 3D dengan PhotoModeler
Scanner. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Rudianto, Ir., M.T, Bambang, dkk. 2005. Penerapan Metode Direct Linear Transformatiob
dalam Penentuan Distorsi Kamera Non Metrik. Bandung: Institut Teknologi Nasional
Bandung.
Septiningrum, Leni, dkk. 2014. Laporan Praktikum Fotogrametri Jarak Dekat Pemodelan 3D.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
URL : http://id.slideshare.net/enoenol/2009/01/modul-praktikum-teori-photogrametri.html

Anda mungkin juga menyukai