Proposal Perencanaan Jalur Terbang
Proposal Perencanaan Jalur Terbang
Dibuat Oleh :
1
PERENCANAAN JALUR TERBANG
A. Latar Belakang:
Selain itu latar belakang dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fotogrametri II. Pada laporan kali ini, tugas yang dilakukan adalah
merencanaan pembuatan jalur terbang untuk keperluan pemotretan foto udara serta
pemasangan titik kontrol tanahnya di lapangan/area yang akan dipetakan.
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu melakukan pembuatan
perencanaan jalur terbang.
2) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu membuat titik kontrol tanah
sebelum melakukan pemotretan di lapangan.
3) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu membuat peta rencana jalur
terbang.
C. Dasar Teori:
Pekerjaan pemotretan udara adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
mendukung pekerjaan pemetaan. Pada pekerjaan foto udara ini pelu dilakukan
tahapan-tahapan sebelum terbang. Diantaranya adalah tahapan persiapan,
perencanaan, pelaksanaan pemotretan dengan pesawat terbang, pengolahan foto, serta
penyajian fotonya.
2
Pada tahapan persiapan, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah persiapan
personil, persiapan pelengkapan-perlengkapan sebelum terbang, surat ijin terbang, dan
briefing. Kemudian setelah dilakukan briefing maka tahap selanjutnya adalah
perencanaan, yang meliputi perencanaan fokus kamera, jenis pesawat apa yang akan
dipakai, perencanaan jalur terbang, perencanaan tinggi terbang, perencanaan fokus
kamera yang akan dipakai, serta perencanaan skala foto yang akan dipakai. Kemudian
pada tahap pelaksanaan, yang dilakukan adalah pelaksanaan pemotretan dengan tinggi
terbang yang telah ditentukan, dengan peralatan-peralatan yang telah dipersiapkan.
Setelah dilakukan pemotretan, tahapan selanjutnya adalah pemrosesan. Yaitu dengan
memproses film(negatif) untuk kemudian dilakukan pengolahan foto. Setelah foto
diolah, maka langkah selanjutnya adalah interpretasi hasil pengolahan foto. Hasilnya
bisa dalam bentuk mozaik foto ataupun peta garis (sesuai dengan kebutuhan).
Pada umumnya parameter pokok yang perlu diketahui sebelum dilakukan
pemotretan foto udara adalah sebagai berikut:
- Besar fokus kamera yang akan digunakan
- Skala foto udara
- Besarnya overlap dan sidelap antar foto
- Bentuk dan karakteristik daerah
Pada pekerjaan foto udara ini kendala=kendala yang sering dijumpai adalah:
Distorsi pada hasil pemotretan, yaitu pengaruh gerakan pesawat saat exposure.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada pekerjaan foto udara adalah sebagai berikut:
1. Titik pemotretan yang dipasang pada area harus kelihatan saat difoto.
3
2. Memperhatikan tipe-tipe jalur terbang, misalnya:
- Linear coverage: untuk jalur pemotrtean seperti saluran pipa, jalan raya, ataupun
sungai.
- Block coverage: untuk area yang berbentuk luasan.
3. Permintaan skala peta oleh pengguna, maka bisa menentukan tinggi terbang, dan
memilih fokus kamera yang akan digunakan.
4. Interval kontur.
Perhitungan jarak antar jalur terbang untuk memenuhi kriteria pertampalan sidelap 40%.
Jarak antar jalur (U) = S(1-q) = + ……m
S = Panjang area cakupan satu foto =
lebar foto (mm) x skala foto = ……m
q = prosentase pertampalan sidelap = 40%
Perhitungan posisi rencana titik eksposure dengan kriteris pertampalan overlape 60%
untuk daerah landai dan 80% untuk daerah dengan kontur rapat, seperti gunung atau
daerah berbukit.
Jarak antar titik eksposure (B) = S(1-p) = + …….m
S = Panjang area cakupan satu foto =
Panjang foto (mm) x skala foto = …… m
4
p = prosentase pertampalan overlap = 60% atau 80%.
Peta jalur terbang (flight plan) merupakan peta yang meliputi seluruh wilayah
yang menjadi objek pemotretan yang menjadi pedoman arah jalur pemotretan. Flight
Plan adalah bagan jalur lengkap dengan letak dan koordinat tiap titik exposure selama
pemotretan. Flight plan dibuat dengan memplot pada peta topografi atau peta lain
yang sesuai.
Maksud dan tujuan pembuatan peta jalur terbang ini adalah :
a. Mengetahui dan dapat membuat peta jalur terbang secara baik dan benar.
b. Menentukan perimeter dan luas wilayah obyek pemotretan.
c. Menentukan data parameter perencanaan yang meliputi jarak antar basis (B), jarak
antar jalur (Q), dan luas model.
d. Menentukan jumlah exposure baik secara hitungan (n).
e. Menentukan/menghitung koordinat titik-titik exposure.
5
D. Langkah Kerja :
1. Menyiapkan peta rupa bumi.
2. Lakukan perhitungan Basis Udara dan jarak antar jalur sesuai dengan data yang ada..
Misalnya data yang tersedia yaitu ukuran atau format foto 23cm x 23cm, panjang
focus = 150 mm, skala foto = 1 :10000, dengan overlape 60% dan 80% serta
sidelapnya adalah 40%.
6
Menghitung nilai-nilai parameter :
7
= 0,01730 m = 1,730 cm
= 216990,2426 m2
Interval pemotretan :
Jika diketahui kecepatan terbang (Vg) = 180 km/jam => 50 m/s
Interval pemotretan = B / Vg
= 432,63876 m / 50 m/s
= 8,653 detik
8
Tinggi terbang (H) = angka skala x f
= 45.637 x 24 mm
= 1095288 mm
9
Pembuatan peta jalur terbang
1.5 jam @ 500.000/ jam 750.000
99.783.000
10
F. Hasil dan Pembahasan
Peta Jalur Terbang dan Pemasangan Titik Kontrol Tanah
(terlampir)
Pada peta jalur terbang didapat foto sebanyak 61 foto.
11