GLAUKOMA AKUT
Pembimbing:
dr. Karliana Kartasa Taswir, Sp. M
Penulis:
Angelina Pramusinta (01073170140)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Alamat : Cisauk
Agama : Islam
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Tempat : Bangsal rawat inap RSUS, kamar 3B02
Waktu : 13.30 WIB
1
Keluhan Utama :
Mata kiri pasien tiba-tiba tidak bisa melihat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan :
Mata kiri pasien terasa nyeri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
2
Tidak ada keluhan yang pasien rasakan pada mata kanan, penglihatan mata kanan
pasien baik , tidak ada penurunan kemampuan penglihatan maupun rasa nyeri.
Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak pernah menggunakan obat tetes mata yang dibeli secara bebas di
apotik , belum pernah menggunakan kacamata dan belum pernah menjalani operasi
mata sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
3
Status Oftalmologis
Okuli Dextra (OD) Okuli Sinistra (OS)
Inspeksi
6/6 Visus 2 / 60
- Koreksi -
+ 2,00 Addisi + 2,00
- Kacamata -
Gerak Bola
Mata
4
Kedudukan Bola Mata
Ortotrofia
Tidak ada Eksoftalmus Tidak ada
Tidak ada Enoftalmus Tidak ada
Tidak ada Eksotropia Tidak ada
Tidak ada Esotropia Tidak ada
Tidak ada Eksoforia Tidak ada
Supra Silia
Tidak ada Madarosis Tidak ada
Tidak ada Sikatriks Tidak ada
Palpebra Superior
Tidak ada Edema Tidak ada
Tidak ada Hiperemis Tidak ada
Tidak ada Entropion Tidak ada
Tidak ada Ektropion Tidak ada
Tidak ada Trikiasis Tidak ada
Tidak ada Benjolan/Massa Tidak ada
Tidak ada Ptosis Tidak ada
Tidak ada Pseudoptosis Positif
Tidak ada Lagoptalmus Tidak ada
Tidak ada Blefarospasme Tidak ada
Tidak ada Eksteropion Tidak ada
5
Palpebra Inferior
Tidak ada Edema Tidak ada
Tidak ada Hiperemis Tidak ada
Tidak ada Entropion Tidak ada
Tidak ada Ekstropion Tidak ada
Tidak ada Trikiasis Tidak ada
Tidak ada Benjolan/Massa Tidak ada
Tidak ada Ptosis Tidak ada
Tidak ada Pseudoptosis Tidak ada
Tidak ada Lagoptalmus Tidak ada
Tidak ada Blefarospasme Tidak ada
Tidak ada Eksteropion Tidak ada
6
Tidak ada Hordeolum Tidak ada
Tidak ada Trikiasis Tidak ada
Tidak ada Sikatriks Tidak ada
7
Konjungtiva Tarsalis Inferior
Tidak ada Lithiasis Tidak ada
Tidak ada Hordeolum Tidak ada
Tidak ada Kalazion Tidak ada
Tidak ada Papil Tidak ada
Tidak ada Folikel Tidak ada
Tidak ada Simblefaron Tidak ada
Tidak ada
Hiperemis Tidak ada
Konjungtiva Bulbi
Tidak ada Sekret Tidak ada
Tidak ada Kemosis Tidak ada
Tidak ada Papil Tidak ada
Tidak ada Folikel Tidak ada
Perdarahan
Tidak ada Tidak ada
Subkonjungtiva
Tidak ada Injeksi Siliar Positif
Injeksi
Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva
Injeksi
Tidak ada Tidak ada
Episklera
Jaringan
Tidak ada Tidak ada
fibrovaskular
8
Tidak ada Pinguekula Tidak ada
Tidak ada Sikatriks Tidak ada
Tidak ada Massa/benjolan Tidak ada
Sklera
Putih Warna Putih
Tidak ada Nodul Tidak ada
Tidak ada Stafiloma Tidak ada
Tidak ada Ruptur Tidak ada
Kornea
Jernih Kejernihan Keruh
Positif Arkus Senilis Positif
Tidak ada Edema Positif
Korpus
Tidak ada Tidak ada
Alienum
Tidak dilakukan Tes Fluoresein Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Refleks Kornea Tidak dilakukan
Tidak ada Nebula Tidak ada
Tidak ada Makula Tidak ada
Tidak ada Leukoma Tidak ada
COA
Dalam Kedalaman Sulit dinilai
Tidak ada Hipopion Tidak ada
Tidak ada Hifema Tidak ada
Tidak ada Flare Tidak ada
9
Tidak ada IOL Tidak ada
Iris
Coklat Warna Coklat
Ada Kripta Sulit dinilai
Tidak ada Atrofi Sulit dinilai
Tidak ada Sinekia Anterior Sulit dinilai
Sinekia
Tidak ada Sulit dinilai
Posterior
Gambaran
Baik Sulit dinilai
Radier
Tidak ada Eksudat Tidak ada
Tidak ada Rubeosis Iris Tidak ada
Tidak ada Iris Tremulans Sulit dinilai
Tidak ada Iris Bombe Sulit dinilai
Tidak ada Iridodialisis Tidak ada
Pupil
Positif Bentuk isokor Negatif
3 mm Ukuran 8 mm
Refleks Cahaya
Positif Negatif
Langsung
Refleks Cahaya
Positif Negatif
Tidak Langsung
Relative
Negatif Afferent Positif
Pupillary Defect
Tidak ada Seklusio Pupil Tidak ada
10
Tidak ada Oklusio Pupil Tidak ada
Negatif Leukokoria Negatif
Lensa
Jernih Kejernihan Jernih
Negatif Shadow Test Negatif
Negatif Refleks Kaca Negatif
Vitreus
Jernih Kejernihan Jernih
Tidak ada Flare Tidak ada
Tidak ada Sel Radang Tidak ada
Tidak ada Sel Eritrosit Tidak ada
Tidak ada Fibrosis Tidak ada
Funduskopi
Positif (Warna orange lebih
Positif ( Jingga terang) Refleks Fundus
redup)
Bulat Bentuk Papil Bulat
Jingga kemerahan Warna Papil Jingga
Tegas Batas Papil Tidak tegas
< 0,3 Cup Disc Ratio 0,8
Rasio Arteri :
2:3 2:3
Vena
11
TIO
Normal Palpasi N+1
Digital NCT
18 25
(mmHg)
Konfrontasi
Pasien menolak diperksa Campus Pasien menolak diperiksa
RESUME
Anamnesis
o Pasien berumur 51 tahun
o Penglihatan mata kiri tiba-tiba menjadi gelap total sejak 1 hari sebelum
masuk RS. Penurunan fungsi penglihatan ini disertai dengan rasa nyeri
nyut-nyutan pada bola mata kiri yang menjalar ke kepala sebelah kri
seperti dipukul tongkat kayu dengan skala nyeri 8 dari 10.
o Pasien telah menggunakan obat tetes azopt, pilocarpine HCl, dan duotrav
serta mengonsumsi obat minum doloneurobion 1 hari sebelum pasien
datang ke poli mata RSUS dan penglihatan mata kiri pasien mulai
kembali terang meskipun masih buram sampai pasien datang berobat ke
poli mata RSUS. Pada saat ini rasa nyeri masih dirasakan pasien
meskipun sudah sedikit ringan dengan skala nyeri 6 dari 10. Pasien
melihat warna-warna seperti pelangi jika mata kiri melihat sinar lampu
yang terang. Pasien merasa mual namun tidak sampai muntah.
o Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol selama 2 tahun
terakhir.
12
Status Generalis
o Keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos
mentis
Status Oftalmologis
Hasil pemeriksaan yang bermakna ditemukan yaitu :
Visus dasar mata kiri pasien 2/60
Pseudoptosis (+) OS
Konjungtiva Bulbi : Injeksi Siliar OS
Kornea keruh (+) OS
Edema Kornea (+) OS
Pupil anisokor
Pupil dilatasai OS (+) (8mm)
RCL/RCTL (-) OS
RAPD (+) OS
Pada pemeriksaan funduskopi OS ditemukan :
o Reflek fundus OS lebih redup jika dibandingkan dengan OD
o Batas papil tidak tegas
o CD Ratio >0,3 yaitu 0,8
DIAGNOSIS KERJA
Presbiopia ODS
Glaukoma akut OS
TATALAKSANA
Inform consent bahwa untuk menyembuhkan kondisi pasien perlu
dilakukan tindakan operasi dan edukasi tentang risiko operasi, tatalaksana
pre-operatif dan post-operatif
- Konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk toleransi operasi
- Tindakan operatif : Trabekulektomi
13
TERAPI
Medikamentosa
o Mannitol 20% 500mL 30 mL/menit (habis dalam 6 jam )diberikan
melalui akses IV
o Aspar-K 300 mg tab, 2 x 1 tab, PO
o Glauseta 250 mg tab , 2 x 1tab , PO
o Tetes mata tobroson , 6 x 1 tetes , pada mata kiri
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
Ad cosmeticam : dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Pasien seorang wanita berusia 51 tahun datang ke poli mata RSUS dengan
keluhan penglihatan mata kiri tiba-tiba menjadi gelap total sejak 1 hari sebelum
masuk RS yang disertai dengan rasa nyeri nyut-nyutan pada bola mata kiri yang
menjalar ke kepala sebelah kiri seperti dipukul tongkat kayu dengan skala nyeri 8
dari 10. Pasien telah menggunakan obat tetes azopt, pilocarpine HCl, dan duotrav
serta mengonsumsi obat minum doloneurobion 1 hari sebelum pasien datang ke poli
mata RSUS dan penglihatan mata kiri pasien mulai kembali terang meskipun masih
buram sampai pasien datang berobat ke poli mata RSUS. Pada saat ini rasa nyeri
masih dirasakan pasien meskipun sudah sedikit ringan dengan skala nyeri 6 dari 10.
Pasien melihat warna-warna seperti pelangi jika mata kiri melihat sinar lampu yang
terang. Pasien merasa mual namun tidak sampai muntah. Pasien memiliki riwayat
hipertensi yang tidak terkontrol selama 2 tahun terakhir.
14
Pada pemeriksaan mata kiri pasien, ditemukan visus dasar 2/60, pseudoptosis
kelopak mata, injeksi siliar pada konjungtiva bulbi, kornea keruh dan edema, pupil
dilatasi (8mm), refleks cahaya langsung maupun tidak langsung mata kiri pasien
negatif, dan pada pemeriksaan funduskopi mata kiri ditemukan reflek fundus mata
kiri lebih redup jika dibandingkan dengan mata kanan, dengan batas papil yang tidak
tegas, dan CD Ratio >0,3 yaitu 0,8.
15
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
16
Aqueous humor merupakan cairan yang mengisi bola mata bagian depan .
Konsistensi Aqueous humor cair dan berfungsi untuk membawa nutrisi untuk lensa
dan kornea mengingat kedua komponen mata tersebut hanya dilalui sedikit pembuluh
darah. Kadar aqueous humor dapat berubah-ubah karena adanya sistem vitreous
humor yang mengisi sebagian besar rongga bola mata dalam bentuk gel tidak
berwarna dengan volume tetap.
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata.
Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh
garis yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membrana Bowman.
Akhir dari membran Descemet disebut garis Schwalbe.
Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali ketebalan
epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari
arteri siliaris anterior.
17
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri atas :
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang
mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur
(insersi dari muskulus siliaris) dan sebagian ke muskulus siliaris meridional.
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi
oleh endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila
ada darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.
18
Regulasi aqueous humor dimulai dari produksi cairan di badan siliar, di belakang iris
(camera oculi posterior) kemudian akan mengalir ke segmen depan (camera oculi
anterior) lalu akan direabsorbsi kembali ke sistem vena melalui trabecular meshwork
of Schlemm. Posisi trabecular meshwork of Schlemm terletak pada sudut pertemuan
antara iris dengan kornea, sehingga reabsorpsi dapat dipengaruhi oleh pergerakan otot
iris. Ketika pupil mengecil, iris akan memanjang sehingga Schlemm’s canal akan
terbuka lalu mempercepat aliran cairan aqueous ke sistem vena. Sebagian cairan
aqueous akan direabsorpsi melalui otot siliar kemudian ke ruang suprachoroid,
kemudian ke sistem vena badan siliar, choroid, dan sklera.
19
2. Glaukoma
a. Definisi
b. Klasifikasi
Klasifikasi glaukoma terbagi menjadi 3 yaitu:
20
3. Glaukoma masa anak-anak
a. Glaukoma kongenital primer
b. Glaukoma berkaitan dengan anomali kongenital
c. Glaukoma sekunder pada bayi dan anak
c. Etiologi
Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara
pembentukan dan pengaliran humor akueus. Pada sebagian besar
kasus, tidak terdapat penyakit mata lain (glaukoma primer).
Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan intraokular,
terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain (glaukoma sekunder).
Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini
dikenal dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan
tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan
kadang-kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai
21
dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten
yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup kreeping.
Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya
sebagian kecil saja, terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi
sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat memungkinkan terjadinya blok pupil
sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.
e. Faktor resiko
1. Usia lanjut
2. Ras
3. Ketebalan kornea rendah
4. Riwayat keluarga
5. Perempuan > Laki-laki
22
6. IOP meningkat pada malam hari
7. IOP meningkat ketika posisi supinasi
8. Gangguan sistemik seperti diabetes mellitus, hipertensi, iskemik
vascular, dll
9. Myopia
f. Manifestasi Klinis
Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi penutupan pengaliran
keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak ini akan
memberikan rasa sakit yang teramat sangat, yang dapat mengakibatkan
timbulnya rasa mual dan muntah. Kepala seakan-akan dipukul dengan
martil pada sisi mata yang dapat serangan akut.
Gejala Objektif :
Palpebra : Bengkak
Konjungtiva bulbi : Hiperemia kongestif, kemosis dengan injeksi
silier, injeksi konjungtiva, injeksi episklera
Kornea : keruh, insensitif karena tekanan pada saraf kornea
Bilik mata depan : Dangkal
Iris : gambaran coklat bergaris tak nyata karena edema, berwarna
kelabu.
Pupil : Melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang-kadang
didapatkan midriasis yang total, warnanya kehijauan, refleks cahaya
lamban atau tidak ada samasekali
Gejala Subjektif :
Nyeri hebat
Kemerahan ( injeksi siliaris )
Pengelihatan kabur
23
Melihat halo (seperti pelangi pada lampu)
Mual – muntah
Pemeriksaan rutin gonioskopi dapat dilihat sudut tertutup atau
memberikan dugaan seseorang akan mengalami glaukoma sudut
tertutup. Pada pasien yang pada pemeriksaan gonioskopi sudut bilik
matanya terlihat sempit sebaiknya diperingatkan tanda-tanda akut
sehingga is dapat segera mencari pertolongan bila terjadi serangan
glaukoma sudut tertutup: Bila telah di atasi tekanan bola mata yang
tinggi maka dapat terlihat :
Jaringan parut pada trabekula (sinekia) sehingga glaukoma lebih
sukar dikontrol
Katarak
Kerusakan saraf optik sehingga tajam penglihatan akan tetap rusak.
g. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan
atrofi
Tonometri : TIO lebih tinggi daripada stadium nonkongestif
Tonografi : Menunjukkan outflow yang baik. Tetapi bila sudah ada
perlengketan antara iris dan trabekula ( goniosinekhia, sinekhia
anterior posterior ), maka aliran menjadi terganggu.
Perimetri : Memiliki prinsip pemeriksaan yang sama dengan uji
lapang pandang
Gonioskopi : Pada saat TIO tinggi, sudut bilik mata depan tertutup,
sedang pada saat TIO normal, sudutnya sempit.
Tes Provokasi : Dilakukan pada keadaan yang meragukan.
24
Tes yang dilakukan :
o Tes kamar gelap
Pasien duduk ditempat gelap selama 1 jam, tak boleh
tertidur. Ditempat gelap ini terjadi midriasis, yang
mengganggu aliran cairan bilik mata ketrabekulum.
Kenaikan tekanan lebih dari 10 mmHg pasti patologis,
sedang kenaikan 8 mmHg mencurigakan
o Tes midriasis
Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%,
homatropin 1% atau neosynephrine 10%. Tensi diukur
setiap 1/4 jam selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg
mencurigakan sedangkan 7 mmHg atau lebih pasti
patologis. Karena tes ini mengandung bahaya timbulnya
glaukoma akut, sekarang sudah banyak ditinggalkan
o Tes membaca
Pasien disuruh membaca huruf kecil pada jarak dekat
selama 45 menit. Kenaikan tensi 10 - 15 mmHg patologis
o Tes bersujud ( prone test )
Pasien disuruh bersujud selama 1 jam. Kenaikan tensi 8
- 10 mm Hg menandakan mungkin ada sudut yang tertutup,
yang perlu disusul dengan gonioskopi. Dengan bersujud,
lensa letaknya lebih kedepan mendorong iris kedepan,
menyebabkan sudut bilik depan menjadi sempit.
h. Tatalaksana :
Tujuan Penatalaksanaan :
25
Melakukan iridektomi perifer pada mata yang mengalami
serangan sebagai terapi definitif (tindakan bedah inisial)
Melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan
akut
Menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis
tindakan yang dilakukan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27