TUJUAN
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.
DASAR PRAKTIKUM
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat,
seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun.
Proses hidrolisis minak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
PROSEDUR
A. Hidrolisis Minyak Kelapa (Saponifikasi)
1. Masukan 5 ml minyak kelapa ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 1,5 g NaOH dan 25 ml alcohol 95%.
3. Panaskan sampai mendidih selama 15 menit.
4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambilah 3 tetes larutan,
kemudian larutankan dalam air. Bila larut, maka menunjukn reaksi telah sempurna.
5. Setelah sempurna, uapkan alcohol yang tersisa sampai habis.
6. Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabu larut
Larutan Sabun 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5% 5 ml - -
Larutan MgSO4 5% - 5 ml -
Larutan Pb-asetat 5% - - 5 ml
Hasil : Ada
Ada
endapan / Tidak ada
1. Pada tabel kesadahan sabun yakni pada tabung 1 ditambah dengan CaCl 2 5% sebanyak 5
ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang sedikit dan tidak
menghasilkan endapan.
2. Pada tabung ke dua yang ditambahkan dengan larutan MgSO 4 5% sebanyak 5 ml dan
dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan tabung dua dan sedikit mengandung endapan.
3. Pada tabung ke tiga yang ditambahkan dengan larutan Pb-asetat 5% sebanyak 5 ml dan
dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan tabung 1 dan 2 serta ditandai dengan timbulnya endapan.
21
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan Deterjen 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5% 5 ml - -
Larutan MgSO4 5% - 5 ml -
Larutan Pb-asetat 5% - - 5 ml
1. Pada table kesadahan deterjen yakni pada tabung 1 ditambah dengan CaCl2 5% sebanyak
5 ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang banyak dan tidak
menghasilkan endapan.
2. Pada tabung ke dua yang ditambahkan dengan larutan MgSO 4 5% sebanyak 5 ml dan
dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang banyak dibandingkan dengan
tabung dua dan mengandung endapan.
3. Pada tabung ke tiga yang ditambahkan dengan larutan Pb-asetat 5% sebanyak 5 ml dan
dikocok dengan kuat menunjukkan adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan tabung 1 dan 2 serta ditandai dengan timbulnya endapan.
22
Gambar Percobaan Safonifikasi :
23
Hasil pemanasan kembali larutan sabun
24
Larutan sabun yang ditambahkan Pb-
asetat 5% menghasilkan buih pada
permukaan tabung yang jauh lebih
banyak dibandingkan dengan larutan
sabun yang ditambah CaCl2 dan MgSO4
KESIMPULAN
1. Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion – ion kalsium (Ca 2+) dan
magnesium (Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun
akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi secara efektif.
2. Pada percobaan pertama mengenai uji kesadahan pada larutan sabun ditemukan
endapan garam kasium pada dsar tabung sedangkan pada uji kesadahan pada larutan
deterjen tidak ditemukan endapan karena daya bersihnya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan sabun sehingga tidak timbul endapan.
25
Pertanyaan:
Jawab: Karena Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Surfaktan sendiri berasal dari kata surface actif agents yaitu senyawa
yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan mengandung suatu
ujung hidrofobik dan suatu ujung hidrofilik. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan
air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan dengan cara meletakkan
bagian kepala hidrofiliknya pada permukaan air dan bagian ekor hidrofobiknya menjauhi
permukaan air. Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan cara pembilasan karena sabun merupakan molekul
organic yang terdiri dari 2 kelompok gugus. Gugus pertama dinamakan liofil (atau
hidrofil bila medium pendispersinya air) yang mempunyai arti “suka akan pelarut” dan
gugus kedua dinamakan liofolik (atau hidrofobik bila medium pendispersinya adalah air)
yang berarti “tidak menyukai pelarut”. Pada sabun, gugus hidrofilik memiliki afinitas
yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus hidrofobik bergabung dengan
gugus hidrofobik dari molekul sabun lain membentuk agregat yang dinamakan misel.
Jawab: Air sadah adalah air dengan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Macam-macam air sadah:
3. Bagaimana pengaruh penambahan air sadah terhadap larutan air sabun dan ditergen?
Jelaskan!
26
Jawab: pengaruhnya akan menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air
sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.
Jawab: Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) –> Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)
DAFTAR PUSTAKA
1. Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI
- Press).
2. Hardjasasmita, Panjita. 2000. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
27