Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
CABONDAN SAGOO (CAKE BROWNIS, DONAT, DAN ESKIM SAGOO)

BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan Oleh:
AKHMAD RAMADHAN (150
ADRIANI LESTARI (150
HENDRI KOMANG (150
IVAN FADHILLAH (150
TRI LUSI LISA DILA (150
VIONA AULIA RAHMI (150
SEPTIANI LESTARI (150
YULI PIANA DEWI (150

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sagu memiliki nama latin “Metroxylan Sago”. Sagu merupaka sejenis tanaman Palam
(arecaceae). Dari batangnya dapat dihasilkan sagu, yang sering digunakan sebagai makanan
pesyaratnya dimasyarakat Indonesia. Dalam bahasa Inggris sagu memiliki nama “Sago Palm”.
Sagu diduga berasal dari Maluku dan Irian Jaya (Papua). Hingga saat ini belum ada data pasti
yang mengungkapkan asal mula dari sagu ini di kenali. Di wilayah Indonesia bagian Timur, sagu
sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya teutama di Maluku
dan Irian Jaya.
Meningkatnya produksi sagu dibeberapa daerahdi Indonesai terkhusus di daerah Riau,
dalam beberapa tahun kedepan, Peocinsi Riau bakal menjadi penghasil terbesar komoditi pangan
sagu di Indonesia. Badan kehutanan pangan Provinvi Riau mengatakan produksi tanaman sagu
yang ada di daerah itu mampu mencapai hingga 240.000 ton/tahun yang dihasilkan dari lahan
seluas 87.000 hektar. Daerah di Provinsi Riau yang memproduksi sagu adalah Kepulauan
Meranti, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.
Untuk meningkatkan nilai jual dari sagu kami akan mengolah sagu menjadi tepung
sebagai bahan baku utama pembuatan roti dan biskuit panggang. Tepung sagu tergolong tepung
yang terbuat dari bagian tengah pohon sagu yang dikeruk, dihaluskan dan dicampurkan dengan
air dan didiamkan hingga mengendap. Endapannya kemudian dikeringkan dan jadilah tepung
sagu tersebut. Oleh karena itu perlu pengembangan produk olahan sagu terkhusus di bidang
makanan yang berbahan baku utamanya adalah tepung sagu. Maka kami berinisaitif membuka
lahan bisnis atau usaha dalam memanfaatkan tepung sagu menjadi kue brownis dan eskrim sagu.
Usaha kami ini nantinya akan kami buka dalam bentuk bazar dan kami akan memberi nama
produk kami yaitu “Cabondan Esso (Cake Brownis, Donat, dan Eskrim Sagoo)”.
Usaha Cabondan Esso ini sangat potensial dan memilik prospek penghasilan yang
menguntungkan, pada dasarnya kue brownis dan eskrim sagu yang berbahan dasar sagu ini yang
ada di Indonesia terkhusus di daerah Riau ini masih jarang di temukan, hal ini di kerenakan
minat masyaakat akan mengkonsumsi sagu yang masih rendah. Hal ini juga didukung oleh
ketersediaannya sagu di Provinsi Riau ini, pengembangan ide juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan pola berfikir terhadap perkembangan bisnis ini sendiri sehingga dapat
menimbulkan kreativitas serta inovasi olahan roti, donat dan eskrim berbahan baku utama tepung
sagu yang beraneka ragam. Dengan berkembangnya usaha ni, diharapkan mampu meningkakan
meminimalisir permasalahan ekonomi untuk masa depan, membuka lapangan pekerjaan, sehinga
mampu mengurangi kesenjangan social yang salah satunya dibidang pengangguran di daerah
Riau ini. Oleh karena itu kami menjadi tertarik untuk berupaya dalam mengembangkan gagasan-
gagasan dalam merancang usaha kue brownis dan eskrim sagu melalui proposal ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan yang terdapat didalam latar belakang dalam mendiikan usaha ini,
maka dapat dikeahui beberapa pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimana cara meningkatkan minat mengkonsumsi kue brownis dan eskrim yang sehat
di masyarakat?
2. Bagaimana cara pembuatan donat, kue brownis dan eskrim sagu?
3. Mengapa perlu didirikannya usaha donat, brownis dan eskrim sagu?

1.3 Tujuan
Adapun tujaun didirikannya usaha Roti Cabondan Esso adalah:
1. Untuk mensubstitusi tepung sagu di kalangan masyarakat yang kurang tertarik dengan
tepung sagu,
2. Untuk menambah penghasilan,
3. Dapat bersaing dengan pasar kue yang ada di Indonesia,
4. Mampu menekspor hasil olahan pangan yang terbuat dari tepung sagu.

1.4 Qswsq
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Prospek Pengembangan Cabondan Esso (Cake Brownis, Donat, dan Eskrim Sagoo)
Prospek Pengembangan kue brownis, donat dan eskrim sagu (Cabondan Esso) sebagai
kudapan merupakan salah satu produk olahan dari pemanfaatan Sagoo. Hasil kudapan tersebut
dipadukan dengan campuran yang bisa di padukan dengan berbagai jenis rasa, misalnya rasa
seperti brownis coklat, vanila, moccha, pandan, dan begitu juga untuk eskrimnya. Kandungan
gizi Dalam 100 gram sagu kering, karbohidrat yang terkandung didalamnya adalah 94 gram,
protein 0,2 gram, serat makanan 0,5 gram, zat besi 1,2 mg, dan kalsium sebanyak 10 mg. Dalam
100 gram sagu, terdapat 355 kalori. Cabondan Esso (Cake Brownis dan Eskrim Sagoo) ini dapat
dijadikan sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan karena untuk memperoleh atau
menanam sagu juga mudah khususnya di daerah Riau ini. Harga untuk mendapatkannya juga
cukup terjangkau. Cabondan Esso ini memiliki peluang usaha yang cukup tinggi. Hal tersebut
dikarenakan beberapa alasan, diantaranya: (1) di Riau belum pernah ada usaha yang
memproduksi Sagu menjadi sebuah Kue Brownis dan Eskrim, serta desain unik diatasnya. (2)
Bahan baku mudah diperoleh sehingga ketersediannya cukup terpenuhi. (3) Proses produksi
tidak membutuhkan biaya besar, mudah, dan praktis. (4) Banyak orang dewasa, remaja dan anak-
anak khususnya di daerah Riau dan sekitarnya yang menggemari kudapan ringan sebagai
camilan.

2.2 Analisis Ekonomi Usaha


Adapun analisis usaha dari produk Cabondan Esso ini sendiri yaitu:
2.1.1 Strength (Kelebihan)
1. Bahan baku mudah didapat, bahan baku mudah dapat di grosir yang menjual bahan-bahan
kue
2. Lokasi yang strategis, dimana pemasaran produk ini meliputi:
a. Konsumen yang terdapat di daerah perkarangan kampus Universitas Riau yang
meliputi mahasiswa, dosen, dan sebagian masyarakat umum.
b. Gerai, warung, pasar yang ada disekitar Panam, Pekanbaru
c. Mini market maupun super market yang ada di Pekanbaru
3. Sumber daya mahasiswa yang berpotensial
4. Harga yang terjangkau dari harga pasaran umumnya,
5. Bentuk yang unik dan bervariasi rasa serta topingnya
2.1.2 Weaknes (Kelemahan)
1. Membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk membuka usaha ini,
2. Produk makanan tanpa pengawet tidak tahan lama
3. Produk yang mudah ditiru
4. Kurangna kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi makanan berbahan dasar sagu
2.1.3 Opportunity (Peluang)
1. Produk ini cukp diminati oleh semua kalangan karena di buat dari tepung sagu yang
harganya bisa dijangkau oleh semua kalangan
2. Dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia dari rentang usia 4 – 60 tahun dikarenakan
teksturnya yang lembut sehingga mempermudah proses pencernaan ketika makanan ini di
cerna
3. Belum banyak usaha yang membuat bownis dan eskrim dari tepung sagu
2.1.4 Threat (Ancaman)
Adapun ancaman yang dikhawatirka diantarnya munculnya pesaing baru yang
menerapkan konsep dasar pembuatan produk yang kami hasilkan.

2.3 Harga
Berdasarkan hasil survei, harga rata – rata kue brownis yang ada di beberapa toko bakery
yaitu sekitar Rp.35.000,-/buahnya, donat sekitar Rp.2000,- dan untuk eskrim berukuran
menengah yaitu Rp.6000,-/buahnya. Maka kue bownis yang kami tawarkan yaitu seharga
Rp.32.000,-/buahnya. Adapun harga donat yang kami tawarkan yaitu sekitar Rp.2000,-/buahnya
dan eskrimnya seharga Rp.4000,-/buahnya. Sehingga kue brownis, donat dan eskrim yang kami
tawarkan dapat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

2.4 Tempat
Selain mempunyai harga terjangkau, tempat merupakan salah satu hal yang penting untuk
pemasaran (Cake Brownis, Donat dan Eskrim Sagoo ). Penulis memilih areal kampus
Pekanbaru, tepatnya di Jl.Soebrantas dan Jl.Kaharuddin Nasution. Jalan tersebut merupakan
tempat yang memiliki prospek untuk penempatan stand karena jalan tersebut yang cukup padat
di daerah Pekanbaru ini. Sedangkan untuk pemasaran keliling akan dilakukan di sekitar daerah
kampus dan Alun-Alun Kota Pekanbaru pada hari libur. Selain itu promosi juga akan dilakukan
melalui jejaring sosial untuk pemasaran di wilayah interlokal dan internasional.

2.3 Analisis Biaya


Dikarenakan target yang akan di produksi ada 5 rasa kue brownis dan 3 rasa eskrim yang
diantaranya :
Untuk yang brownis,
1. Moca
2. Coklat
3. Vanila
4. Pedas
5. Pandan
Untuk yang Eskrim,
1. Coklat
2. Strawberry
3. Vanila
Adapun target penjualannya yaitu untuk 1 rasa kue brownis di luar coklat yaitu Rp.30.000,-/buah
dan untuk rasa coklatnya Rp.32.000,-/buahnya. Sedankan untuk eskrimnya 1 rasa Rp.4.000,-
Maka adapun analisis permodalan awal yaitu :
Tabel 2.1 Analisis Modal Peralatan
No Nama Alat Biaya 1 Unit Alat Jumlah Unit Harga
1 Mixer Rp.650.000,- 3 Rp.1.950.000,-
2 Loyang Rp.30.000,- 5 Rp.150.000,-
3 Gas dan compor Rp.5.000.000,- 1 set Rp.5.000.000,-
4 Oven Rp.150.000,- 2 Rp.300.000,-
5 Blender Rp.100.000,- 2 Rp.200.000,-
6 Wajan Rp.40.000,- 2 Rp.80.000,-
Total Rp. 11.800.000,-
Tabel 2.2 Modal Operasional
No Operasional Biaya Keterangan Harga Total
1 Tepung Terigu Rp.9.000,-/Kg 30 Kg RP.270.000,-
2 Gula RP.11.000,-/Kg 50 Kg RP.550.00,-
3 Tepung Sagu RP.5.500/Kg 6 Kg RP.33.000,-
4 Mentega RP.10.500/Kg 20 Kg RP.210.000,-
5 Telur RP.10.000/Kg 15 Kg RP.150.000,-
6
7 Keju RP.15.000/Kotak 4 Kotak RP.60.000,-
8 Meses Seres RP.13.000/Bungkus 5 Bungkus RP.125.000,-
Besar
9 Minyak Goreng RP.8.000/Kg 10 Kg RP.80.000,-
10 Coklat RP.12.000/Kg 5 Kg RP.60.000,-
11 Varmipan RP.3.000/Renteng 10 Renteng RP.30.000,-
12 Plastik RP.10.000/Bungkus 10 Bungkus RP.100.000,-
13 Kotak Packing RP.1.000/Kotak 100 Kotak RP.100.000,-
14 Gaji Karyawan RP.600.000/Orang 1 Orang RP.600.000,-
(1 bulan)
Total RP.2.373.000,-

Asumsi perhitungan analisa usaha donat jika penjualan donat di targetkan dalam 1 hari laku 40
biji donat 1 rasa dan 30 bji donat 2 rasa, maka pendapatan dalam waktu 1 hari adalah 40 x
Rp.2.000,- = Rp.80.000 dan 30 x Rp.3.000,- = Rp.90.000,-. Maka totalnya pendapatan sehari
sama dengan Rp.170.000,-, jika dilakukan selama 1 bulan penuh, maka akan mendapatkan omset
sebesar Rp.5.100.000,-/bulannya.
Jadi laba kotor yang didapat dalam jangka waktu 1 bulan ialah Rp.5.100.000,-, lalu
keuntungan bersihnya yang didapat selama 30 hari produksi adalah Laba Kotor – Biaya
Operasional = Rp.2367.000, jika di bagi menjadi 8 untuk perorang pengelola = Rp.296.000,-
/bulan yang didapat untuk masing-masing pengelola usha.
BAB 3
METODE PELAKSANA

3.1 Pembuatan donat saguu


3.1.1 Persiapan Alat dan Bahan
Langkah awal yang akan kami lakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat donat tepung sagu tersebut, yang diantaranya :
No Alat – Alat Bahan – Bahan
1 Mixer Tepung Sagu
2 Loyang Tepung Terigu
3 Blender Vermipan
4 Wajan Telur
5 Gas dan Kompor Air Dingin
6 Oven Mentega
7 Garam
8 Gula Pasir

3.1.2 Pembuatan Donat Sagu


1. Campur bahan kering (tepung terigu, tepung sagu, gula, vermipan) dan aduk hinga merata
adnonannya,
2. Masukkan kuning telur yang diuleni dengan di tambahkan air sampai adonan mneyatu
dan tidak lengket di wadah,
3. Masukkan mentega dan garam, uleni hingga elastis dan bentuk menjadi bulat dan
letakkan ke dalam wadah yang telah di olesi minyk agar tidak lengket pada saat
pengambilang untuk di goring. Didiamkan selama 30 menit atau sampai adonan
mengembang seukuran 2 kali dari yang sebelumnya dan kempiskan,
4. Dipanggang selama 20 – 30 menit menggunakan oven hingga warna adonan donatnya
sedikit kecoklatan, kemudian diangkat dan ditriskan sekaligus di dinginkan,
6. Beri toping di atas donatnya, dan donat siap di packing, di perjual belikan atau di
konsumsi.
3.2 Taget Usaha
3.2.1 Target Pemasaran
Target pemasaran kami yaitu memasok barang kami ke kantin - kantin kampus, warung
sekitar Pekanbaru, menyewa tempat penjualan di pusat perbelanjaan yang ada di Pekanbaru,
serta membuka lapak di pasar dan alun – alun Kota Pekanbaru.

3.2.2 Strategi Penjualan


Salah satu strategi penjualan kami yaitu dengan media social, iklan di media cetak dan
brosur yang di sebarkan. Hal ini di perlukan karena kebanyakan masyarakat yang menyibukkan
rutinitasnya dengan bermain di media social, membaca berita di koran dan menyebarkan brosur
di simpang lampu merah, pusat perbelanjaan yang ada di Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai