JUDUL PROGRAM
CABONDAN SAGOO (CAKE BROWNIS, DONAT, DAN ESKIM SAGOO)
BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:
AKHMAD RAMADHAN (150
ADRIANI LESTARI (150
HENDRI KOMANG (150
IVAN FADHILLAH (150
TRI LUSI LISA DILA (150
VIONA AULIA RAHMI (150
SEPTIANI LESTARI (150
YULI PIANA DEWI (150
1.3 Tujuan
Adapun tujaun didirikannya usaha Roti Cabondan Esso adalah:
1. Untuk mensubstitusi tepung sagu di kalangan masyarakat yang kurang tertarik dengan
tepung sagu,
2. Untuk menambah penghasilan,
3. Dapat bersaing dengan pasar kue yang ada di Indonesia,
4. Mampu menekspor hasil olahan pangan yang terbuat dari tepung sagu.
1.4 Qswsq
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Prospek Pengembangan Cabondan Esso (Cake Brownis, Donat, dan Eskrim Sagoo)
Prospek Pengembangan kue brownis, donat dan eskrim sagu (Cabondan Esso) sebagai
kudapan merupakan salah satu produk olahan dari pemanfaatan Sagoo. Hasil kudapan tersebut
dipadukan dengan campuran yang bisa di padukan dengan berbagai jenis rasa, misalnya rasa
seperti brownis coklat, vanila, moccha, pandan, dan begitu juga untuk eskrimnya. Kandungan
gizi Dalam 100 gram sagu kering, karbohidrat yang terkandung didalamnya adalah 94 gram,
protein 0,2 gram, serat makanan 0,5 gram, zat besi 1,2 mg, dan kalsium sebanyak 10 mg. Dalam
100 gram sagu, terdapat 355 kalori. Cabondan Esso (Cake Brownis dan Eskrim Sagoo) ini dapat
dijadikan sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan karena untuk memperoleh atau
menanam sagu juga mudah khususnya di daerah Riau ini. Harga untuk mendapatkannya juga
cukup terjangkau. Cabondan Esso ini memiliki peluang usaha yang cukup tinggi. Hal tersebut
dikarenakan beberapa alasan, diantaranya: (1) di Riau belum pernah ada usaha yang
memproduksi Sagu menjadi sebuah Kue Brownis dan Eskrim, serta desain unik diatasnya. (2)
Bahan baku mudah diperoleh sehingga ketersediannya cukup terpenuhi. (3) Proses produksi
tidak membutuhkan biaya besar, mudah, dan praktis. (4) Banyak orang dewasa, remaja dan anak-
anak khususnya di daerah Riau dan sekitarnya yang menggemari kudapan ringan sebagai
camilan.
2.3 Harga
Berdasarkan hasil survei, harga rata – rata kue brownis yang ada di beberapa toko bakery
yaitu sekitar Rp.35.000,-/buahnya, donat sekitar Rp.2000,- dan untuk eskrim berukuran
menengah yaitu Rp.6000,-/buahnya. Maka kue bownis yang kami tawarkan yaitu seharga
Rp.32.000,-/buahnya. Adapun harga donat yang kami tawarkan yaitu sekitar Rp.2000,-/buahnya
dan eskrimnya seharga Rp.4000,-/buahnya. Sehingga kue brownis, donat dan eskrim yang kami
tawarkan dapat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
2.4 Tempat
Selain mempunyai harga terjangkau, tempat merupakan salah satu hal yang penting untuk
pemasaran (Cake Brownis, Donat dan Eskrim Sagoo ). Penulis memilih areal kampus
Pekanbaru, tepatnya di Jl.Soebrantas dan Jl.Kaharuddin Nasution. Jalan tersebut merupakan
tempat yang memiliki prospek untuk penempatan stand karena jalan tersebut yang cukup padat
di daerah Pekanbaru ini. Sedangkan untuk pemasaran keliling akan dilakukan di sekitar daerah
kampus dan Alun-Alun Kota Pekanbaru pada hari libur. Selain itu promosi juga akan dilakukan
melalui jejaring sosial untuk pemasaran di wilayah interlokal dan internasional.
Asumsi perhitungan analisa usaha donat jika penjualan donat di targetkan dalam 1 hari laku 40
biji donat 1 rasa dan 30 bji donat 2 rasa, maka pendapatan dalam waktu 1 hari adalah 40 x
Rp.2.000,- = Rp.80.000 dan 30 x Rp.3.000,- = Rp.90.000,-. Maka totalnya pendapatan sehari
sama dengan Rp.170.000,-, jika dilakukan selama 1 bulan penuh, maka akan mendapatkan omset
sebesar Rp.5.100.000,-/bulannya.
Jadi laba kotor yang didapat dalam jangka waktu 1 bulan ialah Rp.5.100.000,-, lalu
keuntungan bersihnya yang didapat selama 30 hari produksi adalah Laba Kotor – Biaya
Operasional = Rp.2367.000, jika di bagi menjadi 8 untuk perorang pengelola = Rp.296.000,-
/bulan yang didapat untuk masing-masing pengelola usha.
BAB 3
METODE PELAKSANA