Analisis Laporan Keuangan PT Sariguna Primatirta Periode 2015 2017
Analisis Laporan Keuangan PT Sariguna Primatirta Periode 2015 2017
SARIGUNA
PRIMATIRTA PERIODE 2015-2017
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Analisis Laporan Keuangan
Yang dibina oleh Yuli Soesetio, S.E., M.M.
Oleh:
Ahmad Bagus Saputra (150413601672)
Bayu Dwi N (150413605653)
Dewi Megawati (150413600633)
Dhea Chita Krisdian (150413604169)
Dinda Amalya Windari (150413603769)
Nely Indiana (150413602436)
Nurul Aisah (150413602624)
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal dan laporan arus kas.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media paling penting untuk
menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama,
seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak
tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu, yang paling penting adalah media
laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi
bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan,
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam
periode tertentu, selain itu dengan adanya laporan keuangan juga dapat
menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan pada periode
tertentu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan analisis
rasio. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset,
antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Rasio
keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan
antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat menilai
secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkannya
dengan rasio lain sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan
penilaian.
1
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini
dipaparkan tujuan penulisan dalam makalah.
1. Memaparkan profil PT. Sariguna Primatirta.
2. Memaparkan tentang reklasifikasi laporan keuangan keuangan PT. Sariguna
Primatirta.
3. Memaparkan tentang analisis akun dalam laporan keuangan PT. Sariguna
Primatirta.
4. Memaparkan tentang analisis rasio keuangan (Trend, Common Size dan Du Pont)
PT. Sariguna Primatirta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
oleh PT. Sariguna Primatirta dalam berbagai bidang diantaranya Penghargaan ReBi
tahun 2010, Penghargaan MURI dalam program CSR (Penanaman dan Pelestarian
Pohon Mangrove di 10 Provinsi di Indonesia) tahun 2013, WOW Brand tahun
2014 dan TOP Brand untuk 3 tahun berturut-turut (2014, 2015 dan 2016).
4
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang Rp 31.500.153.659
Hutang jangka pendek lain-lain
Hutang bank jangka pendek Rp 80.936.359.500
Hutang pajak Rp 1.160.914.065
Biaya yang masih harus dibayar Rp 1.359.352.398
Hutang lain-lain Rp 12.067.276.481
Pendapatan diterima dimuka Rp 1.568.655.081
Total Liabilitas Jangka Pendek Rp 128.592.711.184
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang Rp 76.531.824.468
Total Liabilitas Jangka Panjang Rp 76.531.824.468
Total Liabilitas Rp 205.124.535.652
EKUITAS
Ekuitas Rp 148.199.975.954
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 353.324.511.606
5
b. Reklasifikasi Laporan Keuangan Periode 2016
1) Reklasifikasi Laporan Neracaa
ASET
Aset Lancar
Kas Rp 963.523.972
Piutang usaha Rp 37.151.439.243
Piutang lain-lain Rp 1.684.909.391
Persediaan Rp 42.356.027.616
Pajak dibayar dimuka Rp 8.000.000
Uang muka dan biaya dibayar dimuka Rp 4.282.830.811
Total Aset Lancar Rp 86.446.731.033
Aset Tetap
Tanah Rp 42.610.192.553
Bangunan Rp 82.842.053.589
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp (12.352.414.168)
Mesin Rp 269.726.441.885
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp (112.182.967.065)
Kendaraan Rp 75.358.173.908
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp (42.070.065.012)
Perlengkapan dan peralatan Rp 46.961.640.826
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan
Peralatan Rp (19.362.485.981)
Aset Tetap Lain-Lain Rp 45.311.292.402
Total Aset Tetap Rp 376.841.862.937
TOTAL ASET Rp 463.288.593.970
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang Rp 29.174.040.269
Hutang jangka pendek lain-lain
Hutang bank jangka pendek Rp 89.347.787.633
Hutang pajak Rp 8.069.969.277
Biaya yang masih harus dibayar Rp 4.262.351.454
Hutang lain-lain Rp 15.246.209.764
Pendapatan diterima dimuka Rp 1.382.212.320
Total Liabilitas Jangka Pendek Rp 147.482.570.717
6
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang Rp 117.644.536.874
Total Liabilitas Jangka Panjang Rp 117.644.536.874
Total Liabilitas Rp 265.127.107.591
EKUITAS
Ekuitas Rp 198.161.486.379
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 463.288.593.970
7
c. Reklasifikasi Laporan Keuangan Periode 2017
1) Reklasifikasi Laporan Neraca
ASET
Aset Lancar
Kas Rp 3.059.185.742
Piutang usaha Rp 64.708.424.158
Piutang lain-lain Rp 1.127.975.450
Persediaan Rp 64.177.396.909
Pajak dibayar dimuka Rp 3.936.289.717
Uang muka dan biaya dibayar dimuka Rp 7.169.909.341
Total Aset Lancar Rp 144.179.181.317
Aset Tetap
Tanah Rp 48.280.242.553
Bangunan Rp 134.804.409.736
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp (16.773.579.981)
Mesin Rp 323.691.408.425
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp (134.514.540.212)
Kendaraan Rp 79.310.811.181
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp (50.791.847.558)
Perlengkapan dan peralatan Rp 51.588.287.161
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan
Peralatan Rp (26.640.906.048)
Aset Tetap Lain-Lain Rp 107.784.308.748
Total Aset Tetap Rp 516.738.594.005
TOTAL ASET Rp 660.917.775.322
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang Rp 56.157.678.354
Hutang jangka pendek lain-lain
Hutang bank jangka pendek Rp 11.817.022.428
Hutang pajak Rp 3.180.477.540
Biaya yang masih harus dibayar Rp 5.178.262.924
Hutang lain-lain Rp 39.714.295.645
Pendapatan diterima dimuka Rp 795.583.314
Total Liabilitas Jangka Pendek Rp 116.843.320.205
8
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang Rp 246.104.926.954
Total Liabilitas Jangka Panjang Rp 246.104.926.954
Total Liabilitas Rp 362.948.247.159
EKUITAS
Ekuitas Rp 297.969.528.163
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 660.917.775.322
100
50
0
2015 2016 2017
Kas 100 57.80 183.53
9
Analisis : Kondisi kas perusahaan PT Sariguna Primatirta periode 2015-
2017 seperti pada grafik diatas adalah berfluktuasi tiap tahunnya,
yaitu mengalami penurunan pada tahun 2016 dan meningkat pada
tahun 2017. Walaupun begitu, apabila ditarik garis trend, kondisi
kas pada PT. Sariguna Primatirta adalah naik landai. Hal Ini
menandakan bahwa PT. Sariguna Primatirta telah berhasil dalam
melakukan peningkatan pada penjualan sehingga dapat
meningkatkan kas perusahaan.
b.
Piutang usaha
250
Naik Landai
200
Axis Title
150
100
50
0
2015 2016 2017
Piutang usaha 100 133.50 232.52
10
c.
Piutang lain-lain
500
400
Naik Landai
Jumlah
300
200
100
0
2015 2016 2017
Piutang lain-lain 100 401.79 268.98
60
40
20
0
2015 2016 2017
Persediaan 100 74.99 113.62
11
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan tanggal 31 Desember 2017,
persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian
kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara
keseluruhan, masing-masing sekitar Rp 28 milyar dan Rp. 28,2
miliar pada PT Asuransi Central Asia (pihak ketiga). Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
e.
Aset Tetap
250
200 Naik (Landai)
Jumlah
150
100
50
0
2015 2016 2017
Aset Tetap 100 142.82 195.84
12
dan peralatan pabrik milik Perusahaan dijadikan sebagai jaminan
atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia
Tbk.
f.
Liabilitas Jangka Pendek
140
120
100 Turun (Stagnan)
Jumlah
80
60
40
20
0
2015 2016 2017
Liabilitas Jangka
100 114.69 90.86
Pendek
g.
Liabilitas Jangka Panjang
350
300 Naik (Tajam)
250
Jumlah
200
150
100
50
0
2015 2016 2017
Liabilitas Jangka
100 153.72 321.57
Panjang
13
Analisis : Kondisi liabilitas jangka panjang pada PT Sariguna
Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas
adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan PT. Sariguna Primatirta menggunakan liabilitas
jangka panjang untuk mendanai pembaharuan aset tetap yang
dilakukan secara periodik setiap tahunnya, yaitu dengan
penggantian peralatan berupa galon yang mudah mengalami
kerusakan. Semakin tinggi liabilitas jangka panjang suatu
perusahaan maka akan menurunkan tingkat pajak pada
perusahaan tersebut.
h.
Ekuitas
250
200 Naik (Landai)
Jumlah
150
100
50
0
2015 2016 2017
Ekuitas 100 133.71 201.06
i.
Laba Operasi
1000
Naik (Tajam)
800
Jumlah
600
400
200
0
2015 2016 2017
Laba Operasi 100 591.93 772.60
14
Analisis : Kondisi laba operasi pada PT Sariguna Primatirta periode
2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami
kenaikan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya
peningkatan pada penjualan bersih yang menyebabkan
efisiensi biaya produksi sehingga meningkatkan kinerja
perusahaan dalam meningkatkan laba operasinya.
j.
Laba Kotor
350
300 Naik (Landai)
250
Jumlah
200
150
100
50
0
2015 2016 2017
Laba Kotor 100 202.62 288.98
600
400
200
0
2015 2016 2017
EBIT 100 613.89 802.41
15
penjualan yang mempengaruhi laba perusahaan (EBIT) dapat
menutupi harga pokok penjualannya serta dapat mengelola
biaya operasinya secara efisien.
l.
EAT
1200
Naik (Tajam)
1000
800
Axis Title
600
400
200
0
2015 2016 2017
EAT 100 774.99 1000.95
m.
Arus Kas Operasi
400
350
300
Naik (Landai)
250
Jumlah
200
150
100
50
0
2015 2016 2017
Arus Kas Operasi 100 341.17 262.80
16
Kenaikan tersebut disebabkan karena perusahaan terus
berupaya meningkatkan jumlah penerimaan kas dari
pelanggan dengan kenaikan penjualan, namun tahun 2017
mengalami penurunan karena pengeluaran kas lebih besar
untuk biaya aktivitas operasi dibandingkan dengan
penerimaan yang diterima.
n.
Arus Kas Investasi
400
Naik (Landai)
300
Jumlah
200
100
0
2015 2016 2017
Arus Kas Investasi 100 265.47 330.46
300
200
100
0
2015 2016 2017
Arus Kas Pendanaan 100 180.62 391.99
17
penerimaan kas meliputi penambahan modal saham disetor
dan penambahan pinjaman bank, sedangkan untuk
pengeluaran kas hanya dilakukan untuk pembayaran dividen.
18
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2017 mampu menghasilkan laba
kotor sebesar 36,73%
100%
50%
0%
2015 2016 2017
Gross Profit
100% 141.72% 172.28%
Margin (GPM)
19
a) Tahun 2015
7.769.366.279
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑂𝑀) =
366.452.163.745
= 2,12%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2015 mampu
menghasilkan laba operasi sebesar 2,12%.
b) Tahun 2016
47.695.088.249
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑂𝑀) =
523.932.684.972
= 9,10%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2016 mampu
menghasilkan laba operasi sebesar 9,10%.
c) Tahun 2017
62.342.385.255
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑂𝑀) =
614.677.561.202
= 10,14%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2017 mampu
menghasilkan laba operasi sebesar 10,14%.
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Operating Margin
100% 429.37% 478.37%
(OM)
20
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meningkatkan
laba operasinya.
3) Net Profit Margin (NPM)
Rasio NPM atau Rasio Margin Laba Bersih merupakan rasio
profitabilitas untuk menilai presentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang dieroleh dari penjualan. Rasio
ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin baik operasi suatu perusahaan.
𝑬𝑨𝑻
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 (𝑵𝑷𝑴) =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
a) Tahun 2015
5.034.331.184
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) =
366.452.163.745
= 1,37%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2015 mampu
menghasilkan laba neto sebesar 1,37%.
b) Tahun 2016
39.015.746.963
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) =
523.932.684.972
= 7,45%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2016 mampu
menghasilkan laba neto sebesar 7,45%.
c) Tahun 2017
50.391.169.819
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) =
614.677.561.202
= 8,20%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2017 mampu
menghasilkan laba neto sebesar 8,20%.
21
PT. Sariguna Primatirta
Net Profit Margin
Periode 2015 -2017
800%
Naik (Landai)
Jumlah 600%
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Net Profit Margin
100% 542.05% 596.74%
(NPM)
22
= 19,69%
Makna :Setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang
saham pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto
sebesar 19,69%.
c) Tahun 2017
50.391.169.819
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =
297.969.528.163
= 16,91%
Makna :Setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang
saham pada tahun 2017 mampu memberikan laba neto
sebesar 16,91%.
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Return On Equity
100% 579.60% 497.84%
(ROE)
23
5) Return On Assets (ROA)
ROA merupakan rasio profitabilitas untuk menilai presentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total
aset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa
terlihat dari presentase rasio ini.
𝑬𝑨𝑻
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 (𝑹𝑶𝑨) =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
a) Tahun 2015
5.034.331.184
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐴) =
353.324.511.606
= 1,42%
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2015 mampu memberikan laba neto sebesar
1,42%.
b) Tahun 2016
39.015.746.963
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐴) =
463.288.593.970
= 8,42%
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar
8,42%.
c) Tahun 2017
50.391.169.819
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐴) =
614.677.561.202
= 7,62%
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar
7,62%.
24
PT. Sariguna Primatirta
Return On Assets
Periode 2015 -2017
800%
600% Naik (Landai)
Jumlah
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Return On Assets
100% 591.04% 535.10%
(ROA)
25
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2016 mampu
memberikan laba operasi sebesar 9,10%.
c) Tahun 2017
62.342.385.255
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑅𝑂𝑆) =
614.677.561.202
= 10,14%
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2017 mampu
memberikan laba operasi sebesar 10,14%.
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Return on Sales
100% 429.37% 478.37%
Ratio
26
𝑬𝑩𝑰𝑻
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒎𝒑𝒍𝒐𝒚𝒆𝒅 (𝑹𝑶𝑪𝑬) =
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂
a) Tahun 2015
7.769.366.279
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 (𝑅𝑂𝐶𝐸) =
148.199.975.954
= 5,24%
Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal pada tahun 2015 sebesar
5,24%.
b) Tahun 2016
47.695.088.249
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 (𝑅𝑂𝐶𝐸) =
198.161.486.379
= 24,07%
Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal pada tahun 2016 sebesar
24,07%.
c) Tahun 2017
62.342.385.255
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 (𝑅𝑂𝐶𝐸) =
297.969.528.163
= 20,92%
Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal pada tahun 2016 sebesar
20,92%.
300%
200%
100%
0%
2015 2016 2017
Return on Capital
100% 459.11% 399.09%
Employed
27
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta
periode 2015-2017 ditinjau dari return on capital employed
adalah berfluktuasi. Hal ini memberikan sinyal bagi
manajemen agar dapat lebih meningkatkan modal kerjanya
sehingga dapat meningkatkan laba sebelum pajak.
8) Return On Investment
Rasio ROI merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba
bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Rasio ini berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva yang tersedia pada
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi
perusahaan.
𝑬𝑨𝑻
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒎𝒆𝒏𝒕 (𝑹𝑶𝑰) =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
a) Tahun 2015
5.034.331.184
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =
353.324.511.606
= 1,42%
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2015 mampu memberikan laba neto sebesar
1,42%
b) Tahun 2016
39.015.746.963
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =
463.288.593.970
= 8,42%
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar
8,42%.
c) Tahun 2017
50.391.169.819
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =
660.917.775.322
= 7,62%
28
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham
pada tahun 2017 mampu memberikan laba neto sebesar
7,62%.
400%
200%
0%
2015 2016 2017
Return on
100% 591.04% 535.10%
Investment
29
1) Rasio Lancar
Rasio ini digunakan untuk menilai kecukupan aktiva lancar
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya
yang dipakai dalam perhitungan akuntansi sesuai jenis-jenis laporan
keuangan. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar
bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi untuk melunasi
utang lancarnya. Kondisi perusahaan tergolong lebih aman apabila rasio
lanccar diatas satu atau lebih dari 100% maka perusahaan tersebut sudah
pasti mampu membayar utang lancarnya tanpa mengganggu kegiatan
operasional perusahaan.
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
a) Tahun 2015
89.465.798.308
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
128.592.711.184
= 69,57%
Makna :Jumlah aktiva perusahaan pada tahun 2015 masih dibawah
jumlah utang lancar (70%) sehingga aktiva lancar
perusahaan belum bisa menutupi utang lancarnya.
b) Tahun 2016
86.446.731.033
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
147.482.570.717
= 58,61%
Makna :Jumlah aktiva perusahaan pada tahun 2016 masih dibawah
jumlah utang lancar (59%) sehingga aktiva lancar
perusahaan belum bisa menutupi utang lancarnya.
c) Tahun 2017
144.179.181.317
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
116.843.320.205
= 123,40%
Makna :Jumlah aktiva perusahaan pada tahun 2017 jauh diatas
jumlah utang lancar (123%) sehingga aktiva lancar
perusahaan dapat menutupi utang lancarnya.
30
Analisis Trend pada Rasio Lancar Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
100%
50%
0%
2015 2016 2017
Rasio Lancar 100% 84.25% 177.36%
Naik (Landai)
No Jenis
2) Rasio Cepat
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar,
namun tanpa persediaan karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah
menjadi uang dibandingkan aset lainnya. Rasio cepat meliputi piutang dan
surat-surat berharga. Semakin besar nilai rasio maka kondisi perusahaan
semakin baik.
31
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑪𝒆𝒑𝒂𝒕 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
a) Tahun 2015
32.981.109.210
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =
128.592.711.184
= 25,65%
Makna :Kemampuan aktiva lancar pada tahun 2015 yang paling
likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar
26%.
b) Tahun 2016
44.090.703.417
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =
147.482.570.717
= 29,90%
Makna :Kemampuan aktiva lancar pada tahun 2016 yang paling
likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar
30%.
c) Tahun 2017
79.470.756.973
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =
116.843.320.205
= 68,01%
Makna :Kemampuan aktiva lancar pada tahun 2017 yang paling
likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar
68%.
100%
0%
2015 2016 2017
Rasio Cepat 100% 116.56% 265.19%
32
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta
periode 2015-2017 ditinjau dari rasio cepat adalah mengalami
kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu dalam membayar kewajiban atau utang
lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan. Dapat diketahui bahwa rasio cepat pada tahun
2015 sebesar 26%, tahun 2016 sebesar 30% dan pada tahun
2017 sebesar 68%.
33
Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2017 jika dibandingkan
dengan total aktiva lancar adalah sebesar 2%.
Analisis Trend pada Rasio Kas Atas Aktiva Lancar Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
3 Rasio Kas Atas Aktiva Lancar 1,86% 1,11% 2,12% 100% 59,82% 113,88%
100%
Stagnan
50%
0%
2015 2016 2017
Rasio Kas Atas
100% 59.82% 113.88%
Aktiva Lancar
34
963.523.972
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
147.482.570.717
= 0,65%
Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2016 jika dibandingkan
dengan total aktiva lancar adalah sebesar 1%.
c) Tahun 2017
3.059.185.742
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
116.843.320.205
= 2,62%
Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2017 jika dibandingkan
dengan total aktiva lancar adalah sebesar 3%.
Analisis Trend pada Rasio Kas Atas Utang Lancar Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
4 Rasio Kas atas Utang Lancar 1,30% 0,65% 2,62% 100% 50,40% 201,99%
150%
100%
50%
0%
2015 2016 2017
Rasio Kas atas
100% 50.40% 201.99%
Utang Lancar
35
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
a) Tahun 2015
89.465.798.308
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
353.324.511.606
= 25,32%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2015 adalah
sebesar 25%.
b) Tahun 2016
86.446.731.033
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
463.288.593.970
= 18,66%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2016 adalah
sebesar 19%.
c) Tahun 2017
144.179.181.317
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
660.917.775.322
= 21,81%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2016 adalah
sebesar 22%.
Analisis Trend pada Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva Periode 2015-
2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Rasio Aktiva Lancar dan Total
5 25,32% 18,66% 21,81% 100% 73,69% 86,15%
Aktiva
100%
Turun (Stagnan)
50%
0%
2015 2016 2017
Rasio Aktiva Lancar
100% 73.69% 86.15%
dan Total Aktiva 36
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta
periode 2015-2017 ditinjau dari rasio aktiva lancar dan total
aktiva adalah berfluktuasi. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar porsi aktiva lancar perusahaan
dari total aktivanya. Dapat diketahui bahwa rasio aktiva
lancar dan total aktiva pada tahun 2015 sebesar 25%, tahun
2016 sebesar 19% dan pada tahun 2017 sebesar 22%.
6) Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban
perusahaan.
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
=
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈
a) Tahun 2015
89.465.798.308
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
76.531.824.468
= 116,90%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang pada tahun 2015 adalah
sebesar 117%.
b) Tahun 2016
86.446.731.033
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
117.644.536.874
= 73,48%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang pada tahun 2016 adalah
sebesar 73%.
c) Tahun 2017
144.179.181.317
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
246.104.926.954
= 58,58%
Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang pada tahun 2017 adalah
sebesar 59%.
37
Analisis Trend pada Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang Periode 2015-
2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Rasio Aktiva Lancar dan Total
6 116,90% 73,48% 58,58% 100% 62,86% 50,11%
Utang
60%
40% Turun (Landai)
20%
0%
2015 2016 2017
Rasio Aktiva Lancar
100% 62.86% 50.11%
dan Total Utang
38
1) Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset yang
dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Tahun 2015
Debt to Asset Ratio (DAR) = 205,124,535,652
353,324,511,606
= 58.06%
Kesimpulan: 58.06% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang.
Tahun 2016
Debt to Asset Ratio (DAR) = 265,127,107,591
463,288,593,970
= 57.23%
Kesimpulan: 57.23% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang.
Tahun 2017
Debt to Asset Ratio (DAR) = 362,948,247,159
660,917,775,322
= 54.92%
Kesimpulan: 54.92% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang.
39
PT. Sariguna Primatirta
Debt to Asset Ratio
Periode 2015 -2017
102%
Jumlah 100%
98%
96%
94% Turun (Landai)
92%
90%
2015 2016 2017
Debt to Asset Ratio
100% 98.57% 94.59%
(DAR)
Tahun 2015
Debt to Equity Ratio (DER) = 205,124,535,652
148,199,975,954
= 138.41%
Kesimpulan: Rasio sebesar 138.41% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara
hutang dan modal
Tahun 2016
40
Debt to Equity Ratio (DER) = 265,127,107,591
198,161,486,379
= 133.79%
Kesimpulan: Rasio sebesar 133.79% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara
hutang dan modal
Tahun 2017
Debt to Equity Ratio (DER) = 362,948,247,159
297,969,528,163
=121.81%
Kesimpulan: Rasio sebesar 121.81% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara
hutang dan modal
Analisis Trend pada Debt to Equity Ratio (DAR) Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
2 Debt to Equity Ratio 138.41% 133.79% 121.81% 100 96.66414301 88.00419453
95%
90%
85% Turun (Landai)
80%
2015 2016 2017
Debt to Equity
100% 96.66% 88.00%
Ratio
41
perusahaan masih dianggap kurang baik karena berada diatas
rata-rata industri.
3) Long Term Debt to Equity Ratio
Adalah rasio yang membandingkan antara seluruh utang jangka
panjang terhadap ekuitas perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengukur
berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Tahun 2015
Long Term Debt to Equity Ratio = 76,531,624,468
148,199,975,954
= 51.64%
Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 51.64% yang bermakna bahwa terlalu banyak
menggunakan utang jangka pende
Tahun 2016
Long Term Debt to Equity Ratio = 117,644,536,874
198,161,486,379
= 59.37%
Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 59.37% yang bermakna bahwa terlalu banyak
menggunakan utang jangka pendek
Tahun 2017
Long Term Debt to Equity Ratio = 246,104,926,954
297,969,528,163
= 82.59%
42
Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 82.59% yang bermakna bahwa terlalu banyak
menggunakan utang jangka pendek.
Analisis Trend pada Long Term Debt to Equity Ratio Periode 2015-2017
100%
50%
0%
2015 2016 2017
Long Term Debt to
100% 114.96% 159.94%
Equity Ratio
Times Interest Earned Ratio = EBIT (Earnings Before Interest dan Tax)
Biaya Bunga
Tahun 2015
Times Interest Earned Ratio = 7,769,366,279
43
457,547,104
= 17
Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 17 kali laba
sebelum bunga dan pajak
Tahun 2016
Times Interest Earned Ratio = 47,695,088,249
618,161,108
= 77
Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 77 kali laba sebelum
bunga dan pajak
Tahun 2017
Times Interest Earned Ratio = 62,342,385,255
766,352,876
= 81
Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 81 kali laba
sebelum bunga dan pajak.
Analisis Trend pada Times Interest Earned Ratio Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Times Interest Earned
4 17 77 81 100 454.3831245 479.0764664
Ratio
300%
200%
100%
0%
2015 2016 2017
Times Interest
100% 74.02% 479.08%
Earned Ratio
Kesimpulan : Times Interest Earned Ratio pada tahun 2015 -2017 adalah
berfluktuasi tiap tahunnya. Pada tahun 2015 adalah 17 kali
atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 17 kali laba
44
sebelum bunga dan pajak. Kemudian pada tahun 2016 adalah
13 kali sedangkan pada tahun 2017 adalah 81 kali. Apabila
rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 10 kali, rasio
untuk tahun 2015 sampai tahun 2017 dinilai baik karena
berada diatas rata-rata industri yaitu 10 kali. Hal ini
memudahkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
dikemudian hari.
Sumber: Kasmir, 2008 Analisis Laporan Keuangan
5) Tangible Assets Debt Covarage
Adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva
tetap berwujud dengan hutang jangka panjang, artinya rasio ini
menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk
menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap
yang ada. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan yang ada dan
kreditor jangka panjang semakin aman.
Tahun 2015
Tangible Assets Debt Covarage = 263,858,704,298
76,531,824,468
= 344.77%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 344.77%
Tahun 2016
Tangible Assets Debt Covarage = 376,841,862,937
117,644,536,874
= 320.32%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 320.32%
Tahun 2017
45
Tangible Assets Debt Covarage = 516,738,594,005
246,104,926,954
= 209.97%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 209.97%.
Analisis Trend pada Tangible Assets Debt Coverage Periode 2015-2017
Tahun Tahun (Analisis Tren)
No Jenis
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Tangible Assets Debt
5 344.77% 320.32% 209.97% 100 92.9090499 60.90055244
Covarage
100%
50% Turun (Landai)
0%
2015 2016 2017
Tangible Assets
100% 92.91% 60.90%
Debt Covarage
46
Tahun 2015
Current Liabilities to Net Worth = 128,592,711,184
148,199,975,954
= 86.77%
Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan
modal sebesar 86.77%
Tahun 2016
Current Liabilities to Net Worth = 147,482,570,717
198,161,486,379
= 74.43%
Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan modal
sebesar 74.43%
Tahun 2017
Current Liabilities to Net Worth = 116,843,320,205
297,969,528,163
= 39.21%
Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan modal
sebesar 39.21%
100%
50% Turun (Landai)
0%
2015 2016 2017
Current Liabilities
100% 85.77% 45.19%
to Net Worth
47
Kesimpulan : Current Liabilities to Net Worth pada tahun 2015-2017
mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015
sebesar 87%, pada tahun 2016 sebesar 74% dan pada tahun
2017 sebesar 39%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah rasio ini maka semakin kecil juga modal yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka pendek.
Penjualan
= 353.324.511.606
Analisis DU pont
Dikurangi
PT. Sariguna Primatirta Laba setelah Pajak
= 5.034.331.184 Total Biaya yang dikeluarkan
Tahun 2015
= 361,417,832,561
Dibagi
% Laba Bersih
= 1.37%
Penjualan
= 353.324.511.606
ROI (Return on
Investment) Dikali 48
= 1.42%
Penjualan
Penjualan
= 523.932.684.972
Analisis DU pont
Dikurangi
Laba setelah Pajak
PT. Sariguna Primatirta
= 39.015.746.963 Total Biaya yang dikeluarkan
Tahun 2016 = 484,916,938,009
Total Aset
Ditambah
ROE (Return on = 463.288.593.970
Dikali Equity)
19.69 % Total Aktiva Tetap
= 376.841.862.937
Equity
= 198.161.486.379
Total Liabilities
Equity Multipier Ditambah
= 265.127.107.591
= 238.41 kali Dibagi
Current Liabilities
= 238 = 147.482.570.717
Equity
= 198.161.486.379
49
Penjualan
= 614.677.561.202
Dikurangi
Analisis DU pont Laba setelah
Pajak
PT. Sariguna Primatirta = 50,391,169,819
Total Biaya yang dikeluarkan
= 564,286,391,383
Tahun 2017
% Laba Dibagi
Bersih
= 8.20% Penjualan
= 614.677.561.202
ROI (Return on
Investment) Dikali
= 7.62%
Penjualan
= 614.677.561.202
Total Aset
Dibagi Total Aset Lancar
Turnover
= 144.179.181.317
= 93.0 kali
Total Aset
Ditambah
ROE (Return = 660.917.775.322
Dikali on Equity)
16.90 % Total Aktiva Tetap
= 516.738.594.005
Equity
= 297.969.528.163
Total Aset
Ditambah Long Term Debt
=
660.917.775.322 = 246.104.926.954
Current Liabilities
= 238 = 116.843.320.205
Equity
= 297.969.528.163
50
TAHUN
Nama Akun 2015 2016 2017
Rp Rp Rp
ASET
Aset Lancar
Kas 1.666.853.310 963.523.972 3.059.185.742
Piutang usaha 27.829.623.417 37.151.439.243 64.708.424.158
Piutang lain-lain 419.354.928 1.684.909.391 1.127.975.450
Persediaan 56.484.698.098 42.356.027.616 64.177.396.909
Pajak dibayar dimuka - 8.000.000 3.936.289.717
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 3.065.277.555 4.282.830.811 7.169.909.341
Total Aset Lancar 89.465.807.308 86.446.731.033 144.179.181.317
Aset Tetap
Tanah 40.936.017.553 42.610.192.553 48.280.242.553
Bangunan 53.629.663.162 82.842.053.589 134.804.409.736
Akumulasi Penyusutan Bangunan (9.317.072.048) (12.352.414.168) (16.773.579.981)
Mesin 205.290.332.711 269.726.441.885 323.691.408.425
Akumulasi Penyusutan Mesin (96.086.752.711) (112.182.967.065) (134.514.540.212)
Kendaraan 67.670.349.334 75.358.173.908 79.310.811.181
Akumulasi Peny. Kendaraan (32.856.683.399) (42.070.065.012) (50.791.847.558)
Perlengkapan dan Peralatan 14.940.736.137 46.961.640.826 51.588.287.161
Akumulasi peny. Perlengkapan dan Peralatan (6.801.665.751) (19.362.485.981) (26.640.906.048)
Aset Tetap Lain-lain 26.453.779.310 45.311.292.402 107.784.308.748
Total Aset Tetap 263.858.704.298 376.841.862.937 516.738.594.005
Total Aset 353.324.511.606 463.288.593.970 660.917.775.322
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang 31.500.153.659 29.174.040.269 56.157.678.354
Hutang jangka pendek lain-lain
Hutang bank jangka pendek 80.936.359.500 89.347.787.633 11.817.022.428
Hutang pajak 1.160.914.065 8.069.969.277 3.180.477.540
Biaya yang masih harus dibayar 1.359.352.398 4.262.351.454 5.178.262.924
Hutang lain-lain 12.067.276.481 15.246.209.764 39.714.295.645
Pendapatan diterima dimuka 1.568.655.081 1.382.212.320 795.583.314
Total Liabilitas Jangka Pendek 128.592.711.184 147.482.570.717 116.843.320.205
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang 76.531.824.468 117.644.536.874 246.104.926.954
Total Liabilitas Jangka Panjang 76.531.824.468 117.644.536.874 246.104.926.954
Total Liabilitas 205.124.535.652 265.127.107.591 362.948.247.159
EKUITAS
Ekuitas 148.199.975.954 198.161.486.379 297.969.528.163
Total Liabilitas dan
Ekuitas 353.324.511.606 463.288.593.970 660.917.775.322
51
Common Size pada Laporan Posisi Keuangan PT Sariguna Primatirta
Tahun 2015-2017
Tahun
Nama Akun 2015 2016 2017
% % %
ASET
Aset Lancar
Kas 0,47 0,21 0,46
Piutang usaha 8,00 8,38 9,96
Persediaan 15,99 9,14 9,71
Pajak dibayar dimuka 0,00 0,00 0,60
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 0,87 0,92 1,08
Total Aset Lancar 25,33 18,65 21,81
Aset Tetap
Tanah 11,59 9,20 7,31
Bangunan
12,54 15,22 17,86
Akumulasi Penyusutan Bangunan
Mesin
30,91 34,01 28,62
Akumulasi Penyusutan Mesin
Kendaraan
9,85 7,19 4,32
Akumulasi Peny. Kendaraan
Perlengkapan dan Peralatan
2,30 5,96 3,77
Akumulasi peny. Perlengkapan dan Peralatan
Aset Tetap Lain-lain 7,49 9,78 16,31
Total Aset Tetap 74,68 81,36 78,19
Total Aset 100 100 100
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang 8,92 6,30 8,50
Hutang jangka pendek lain-lain
Hutang bank jangka pendek
Hutang pajak
27,48 25,54 9,18
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain
Pendapatan diterima dimuka
Total Liabilitas Jangka Pendek 36,40 31,84 17,68
52
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang 21,66 25,39 37,24
Total Liabilitas 58,06 57,23 54,92
EKUITAS
Ekuitas 41,94 42,77 45,08
Total Liabilitas dan
Ekuitas 100 100 100
Kesimpulan:
Dapat dilihat pada proporsi asset lancar tahun 2015 sebesar 25.32% tahun
2016 sebesar 18.66% dan untuk tahun 2017 sebesar 21.81. sedangkan proporsi
pada akun asset tetap PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar 74.68%, tahun
2016 sebesar 81.34% dan untuk tahun 2017 sebesar 78.19%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa proporsi pada akun asset tetap lebih dominan daripada
proporsi pada akun asset lancar. Karena pada PT. Sariguna Primatirta lebih
banyak proporsi pada asset tetap berarti PT. Sariguna Primatirta mampu
memberikan tingkat investasi yang lebih tinggi dibandingkan asset lancarnya.
Tetapi untuk liabilitas lancar pada PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar
36.40%, tahun 2016 sebesar 31.83% dan untuk tahun 2017 sebesar 17.68%,
sedangkan untuk liabilitas jangka panjang untuk tahun 2015 sebesar 21.66%,
tahun 2016 sebesar 25.39% dan untuk tahun 2017 sebesar 37.24%. bila
diperhatikan pada PT. Sariguna Primatirta bahwa asset lancar yang digunakan itu
didanai oleh liabilitas lancar. Sedangkan untuk liabilitas jangka panjang PT.
Sariguna Primatirta mengindikasikan bahwa PT. Sariguna Primatirta lebih
mengutamakan utang jangka panjangnya yang lebih banyak daripada utang
lancarnya. Dan dapat dilihat juga bahwa ekuitas pada PT. Sariguna Primatirta tiap
tahunnya juga mengalami kenaikan. Pada analisis common size untuk PT.
Sariguna Primatirta menggunakan kebijakan manajemen modal kerja yang
moderate dimana pendanaan terhadapa asset lancar yang bersifat temporer
mempergunakan liabilitas lancar, sedangkan untuk asset lancar yang bersifat
permanen (asset lancar minimum yag harus ada di perusahaan) dan asset tetap
menggunakan liabilitas jangka panjang dan ekuitas perusahaan.
53
Common Size pada Reklasifikasi Laporan Laba Rugi PT. Sariguna
Primatirta Tahun 2015-2017
Keterangan 2015 2016 2017 2015 2016 2017
Laba Operasi Rp 8,110,791,001 Rp 48,009,984,731 Rp 62,664,239,800 8.19% 16.38% 15.62%
Laba Kotor Rp 78,135,645,522 Rp 158,319,231,152 Rp 225,800,168,007 78.88% 54.03% 56.28%
EBIT Rp 7,769,366,279 Rp 47,695,088,249 Rp 62,342,385,255 7.84% 16.28% 15.54%
EAT Rp 5,034,331,184 Rp 39,015,746,963 Rp 50,391,169,819 5.08% 13.31% 12.56%
Total Rp 99,050,133,986 Rp 293,040,051,095 Rp 401,197,962,881 100% 100% 100%
Kesimpulan :
Dapat dilihat pada tabel reklasifikasi laporan laba rugi PT. Sariguna
Primatirta tahun 2015-2017 bahwa persentase laba yang diperoleh dari kegiatan
operasi PT. Sariguna Primatirta dari tahun 2015 sebesar 8.19%, tahun 2016 sebesar
16.38% dan untuk tahun 2017 sebesar 15.62%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
laba operasi PT. Sariguna Primatirta mengalami kenaikan laba dari kegiatan
operasi. Untuk laba kotor tahun 2015 sebesar 78.88%, tahun 2016 sebesar 54.03%
dan untuk tahun 2017 sebesar 56.28%, sehingga untuk laba kotor yang dihasilkan
oleh PT. Sariguna Primatirta bahwa tingkat penjualan dikurangi harga pokok
penjualan dan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan menghasilkan laba kotor
yang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Untuk laba sebelum pajak dan bunga dari
tahun 2015, 2016 dan 2017 juga mengalami kenaikan labanya. Dan untuk laba
bersih PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar 5.08% tahun 2016 sebesar
13.31% dan untuk tahun 2017 sebesar 12.56%, sehingga untuk laba bersih ini
menunjukkan kenaikan dari tahun 2015 ke 2016 tetapi untuk tahun 2017
mengalami penurunan laba bersih tetapi penurunannya tidak terlalu banyak dengan
alasan bahwa biaya yang dikeluarkan mengalami kenaikan.
54
BAB III
KESIMPULAN
Informasi keuangan dapat menjadi alat bantu untuk mengukur kinerja dan
laba perusahaan. Kinerja perusahaan identik dengan laba perusahaan. Fokus
utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan
tersebut, yang merupakan pengukuran laba dan komponen-komponennya.
Investor, kreditor, dan pemakai lain yang ingin mengetahui prospek perusahaan
dalam memperoleh aliran kas bersih, adalah pihak yang secara khusus
berkepentingan terhadap informasi tersebut. PT. Sariguna Primatirta dalam hal ini
mampu menghasilkan laba dimana meningkat tiap tahunnya, baik laba operasi,
laba kotor, laba sebelum bunga dan pajak maupun laba setelah pajak. Kenaikan
laba tersebut dipengaruhi oleh penjualan yang juga meningkat tiap tahunnya.
Perusahaan yang kuat memiliki laba kotor lebih dari 40%. Laba kotor PT.
Sariguna tiap tahunnya berada di atas 40%, yaitu masing-masing 79%, 54%, dan
56% dari keseluruhan laba yang diperoleh PT. Sariguna Primatirta. Pada tahun
2015, selisih antara jumlah penjualan dan beban penjualan sebagai pengurangnya
sedikit dibandingkan pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini dikarenakan pada tahun
tersebut volume penjualan tetap, tetapi harga meningkat, sehingga menyebabkan
jumlah laba kotor pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan dengan tahun
berikutnya.
Selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, laporan keuangan juga digunakan untuk mengukur kinerja
suatu perusahaan. Kinerja tersebut dapat diketahui dengan menggunakan analisis
rasio. Rasio yang digunakan dalam analisis pada PT. Sariguna Primatirta adalah
rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas,
kinerja PT. Sariguna Primatirta menunjukkan peningkatan tiap tahunnya yang
dilihat dari Groos Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, Return
On Equity, Return On Assets, Return On Sales Ratio, Return On Capital
Employed, dan Return On Investment. Hal ini mencerminkan perusahaan mampu
55
dalam memperoleh keuntungan dari kegiatan operasinya pada tingkat penjualan,
aset dan modal yang ada.
56