KELOMPOK 9
ISMAYANTI
Puji syukur kami kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pembagian hadist
dari segi kualitas sanad ( mutawatir, ahad dan garib) ini dengan baik meskipun
terdapat banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami berterima kasih kepada
bapak Dr. Tasbih, M.Ag.selaku Dosen mata kuliah ilmu hadis yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yanag
membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami minta maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik, saran, dan usulan yang membangun dari anda demi perbaikan makalah
yang akan kami buat di waktu yang akan datang.
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN .....................................................................................................11
SARAN ..................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadist Nabi SAW. Terbagi atas beberapa macam dilihat dari berbagai sisi
pandang, jika dilihat dari sisi banyaknya orang yang meriwayatkan, maka hadis
terbagi atas dua, yakni mutawatir dan ahad demikian pandangan kebanyakan
ulama hadis, sedangkan usul dan ulama kalam, membaginya pada tiga macam,
yaitu mutawatir, masyhur dan ahad.
Kemudian jika hadist itu dilihat dari segi kualitas sanad dan matan hadis, maka
hadist berbagi atas : sahih, hasan, dan dha’if. Sedangkan dilihat dari sisi diterima
dan tidaknya, maka hadist terbagi atas: hadist maqbul dan mardud. Kemudian
jika dilihat dari segi penyandarannya, maka hadist terbagi atas marfu, mauquf dan
maqtu, sedangkan jika dilihat dari sumber perkataannya, maka hadis terdiri atas
hadis Qudsi ( firman Allah yang tidak termasuk ayat al-quran) dan hadist nabawi
(sabda yang berasal dari rasulullah Muhammad SAW.), dan hadis Qawi (hadist
Nabi SAW. Yang dikuatkan dengan ayat al-qur’an)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hadis mutawatir ?
2. Apa pembagian hadis mutawatir ?
3. Apa pengertian hadist ahad ?
4. Apa pembagian hadist ahad ?
5. Apa pengertian hadis gharib ?
6. Apa pemebagian hadis gharib ?
1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian hadis mutawatir
2. Untuk mengetahui pembagian hadis mutawatir
3. Untuk mengetahui pengertian hadist ahad
4. Untuk mengetahui pembagian hadist ahad
5. Untuk mengetahui pengertian hadis gharib
6. Untuk mengetahui pemebagian hadis gharib
2
BAB II
PEMBAHASAAN
A. HADIST MUTAWATIR
1. Pengertian Hadist Mutawatir
Mutawatir menurut bahasa dari isim musytaq ُ الت َّ َواتِرartinya ُ( التَّت َابعyang datang
berikut dengan kata, atas yang beriringan tak ada selangnya, berturut-turut, atau
َ ت ََوات ََر ْال َمartinya hujan turun terus-menerus.
silih berganti), sehingga kalimat ُطر
Artinya:
Hadist yang diriwayatkan oleh banyak periwayat pada setiap tabaqat, para
periwayat yang banyak periwayat itu mustahil menurut akal sepakat untuk
berdusat.
َُ َُما َكانَ ُ َع ْنُ َمحْ د ْو ٍسُا ْخبَ َرُبِ ِهُ َج َماُ َعةُبَلَغ ْواُفِ ْيُال َكثْ َرةُِ َم ْبلَغًاُت ِخيْلُاْلعَادَةُت ََواطوُه ْم
ِ علَىُال َك ِذ
ُب
Artinya:
Khabar yang didustakan kepada panca indera (dilihat atau didengar sendiri oleh
orang yang memberitakan) yang diberitakan oleh sekelompok manusia yang
berjumlah banyak, yang mustahil menurut adat, mereka bersatu lebih dahulu
untuk berbohong.
ُُِويَد ْوم ُ َعلَىُ َهذَُاْل َح ِد ُُ( َعدَم ُت ََو ُّه ِم ُإِجْ َماع،
َ ب ِ ُوالَُيت ََو َّهم ُت ََواط َؤه ْم ُ َعلَىُال َك ِذ َ ْار َواه ُقَ ْو ٌم ُالَيح
َ صىُ َعدَُد ُه ْم َ َم
َ طهُ َك
ط َرفَ ْي ُِه َ س َ ُو َو ِ الر َواةُِ َعلَىُال َك ِذ
َ ب)فَيَك ْونُا َّولهُ َكا ٓ ِخ ِرهُِكَا َّوله ُّ
3
Artinya :
Hadist mtawatir lafziy menurut sebagian ulama sangat sedikit, berbeda dengan
hadist mutawatir maknawiy yang banyak, karena para periwayat hadist itu
mengemukakan periwatan secara makna, orang yang menjadi periwayat hadist
yang banyak itu tidaak sepakat berdusta
4
Hadist mutawatir amaly adalah hadist-hadist yang menjelaskan amalan yang
telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Kemudian diamalkan ileh para sahabat, lalu
diikuti lagi oleh para tabi’in, kemudian at baut tabi’in, kemudian generasi
berikutnya tanpa ada modifikasi atau perubahan, seperti tatacara pelaksanaan
salat lima waktu dengan masing-masing jumlah rakaatnya, salat-salat sunnat yang
telah dilakukan atau diamalkan oleh Rasulullah saw, maka amalan tersebut
dikategorikan sebagai mutawatir amaly.
Artinya:
Khabar yang sama bunyi lafalnya dari para perawi, walaupun pada hukum dan
maknanya.
5
Artinya:
Hadist yang sama bunyi lafal dari para perawinya, baik lafal yang satu
ataupun dengan lafal yang lain yang semakna dan menunjukkan pada
makna yang dimaksud secara tegas.
b. Mutawatir ma’nawi
َُمات ََوا ِت َر َم ْعنَاهُدُ ْونَ ُلَ ْفظه
Artinya:
Hadist yang mutawatir maknanya bukan lafalnya.
c. Mutawatir amaly
Perbuatan ata amalan Rasulullah saw. Yang disaksikan oleh para sahabat
kemudian diikutinya, kemudian oleh para tabi’in dan tabi’it tabi’in, bahkan
sampai pada masa sekarang ini dilakukan secara turun temurun oleh banyak
orang, contoh: shalat lima waktu dengan jenis salatnya, dhuhur, asar, magrib, isya,
dan subuh dengan jumlah rakaatnya masing-masing merupakan sesuatu yang
sudah mutawatir, karena itu salah tidak dapat dimungkiri orang islam.
B. HADIST AHAD
1. Pengertian hadist ahad
Hadist ahad, munurut bahasa ahad adalah jama’ dari wahid yang berarti
satu. Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh satu orang. Menurut istilah
hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh satu orang atau dua orang
periwayat ataupun lebih yang tidak mencapai derajat mutawatir.
Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh orang perorang atau
beberapa orang yng tidak sampai pada derajat mutwatir. Hadist ahad terdiri atas
hadist mashur dan hadist gairu masyhur, hadist gayru mashur terdiri atas hadist
6
aziz dan hadist garib. Muhammad Mustafa azami membagi hadist ahad atas tiga
jenis yakni mashur, aziz dan garib.
a. Hadist mashur
Ulama ushul mengatakan bahwa hadis mashur adalah hadis yang pada
tabaqat pertama (tingkat sahabat) diriwayatkan oleh banyak orang tetapi belum
sampai pada tingkat oleh banyak orang yang jumlahnya menyamai periwayatan
mutawatir.
7
1. Kelompok ulama yang ketat membuat kategori hadis mashur, kelompok
ini di kenal dengan istilah tasyaddud memberi persyaratan terhadap hadis
masyhur:
a) Mereka menempatkan hadis masyhur pada posisi yang lebih tinggi
dari hadis ahad, yakni: antara hadis mutawatir dan hadist ahad, bahkan
kecendrungannya lebih dekat kepada mutawatir daripada ke ahad.
b) Mereka mengukur kemasyhuran sebuah hadis dari jumlah orang yang
meriwayatkan hadis pada setiap tabaqat.
2. Kelompok yang tidak ketat (longgar) yang dikenal dengan istilah tasyahul
memberipersyaratan hadist masyhur, disebabkan:
a) Mereka menetapkan hadis masyhur sebagai sebagian dari hadis ahad.
b) Kemasyhuran diukur dari segi jumlah orang yang mengenal hadis itu,
dengan tidak mensyaratkan tabaqt, bahkan ada yang sama sekali tidak
mengharuskan kemasyhuran dikaitkan dengan periwayatnya, dapat
saja di luar periwayat hadist yang bersangkutan.
Ulama yang termasuk pada kelompok pertama adalah ulama ushul, sedangkan
yang termasuk pada kelompok kedua adalah ulama hadis.
8
C. HADIS GHARIB
1. Pengertian hadist gahrib
Gharib pada sanad adalah hadist yang matannya telah diriwayatkan oleh
banyak sahabat, tetapi ada seseorang rawi yang meriwayatkannya dari salah satu
seorang sahabat yang lain. Dengan demikian, ke-gharib-annya hanya dilihat dari
satu segi ( gahrib minhadzal wajhi).
Para ulama pun membagi hadist gharib menjadi dua golongan , yaitu gharib
pada sanad dan matan, dan gharib pada sanad. Pembagian hadist gharib menjadi
dua bagian inti apabila ditinjau dari segi letak ke-gharib-an nya.
Gharib pada sanad dan matan adalah hadis yang hanya diriwayatkan melalui
satu jalur, seperti sabda Rasulullah SAW.:
Artinya:
“ada dua kalimat yang disenangi allah, ringan diucapkan, dan memperberat
timbangan, yaitu kalimat ‘subhana Allah wa bihamdih subhana Allah il’ Azim’.”
9
bahwa hadist ini gharib karena hanya rawi-rawi tersebutlah yang
meriwayatkannya, tidak ada rawi lain.
Adapun yang dimaksud dengan gharib pada sanad adalah hadis yang telah
populer dan diriwayatkan oleh banyak sahabat, tetapi ada seorang rawi yang
meriwayatkan dari salah seorang sahabat lain yang tidak populer. Periwayatan
hadis mulalui sahabat yang lain disebutkan sebagai hadis gharib pada sanad.
Apabila hadist telah diketahui sanadnya gharib, matannya tidak perluh diteliti
lagi, serta ke-gharib-annya menjadikan hadis tersebut berstatus gharib. Namun,
nila sanadnya tidak gharib, kemudian matannya yang gharib. Oleh karena itu,
penelitian selanjutnya ditunjukkan pada matannya apabila matannya diketahui
gharib, hadistnya pun menjadi gharib.
Artinya:
ُاح ٍد
ِ ُو َ ُا َ ْلكَافِر َيا ْٔكلُفِى
َ ٍ س ْب َع ِةا َ ْم َع َاواْلم ْٔو ِمنٌُُ َيا ْٔكلفظُفِىُ َم ْعي
“orang kafir makan dalam tujuh usus, sengankan orang mukmin makan
pada satu usus.”
Menurut Al- Hafizh Ibnu Rajab, matan hadis ini melalui beberapa jalur yang
diketahui oleh Nabi. Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari abu-asy’ari yang
diriwayatkan Muslim melalui Kuraib dianggap gharib sebab kuraib menyendiri
dalam meriwayatkan hadis ini.
Ditinjau dari segi pemakaiannya, hadis gharib disebut juga hadis fard.
Perbedaan diamtara keduanya hanya terdapat padapenyebutannya. Sebuah hadis
fard oleh ulama muhadditsin lbih banyak dipakai untuk hadis gharib mutlak
sehingga dalam pemakaian sehari-hari disebut fard mutlaq. Adapun sebutan hadis
gharib lebih banyak dipakai untuk hadis gharib nisbi atau fard nisbi.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Asse, Ambo.2016. Ilmu hadis pengantar memahami hadist Nabi saw. Makassar:
Dar al-Hikmah wa al-Ulum Alauddin press
12