REVIEW JURNAL Fraktur Pelvis
REVIEW JURNAL Fraktur Pelvis
Pembimbing:
Eirene E.M Gaghauna, S.Kep., MSN
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Penulis Chak Wah Kam. Ping Keung Joe Hukum, Hon Wai
Jacky Lau, Rashidi Ahmad, Chiu Lun Joseph Tse,
mina Cheng, Kin Bong Lee dan Kin Yan Lee
Tahun Terbit 2019
Judul The 10 commandments of exsanguinating pelvic
fracture management
Lembaga Penerbit Hong Kong Journal of Emergency Medicine
Konten/Isi Jurnal
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah review terstruktur
berdasarkan literatur yang diterbitkan terkait dengan fraktur pelvis yang
parah.
B. Kritikal Jurnal
1. Subtansi
a. Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini adalah peneliti melakukan review dari
beberapa literatur untuk menemukan protokol yang dapat dilakukan
pada pasien dengan fraktur pelvis. Peneliti juga menjelaskan
intervensi dari setiap commandments (perintah) dalam jurnal.
b. Kekurangan
Peneliti tidak menjelaskan cara pengumpulan jurnal dan batasan
tahun pada jurnal yang direview. Peneliti juga tidak menjelaskan
bagaimana kriteria jurnal yang akan direviw.
2. Metodelogi
a. Kelebihan
Menggunakan literatur review yaitu meninjau kembali dari literatur
atau jurnal yang terdahulu sehingga didapatkan hasil yang optimal
b. Kekurangan
Jurnal ini tidak menjelaskan tentang keterbatasan penelitian, dan juga
kurang menjelaskan mengenai perbedaan kriteria setiap jurnal yang di
review
3. Interprestasi
a. Kelebihan
Penyajian data sudah disertakan tabel.
b. Kekurangan
Tabel yang dibuat tidak dijelaskan secara rinci sehingga reviewer sulit
untuk memahami maksud dari tabel tersebut
C. Kesimpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini adalah 10 rekomendasi
membantu mengurangi dan mencegah kematian.
1. Sebelum manajemen ABCDE, kesiapsiagaan, perlindungan, dan
keputusan sangat penting untuk mengoptimalkan hasil pasien dan
untuk menghemat biaya.
2. Lakukan tidak menggerakkan panggul untuk memeriksa stabilitas,
hindari logrolling tetapi pengikat panggul profilaksis bisa
menyelamatkan jiwa.
3. Dihitung pemindai tomografi dapat menjadi terowongan kematian bagi
pasien hemodinamik yang tidak stabil.
4. Aplikasi yang benar dari pengikat panggul pada tingkat trokanter yang
lebih besar untuk mencapai kompresi paling efektif.
5. Pilih bahan pengikat yang cocok (BEST tidak ada, selalu mencari
LEBIH BAIK) untuk memfasilitasi pemeriksaan tubuh dan intervensi
terapeutik.
6. Protokol transfusi masif hanya merupakan tindakan sementara untuk
mempertahankan sirkulasi untuk pemeliharaan hidup.
7. Kerusakan pada operasi dapat dikontrol bertujuan untuk segera
menghentikan perdarahan untuk mengembalikan fisiologi dengan
memerangi triad mematikan trauma harus diikuti oleh perbaikan
anatomi definitif.
8. Manajemen kerja tim yang digerakkan oleh protokol mempercepat
penyelesaian dari terapi multi-fase termasuk fiksasi panggul eksternal,
pembungkus panggul pra-peritoneum, dan emboli-angio, didahului
dengan laparotomi saat diindikasikan.
9. Resusitasi oklusi balon endovaskular aorta dapat mengurangi
pendarahan panggul sambil menunggu saat transfer rumah sakit atau
menuju ruang operasi.
10. Operasi adalah terapi definitif untuk trauma tetapi pencegahan adalah
perawatan terbaik, terdiri dari tingkat primer, sekunder, dan tersier.
D. Implementasi Keperawatan
1. Hasil penelitian dalam jurnal ini dapat berkontibusi dalam Keperawatan
Medikal Bedah terutama keperawatan perioperatif terhadap
penatalaksaan fraktur pelvis dengan menggunakan commandments
(perintah).
1) Sebelum manajemen ABCDE, kesiapsiagaan, perlindungan, dan
keputusan sangat penting untuk mengoptimalkan hasil pasien dan
untuk menghemat biaya.
2) Lakukan tidak menggerakkan panggul untuk memeriksa stabilitas,
hindari logrolling tetapi pengikat panggul profilaksis bisa
menyelamatkan jiwa.
3) Dihitung pemindai tomografi dapat menjadi terowongan kematian bagi
pasien hemodinamik yang tidak stabil.
4) Aplikasi yang benar dari pengikat panggul pada tingkat trokanter yang
lebih besar untuk mencapai kompresi paling efektif.
5) Pilih bahan pengikat yang cocok (BEST tidak ada, selalu mencari
LEBIH BAIK) untuk memfasilitasi pemeriksaan tubuh dan intervensi
terapeutik.
6) Protokol transfusi masif hanya merupakan tindakan sementara untuk
mempertahankan sirkulasi untuk pemeliharaan hidup.
7) Kerusakan pada operasi dapat dikontrol bertujuan untuk segera
menghentikan perdarahan untuk mengembalikan fisiologi dengan
memerangi triad mematikan trauma harus diikuti oleh perbaikan
anatomi definitif.
8) Manajemen kerja tim yang digerakkan oleh protokol mempercepat
penyelesaian dari terapi multi-fase termasuk fiksasi panggul eksternal,
pembungkus panggul pra-peritoneum, dan emboli-angio, didahului
dengan laparotomi saat diindikasikan.
9) Resusitasi oklusi balon endovaskular aorta dapat mengurangi
pendarahan panggul sambil menunggu saat transfer rumah sakit atau
menuju ruang operasi.
10) Operasi adalah terapi definitif untuk trauma tetapi pencegahan adalah
perawatan terbaik, terdiri dari tingkat primer, sekunder, dan tersier.
Lampiran 1
Tabel 2