Bala Keselamatan
Bala Keselamatan
William dilahirkan di Sneinton, Nottingham, Inggris, anak laki satu-satu dari empat
anak yang selamat dari Samuel Booth dan Mary Moss. Pada saat itu, ayahnya dapat
digolongkan sebagai orang kaya, tetapi pada masa muda anak-anak Booth, karena investasi
buruk yang dilakukan ayahnya, keluarganya menjadi miskin dan ayah William menjadi
seorang alkoholik.
Pada tahun 1842, Samuel Booth, yang pada saat itu telah jatuh bangkrut, tidak dapat
membiayai sekolah anaknya, dan William yang berusia 13 tahun pada saat itu adalah seorang
pemagang di sebuah rumah lelang. Samuel Booth meninggal dunia pada tahun yang sama.
Pada usia 13 tahun William dikirim untuk magang di sebuah pegadaian. Booth tidak
menyukai pekerjaan ini, dan karena itu seringkali murung dan kesepian. Hiburan satu-satunya
adalah agama. Namun dalam pekerjaan itu pula ia memperoleh pengalaman dan kesadaran
tentang arti kemiskinan yang dialami banyak orang. Booth yang muda juga sadar betapa orang-
orang miskin ini seringkali mengalami penghinaan dan nista dari orang-orang lain. Pada usia
remajanya itu pula Booth menjadi Kristen dan seringkali berusaha mengajak orang-orang lain
untuk menjadi Kristen juga.
Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di
sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan memutuskan
untuk menjadi pendeta.
Suatu kali William Booth datang dan berkhotbah di gereja Catherine. Segera mereka
saling jatuh cinta dan bertunangan. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam sebuah
upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang pengkhotbah
keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa saja yang mau
mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih daripada itu. Karena itu
Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan jabatannya sebagai seorang
pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling.
Pada suatu hari pada tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah
kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar,
beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat
mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian kebaktian
kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera
sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan
gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”
Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William Booth, seorang pendeta Gereja
Metodis. Booth dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829 dalam sebuah keluarga
kontraktor bangunan kecil yang jatuh bangkrut. Karena itulah sejak kecil ia terpaksa harus ikut
menopang keuangan keluarganya. Pada usia 13 tahun William dikirim untuk magang di sebuah
pegadaian. Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja
di sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan
memutuskan untuk menjadi pendeta.
Pada suatu hari pada tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah
kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar,
beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat
mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian kebaktian
kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera
sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan
gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”
Kedua perintis diterima Gubernur Jenderal van der Wijck di istana Bogor pada tanggal
3 Desember 1894 dan disarankan agar memulai pelayanan di Purwerejo, Jawa Tengah.
Kemudian keduanya tiba di kota sejuk itu tanggal 18 Desember 1894. Sesuai arti namanya
Purwerejo yaitu awal kemakmuran, keduanya percaya bahwa Tuhan akan memberkati
pelayanannya, membawa terang dan keselamatan Kristus kepada sesamanya di Indonesia.
Keyakinannya itu menjadi kenyataan, dari waktu ke waktu pelayanan Bala Keselamatan terus
berkembang dari satu daerah ke daerah lain di Indonesia.
Di Indonesia, Bala Keselamatan dimulai di Sapuran, sebuah desa sejuk yang terletak di
atas ketinggian 800 m dari permukaan laut dan berada di antara Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing. Dari desa kecil yang berjarak 37 km dari Purwerejo ini Bala Keselamatan
mengembangkan pelayanannya di Indonesia dan saat ini telah mencapai 21 propinsi, mulai dari
Nangroe Aceh Darusalam sampai ke Papua. Oleh karena kehendak Tuhan dan karena masih
banyaknya orang perlu diselamatkan dan ditolong, maka Bala Keselamatan akan terus
melayani sampai maranatha tiba.
Ajaran Bala Keselamatan
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran: (1) bahwa pertobatan
adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa ia
dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan
menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap berdosa,
tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui anugerah itu, kasih
Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan sisa-sisa keakuan dan
kesombongannya.
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi
di sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami
dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama
dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley,
dan Whitefield."
Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati,
peka dan organisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsur yang
penting dalam organisasi Bala Keselamatan.
Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin, maka
para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.:
1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang menjadi
dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktik kristiani.
2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di dalam
kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala sesuatu, dan
hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh Kudus,
yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.
4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi
dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa dosa,
tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan kebahagiaan mereka,
dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah menjadi berdosa, sama
sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-sama terkena murka Allah.
6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah melakukan
penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan
diselamatkan.
7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus,
dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi keselamatan.
8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan kita
Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di dalam Diri-
Nya.
9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman yang
terus-menerus taat kepada Kristus.
10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya dikuduskan
dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan tidak bercacat
hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada akhir
zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman kekal dari
orang-orang yang jahat.
Organisasi Bala Keselamatan
Gereja Bala Keselamatan memiliki bentuk sistem hierarki yang hampir sama dengan
pola sistem kemiliteran. Kelompok gereja ini menggunakan pakaian seragam yang mirip
dengan dinas militer, serta dilengkapi dengan pangkat-pangkat kemiliteran dari prajurit sampai
dengan jendral. Saat ini ada 9 pangkat, dimulai dari yang tertinggi : jendral, kepala staf,
komisioner, kolonel, letnan kolonel, mayor, kapten, letnan, dan kadet atau prajurit. Meskipun
secara umum sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan mirip dengan sistem kemiliteran, tetapi
dalam tingkah lakunya secara pribadi seolah-olah seperti suatu keluarga dala bentuk dan
aturannya sesuai dengan ajaran-ajaran dari Alkitab tentang kasih dan persatuan.
Gereja Bala Keselamatan sangat mengacu pada sejarah reformasi Anglikan dan
Metodis di Inggris. Selain itu, Bala Keselamatan juga kuat dipengaruhi oleh gerakan injii
seperti aliran Kongregasionalis, Baptis, dan Quaker.
Catatan ini penting untuk memahami kelahiran Bala Keselamatan serta seperangkat
sistem hierarki gereja bergaya militer dan peristilahan di dalam jabatan gerejawinya. Bala
Keselamatan tidak pernah menyatakan bahwa mereka sajalah yang merupakan satu-satunya
gereja yang benar, semua orang beriman boleh menerima roh dan bersaksi mengenai hal itu.
Kristus tidaklah meninggalkan tata cara tertentu yang diikuti oleh para pengikutnya. Dengan
demikian, Bala Keselamatan lebih menyesuaikan sistem hieraki mereka berdasarkan
kebutuhan zaman.
Bagian-bagian penting dalam penyelenggaran gereja ini adalah Korps, Divisi, dan
Teritori (Command). Korps merupakan sejumlah prajurit (anggota jemaat) dan rekrut yang
berkumpul dan bekerja sama di bawah pemeliharaan dan pimpinan seorang Opsir Berkuasa.
Sebuah Korps biasanya memiliki gedung gereja dimana mereka bertemu dan pekerjaannya ada
pada daerah tertentu. Sejumlah Korps yang digabungkan disebut sebagai Divisi atau Distrik.
Kepemimpinan dilaksanakan oleh seorang Komandan Divisi atau Opsir Divisi. Apabila
Distrik, maka kepemimpinan dilaksanakan oleh Opsir Distrik. Teritori ditetapkan menurut
lingkungan daerah di dunia ini yang ada di bawah pimpinan seorang Komandan Teritorial.
Statistik di Indonesia :
- Jumlah jemaat : 267 korps
- Jumlah anggota jemaat : 15.710 jiwa
- Jumlah hamba Tuhan : 664 perwira, 46 kadet, 26.061 prajurit senior, 7.640 prajurit
junior
Badan Pengurus :
- Komandan Teritorial : Kolonel Ribut Basuki Kartodarsono
- Kepala Sekretaris : Kolonel Ross R. Gower
Praktek Ibadah
Bala Keselamatan adalah bagian integral dari Gereja Kristen universal, meskipun
berbeda dalam strutktur organisasi dan tata cara ibadahnya.
Intisari ibadah dalam Bala Keselamatan adalah menyembah dan mengagungkan Tuhan
serta tunduk pada segala perintah-Nya. Tempat-tempat ibadah Bala Keselamatan di Indonesia
biasanya disebut korps dan posluar, yang di Indonesia lazim disebut gereja, adalah sebuah
tempat ibadah/gereja Kristen yang terbuka bagi semua orang, tanpa terkecuali dan diskriminasi,
yaitu mereka yang ingin beribadah kepada Tuhan dan memuliakan-Nya.
Tata ibadah dan suasananya diatur sedemikian rupa, sederhana dan rileks, yang
didalamnya meliputi nyanyian pujian kepada Tuhan, doa, membacaan Alkitab, khotbah,
pengakuan iman, kesaksian jemaat dan isian acara lainnya seperti drama atau yang lain-lainnya.
Nyanyian-nyanyian pujian dalam ibadah Bala Keselamatan biasanya diiringi oleh brass band,
band musik kontemporer dengan piano, keyboard, gitar dan drum, musik tradisional atau tanpa
musik. Juga ada kelompok paduan suara atau vocal group yang mengambil bagian dalam
ibadah.
Di lingkungan gereja ini, setiap hari minggu diadakan dua jenis kebaktian, yaitu
kebaktian kesucian untuk mengantar umat (yang sudah Kristen atau warga Bala Keselamatan)
dan kebaktian tebusan untuk mengajak orang-orang yang belum bertobat untuk menerima
penebusan Kristus. Kebaktian tebusan ini sering disebut sebagai ibadah “Bangku Kosong”,
dimana orang-orang yang belum bertobat diundang untuk maju ke depan altar untuk duduk
pada sebuah kursi kemudian melakukan prosesi pengakuan dosa di hadapan umat dan
pemimpin ibadah. Selain itu, ada juga berbagai kegiatan penginjilan, seperti “Kebaktian Luar”
yaitu penginjilan di tempat terbuka yang diiringi musik.
Gereja Bala Keselamatan tidak mengakui dan melayankan kegiatan sakramen baptisan
dan perjamuan kudus. Gereja ini tidak menjalankan kedua sakramen tersebut karena bagi
mereka baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang sungguh-sungguh di hadapan Tuham.
Sementara perjamuan kudus tidak dilayankan karena kekuatiran bahwa hal tersebut akan
menimbulkan keinginan minum-minum di antara umat yang telah meninggalkan minum
minuman beralkohol.
- Ibadah
- Ucapan selamat datang oleh : Bapak Gembala / Bapak Mayor
- Doa Tahbisan Ibadah oleh Bapak Gembala
- Puji-pujian di ambil dari lagu yang semangat
- Doa pembukaan
- Puji-pujian terdiri dari satu judul lagu sekaligus dengan ayat-ayatnya, contoh
ayat 1, 2, 3 dan 4. Sesudah ayat 1 dinyanyikan tanpa tepuk tangan di saat
koornya tanpa komentar langsung tepuk tangan bersama dan diselingi kesaksian
1 ayat lagu 1 kesaksian
- Doa syafaat
- Puji-pujian / persembahan
- Doa untuk firman Allah
- Pemberitaan firman Allah
- Doa sesudah firman Allah
- Doa penutup
- Penginjilan lainnya
Bagi Bala Keselamatan, Penginjilan bukan hanya terbatas di dalam ruangan kebaktian
saja. Ada penginjilan di dalam dan penginjilan di luar. Penginjilan ke luar merupakan
suatu bagian yang terpenting. Kebaktian luar, majalah-majalah, kunjungan rumah,
mengunjungi orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit merupakan tugas yang
tidak pernah berhenti dalam kegiatan Bala Keselamatan.
- Sosial
Pekerjaan sosial Bala Keselamatan dimulai pada tahun 1902 di Semarang. Pada tahun
itu di Jawa Tengah terjadi bencana banjir dan kelaparan yang menyebabkan beribu-ribu
orang mengungsi ke Semarang. Dengan dibukanya tempat penampungan orang-orang
miskin di Bugangan, Semarang, Bala Keselamatan memulai pekerjaan sosialnya dan
sampai sekarang pekerjaan tersebut masih dilanjutkan di tempat tersebut.
Perumahan bagi orang-orang tidak mampu ini diikuti dengan pembukaan panti asuhan,
perumahan ibu dan bayi, rumah sakit; perkumpulan orang-orang yang menderita kusta;
dan lain sebagainya.
- Bidang Literatur/Kepustakaan
“Berita Keselamatan,” majalah resmi Bala Keselamatan di Indonesia dan diterbitkan
satu bulan satu kali. Tujuan penerbitan majalah ini sejalan dengan titik sasaran
penerbitan Bala Keselamatan pada umumnya, yaitu mengabarkan Injil, memberikan
bacaan rohani kepada orang-orang Kristen dan memperkenalkan Bala Keselamatan
kepada masyarakat. Majalah ini diterbitkan untuk pertama kalinya pada tanggal 1
Januari 1900 dan mengalami 3 kali penggantian nama. Mula pertama terbit dengan
nama “Kabar Selamat,” kemudian diubah menjadi “Pemberita Peperangan” dan mulai
tahun 1950 menggunakan nama “Berita Keselamatan” sampai dengan tahun 1957,
majalah ini terbit dalam dua edisi: berisi bahasa Indonesia dan bahasa Belanda.