Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI 4.

0 BAGI PENGANGGURAN

Santa Carolina Sagala


1901121003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MNC

JAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia tengah menghadapi transisi menuju revolusi industri keempat. Hal ini ditandai
dengan tergabungnya dunia fisik, digital, dan biologis (Schwab, 2016). Industri 4.0
adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah
ini mencakup sistem siber-fisik,internet untuk segala,komputasi awan,dan komputasi
kognitif. Industri 4.0 menghasilkan “pabrik cerdas”. Pabrik cerdas berstruktur
moduler. Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,menciptakan salinan dunia fisik
secara virtual,dan membuat keputusan yang tidak berpusat1

Oleh karena itu industri 4.0 sangat berpengaruh bagi seluruh aspek terutama bagi
pengangguran. Semakin canggihnya era industri 4.0, membuat pengangguran tidak
hanya berupaya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai tetapi juga perlu usaha
lebih untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih dan serba digital.
Pengangguran adalah angkatan kerja yang belum mendapat kesempatan bekerja,tetapi
sedang mencari pekerjaan atau orang yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin memperoleh pekerjaan2. Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja
dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum
memperolehnya. (Sukirno,2010)
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan (Nanga) (2005: 249).

1
(https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0, 19 0ktober 2019)
2
(https://id.wikipedia.org/wiki/pengangguran, 19 0ktober 2019)
Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai ”pengaruh revolusi industri 4.0
bagi pengangguran”. Berdasarkan pengamatan, penilitian ini belum pernah dilakukan.
Sehingga penulis tertarik untuk membahas lebih dalam lagi.. Adapun penelitian
terdahuli membahas tentang pengaruh industri 4.0 kebanyakan mengangkat tentang
pengaruh revolusi industri 4.0 bagi pendidikan.salah satu contohnya adalah
mengenai“Optimalisasi Penyelenggaraan Kurikulum 2013 Sma Untuk Memenuhi
Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Revolusi Industri Keempat”3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara mengatasi penganguran di Indonesia?
2. Bagaimana cara kita meningkatkan kemampuan pengangguran agar bisa
bersaing di era revolusi industri 4.0
3. 3.Bagaimana pengaruh revolusi industri 4.0 untuk bagi pengangguran.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan yang di capai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran di Indonesia
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan penganguran agar
bisabersaing di revolusi industri 4.0
3. untukmengetahui pengaruh revolusi industri 4.0 bagi penganguran di Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat agar


mampu menghadapi dan dapat bersaing dalam era revolusi imdustri 4.0. Sehingga
tingkat pengangguran di Indonesia berkurang,dan pengangguran yang ada bisa
mempersiapkan diri dalam menghadapi tuntutan zaman yang semakin canggih dan
serba digital.

3
(Http://Pilmapres.Ristekdikti.Go.Id, 1 november 2019)
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Era Industri 4.0


Klaus Schwab (2016) mendefinisikan Revolusi Industri Keempat sebagai
proses revolusi dalam industri di tengah masyarakat dimana dunia fisik, digital, dan
biologis tergabung (fused). Revolusi yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan
biologis ini akan mempengaruhi semua disiplin, ekonomi, dan industri secara pasti.
Revolusi Industri Keempat ini disebut sebagai yang “keempat” karena telah adanya
tiga revolusi industri di masa lalu, yaitu Revolusi Industri Pertama (penggunaan uap
air untuk membantu mekanika produksi), Revolusi Industri Kedua (penggunaan listrik
untuk membantu produksi massal), dan Revolusi Industri Ketiga (penggunaan
teknologi informasi dan elektronika dalam automasi produksi).(Schwab, 2016).
2.2 Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak
sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SD, SMP,
SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan.4
Berikut beberapa pegertian pengangguran menurut para ahli :
Menurut I d a B a g o e s M a n t r a (2004:74-76)
pengangguran adalah bagian dari angkatankerja yang sekarang ini tidak bekerja dan
sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep inisering diartikan sebagai keadaan
pengangguran terbuka.

4
( https://www.academia.edu,5 november 2019).
D u m a i r y ( 1997:68).p e n g a n g u r a n adalah orang yang tidak
mempunyaipekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang)
mencaripekerjaan5
Berikut pembagian pengangguran:

1.pengangguran friksional /frictional Unemployment


Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
kerjadengan pembuka lamaran pekerjaan.

2.PengangguranStruktural/StructuralUnemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan
akan sumber daya manusia yang memiliki kualitasyang lebih baik dari sebelumnya.

3.PengangguranMusiman/SeasonalUnemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya
seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim
durian.

4.PengangguranSiklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran ker
5. Pengangguran Teknologi

5
.(https://www.academia.edu,1 november 2019 )
Pengangguran teknologi disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja
manusia menjadi mesin. Perusahaan biasanya lebih memilih menggunakan tenaga
mesin dibandingkan tenaga manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya.6
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan tingkat pengangguran terbuka
(TPT) menjadi 5,01 % pada Februari 2019. Saat ini, jumlah pengangguran di
Indonesia menurut BPS berjumlah 6,82 juta orang7 Mengingat perkembangan jaman
yang sudah sangat canggih para ilmuwan yang mulai marak menciptakan suatu alat
yang dengan mudah dapat membantu pekerjaan manusia seperti hanphone, komputer
atau laptop dengan fitur-fitur yang canggih dan bahkan para ilmuwan sudah mulai
menciptakan robot pekerja manusia yang sangat yang sangat jenius dan pastinya
dengan mudah dapat membantu pekerjaan manusia.sekarang yang harus dipikirkan
lagi adalah para pengangguran yang ada di Indonesia. Bisa dimungkinkan SDM di
Indonesia akan tergantikan oleh robot manusia.

2.3 Peraturan Pemerintah

Berdasarkan pengertian pengangguran di atas, maka pengangguran dibagi menjadi 3


macam, yaitu:

a) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)

Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena angkatan kerja tersebut belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan faktor malas
mencari pekerjaan atau malas bekerja.

b) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)

6
.(https://salamadian.com/pengertian-jenis-jenis-pengangguran/, 1 november 2019)
7
(https://ekonomi.bisnis.com,1 november 2019)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu jenis pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

c) Setengah Menganggur (Under Unemployment)

Setengah menganggur adalah pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu.

Berikut UUD yang mengatur tentan ketenagakerjaan :

Menimban : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 ayat (4) Undang-


g Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perluasan Kesempatan
Kerja;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

Menetapka : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLUASAN


KESEMPATAN KERJA.

BAB1
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Perluasan kesempatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan/atau mengembangkan
lapangan pekerjaan yang tersedia.

2. Kesempatan kerja adalah lowongan pekerjaan yang diisi oleh


pencari kerja dan pekerja yang sudah ada.

3. Perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja adalah upaya


yang dilakukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru
dan/atau mengembangkan lapangan pekerjaan yang tersedia

berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur perintah,


pekerjaan, dan upah.

4. Perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja adalah upaya


yang dilakukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru
dan/atau mengembangkan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
berdasarkan perjanjian kerja.

5. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah


Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

6. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan


perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah.

7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 2

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan


perluasan kesempatan kerja di setiap sektor sesuai dengan
kewenangannya.

(2) Kebijakan perluasan kesempatan kerja sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) meliputi:

a. kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja;


dan

b. kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar hubungan kerja.

Pasal 3

Kebijakan perluasan kesempatan kerja sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 didasarkan atas perencanaan tenaga kerja nasional dan daerah
di setiap sektor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB II

PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DI DALAM HUBUNGAN


KERJA

Pasal 4

(1) Kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a diarahkan
untuk menciptakan dan mengembangkan perluasan kesempatan
kerja.

(2) Untuk menciptakan dan mengembangkan perluasan kesempatan


kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dapat memberi kemudahan investasi.

Pasal 5
(1) Kebijakan perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan oleh badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan swasta.

(2) Dalam melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan swasta
menetapkan program dan kegiatan perluasan kesempatan kerja di
dalam hubungan kerja.

(3) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
menyerap tenaga kerja. (http://www.jdih.kemenkeu.go.id)
2.4 SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN

1.Pengangguran friksional dan Pengangguran Sukarela


Kedua pengangguran ini merupakan pengangguran yang bersifat sementara. Untuk
mengatasi kedua pengangguran itu dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Proyek Padat Karya, cara ini dilakukan untuk menambah kesempatan kerja
dengan mendirikan industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan dan lain-
Lain.
2. Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debirokratisasi.
3. Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang
agraris dan sector.
4. Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan Lain untuk memacu
kehidupan industri Kecil.( http://dosensosiologi.com/ 2 november 2019)

2.Pengangguran Konjungtural

Inti permasalahan pada pengangguran konjungtural ini adalah menurunnya


tingkat perekonomian masyarakat yang diakibatkan pada menuju pada resesi dan
depresi pemerntah, dengan demikian harus menjaga kestabilan ekonomi melalui cara-
cara sebagai berikut8;

1.Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan
meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus meningkatkan
produksi dengan menambah tenaga kerjanya. Tenaga kerja setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat.

2.Memberikan regulasi dalam bunga bank, hal ini dilakukan agar bungga bank
nilainya tidak terlalu tinggi, sehingga dampak postifnya akan dapat menarik para
investor menyimpan uangnya di dalam bank.

3.Pengangguran Struktural

Perubahan struktur yang teradi pada sektor ekonomi dan agranis kemudian dalam
sektor industri mengakibatkan banyak terjadi pengurangan tenaga kerja manusia. Hal
ini lantaran manusia tidak siap melakukan persiangan dengan teknologi, oleh
karena cara yang bisa dipergunakan untuk mengatasi pengguran ini adalah sebagai
berikut;

1.Menyediakan serta memberikan lapangan kerja pada sektor lain yang memiiki nilai
lebih postensial guna mendukung sektor perekonomian.

2.Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan.

3.Menarik investor, khususnya merangsang berdininya industri baru.

8
.( http://dosensosiologi.com/ 3 november 2019)
4.Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah salah satu jenis pengguran yang paling sering ada di
Indonesia, adapun cara yang dapat diatasi sebagai solusi mengetasi pengguran
musiman ini antara lain adalah sebagai berikut;

Pelatihan keterampitan lain, selain bidang yang sudah digetuti. Hal tersebut dapat
digunakan untuk metakukan pekerjaan Lain pada saat musim-musim tertentu
(biasanya saat petani menunggu panen).

1.Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor Lain kepada masyarakat.

5.Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi yang ada di dalam kehidupan masyarakat adalah jenis


pengguran sebagai akibat dampak globalisasi yang tidak bisa dielakan dalam
kehidupan sehari-hari,

sejatinya solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi antara lain sebagai berikut;

1. Mempersiapkan serta membekali masyarakat untuk bisa menerima dan


melakukan perkembangan dalam teknologi, langkahmudahnya bisa dilakukan
dengan masukan kurikulum tentang teknologi pada sekolah-sekolah atau di
Universitas. Agar tujuannya masyarakat bisa mengenal perkembangan dan
kemajuan teknologi yang ada
2. Melakukan pengenalan tentang teknologi kepada seseorang anak sejak ia dini,
serta memberikan pantuan untuk mengatisipasi hal-hal negatif yang terjadi.
3. Pelatihan tenaga pendidik yang ada di Lemabaga Pendidikan, cara ini dilaukan
agar tenaga pendidik mampu dan sanggup menguasai teknotogi baru yang
harus disampaikan pada anak didik dalam dunia kerjanya nanti
adapun menurut penulis solusi untuk mengatasi pengangguran yang belum
tercantum di atas adalah dengan melakukan pelatihan kerja yang tidak hanya
dilakukan untuk calon pekerja saja tetapi alangkah baiknya dimulai dari tingkat
pelajar atau mahasiswa sehingga ketika pelajar tersebut lulus dari sekolahnya
namun tidak ada biaya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.pelajar
tersebut sudah memiliki gambaran untuk bekerja karena sudah pernah melakukan
pelatihan kerja.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 pengertian metode penelitian

metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk
menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah riset. Sedangkan pengertian
metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya
sebuah penelitian dilakukan.Pendapat lain mengatakan bahwa pengertian metodologi
penelitian adalah serangkaian langkah-langkah yang sistematis/ terstruktur yang
dilakukan oleh peneliti untuk menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan pada
objek penelitian9 Adapun langkah-langkah sistematis tersebut adalah:

1. Proses identifikasi dan merumuskan masalah


2. Penyusunan kerangka berpikir
3. Merumuskan hipotesis
4. Pembahasan masalah
5. Membuat kesimpulan dan saran

Berikut pengertian penelitian menurut para ahli :

1. Prof. Dr. Sugiyono

Menurut Prof. Dr. Sugiyono, pengertian metode penelitian adalah suatu cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

9
.( https://www.maxmanroe.com/ 4 november 2019)
2. Muhiddin Sirait

Menurut Muhiddin Sirat, metode riset adalah suatu cara untuk memilih topik masalah
dan penentuan judul suatu riset.

3. Prof M.E. Winarno

Menurut Prof M.E. Winarno, metodologi penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang
dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik

4. Heri Rahyubi ,

Menurut Heri Rahyubi, metode penelitian adalah suatu model cara yang bisa
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu proses
pembelajaran yang baik.

5. Muhammad Nasir

Menurut Muhammad Nasir, pengertian metode penelitan adalah cara utama yang
digunakan oleh para peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas
masalah yang diajukan.10

10
.( https://www.maxmanroe.com/ 4 november 2019)
3.2 Macam-Macam Metode Penelitian

Secara umum, metode riset dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Adapun
macam-macam metode penelitian adalah sebagai berikut:

1.metode kualitatif

Metode kualitatif adalah metode riset yang sifatnya memberikan penjelasan dengan
menggunakan analisis. Pada pelaksanaannya, metode ini bersifat subjektif dimana
proses penelitian lebih tiperlihatkan dan cenderung lebih fokus pada landasan
teori.Metode riset ini juga disebut dengan metode etnografi karena sangat jamak
dipakai untuk melakukan pengamatan kondisi sosial budaya.

2. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara sistematis,


terstruktur, serta terperinci. Pada pelaksanaaannya, metode riset ini fokus pada
penggunaan angka, tabel, grafik, dan diagram untuk menampilkan hasil data/
informasi yang diperoleh.

3. Metode Survei

Metode survei adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil riset
dalam bentuk opini atau pendapat dari orang lain yang berinteraksi langsung dengan
objek yang diamati. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mendapatkan
gambaran umum melalui sampel beberapa orang.11

11
.( https://www.maxmanroe.com/ 4 november 2019)
4. Metode Ekspos Facto

Metode Ekspos Facto adalah metode riset untuk meneliti hubungan sebab-akibat dari
suatu peristiwa. Dari keterkaitan sebab-akibat tersebut akan ditemukan kemungkinan
baru yang bisa dijadikan indikator dalam proses riset.

5. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan suatu
peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang dan juga pada masa lampau.
Metode riset ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu Longitudinal (sepanjang waktu)
dan Cross Sectional (waktu tertentu).12

dalam penelitian ini penulis memakai metode penelitian deskriptif karena menurut
penulis penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

12
.( https://www.maxmanroe.com/ 4 november 2019)

Anda mungkin juga menyukai