Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini terselesaikan.Makalah ini disusun berdasarkan rencana yang akan didirikan yang
didalamnya memuat latar belakang, pembahasan dan tujuan serta keterangan-keterangan lain
tentang PRINSIP PRINSIP METODOLOGI FILSAFAT ILMU ALFRED JULES AYER
Dengan selesainya makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tamamul
Imam, M.Phil selaku dosen mata kuliah FILSAFAT ILMU, yang telah memberikan
bimbingan belajar dan kepada Kelompok 4 yang telah bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini, dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini saya sudah berusaha
semaksimal mungkin. Mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan - kesalahan atau
kekurangan. Saya ucapakan terimakasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………….………………………………………………….i
Daftar Isi……………………….………………………….…………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………….……………………………………………1
Tujuan Penulisan…………………...……………………………………………...2
Rumusan Masalah……………………...………………………………….……3
Sistematika Penulisan………………………….……………………….……3
BAB II : PEMBAHASAN
Pengertian Metodologi………………………………………….….4
Prinsip Metodologi menurut Alfred Jules Ayer……………..…………...................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang “ILMU FILSAFAT tentang PRINSIP PRINSIP
METODOLOGI” merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode berarti
penelitian, metode ilmiah, hipotesis, uraian ilmiah. Peneliti diharapkan dapat mengerti
seberapa pentingnya ilmu filsafat.
Dengan membaca makalah diharapkan pembaca dapat mengetahui seberapa pentingnya
belajar filsafat ilmu,serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Metodologi
Metodologi bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal
dari bahasa yunani yaitu methodos. Methodos Menurut Anton Bakker (1984) metode
adalah cara bertindak menurut aturan tertentu.
Pengertian metode berbeda dengan metodologi dimana metode adalah suatu cara atau
jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, sehingga memiliki sifat yang
praktis. Metodologi disebut juga sebagai science of method yaitu ilmu yang
membicarakan tentang cara atau petunjuk yang praktis di dalam penelitian, sehingga
metodologi penelitian membahas konsep teoretis sebagai metode. Metodologi dapat
pula dikatakan membahas tentang dasar filsafat dari ilmu metode penelitian, karena
metodologi belum memiliki langkah praktis. Bagi sebagian besar jenis ilmu
Metodologi merupakan dasar filsafat ilmu dari suatu metode, atau langkah praktis dari
suatu penelitian.
Kaelan, 2005 berpendapat bahwa ‘seorang peneliti dapat memilih suatu metode
dengan dasar filosofis tertentu, yang konsekuensinya diikuti dengan metode penelitian
yang konsisten dengan metode yang dipilihnya.
Suparlan Supartono, 2005 perpendapat bahwa metodologi adalah pengkajian
mengenai bentuk dan model metode, aturan yang dipakai dalam kegiatan ilmu
pengetahuan.metodelogi bersifat umum dan metode bersifat lebih khusus.
Peter R, Senn berpendapat bahwa metode adalah suatu prosedut atau cara
mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah sistematis sedangkan suatu pengkajian
dalam mempelajari peraturan dalam metode tersebut.
4
2.2 PRINSIP METODOLOGI menurut ALFRED JULES AYER
Ajaran terpenting dari Alfred Jules Ayer yang terkait dengan masalah metodologi dalam
prinsip verifikasi. Ayer termasuk salah satu penganut Positivisme Logika yang muncul
setelah Moritz Schlik. Positivisme logic berprinsip sesuatu yang tidak dapat diukur itu tidak
mempunyai makna. Dengan demikian makna sebuah proposisi tergantung apakah kita dapat
melakukan verifikasi terhadap proposisi yang bersangkutan’. (Rizal Mustansyir, dkk.,2001)
Walaupun tokoh Positivisme Logik secara umum menerima prinsip verifikasi sebagai tolak
ukur untuk menentukan konsep tentang makna, namun mereka membuat rincian yang cukup
berbeda mengenai prinsip verifikasi itu sendiri. Prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian
untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah
suatu kalimat mengandung makna atau tidak.
Alfred Jules Ayer adalah salah satu filsuf dari Inggris yang digolongkan pada penganut
positivism logis dalam filsafat bahasa. Ayer yang dilahirkan pada tahun 1910, menjalani pendidikan
tingginya di Eton dan Oxford University. Kemudian ia melanjutkan kuliah diUniversity ofVienna
dibawah bimbingan Schlick dan Carnap. Dua orang filsuf ini merupakananggota lingkaran Wina yang
cukup berpengaruh. Lingkaran Wina (Wiener Kreis) merupakan sekelompok filsuf yang beraliran
positivisme logis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jikaAyer memilih konsentrasi aliran
filsafatpositivisme logis ketika kuliah di Wina, Austria. Pada tahun 1933hingga 1940 Ayer menjadi
dosen filsafat di Christ Church (College), Oxford. Pada tahun 1936 iamenghasilkan karya yang
terkenal yaitu
Language, Truth and Logic
. Pada tahun 1946 iamenjadi Profesor dalam bidang logika.Buku yang ditulis oleh Ayer
tersebutmerupakan salah satu bukuyang berpengaruh di dunia filsafat abad 20, dan dengan sangat
gamblang menggambarkanpandangannya yang radikal. Pada edisi kedua yang terbit tahun L946, Ayer
merevisi beberapapendapatnya, namun dari sisi esensi tidaklah berubah. Ayer menyebut pandangan
filosofinyasebagai empirisme logis yang merupakan varian dari positivisme logis. Dia sangat
dipengaruhioleh pemikiran beberapa filsuf terdahulu, diantaranya adalah pemikiran Bertrand Russel
tentanganalisis logis, pemikiran Ludwig Wittgenstein periode pertama, dan terutama pemikiran
peloporempirisme yaitu George Berkeley dan David Hume.Menurut Kaelan (1998:137), Ayer
memiliki corak pemikiran tersendiri untuk menciptakanklarifikasi dan ketelitian dalam bidang filsafat.
Pemikiran Ayer mengintrodusir positivisme logisdari lingkungan Wina dan disintesakan dengan
metode yang digunakan oleh Moore dan Russel.Seperti telah diketahui, lingkaran Wina menaruh
5
perhatian besar pada peran ilmu pengetahuandan matematika dalam filsafat dan menentang hal-hal
yang metafisis. Mereka inginmenetapkan sebuah norma yang jelas yang dapat membedakan
ungkapan-ungkapan yang
bermakna dari yangtidak bermakna. Jadi bagi mereka kriteria untuk menilai sebuah ungkapan
bukanlah dari benar atau tidak benar, melainkan dari bermakna atau tidak bermakna. Darisinilah
kemudian diajukan prinsip yang dengan prinsip verifikasi. Prinsip verifikasi inilah yangkemudian
menjadi salah satu poin penting dari pemikiran Ayer. Pokok-pokok pemikiran Ayer termasuk
mengenai prinsip verifikasi-selanjutnya akan dibahas dalam subbab berikut.
Setelah dipaparkan sedikit mengenai latar belakang kemunculan pandangan filosofis dariAyer, berikut
ini akan disampaikan beberapa prinsip penting dari pemikiran Ayer.
6
dapatdiverifikasi secara lunak.Ayer kemudian memperkenalkan adanya proposisi empiris dan analitis.
Kedua konseptersebut perlu dipahami, karena dalam kenyataanya terdapat proposisi atau ungkapan
yangtidak berdasar pada data empiris, sepefti proposisi matematika dan logika. Sebagai contohadalah
proposisi yang menyatakan bahwa bujursangkar memiliki empat sisi yang sama, atau 2+ 2 = 4.
Proposisi semacam ini dapat dibutikan kebenarannya tanpa harus melalui prosesverifikasi empiris.
Proposisi inilah yang disebut sebagai proposisi analitis, yaitu proposisi yangtidak memiliki referensi
faktual, tetapi benar dan bermakna secara definisi dan memverifikasidiri sendiri (Charlesworth,
1959:131). Proposisi seperti ini bersifat tautologis. Penentuankebenaran di dalamnya sangat
tergantung pada makna simbol bahasa yang digunakannya.Sebaliknya proposisi empiris adalah
proposisi yang dapat dibuktikan kebermaknaannya karenamerupakan pernyataan yang mengandung
realitas inderawi atau dapat diverifikasi melaluipengamatan empiris.
Ayer mengakui adanya batas-batas yang berlaku untuk prinsip verifikasi. Pertama,ungkapan bahasa
tidak perlu harus diverifikasi secara langsung, namun dapat pula melaluikesaksian seseorang yang
dapat dipercaya. Kedua, ungkapan bahasa itu disebut bermaknatidak harus diverifikasi secara faktual,
namun jika ungkapan bahasa itu secara prinsip memilikikemungkinan untuk diverifikasi. Ketiga,
verifikasi juga dapat dilakukan sebagian saja. Hal ini banyak dilakukan di bidang ilmu alam dan fisika
(Kaelan, 1999:140).Dari ulasan yang telah dipaparkan sebelumnya terlihatbahwa prinsip verifikasi
melalui pembuktian berdasarkan pengalaman inderawi ini merupakan pokok pikiran utama dari Ayer.
Hal ini kemudian membawa konsekuensi bahwa ungkapan-ungkapan metafisis adalah
tidak bermakna, sehingga Ayer berpandangan negatif (bahkan menolak) ungkapan metafisik.
7
Ayer, pertentangan antara kaum realis dan idealis yang selama in terjadi sebagai sesuatu yang fiktif
karena melibatkan interpretasi yang bersifat metafisis. Cara yang bisa digunakan untuk memecahkan
kebuntuan tersebut adalah dengan menggunakan analisis terhadap struktur bahasa yang digunakan.
Bagi Ayer sangat jelas bahwa filsafat tidak hanya berkepentingan untuk menunjukan adanya
ketaksaan dari bahasa biasa dan sains, tetapi yang lebih penting adalah untuk mereformasinya dengan
memformulasikan definisi operasional. Selanjutnya Ayer mengaskan bahwa tujuan dari analisis
filosofis adalah untuk membimbing kita kepada pandangan positivistik terhadap dunia. Dengan kata
lain filsafat mempersiapkan jalan bagi pandangan ilmiah terhadap dunia.
deskriptif melainkan mengandung makna emotif. Proposisi seperti ini mengekpresikan sikap/perilaku
dari penutur dan akan merangsang munculnya sikap/perilaku yang sama pada mitra tuturnya.
Proposisi etis haruslah mengandung makna faktual. Menurut pandangan Ayer (Suseno, 2000) kata-
kata moral itu tidak memiliki makna kognitif, melainkan bersifat emotif.Kata-kata itu
mengungkapkan suatu perasaan dan ingin menghasilkan perasaan yang sama pada orang lain. Namun
ini menuai kritik, karena teori ini tidak menyediakan kriteria untuk membedakan antara sikap moral
dengan sikap lainnya
8
bersifat umum,terutama dalam ilmu pengetahuan. Menurutnya, suatu ungkapan metafisis bukan saja
bermakna, tetapi dapat juga benar meskipun baru menjadi ilmiah kalau sudah diujidan dites. Popper
mengajukan prinsip falsifikasi sebagai lawan dari prinsip verifikasi. Prinsip dari Popper terdiri atas
dua prinsip utama, yaitu testability dan falsifiability
Prinsip pertama menyatakan bahwa pernyataan ilmiah harus bisa diuji kebenarnya melalui metode
empiris. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pernyatan tersebut bisa dibuktikan
kesalahannya atau tidak. Inilah yang membedakan Popper dengan filsuf di lingkaran Wina -termasuk
Ayer -yang menggagas prinsip verifikasi (Iduyasa, 2012). Kritik berikutnya datang dari ahli linguistik
strukturalis, Ferdinand de Saussure. Ia berpendapat bahwa suatu pernyataan harus memiliki hubungan
korespondensi antara konsep linguistik dengan realitas ekstra linguistik (Pablo, 2009). Dengan kata
lain de Saussure tidak sependapat bahwa kebermaknaan hanya ditentukan oleh verifikasi secara
empiris.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metodologi bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal dari
bahasa yunani yaitu methodos. Methodos berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis, uraian
ilmiah. Prinsip verifikasi merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga
melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau
tidak.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan- kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Charlesworth, Maxwell John. 1959. " A. J. Ayer: The Verification Principle" dalam Philosophy and
Linguistic Analysis. Pittsburg : Duquesne University.Iduyasa, Emkamujib. 2Al2. "Konjektur dan
Falsifikasi Karl Popper" dalam blog Kabrasa, diaksesdari
10
http://katarasakita.blogspot.com/2012/04/falsifrkashkarhpooper.html. padatanggal 5 Pebruari
2013.Kaelan, M.S. 1998. Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya. Yogyakarta:
PenerbitParadigma.Pablo, Bona. 2009. "Positivisme Logis Alfred Jules Ayer" dalam blog Aqidah
Filsafat Surabaya
11