Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PANAS SPESIFIK

PANAS SPESIFIK

Disusun oleh :
1. M. Naufal Sandifa NIM. 173
2. Sakana NIM. 1731410097
3. Syafniar Auliya R.M. NIM 1731410132
4. Reno Nalendra NIM 1731410101
5. Voirunna Syafa Brina NIM 1731410076
6. Yurissia Wahyu Prasetyo NIM 1731410034
Kelompok: 4

DOSEN PEMBIMBING
Cucuk Evi Lusiani, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1) Menjelaskan hukum kekekalan energi yang diaplikasikan pada
energi thermal.
2) Merumuskan konsep termodinamika yang terkait dengan aliran
panas dai dan ke meterial/ bahan padat.
3) Menghitung panas spesifik logam tertentu dalam rentang
temperature antara suhu air mendidih sampai dengan suhu ruangan
.
2. Skema Kerja
Skema kerja untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:

Memeriksa kelengkapan alat dan bahan.

Menimbang logam yang digunakan antara lain : alumunium, stainlesssteel,


kuningan, tembaga dan besi.

Memanaskan air sampai mendidih (± 100 °C).

Memasukkan semua logam (secukupnya) kw dalam air mendidih, kemudian


tunggu sampai T air = T bahan = ± 100 °C. catat sebagai Ti logam.

menyiapkan srytofoam untuk menentukan berat styrofoam kosong dan berat


air

mencatat suhu air sebagai Tiw

potongan logam dicelupkan ke dalam styrofoam = air (jangan sampai ada air
yang tumpah)

mengamati perubahan temperatur air + logam setiap 3 detik sampai suhunya


setimbang (Tf)

membersihkan alat dan area kerja


3. Hasil Percobaan
Data Pengamatan

Tlogam : 98,1 °C
TiW : 27,5 °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 1a : Besi (Fe)
3 28,8 Massa Logam : 71,817 gram
6 29,5 Massa Styrofoam kosong : 8,341 gram
9 29,5 Massa Styrofoam + air : 158,647 gram
12 29,5 Massa air : 150,3 gram
15 29,5
18 30,0
21 30,3
24 30,5
27 30,8
30 30,8
33 30,8
36 30,8
39 31,1
42 31,2
45 31,2
48 31,2
51 31,3
54 31,3
57 31,3
60 31,3
Tlogam : 98,1 °C
TiW : 27,5 °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 2a : Stainlessteel
3 28,7 Massa logam :75,384 gram
6 29,6 Massa Styrofoam kosong : 7,703 gram
9 29,9 Massa Styrofoam + air : 166,384 gram
12 30,2 Massa air : 159,227 gram
15 30,6
18 30,8
21 30,9
24 31,0
27 31,1
30 38,0
33 42,6
36 54,0
39 51,3
42 31,3
45 31,3
48 31,3
51 31,3
54 31,3
57 31,3
60 31,3
Tlogam : 98,1 °C
TiW : 21,6 °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 3a : Tembaga (Cu)
3 31,4 Massa logam : 93,051 gram
6 31,4 Massa Styrofoam kosong : 8,025 gram
9 31,5 Massa Styrofoam + air : 158,611 gram
12 31,5 Massa air : 150,584 gram
15 31,5
18 31,5
21 31,5
24 31,5
27 31,5
30 31,5
33 31,4
36 31,4
39 31,5
42 31,5
45 31,5
48 31,4
51 31,4
54 31,4
57 31,4
60 31,4
Tlogam : 98,1 °C
TiW : °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 4a : Kuningan
3 29,0 Massa logam : 135,068 gram
6 31,7 Massa Styrofoam kosong : 8,00 gram
9 31,8 Massa Styrofoam + air : 159,374 gram
12 32 Massa air : 151,374 gram
15 32,3
18 32,4
21 32,5
24 32,5
27 32,5
30 32,6
33 32,5
36 32,5
39 32,5
42 32,5
45 32,5
48 32,5
51 32,5
54 32,5
57 32,5
60 32,5
Tlogam : 98,1 °C
TiW : °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 5a : Alumunium (Al)
3 31,8 Massa logam : 61,049 gram
6 32,0 Massa Styrofoam kosong : 8,186 gram
9 32,3 Massa Styrofoam + air : 158,565 gram
12 32,2 Massa air : 150,379 gram
15 32,6
18 32,8
21 32,8
24 32,8
27 32,8
30 32,8
33 32,8
36 32,8
39 32,8
42 32,8
45 32,8
48 32,8
51 32,8
54 32,8
57 32,8
60 32,8
Tlogam : 98,0 °C
TiW :27,6°C
Waktu (detik) T (°C) Logam 1b : Besi (Fe)
3 28,2 Massa Logam : 73,011 gram
6 29,3 Massa Styrofoam kosong : 7,492 gram
9 29,9 Massa Styrofoam + air : 157,150 gram
12 30,2 Massa air : 149,658 gram
15 20,5
18 30,8
21 30,9
24 31,1
27 31,1
30 31,2
33 31,3
36 31,3
39 31,3
42 31,3
45 31,3
48 31,3
51 31,3
54 31,3
57 31,3
60 31,3
Tlogam : 98,0 °C
TiW : 27,5 °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 2b : Stainlessteel
3 27,3 Massa logam : 70,220 gram
6 28,4 Massa Styrofoam kosong : 7,605gram
9 29,2 Massa Styrofoam + air : 157,664 gram
12 30,2 Massa air : 150,059 gram
15 30,3
18 30,3
21 30,5
24 30,8
27 31
30 31,11
33 31,3
36 31,3
39 31,3
42 31,4
45 31,4
48 31,4
51 31,4
54 31,4
57 31,4
60 31,4
Tlogam : 98,0 °C
TiW : 27,3°C
Waktu (detik) T (°C) Logam 3b : Tembaga (Cu)
3 30,3 Massa logam : 92,943 gram
6 30,5 Massa Styrofoam kosong : 8,300 gram
9 30,9 Massa Styrofoam + air : 158,750 gram
12 31,1 Massa air :150,450 gram
15 31,3
18 31,4
21 31,4
24 31,4
27 31,4
30 31,4
33 31,5
36 31,5
39 31,5
42 31,5
45 31,5
48 31,5
51 31,4
54 31,4
57 31,4
60 31,4
Tlogam : 98,0 °C
TiW : 26,3°C
Waktu (detik) T (°C) Logam 4b : Kuningan
3 27,8 Massa logam : 130,843 gram
6 29,9 Massa Styrofoam kosong : 8,242 gram
9 30,6 Massa Styrofoam + air : 158,422 gram
12 30,9 Massa air : 150,180 gram
15 31,2
18 31,5
21 31,6
24 31,6
27 31,7
30 31,7
33 31,7
36 31,7
39 31,7
42 31,8
45 31,8
48 31,8
51 31,8
54 31,8
57 31,8
60 31,8
Tlogam : 98,0 °C
TiW : 26,5 °C
Waktu (detik) T (°C) Logam 5b : Alumunium (Al)
3 27,9 Massa logam : 62,911 gram
6 29,3 Massa Styrofoam kosong : 8,029 gram
9 31,1 Massa Styrofoam + air : 161,025 gram
12 31,5 Massa air : 158,996 gram
15 32
18 32,2
21 32,3
24 32,4
27 32,4
30 32,4
33 32,5
36 32,5
39 32,5
42 32,5
45 32,5
48 32,5
51 32,5
54 32,5
57 32,5
60 32,5
4. Perhitungan
 Untuk kelompok kecil 1
𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,3 × 1 ×(31 − 27,6 )
CFe : = = 0,115
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 71,817 ×(98,1 − 31,3)

0,115 − 0,107
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100% = 7,47%
0,107

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 159,227 × 1 ×(31,3 − 27,5)


Cstainles : = = 0,120
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 7,384 ×(98,1 − 31,3)

0,120 − 0,117
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100% = 2,56%
0,117

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,586 ×1 ×(31,4 −27,6)


CCu : = = 0,092
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 93,051×(98,1 − 31,4)

0,092 − 0,097
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100% = 5,15%
0,097

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 151,374 × 1 ×(32,5 − 26,8 )


Ckuningan : = = 0,095
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 135,068×(98,1−31,2 )

0,095 − 0,092
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100% = 3,26%
0,092

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,379×1 ×(32,8 −27,1)


CAl : = = 0,215
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 61,049×( 98,1 −32,8)

0,215 − 0,215
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 % = 0 %
0,215
 Untuk kelompok kecil 2
𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 149,658×1×(31,3 −27,6 )
CFe : = = 0,1137 cal/g℃
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 73,011 ×( 98 − 31,3)
0,1137−0,11
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 3,36 %
0,11

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,059×1 ×(31,4 −27,5)


Cstainles : = = 0,125 cal/g℃
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 40,220 × (98−31,4)
0,125−0,117
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 6,83 %
0,117

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,450 ×1×(31,4−27,3)


CCu : = = 0,099651 cal/g℃
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 92,943×(98−31,4)

0,099651−0,092
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 0,092
= 8,3163 %

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 150,18×1×(31,8−26,3)


Ckuningan: = = 0,09536 cal/g℃
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 130,843×(98−31,8)

0,09536−0,094
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 1,4468 %
0,094

𝑚𝑤 ×𝑐𝑤 ×(𝑇𝑓 − 𝑇𝑤) 152,996×1×(32,5−26,5)


CAl : = = 0,22277 cal/g℃
𝑚𝐹𝑒 ×( 𝑇𝑖𝐹𝑒 −𝑇𝑓) 62,911×(98−32,5)

0,22277−0,22
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 1,259 %
0,22
5. Pembahasan
Aliran panas yang terjadi dari atau ke suatu benda menyebabkan
terjadinya perubahan suhu. Hubungan antara perubahan energi panas yang
mengalir dengan perubahan suhu disebut panas spesifik. Energi panas Q
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda yang memiliki massa m
sebesar T dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
Q = m . C . T
Konstanta C menunjukkan besarnya panas spesifik (specific heat).
Panas spesifik didefinisikan sebagai energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu dari 1 gram bahan atau zat sebesar 1C. Jika suhu suatu
zat meningkat, suhu akhir akan lebih besar dari suhu awal. Banyaknya
energi, kalor yang bertanda positif, menandakan bahwa kalor diserap atau
diperoleh ketika suhu zat meningkat. Jika suhu zat diturunkan, suhu akhir
akan lebih kecil dari suhu awal. Banyaknya kalor yang bertanda negatif,
menyatakan bahwa kalor dilepaskan atau hilang ketika zat tersebut
didinginkan. (Petrucci,1985)
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur panas spesifik logam
berdasarkan hukum kekekalan energi. Panas spesifik logam, misalnya
aluminium dapat diukur dengan mencelupkan potongan logam dengan
massa tertentu (mAl) dan suhu awal (initial temperature) Ti,Al (sekitar
100C) kedalam air dengan massa mw dan suhu awal Ti,w sehingga
mencapai suhu kesetimbangan Tf .
Kehilangan panas dari logam-logam tersebut sama dengan panas
yang diserap oleh air, jika diasumsikan tidak ada tambahan atau
kehilangan energi panas dari lingkungan dan / atau oleh air dan logam.
Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
-ΔQlogam = ΔQwater
Tanda minus menunjukkan panas mengalir dari potongan logam
menuju ke air. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa enrgi tidak
bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa diubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya, sehingga ΔQlogam + Δqwater = 0. Dari persamaan-persamaan
diatas, dapat diperoleh persamaan untuk menentukan panas spesifik
beberapa zat, baik berupa padatan, cairan maupun gas pada tekanan
atmosfir.

mlogam . Clogam . (Tilogam – Tf) = mw . Cw . (Tf – Tiw)

mw. Cw. (T𝑓 – Tiw)


C=
m(Ti − Tf)

Nilai Spesifik beberapa zat


Logam Panas spesifik
Aluminium 0,216 kal/goC
Kuningan 0,092 kal/goC
Besi 0,107 kal/goC
Tembaga 0,097 kal/goC
Stainless steel 0,12 kal/goC
Air 1,000 kal/goC

Berikut perhitungan hasil dari percobaan yang telah dilakukan :


 Besi ( Fe )
a) Kelompok 1
C Al − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis

0,115 − 0,107
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 × 100% = 7,47%
0,107

Terdapat persen error sebesar 7,47% pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan besi dan didapatkan harga Tf sebesar 31oC. Hal
ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara hasil literatur
dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu besar.
 Kuningan

C Kuningan − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis

0,095 − 0,092
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100% = 3,26%
0,092
Terdapat persen error sebesar 3,26% pada percobaan penentuan
panas spesifik dengan kuningan dan didapatkan harga Tf sebesar
32,5oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.

 Alumunium (Al)
C Fe − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,215 − 0,215
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100 % = 0 %
0,215

Terdapat persen error sebesar 0% pada percobaan penentuan panas


spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar 32,8oC.
Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara hasil
literatur dan percobaan yang telah dilakukan sesuai.

 Tembaga (Cu)

C Cu − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,092−0,097
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100% = 5,15%
0,097

Terdapat persen error sebesar 5,15% pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan tembaga dan didapatkan harga Tf sebesar
31,4oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.
 Stainless Steel
C Stainless − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,120 − 0,117
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100% = 2,56%
0,117
Terdapat persen error sebesar 2,56% pada percobaan penentuan
panas spesifik dengan stainless steel dan didapatkan harga Tf sebesar
31,4oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.

b) Kelompok 2

 Aluminium
C Al − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,22277−0,22
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 1,259 %
0,22

Terdapat persen error sebesar 1,259 % pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar
32,5oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.

 Kuningan
C Kuningan − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,09536−0,094
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 1,4468 %
0,094

Terdapat persen error sebesar 1,4468 %pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar
31,8oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.
 Besi (Fe)
C Fe − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,1137−0,11
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 3,36 %
0,11

Terdapat persen error sebesar 3,36 % pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar
31,3oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.

 Tembaga (Cu)
C Cu − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,099651−0,092
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 8,3163 %
0,092

Terdapat persen error sebesar 8,3163% pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar
31,4oC. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara
hasil literatur dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu
besar.

 Stainless Steel
C Stainless − C teoritis
% error = . 100%
C teoritis
0,125−0,117
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = = 6,83 %
0,117

Terdapat persen error sebesar 6,83 % pada percobaan penentuan


panas spesifik dengan aluminium dan didapatkan harga Tf sebesar 31,4oC.
Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara hasil literatur
dan percobaan yang telah dilakukan tidaklah terlalu besar.

Dari hasil percobaan penentuan panas spesifik dan hasil


perhitungan yang telah dilakukan pada masing – masing jenis logam,
pengaruh besar kecilnya persen error dapat disebabkan karena alat
yang digunakan sebagai wadah untuk merendam logam tersebut dan
alat untuk mengukur suhu yang kurang akurat, bahan yang digunakan
dalam percobaan berbeda, dan human error.

6. Kesimpulan
1. Hukum kekekalan energi yang diaplikasikan pada energi termal yaitu
kalor. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau
dilepaskan oleh suatu benda, dan dapat merubah suhu ataupun wujud
bentuknya.
2. Konsep termodinamika yang terkait dengan aliran panas dari dan ke
material / bahan padat yaitu energi panas tidak dapat berpindah atau
mengalir dari suhu benda yang lebih dingin ke suhu benda yang lebih
panas, melainkan harus mengalami perubahan pada kedua jenis benda
tersebut.
3. Pada percobaan ini, panas spesifik yang dihasilkan pada masing –
masing logam yaitu sebagai berikut :
Kelompok 1
 Logam Aluminium = 0,215 cal/g℃
 Logam Kuningan = 0,095 cal/g℃
 Logam Besi = 0,115 cal/g℃
Logam Tembaga = 0,092 cal/g℃
 Logam Stainless Steel = 0,120 cal/g℃
Kelompok 2
 Logam Aluminium = 0,22277 cal/g℃
 Logam Kuningan = 0,09536 cal/g℃
 Logam Besi = 0,01137 cal/g℃
 Logam Tembaga = 0,099651 cal/g℃
 Logam Stainless Steel = 0,125 cal/g℃
7. DAFTAR PUSTAKA
A. Hendrawati, Nanik, dkk., 2011. Modul Ajar Praktikum
Thermodinamika Teknik Kimia. Politeknik Negeri Malang.
B. Petrucci, Ralph H., 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta. Erlangga

Malang, 18 April 2018


Mengetahui,

CUCUK EVI LUSIANI, S.T., M.T.


8. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai