5 (lima) perbedaan Pembelajaran Tematik dan Non Tematik
No Pembelajaran Tematik Pembelajaran Non Tematik
1. Dalam pembelajaran Tematik untuk Dalam pembelajaran Non Tematik untuk mata pelajaran IPS, berlaku mata pelajaran IPS, berlaku Board Integrated Curriculum dimana Fields Curriculum dimana isi mata lingkup kajian IPS seperti Geografi, pelajaran IPS disusun secara kombinasi Sejarah, Sosiologi, Ekonomi di dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti integrasikan menjadi satu disiplin Ekonomi, Sejarah, Geografi, Politik, ilmu dan bertambah dengan aspek Sosiologi, dan ilmu sosial lainnya. kajian dari disiplin ilmu Politik, Sehingga memunculkan nama mata Pendidikan, dan Budaya. Sehingga pelajaran baru dari penggabungan yang terjadi, pada Satu Tema akan berbagai disiplin ilmu atau beberapa dipadukan menjadi Kompetensi mata pelajaran yang lebur di dalamnya. Dasar Mata Pelajaran (KDMP) Tema/Subtema tidak mengikat antara bukan lagi mata pelajaran yang berbagai disiplin ilmu, karena adanya terpisah seperti KTSP. nama mata pelajaran yang berdiri Tema/Subtema berfungsi sebagai sendiri pada mata pelajaran IPS. pengikat dari berbagai disiplin ilmu yang akan dikaji dalam suatu mata pelajaran. 2. Jumlah jam pelajaran per minggu Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan lebih banyak dan jumlah mata jumlah mata pelajaran lebih banyak pelajaran lebih sedikit dibanding dibanding Kurikulum 2013. Karena KTSP. Karena adanya mata pelajaran pada pembelajaran Non Tematik lebih yang ditema-temakan dan banyak mata pelajaran yang harus integrasikan sehingga jumlah mata ditempuh oleh siswa sehingga lebih pelajaran pada Pembelajaran Tematk banyak tatap muka dalam satu minggu. lebih sedikit tatap muka. Dan beban Beban belajar dirumuskan dalam bentuk belajar dinyatakan dalam jam belajar satuan waktu yang dibutuhkan oleh setiap minggu untuk masa belajar peserta didik untuk mengikuti program selama satu semester. Siswa pembelajaran melalui sistem tatap diharapakan mampu menerapkan apa muka, penugasan terstruktur, dan yang sudah mereka pelajari, di kegiatan mandiri tidak terstruktur. lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. 3. Pada pembelajaran Tematik, Proses Pada pembelajaran Non Tematik, pembelajaran pada setiap tema di Standar proses dalam pembelajaran jenjang SD dan semua mata terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK Konfirmasi. dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari 5M yaitu, Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar/Mengasosiasi, Mengkomunikasi. 4. Standar penilaian menggunakan Penilaian yang diterapkan dalam KTSP penilaian otentik, yaitu mengukur adalah Penilaian Berbasis Kelas (PBK). semua kompetensi sikap, PBK memiliki pengertian penilaian keterampilan, dan pengetahuan sebagai assessment, yaitu kegiatan yang berdasarkan proses dan hasil. dilakukan untuk memperoleh dan Pendekatan penilaian yang mengefektifkan informasi tentang hasil digunakan adalah penilaian acuan belajar siswa pada tingkat kelas selama kriteria (PAK). PAK merupakan dan setelah kegiatan belajar mengajar. penilaian pencapaian kompetensi Sehingga penilaiannya lebih dominan yang didasarkan pada kriteria pada aspek pengetahuan. ketuntasan minimal (KKM). Oleh karena itu, penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada pada prinsip-prisip kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah satu bentuk dari penilaian tersebut adalah penilaian otentik. 5. Secara konsepsional Kurikulum 2013 Pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor memiliki landasan filosofis, teoritis 20 Tahun 2003 tentang Sistem yang mengikat struktur kurikulum Pendidikan Nasional menyebutkan yang komprehensif untuk mencapai bahwa pendidikan nasional bertujuan kompetensi inti. Kompetensi untuk berkembangnya potensi peserta meliputi; sikap (spiritual dan sosial), didik agar menjadi manusia yang kompetensi pengetahuan dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan kompetensi keterampilan. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Pelaksanaan Pendidikan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Kepramukaan sebagai ekstra menjadi warga negara yang demokratis kurikuler wajib di Sekolah, sejalan serta bertanggung jawab. dan relevan dengan amanat Sistem Pengembangan potensi peserta didik Pendidikan Nasional dan Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam tujuan 2013, yang mengacu pada Peraturan pendidikan nasional tersebut dapat Menteri No.81A tahun 2013. diwujudkan melalui kegiatan Sehingga untuk menjadikan ekstrakurikuler. Namun, pada pendidikan karakter, kegiatan pembelajaran Non Tematik, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka menjadi ekstrakurikuler Pramuka di sekolah ekstrakurikuler wajib tidak ditekankan/diwajibkan bagi siswa.