Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST) PENGAMBILAN DARAH VENA
AST :2

Nama : Jonah Ramos Arian Sarumaha


N.I.M : 01503170142
RS : MRCCC-Siloam Semanggi

Nama Pasien/Usia : Ny.I/25 Tahun


No .MR : 00-19-44-55
Tanggal Masuk RS : 09 Juli 2018
Tanggal dan Jam Tindakan : 09 Juli 2018 ( 08.00 )
Diagnosa Medis : Typhoid

No Kriteria Bobot
Diagnosa Keperawatan (PE):
1  Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedure invasif (Nanda, 2015-2017) 10

2 Data Subjekif: 10
 Pasien mengatakan tangan kedua tangan terasa kebas
 Pasien mengatakan sejak tadi malam tubuh terasa lemas, bada menggigil, kepala pusing, nyeri saat menelan dan mual.
3 Data Objektif: 10
 TD:110/75 mmHg, Nadi: 97x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, Suhu tubuh : 38,5˚C, SpO2: 98%, KU: sedang, pasien tenang.
 GCS : 15 (E4M6V5) 15, nyeri : pada bagian kepala, skala : 4/3 A/I
 Konjungtiva :Anemis, Sclera mata : ikterik, Mukosa bibir : Kering
 Terpasang IV akses (metacarpal Dextra) : Amino Fluid 500/8 jam
 Pemeriksaan fisik (Head to Toe) : Wajah (pucat), Integumen ( pasien berkeringat ), Abdomen ( Nyeri pada saat ditekan )
 Lokasi Penusukan : Vena teraba, Brachialis Sinistra , Tidak ada Hematoma, turgor kulit baik dan Lembab
 Kekuatan otot =
5555 5555
5555 5555

 Bising usus : RUQ=12x/menit, LUQ=16x/menit, RLQ=16x/menit, LLQ = 13x/menit

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat itu (bukan menurut teori): 10
 Perawat akan melakukan pengambilan darah vena pada pasien sebagai keperluan pemeriksaan laboratorium
 Perawat membuat kontrak dengan pasien, pasien bersedia
 Perawat menyiapkan alat-alat : Box/ tempat penyimpanan alat-alat pengambilan darah, torniquet, wing needle, alcohol swab, vacum, tabung
sample darah (Merah, Biru, Kuning), hipafix, sarung tangan bersih, Perlak/ pengalas.
 Perawat datang ke pasien, menanyakan nama dan tanggal lahir serta menjelaskan kembali tindakan yang akan dilakukan.
 Perawat mengkaji lokasi penusukan pada vena Brachialis dextra ( tidak ada edema dan hematoma).
 Lokasi penusukan telah ditentukan, perawat memasang torniquet 3 jari diatas lokasi penusukan, swab lokasi penusukan secara sirkuler,
menyambungkan selang wing needle dengan vacum.
 Perawat memberi aba-aba ( memberi hitungan 1 sampai tiga, dan pada hitungan ketiga pasien tarik nafas dalam )kepada pasien lalu menusukan
wing needel hingga darang mengalir ke selang wing needle. Lalu perawat meyambungkan vacum ke tabung sample sesuai yang dibutuhkan.
 Setelah semua tabung terisi darah, perawat mencabut needle dan menekan area penusukan dengan alcohol swab untuk untuk menghentikan
perdarahan, setelah perdarahan berhenti perawat mengganti alkohol swab dan menempelkannya mengunakan hipafix.
 Setelah itu perawat mengkaji bekas lokasi penusukan untuk memastikan tidak ada hematoma. Setelah itu mengkaji respon pasien.
 Perawat Melakukan dokumentasi dibawah bimbingan perawat senior atau perawat jaga yang bertanggung jawab.

5 Dasar Pemikiran: 15
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena denganmenggunakan spuit. Pengambilan darah
vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalamfossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk
mendapatkan sampel darahyang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer (Hidayat, 2004).
Tujuan dari pengambilan darah ven salah satunya adalah untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk melakukan
pemeriksaan dan menegakkan diagnosa kerja. Pengambilan darah vena juga dilakukan untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah
merah, sel darah putih, angka leukosit dan angka trombosit.

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi (Arief Maeyer, 1999). Typhoid adalah suatu penyakit
pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yangdisebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara fecal,
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Bila perawat melihat dari kasus pada Ny.I, perawat melihat tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan indikasi dan tujuan dari pemeriksaan darah
untuk melihat penyebab suhu tubuh pasien yang meningkat, apakah akibat infeksi virus salmonella typhosa. Melalui pengambilan darah pemeriksaan
lengkap darah perawat akan merujuk pada hasil dari pemeriksaan yaitu salah satunya nilai leukosit atau sel darah putih (WBC). Pada pasien dengan
infeksi Virus Salmonellsa typhosa seharusnya hasil pemeriksaan leukosit diatas nilai normal, yang menandakan respon tubuh terhadap infeksi didalam
tubuh pasien (Darmowandowo, 2006). Dan dari hasil pemeriksaan darah pasien didapati leukosit meningkat di atas nilai normal.
6 Prinsip Tindakan: 5
Prinsip tindakan Aseptic. Karena ketika melakukan pengambilan darah perawat memasukan benda asing kedalam
tubuh pasien, terutama ke pembuluh darah. Ketika tidak dilakukan dengan prinsip yang salah dapat meningkatkan
resiko infeksi pada pasien dan pecahnya pembuluh darah pada area penusukan (Hidayat, 2004)

7 Analisa Tindakan Keperawatan: 15


Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan hasil dari pengamatan perawat mengenai data subjektif dan data objektif yang di temui pada pasien.
Perawat melakukan tindakan karena perawat menemui data-data dari hasil pengkajian yang mengarah kepada demam typhoid, salah satunya adahal
pasien mengeluh nyeri tekan pada perut dan suhu tubuh 38,5˚C. Oleh sebab itu perawat melakukan pengambilan darah untuk melihat nilai-nilai normal
darah pasien, salahsatunya adalah Sali pemeriksaan sel darah putih (WBC) pasien. Karena dari hasil peemeriksaan darah akan diangkat diagnosa pasien
beserta tes lainnya, salah satunya Widal tes. Saat hendak melakukan tindakan, perawat melihat lokasi penusukan, melakukan inspeksi dan palpasi vena.
Saat tindakan juga perawat tidak lupa melakukan disinfektan secara sirkuler. Saat melakukan tindakan perawat seharusnya menetapkan derajat dan
kedalaman penusukan dengan benar, untuk menghindari terjadinya pecah pembuluh darah. Jumlah volume darah yang diambil sesuai dengan jumlah
pemeriksaan yang akan dilakukan, dan darah yang telah diambil harus di berikan stiker atau label nama pasien untuk menghindari tertukarnya hasil
pemriksaan (Hidayat,2004).
8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10
Bahaya:
Apabila pengambilan darah tidak dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang benar ada 2 hal yang
dapat terjadi yaitu resiko infeksi dan hematoma. Karena ketika pengambilan darah vena perawat memasukan
benda asing kedalam tubuh pasien dan akan berakibat kepada penularan kuman yang dapat menyebabkan infeksi
apabila tidak dilakukan dengan prinsip steril. Sedangkan Hematoma sangat sering terjadi pada tindakan
pengambilan darah, yaitu pecahnya pembuluh darah saat tindakan pengambilan darah.
Pencegahan:
Menjalankan prosedur dengan benar. Mempertahankan sterilisasi alat dan lokasi penusukan (melakukan
disinfektan menggunakan alkohol swab). Selain itu untuk mencegah hematoma perawat harus memperhatikan
derajat penusukan dan kedalaman penusukan.

Hasil yang
9 didapat: 5
S : Pasien mengatakan masih terasa sakit pada area penusukan
O : perdarahan (-), tidak ada tanda-tanda hematoma
A : tidak terjadi Resiko Infeksi
P : Kaji lokasi bekas lokasi penusukan dan adanya tanda-tanda ibfeksi. Kaji tanda-tanda perdarahan. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium Leukosit
↑ nilai normal = 10.7 10ˆ3/µL (normal:4.00 – 10.00) dan hasil wida test S.tiphy O = 1/160 ( Normal : Negative )
S.Paratiphy BO = 1/160 (normal : Negative).
Evaluasi Diri:
Saat melakukan tindakan saya telah melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan prinsip yang benar. Namun saya masih kurang didalam derajat
penusukan yang mengakibatkan saat saya menusukan needle ke vena pasien darah tidak langsung keluar, saya masih harus memposisikan needle
10 padahala needle telah berada didalam vena, dan hal tersebut sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. 5
11 Daftar Pustaka (APA style):

1. Nanda International 2015-2017, edisi 10.


2. Hidayat, Alimul A. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
3. Pusat LABKES. 1997. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta: Dit. Jen Binkesmas
4. Algerina, A. (2008). Demam Tifoid dan lnfeksi Lain dari Bakteri Salmonella. http://medicastore.com/penyakit/10/Demam_Tifoid.html
5. Sudoyo, A.W., Bambang S., Idrus A., Siti S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : FKUI
6. Darmowandowo W. 2006. Demam Tifoid : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi & Penyakit Tropis, edisi 1. Jakarta : BP FKUI

Total 100

Anda mungkin juga menyukai