Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR DALAM ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Makalah Keperawatan Jiwa


Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia
Yang dibina oleh Bapak Dr. Didin Widyartono, S.S, S.Pd, M.Pd

Oleh
Sonia Nabila
P17220194050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Oktober 2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah “Keperawatan jiwa”,
dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang dihadapi dalam
penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman,
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula mengharap kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan
makalah ini.

Malang, 31 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Jiwa ........................................................................ 3

2.2 Komunikasi dalam Keperawatan ........................................................................ 5

2.3 Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Klien kehilangan .......................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................ 10

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai


dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan
menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat dididentifikasi, diprioriraskan
untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan poses keperawatan,
perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat ruitn, untuisi, dan
tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik,
saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan
klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adlah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan
menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini
merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya,
sehingga lebih akurat mengidentiifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang
sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga
akhirnya klien belajar cara penganganan masalah yang merupakan modal dasar dalam
menghadapi berbagai maslah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud konsep dasar keperawatan jiwa ?
2. Bagaimana komunikasi dalam keperawatan ?
3. Apa saja asuhan keperawatan jiwa dengan klien kehilangan ?

1.3 Tujuan
Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui konsep teori dasar dan
asuhan keperawatan jiwa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA


Pengertian Kesehatan Jiwa

Berikut ini adalah beberapa pengertian perawatan jiwa.

1. Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan


keselarasan, dalam penegndalian diri serta terbebas dari stres yang serius
(Rosdahl, 1999).
2. Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki
aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan,
dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Yahoda dalam Stuart &
Laraia, 1998).
3. Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan
keadaan orang lain (UU No.3 Tahun 1996).
4. Suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari
hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, serta kestabilan emosional (Johnson, 1997).

Dengan demikian, sesorang dikatakan sehat jiwa apabila mampu menegndalikan diri
dalam menghadapi stressor di lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam
keselarasan tanpa adana tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun
eksternal yang mengarah pada kestabilan emosional.

Gangguan Jiwa

Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala gangguan jiwa

1. Gangguan kognitif
Kognitif adalah suatu proses mental dimana seorang individu menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan dalam
maupun lingkungan luar (fungsi mengenal).
2. Gangguan perhatian
Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi, melalui dalam suatu rposes
kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsangan

3
3. Gangguan ingatan
ingatan (ingatan,memori) adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan,
memproduksi isi, dan tanda-tanda kesadaran.
4. Gangguan asosiasi
Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan, atau
gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan
respon/konsep lain, yang sebelumnya berkaitan dengannya.
5. Gangguan pertimbangan
Pertimbangan adalah suatu proses emntal untuk membandingkan/menilai
beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai
untuk memutuskan maksud dari suatu aktivitas.
6. Gangguan pikiran
Pikiran umum adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari
pengetahuan seseorang.
7. Gangguan kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubbungan
dengan lingkungan
8. Gangguan kemauan
kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan
yang kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
9. Gangguan emosi dan efek
emosi adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada
aktivitas tubuh serta menghasilkan sensasi organik dan kinetis.
10. Gangguan psikomotor
Psikomotot adalah gerakan tubuh yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa.

Jenis Gangguan Jiwa

Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat.

 Skizorfenia
Kelainan jiwa ini terutama menunjukkan gangguan dalam fungsi kognitif
(pikiran) berupa disorganisasi. Skizorfrenia ditemukan gejala gangguan persepsi,
wawasan diri, perasaan, dan keinginan. Skizorfrenia ditemukan 7 per 1.000
orang dewasa dan terbanyak usia 15-35 tahun.
 Depresi
Depresi adalah satu bentuk gangguan jiwa pada alam peraksaan (afektif atau
mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, tidak bergairah, perasaan
tidak berguna, putus asa, dan sebagainya. Data WHO menunjukkan bahwa 5-
10% dari populasi masyarakat menderita depresi yang memerlukan pengobatan
psikatri dan psikososial.
4
 Cemas
Gejala kecemasan, baik akut maupun kronis, merupakan komponen utama bagi
semua gangguan psikiatri. Angka kejadian gangguan cemas dikaitkan dengan
kesulitan ekonomi etimasinta berkisar antara 10-15%. Angka ini cukup besar bila
dibanidngkan data di negara maju yang hanya sebesar 15% dari populasi,
dengan perbandingan perempuan dan laki-laki 2:1.

2.2 KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


Manusia selalu terdorong untuk berusaha dan berhubungan dengan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya. Untuk mendukung stabilitas emosinya, seseorang
butuh penguatan-penguatan untuk mempertahankan diri melalui komunikasi yang
efektif.

Teknik Komunikasi Terapeutik

Tiap klien tidak ada yang sama. Oleh karena itu, diperlukan penerapan teknik
berkomunikasi yang berbeda pula. Teknik lomunikasi berikut ini, terutama penggunaan
referensi dari Shives (1994), Stuart & Sunden (1950), dan Wilson & Kneisl (1920) yang
dikutip oleh Nasir,A., dkk (2009), yaitu sebagai berikut.

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian


Kesan pertama ketika perawat mau mendengarkan keluhan klien dengan
saksama adalah perawat akan memperhatikan klien. Menurut Varcarolis dalam
Nurjannah, I., (2001), bahwa dengan mendengarkan akan menciptakan situasi
interpersonal dalam keterlibatkan maksimal yang dianggap aman dan membuat
klien merasa bebas.
2. Menunjukkan penerimaan
Menerima berarti tidak menyetujui.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka
Tujuan perawat bertanya dengan pertanyaan terbuka (broad opening) adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai kondisi riil dari klien
dengan menggali penyebab klien mencari pertolongan atau penyebab klien
datang ke tempat pelayanan kesehatan.
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Dengan mengulang kembali ucapan klien (restarting), harapan perawat adalah
memberikan perhatian terhadap apa yang telah diucapkan.
5. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan
untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, maksud dan ruang
lingkup pembicaraan karena informasi sangat penting dalam memberikan
pelayanan keperawatan.

5
6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dngan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga
lebih spesifik dan dimengerti.
7. Menyampaikan hasil observasi
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
8. Menawarkan informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien
terhadap keadaannya.
9. Diam
Diam yang dilakukan perawat terhadap klien bertujuan menunggu respons klien
untuk mengungkapkan perasaannya.
10. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat dalam rangka meningkatkan pemahaman.
11. Memberikan penghargaan
Reiforcement positif atas hal-hal yang mampu dilakukan klien denganbaik dan
benar merupakan bentuk pemberian penghargaan.
12. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untukberkomunikasi secara verbal dengan orang lain
atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan.
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan
yang menindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang
dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
15. Menempatkan kejadian secara teratur
Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif.
16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya
Apabila perawat inginmengerti klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya
dari perspektif klien.
17. Refleksi.
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

6
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KLIEN KEHILANGAN

Kehilangan menurut adalah suatu keadaan dimana individu berpisah dengan sesuatu
yang semula ada menjadi tidak ada baik terjadi secara keseluruhan atau sebagian.

Proses Keperawatan

Pengkajian
Faktor presdisposisi
1) Genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai
riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimistik dalam menghadapi
masalah, termasuk dalam menghadapi kehilangan.
2) Kesehatan fisik
Individu yang memiliki kesehatan sehat fisik dan pola hidup teratur cenderung
mempunyai kemampuan mengatsi stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang mengalami gangguan fisik.
3) Kesehatan mental
Seseorang yang mengalami ganguab jiwa, terutama yang mempunyai riwayat
depresi yang ditandai perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh
masa depan yang suram biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.
4) Pengalaman kehilangan masa lalu
Kehilangan tang traumatis atau perpisahan dengan orang yang berarti dimasa
kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi
kehilangan di masa dewasa.

Diagnosa Keperawatan
1) Berduka antisipasi
Merupakan proses berduka yang normal pada saat individu akan mengalami
kehilangan tersebut terjadi
2) Berduka disfungsional
Merupakan proses berduka yang maladaptif terhadap kehilangan dengan
respons berduka yang berkepanjangan.

Perencanaan
Tujuan
1) Tujuan umum :
Klien mampu melalui proses berduka dan menerima kehilangannya.
2) Tujuan khusus :
Klien mampu :
a) Mengungkapkan perasaan berduka

7
b) Menjelaskan makna kehilangan
c) Membagi perasaan kehilangan dengan orang terdekat
d) Menerima kenyataan tentang dengan perasaan damai
e) Membina hubungan baru yang bermakna dengan obyek atau orang dekat.

Tindakan Keperawatan

Untuk mencegah terjadinya proses berduka yang kehilangan maka dilakukan


intervensi yang adekuat. Apabila individu dapat melalui atau melewati tahapan
berduka dan akhirnya masuk proses berduka pada tahap penerimaan.

Evaluasi
A. Klien dapat mengungkapkan perasaannya secara spontan
B. Klien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap kehidupan
C. Klien mempunyai sistem pendukung untuk mengungkapkan perasaanya
D. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan akan kehilangan
E. Klien dapat menilai hubungan baru dengan orang lain atau obyek lain

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada
otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stres diduga sebagai
pencetus dari gangguan jiwa tapi stres dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya
mentak illnes pada diri seseorang.
Prinsip Keperawatan Jiwa
1) Manusia
2) Lingkungan
3) Kesehatan
4) Keperawatan
Fungsi perawat kesehatan kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawtan
secara langsung dan asuhan keperawtan secara tidak langsung. Fungsi ini dapat dicapai
dengan aktivitas perawta kesehatan jiwa yang membantu upaya penanggulanga
masalah kesehatan jiwa.

3.2 Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang
ada serta upaya penanganannya dengan baik.

9
DAFTAR PUSAKA

Nasir, Abdul, dan Abdul Muhith. “Dasar-dasar keperawatan jiwa: pengantar dan teori.”
Jakarta: Salemba Medika, 2011.

Riyadi, Sujono, dan Teguh Purwanto. “Asuhan keperawatan jiwa.” Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009.

https://tubuh1.blogspot.com/2018/03/makalah-konsep-dasar-keperawatan-jiwa.html

10

Anda mungkin juga menyukai