Tuberkulosis ekstraparu adalah pasien dengan gambaran klinis sesuai dengan tuberkulosis
aktif atau pasien dengan kelainan histologis atau pasien dengan satu sediaan dari organ
ekstraparunya menunjukkan hasil bakteri Mycobacterium tuberculosis.1 Tuberkulosis yang
menyerang organ tubuh lain selain paru yaitu saluran napas bagian atas (epiglotis, laring,
faring), mulut, tonsil, lidah, selaput otak, perikardium, kelenjar getah bening, tulang, sendi,
ginjal, saluran kemih, alat kelamin, usus/peritoneal, mata, adrenal, kulit dan jaringan di bawah
kulit (abses).1,2
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering ditemukan di negara berkembang dengan penyakit tuberkulosis yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat.1,3 Kasus total dari tuberkulosis ekstraparu dari suatu
negara ditemukan antara 4000/tahun.4 Tuberkulosis ekstraparu terjadi apabila terdapat daya
tahan tubuh yang rendah. Risiko tinggi untuk mendapat tuberkulosis ekstraparu meningkat pada
orang yang terinfeksi HIV, anak-anak, dan pada orang tua. Dari 50% pasien yang mempunyai
tuberkulosis aktif ditemukannya penyakit tuberkulosis ekstraparu dan 25% dari pasien yang
didiagnosis tuberkulosis ekstraparu biasanya selalu mempunyai riwayat tuberkulosis dan sering
dengan terapi yang tidak adekuat.5,6 Penelitian di Amerika membuktikan bahwa anak-anak
dengan usia di bawah 15 tahun, dan orang tua dengan usia di atas 65 tahun, perempuan,
penduduk asing suatu negara lebih mudah untuk mendapatkan tuberkulosis ekstraparu. 4,6
ETIOLOGI
Tuberkulosis ekstraparu di klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terinfeksi. Dalam tinjauan
pustaka ini akan dibahas secara tersendiri.7,9,10
1. Penderita batuk dan keluar spuntum selama beberapa waktu karena penyakit laring
lebih sering tejadi pada tuberkulosis lanjut. Penderita menurun berat badannya.
2. Suara serak dan perubahan suara menjadi serak- serak basah.
3. Otalgia
4. Odinofagia (sakit telan) biasanya epiglotis terkena. Rasa sakit dapat berat.
5. Pada tingkat lanjut ditemukan ulkus pada lidah
6. Penelitian menunjukkan ulkus pada pita suara atau area lain traktus respiratorius
atas.7,9,12,13
2. Diagnosis
3. Diagnosis Banding
Penyakit utama yang dibedakan dari tuberkulosis adalah kanker. Penyakit keganasan laring
jarang mengeluh sakit. Sputum biasanya positif diagnosis dapat ditegakkan dari pemeriksaan
biopsy pada kasus yang sulit. Jika anda tidak dapat melakukan biopsi dan memperkirakan
kemungkinan penyakitnya tuberkulosis, cobalah efek OAT.7,13
4. Penatalaksanaan
Tuberkulosis laring mempunyai respon yang baik dengan OAT. Bila nyeri tidak segera
berkurang dengan OAT, tambahkan prednisolon 10 mg dua kali sehari selama 2 sampai 3
minggu. Sesudah itu turunkan dosis harian 5 mg perminggu.7
TUBERKULOSIS PADA MULUT, TONSIL dan LIDAH
Tuberkulosis mulut jarang terjadi. Biasanya terdapat pada gusi, berupa pembengkakan yang
tidak nyeri dan sering kali menjadi ulkus. Lesi primer disertai pembengkakan kelenjar limfe
regional. Tuberkulosis mulut dan tonsil penularannya lewat susu yang terinfeksi, kadang dari
7,14
makanan maupun droplet lewat udara. Lesi lidah biasanya merupakan lesi skunder dari
tuberkulosis paru. Lesinya berbentuk ulkus dan mungkin sangat nyeri. Respon terhadap OAT
baik. 7,15
TUBERKULOSIS MENINGITIS
Tuberkulosis meningitis merupakan masalah besar dan penting sebagai penyebab kematian di
beberapa negara. Human Mycobacterium tuberkulosis merupaka penyebab, tetapi mikobakteria
lain terjadi pada penderita Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).7
1. Patogenesis
Adanya focus primer tuberkulosis atau tuberkulosis milier yang menyebar, menyebabkan
adanya tuberkel kecil di otak atau selaput meningen. Biasanya juga menyebar ke tulang
tengkorak atau vertebra. Bila tuberkel ini pecah ke ruang subaraknoid, menyebabkan:7,17
TUBERKULOSIS PERIKARDIUM
Penyakit ini jarang dijumpai, hanya di daerah tertentu khususnya bila infeksi HIV tersebar luas,
antara lain di Transkei.7,9
1. Patogenesis
Kuman mencapai perikardium lewat darah (bila dijumpai tuberkulosis di organ lain) tetapi
umumnya timbul karena pecahnya kelenjar getah bening mediastinal ke rongga perikardial.
Jarang terjadi bersamaan dengan tuberkulosis paru.7
2. Gejala Klinik
Perikarditis konstriktif 7
Peradangan perikardium dapat menyebabkan penebalan dan kalsifikasi. Kalsifikasi tampak
pada foto sebagai garis putih tipis ireguler sepanjang tepi bayangan jantung. Hal ini
menghambat dilatasi jantung saat diastole, sehingga jantung tidak mendapat cukup darah dari
vena untuk dipompa. Konstriksi mungkin timbul beberapa bulan atau minggu setelah efusi.
Kadang timbul beberapa tahun kemudian dan mungkin tak pernah didiagnosis efusi
sebelumnya. Gejala yang ada:
1. Sesak napas. Selama paru belum edema. Penderita bisa tiduran tanpa menimbulkan
sesak selama belum edema paru tidak terdengar krepitasi.
2. Edema kaki dsb, terjadi karena hambatan curahan darah vena sistemik.
3. Hati mungkin sangat besar, mungkin ada asites dan pembesaran lien.
4. Jantung kecil dan lemah. Lemahnya suara jantung berbeda dengan kasus gagal jantung
kongestif yang jantungnya melebar
5. JVP meningkat selama inspirasi menurun
6. Terjadi nadi paradoksikal
7. Cari tanda tuberkulosis di organ lain
Kebanyakan perikarditis konstriktif terjadi oleh karena Tuberkulosis. Patut dicurigai bila jantung
kecil dan edema anggota gerak tanpa disertai edema paru. Bila mungkin terjadi ambilan foto
rontgen yang dapat menunjukkan kalsifikasi sebagai konfirmasi.7
3. Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis perikarditis bila:7
Harus dibedakan dengan penyakit otot jantung, gagal jantung, dan keganasan.
4. Penatalaksanaan
Respons terhadap OAT standar baik. Bila perlu prednisolon 5 mg 4 kali sehari dapat diberikan
selama 12 minggu. Ini akan mengurangi tindakan aspirasi cairan dan menurunkan angka
7
kematian. Drainase terbuka jarang diperlukan. Pembedahan perikardium kadang diperlukan
bila terjadi konstriksi . tetapi coba dahulu dengan OAT. Bila tidak mungkin dilakukan
pembedahan maka yang terbaik yang dapat dilakukan adalah OAT.7
Uji tuberkulin biasanya positif, tapi mungkin negatif, jika ada malnutrisi.
2. Penatalaksanaan
OAT standar dapat diberikan, perhatikan reaksi pada kelenjar getah bening ketika memberikan
pengobatan. Sekitar 25% kelenjar getah bening mungkin membesar pada pengobatan.
Kelenjar-kelenjar baru mungkin tumbuh. Pada sekitar 20% akan timbul abses dan kadang-
kadang timbul sinus. Kejadian tersebut diatas dimungkinkan oleh reaksi hipersensitivitas pada
tuberkulin yang dilepaskan dari kuman yang mati. Jangan mengubah terapi jika hal ini terjadi.
Kelenjar-kelenjar tersebut akan berkurang jika anda meneruskan terapi sebelumnya.3,7 Sekitar
5% penderita anda mungkin masih dapat merasakan kelenjar-kelenjar pada akhir terapi, tapi
biasanya tidak memberikan kesulitan lebih jauh. Pemberian prednisolon, secara rutin, tidak
perlu. Tapi jika timbul abses luas, prednisolon mungkin mencegah timbulnya sinus dan
membantu penghilangan abses tanpa pembedahan. Gunakan prednisolon, jika ada kelenjar
mediastinum yang masif. Hal ini membantu mengecilkan kelenjar. Aspirasi abses sebaiknya
dihindari jika mungkin sebab sinus mungkin berkembang pada daerah bekas suntikan. Bedah
insisi lebih dianjurkan dilakukan untuk mengeluarkan pus.7,17 Zaman dahulu banyak
pembedahan dikerjakan pada tuberkulosis kelenjar getah bening dan banyak operasi untuk
menghilangkannya. Dengan adanya OAT hal tersebut tidak begitu perlu. Alas an utama untuk
menghilangkan kelenjar adalah jika benar-benar ragu terhadap diagnosis.7
3. Prognosis
Prognosis adalah baik sejauh perkembangan terus diperhatikan. Tapi jika ada banyak terjadi
fistulasi akan mengakibatkan banyak bekas luka.7
1. Gejala pertama adalah rasa nyeri, untuk mengurangi rasa tersebut, anak atau orang
dewasa yang sakit enggan menggerakkan punggungnya, sehingga seakan-akan kaku.
Orang tersebut akan menolak untuk membungkuk atau mengangkat barang dari lantai.
Bila diminta, orang tersebut akan menekuk lututnya agar punggung tetap lurus. Nyeri
tersebut berkurang bila orang tersebut beristirahat.7
2. Tanda-tanda pada berbagai lokasi:7,9
1. Pada leher: bila vertebra servikal terkena, pasien akan enggan menoleh dan
mungkin menumpangkan dagunya pada tangan bila duduk. Orang tersebut
dapat saja merasakan nyeri pada leher dan bahunya. Sesuai jalur abses, dapat
timbul benjolan lunak yang berfluktuasi pada salah satu sisi leher di belakang
otot strenomastoideus atau menonjol di bagian belakang mulut (faring).
2. Pada punggung ke bawah hingga ke tulang rusuk terakhir (region torakalis).
Dengan adanya penyakit pada daerah tersebut, pasien merasa punggungnya
kaku. Bila orang tersebut memutar tubuhnya, ia akan memutar kakinya
ketimbang memutar pinggulnya. Bila mengenai sesuatu dari lantai, pasien akan
menekuk lututnya sementara punggungnya tetap kaku. Di kemudian hari, dapat
tampak benjolan atau lekukan pada tulang belakang (Gibbus) yang menandakan
lokasi kolapsnya badan vertebra.
3. Abses dapat meluas membentuk jalur yang dapat mengelilingi dada ke kiri atau
ke kanan dan muncul sebagai benjolan yang lunak ada dinding dada. (abses
dingin yang serupa dapat ditimbulkan oleh tuberkulosis kelenjar getah bening
interkostal). Bila abses tersebut menekan punggung susunan saraf tulang
belakang dapat tertekan dan mengakibatkan paralisis (paraplegia).
4. Bila tulang belakang di bawah dada yang terkena (region lumbal), letaknya juga
di tulang belakang bagian bawah, tetapi nanah dapat masuk ke dalam otot-otot
yang sama sebagaimana terjadi pada tulang belakang yang lebih tinggi. Bila hal
ini terjadi, tuberkulosis tersebut dapat tampak sebagai benjolan lunak di atas
atau di bawah ligament lipat paha atau lebih di bawah lagi pada sisi dalam dari
paha (abses psoas). Nanah dapat menyusuri pelvis hingga mencapai permukaan
di belakang sendi pinggul, hal ini jarang terjadi. Di negara-negara dengan
prevalensi tinggi, pada 1 dari 4 pasien dengan tuberkulosis spinal terdapat abses
yang dapat di raba secara klinis.
5. Pada pasien yang kurang gizi. Dapat timbul demam (terkadang demam tinggi).
Penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan. Pada sebagian orang
Afrika, juga dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, tuberkel
subkutan, pembesaran hati dan limpa.7
6. Pada penyakit yang sudah lanjut, terkadang tidak hanya terdapat
gibbus(punggung bungkuk membentuk sudut). Dapat juga ditemukan kelemahan
tungkai bawah dan paralisis (paraplegia) akibat tekanan pada saraf tulang
belakang atau pada pembuluh darah terkait.7,9
3. Diagnosis
1. Bila mungkin, ambil foto rontgen antero-posterior dan lateral. Ciri-ciri awal yang
seringdi jumpai adalah hilangnya sudut anterior superior atau inferior dari badan
vertebra dan hilangnya rongga antar vertebra (diskus). Ingat bahwa lesi
multiple/ganda dapat ditemukan pada sekitar 10% dari pasien. Abses lokal akan
mengikis permukaan anterior badan vertebra. Abses intratorakal dapat
menyerupai aneurisma aorta.
2. Tes darah terhadap titer anti-stafilokokus dan anti-streptolisin hemolisin, tifoid,
paratifoid, dan bruselosis dapat membantu penegakkan diagnosis pada kasus
sulit dan pada pusat-pusat dengan fasilitas yang memadai.
3. Biopsi jarum juga dapat bermanfaat pada kasus sulit, namun membutuhkan
pengalaman serta pemeriksaan histologi yang baik.
4. Jangan berupaya membuka abses. Abses tersebut akan menghilang dengan
pengobatan.7
4. Komplikasi
5. Diagnosis Banding
Pada kebanyakan kasus diagnosis langsung jelas, tetapi terkadang tuberkulosis sulit di
bedakan dengan: - Infeksi piogenik - Infeksi enterik - Tumor. 7
6. Penatalaksanaan
Gunakan OAT standar, dapat berobat jalan, tanpa istirahat di tempat tidur. Penelitian
disertai kontrol membuktikan bahwa penyakit selalu dapat dihentikan dengan OAT. Akan
tetapi jika terdapat destruksi yang luas, pembedahan secara terampil dapat mengurang I
deformitas di kemudian hari melalui tindakan operasi secara dini. Ahli bedah
membersihkan jaringan abses dan jaringan mati, lalu melakukan
pemasangan/penguatan tulang. Pasca operasi pasien istirahat selama 3-6 minggu di
tempat tidur. Tindakan operasi kadang-kadang perlu, guna mengurangi tekanan pada
saraf-saraf spinal.7
3. Diagnosis
Beberapa pemeriksaan yang harus diperhatikan: 7
Bila hanya sedikit pemeriksaan yang tersedia: jika anda tidak dapat melakukan biakan air kemih
atau foto rontgen anda harus memutuskan atas dasar klinis apakah akan memulai pengobatan
atau tidak. Frekuensi dan nyeri pada saat kencing biasanya berkurang secara bertahap. Hal
tersebut mungkin terjadi selama seminggu atau sebulan sebelum anda bertemu penderita,
seperti sistitis akut biasanya bermula secara tiba-tiba dan penderita harus segera mendapat
pertolongan.13 Periksalah secara teliti tanda-tanda tuberkulosis di daerah yang lain, terutama di
epididimis. Jika ragu-ragu, berikan terapi standar untuk sistitis sederhana, jika perderita tidak
menunjukkan perbaikan anda boleh mencoba OAT antituberkulosis. Gejala-gejala biasanya
membaik setelah 10 hari.7,17
TUBERKULOSIS SALURAN GENITALIA WANITA
1. Patogenesis
Tuberkulosis genitalia wanita sebagai akibat penyebaran aliran darah dari infeksi primer.
Tuberkulosis menginfeksi endometrium dan tuba falopi.7
2. Gejala Klinis
3. Diagnosis
1. Pemeriksaan pelvis, massa yang kecil atau besar dapat dirasakan diatas daerah tuba
falopi.
2. Foto rontgen dari saluran genitalia. 7
4. Penatalaksanaan
Penderita membaik dengan OAT. Massa yang luas`bias menghilang. Pembedahan tidak
diperlukan untuk ini. Walaupun penyakit sering tertahan, jika OAT diberikan dengan benar,
kerusakkan pada tuba falopi ini dapat menutup lumen yang sangat kecil sehingga penderita
tetap infertil. Oleh karena ovum mungkin tidak dapat melalui tuba yang menyempit maka
kehamilan ektopik tuba dapat terjadi (tidak dalam uterus namun dalam tuba). Perawatan atau
terapi pembedahan yang terampil dari tuba yang menutup, jika tersedia kadang-kadang dapat
memperbaiki fertilitas.7,17
4. Diagnosis Banding
5. Penatalaksanaan
OAT akan memberikan hasil yang memuaskan jika diberikan dengan baik. Pembedahan hanya
diperlukan jika dicurigai adanya tumor. 7
TUBERKULOSIS USUS/GASTROINTESTINAL/PERITONEAL
1. Patogenesis
Ada tiga bentuk tuberkulosis abdomen: tuberkulosis primer, skunder dan tuberkulosis ileo-
caecal hiperplastik. Secara klinis, bentuk-bentuk primer dan skunder hampir serupa. 7
1. Fokus primer. Dahulu di Eropa disebabkan oleh tuberkulosa Bovinus melalui infeksi dari
susu sapi. Lesi primer mungkin terjadi pada dinding usus besar tetapi lesi-lesi pada
kelenjar limfe mesenterika dan penyebarannya yang menyebabkan timbulnya gejal-
gejala klinik. Pada beberapa kasus, penyakit timbul dari penyebaran hematogen melalui
kelenjar limfe atau peritoneum. Hal ini mengkin sama dengan yang terjadi di Asia Afrika,
dimana penyakit bovines jarang dicurigai, meskipun di banyak negara kita tidak
mempunyai informasi yang cukup. Kelenjar limfe membesar dan jika kelenjar ini pecah,
infeksi akan menyebar ke kavum peritoneum dan dapat terjadi asites. Perlekatan dari
kelenjar-kelenjar usus besar, menyebabkan terjadinya obstruksi. Fistula mungkin terjadi
antara usus dan kandung kencing atau usus dengan dinding perut.
2. Pada bentuk skunder, pasien dengan tuberkulosis paru menelan sputumnya. Kuman
tuberkulosis pada sputum menginfeksi dinding usus, biasanya ileum dan menyebabkan
ulserasi . Fistula dapat terjadi. Infeksi dapat menyebar ke kavum abdomen dan
menyebabkan asites.
3. Tuberkulosis ileo-caecal hiperplastik, merupakan bentuk yang jarang terjadi pada
penyakit ini. Terjadi pada daerah katup ileocaecal.7,10,11
2. Gejala Klinis
Gejala klinis dari tuberkulosis usus yaitu:7
3. Diagnosis
Kecurigaan adanya tuberkulosis abdominal pada penderita yang kehilangan berat badan,
demam, nyeri samar abdomen. Lebih dicurigai lagi jika ditemukan massa di abdomen atau
cairan di abdomen. Kadang-kadang anda dapat menentukan diagnosis dari gambaran klinik,
diperlukan pemeriksaan tambahan antara lain:7
TUBERKULOSIS MATA
Tuberkulosis menyerang mata lebih sering dari pada yang diduga. Kuman dapat tertanam di
bawah kelopak mata melalui debu atau dari batuk orang yang terinfeksi, atau mencapai mata
melalui aliran darah berasal dari fokus primer atau tempat lain.7 Selain itu, terdapat juga
keadaan yang disertai nyeri hebat, yaitu konjunktivitis fliktenular-yang tidak di akibatkan oleh
infeksi langsung, tetapi kemungkinan terjadi akibat “sensitivitas” terhadap tuberkulin yang
dihasilkan dari lokasi fokus primer pada paru atau lokasi lain.7
Konjunktivitis Fliktenularis
Reaksi yang sangat menyakitkan ini dapat terjadi kapan saja pada perjalanan infeksi
tuberkulosis, tetapi paling sering dijumpai pada tahun pertama setelah infeksi. Penyakit tersebut
diawali oleh nyeri, rasa gatal, lakrimasi (mata berair) dan fotofobia (rasa silau yang berlebihan)
pada salah satu atau kedua mata. Ditemukan satu atau lebih bintik kelabu atau kuning disekitar
limbus dimana kornea berbatasan dengan sklera. Sejumlah pembuluh darah kecil mengalir dari
tepi kantung konjunktiva menuju bintik-bintik tersebut. Tiap-tiap bintik bertahan selama sekitar
satu minggu kemudian perlahan-lahan menghilang. Namun bintik itu dapat digantikan oleh
bintik-bintik yang baru.7 Pada serangan yang berat, kornea dapat mengalami ulserasi, bila hal
ini terjadi, timbul nyeri hebat dan pasien tidak tahan menatap cahaya, sehingga menutupi atau
memejam matanya atau duduk pojok yang gelap.7 Bila timbul infeksi sekunder, dapat terjadi
pernanahan dan kornea dapat terkena cacat menetap berupa bintik- bintik putih di lokasi bekas
ulkus.7 Keadaan yang sangat nyeri dan berulang ini terutama mengenai usia 5-15 tahun dan
sering dijumpai di Afrika, India, dan Asia tenggara. Keadaan ini umumnya diakibatkan oleh
tuberkulosis, tetapi dapat juga terjadi pada infeksi Streptococcus haemolyticus.7 Pengobatan:
pupil harus dalam keadaan dilatasi dengan salep atropine 0,25%, bila tidak ditemukan tanda-
tanda infeksi sekunder, pemberian tetes mata hidrokortison 1% dapat memberikan rasa
nyaman dengan cepat, tetapi pengobatan ini tidak dapat diberikan bila terdapat infeksi atau
ulkus kornea. Lanjutkan pengobatan terhadap infeksi primer.7
Uveitis
Kelainan “mutton fat” dapat muncul pada belakang kornea dan iris.7
Retinitis
Lapisan berwarna putih kelabu muncul pada retina dan pembuluh darah balik mungkin
membengkak dengan perdarahan-perdarahan lokal.7
TUBERKULOSIS ADRENAL
1. Gejala klinis
Di negara dimana tuberkulosis sering terjadi, diduga menjadi penyebab 50% dari kasus
insufisiensi adrenal (Addison disease). Kuman tuberkulosis sampai di adrenal melalui aliran
darah.7 Gejala utamanya: kelelahan yang sangat dan kelemahan umum. Sering muntah-muntah
dan diare berulang. Pigmentasi kulit terutama terjadi di daerah yang banyak mengalami
penekanan, misalnya siku atau punggung bagian bawah. Juga timbul bercak-bercak disekitar
mulut, terutama dapat dinilai pada ras kulit putih. Tekanan darah turun. Kadang-kadang uji
tuberkulin dapat membantu. 7
2. Diagnosis
Jika dapat diperiksa, maka kadar Na dalam serum sering dibawah normal dan K plasma yang
tinggi sering terjadi.7 Foto rontgen abdomen menunjukkan adanya kalsifikasi di bagian adrenal
kira-kira pada 20% kasus. Tuberkulosis kelenjar adrenal biasanya meluas tetapi hanya bias
7
diamati dengan USG atau tomografi yang sering tersedia.
3. Penatalaksanaan
Tuberkulosis bisa diobati dengan OAT namun perlu diberikan pengganti hormon-hormon yang
hilang. Seharusnya penderita di rujuk ke dokter ahli yang tepat. 7
3. Lesi Milier
Lesi jarang terjadi, tetapi mungkin banyak ditemukan pada penderita dengan infeksi HIV dan
tuberkulosis. Dapat atau tidak dapat berhubungan dengan tuberkulosis millier generalisata. Ada
3 bentuk :
4. Tuberkulosis Verukosa
Lesi-lesi terjadi pada penderita dengan imunitas yang baik terhadap tuberkulosis, terutama
terlihat pada pekerja kesehatan. Lesi-lesi yang menyerupai kutil terlihat pada bagian tubuh yang
terpapar. Kelenjar getah bening tidak membesar.7,16
5. Luka pada mulut, hidung dan anus
Kadang-kadang terjadi pada penderita dengan tuberkulosis lanjut. Luka dirasakan sangat
nyeri.7,16
6. Skrofuloderma
Merupakan hasil pendesakkan langsung dan kerusakkan kulit dari lesi tuberkulosis yang
mendasari. Biasanya kelenjar limfe, tulang atau epididimis. Sinus biasanya membesar dan
meninggalkan jaringan parut setelah sembuh.7,16
7. Lupus Vulgaris
Biasanya pada kepala dan leher. Sering juga pada batang hidung dan pipi. Tampak gambaran
nodul seperti jeli. Kadang-kadang mengalami ulserasi. Hal ini akan menimbulkan jaringan parut
yang luas dan kerusakkan jaringan wajah. Kuman tuberkulosis jarang terlihat tetapi uji
tuberkulin biasanya positif. Umumnya penyakit ini kronik. Diagnosisnya dapat terlewatkan
selama sekian tahun.7,16
8. Tuberkulid
Berupa penebalan kulit yang berbentuk bundar, bersifat local, warna merah kebiruan, agak
menonjol dan agak nyeri. Terutama terdapat pada bagian belakang dari betis. Tes tuberkulin
hampir selalu positif. Lesi demikian tidak selalu disebabkan oleh tuberkulosis.7,16
9. Penatalaksanaan Tuberkulosis Kulit dan Abses
Semua kelainan kulit dan jaringan di bawah kulit bereaksi baik terhadap OAT anti tuberkulosis.
7,16
2.6 PENCEGAHAN